1.Modul-1-Hakikat IPA Dan Pembelajaran IPA
1.Modul-1-Hakikat IPA Dan Pembelajaran IPA
maka kita
15
dan Hakikat Pembelajaran IPA akan memberikan kontribusi dalam profesi anda
sebagi guru.
Unit 1 ini dibagi dalam 3 sub-Unit. Sub-Unit 1 tentang karakteristik IPA,
sub-Unit 2 tentang kedudukan IPA sebagai proses, produk, serta sikap, dan subUnit 3 tentang belajar dan pembelajaran IPA menurut teori behavioristik dan
konstruktivistik terhadap pembelajaran IPA SD.
16
SUB-UNIT 1.1
HAKIKAT IPA
A.
PENGANTAR
Sub-Unit 1.1 ini akan mengajak kita untuk mengkaji hakikat IPA, baik
B.
URAIAN
1.
Karakteristik IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti
pengetahuan. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural
science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam
(IPA).
Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai
systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and
based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun
17
Namun dalam hal-hal tertentu, konsep IPA adalah hasil tanggapan pikiran
manusia atas gejala yang terjadi di alam Seorang ahli IPA (ilmuwan) dapat
memberikan sumbangan besar kepada IPA tanpa harus melakukan sendiri suatu
percobaan, tanpa membuat suatu alat atau tanpa
melakukan observasi.
18
IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai ilmiah
perubahan kimia pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami
perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat
dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat
dikembalikan ke sifat semula.
b.
19
IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain
d.
IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan baganbagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut
(Depdiknas, 2006).
e.
IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau
penyelidikan,
pengujian
hipotesis
melalui
eksperimentasi;
evaluasi,
20
Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses
berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk mempelajari
pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang
melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda
(panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang
diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran
kuantitatif yang akurat. Misalnya data panjang awal benda sebelum
dipanaskan dan data panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam kurun
waktu tertentu. Proses ini melibatkan alat indra untuk mencatat data dan
mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.
2.
3.
21
mungkin keadaan panas benda yang sama, dirasakan oleh dua orang atau
lebih yang berbeda, hasilnya berbeda-beda pula sehingga data yang diperoleh
tidak obyektif..
4.
untuk
dikomunikasikan
dan
dipertahankan
dengan
menghadirkan ahlinya.
5.
Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang
harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam
belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan,
memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji
penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan
gagasannya pada pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua
segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau
minds-on (NRC, 1996:20). Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk
belajar IPA, siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui
kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.
22
C.
LATIHAN
Siapkan sebatang lilin, mistar plastik 30 cm, dan sebuah korek api! Ukurlah
panjang lilin, catatlah hasil pengukuran ini!
2.
23
3.
4.
5.
Lakukan kegiatan 1-4 di atas samapi 3 atau 4 kali agar diperoleh hasil yang
mantap!
6.
D.
RANGKUMAN
IPA memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
bidang ilmu lain. Karakteristik IP tersebut yaitu; 1) IPA mempunyai nilai ilmiah,
artinya kebenaran-kebenaran IPA dapat dibuktikan kembali oleh semua orang
dengan melakukan prosedur yang sama seperti yang dilakukan penemunya; 2)
IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang
yang berkaitan dengan gejala-gejala alam; 3) IPA merupakan pengetahuan teoritis
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu denga
melakukan
observasi,
eksperimentasi,
penyimpulan,
penyusunan
teori,
eksperimen, observasi demikian seterusnya sehingga saling terkait satu sama lain;
4) IPA meliputi 4 unsur yaitu proses, produk, aplikasi, dan sikap. Karakteristik
belajar IPA meliputi 1) melibatkan hampir semua indera, seluruh proses berpikir,
dan berbagai gerakan otot; 2) Belajar IPA memerlukan berbagai teknik (cara),
24
E. TES FORMATIF
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan uraian secara
runtut dan jelas!
1.
2.
3.
4.
E.
UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban sub-Unit 1.1 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi sub-Unit 1.1.
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =
X 100%
Skor total (25)
25
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi
skor berbeda. Jika jawaban benar, setiap butir soal diberi skor
5.
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
sub-Unit 1.1 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Pertanyaan
1.
Ketika anda melihat tayangan proses pemuaian atau gelombang, aktivitasaktivitas mental dan fisik apa yang anda alami?. Sebutkan!
2.
Cobalah anda cari alternatif lain untuk dapat menunjukkan perubahan panjang
batang logam yang dipanaskan seperti pada fenomena yang ditampilkan pada
website? Mengapa anda memilih alternatif demikian?, Jelaskan!
3.
26
SUB-UNIT 1.2
KEDUDUKAN IPA SEBAGAI
PROSES, PRODUK DAN SIKAP ILMIAH
A. PENGANTAR
Sudah siapkah Anda? Marilah kita mulai untuk mengikuti pembelajaran
dalam sub-unit 2 ini. Materi dalam sub-Unit 2 ini akan mengajak Anda untuk
mengkaji kedudukan IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah. Setelah Anda
menyelesaikan belajar materi kajian dalam sub-Unit 2 ini, ada sejumlah
kompetensi yang hendaknya akan Anda capai, yaitu Anda dapat 1) menjelaskan
kedudukan IPA sebagai proses; 2) menunjukkan 9 macam keterampilan proses
dasar dalam
IPA;
4)
B. URAIAN
27
(1997:5)
mengartikan
keterampilan
proses
IPA
adalah
keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Ditinjau dari tingkat kerumitan
dalam penggunaannya, keterampilan psroses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi
(integrated skills) (Moejiono dan Dimyati, 1992:16). Keterampilan-keterampilan
proses dasar menjadi dasar untuk keterampilan-keterampilan proses terintegrasi
yang lebih kompleks. Contoh: seseorang untuk dapat menabulasikan data (jenis
keterampilan proses terintegrasi) maka lebih orang tersebut harus memiliki
keterampilan mengukur (jenis keterampilan proses dasar).
a.
1)
Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera.
Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat,
dengar, raba, rasa, dan cium.
Pada tahap ini seseorang belajar mengumpulkan petunjuk. Kegiatan inilah
yang membedakan antara pengamatan dengan penarikan kesimpulan atau
pengajuan pendapat. Contoh kegiatan keterampilan proses IPA adalah merasakan
air gula, meraba permukaan daun, mendengarkan bunyi dari dawai yang dipetik,
mengamati daur air, mencium bau tape. Hasil dari pengamatan ini disebut fakta.
Pengamatan dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif terjadi
apabila pelaksanaan pengamatan hanya menggunakan pancaindera dalam rangka
untuk memperoleh informasi. Pengamatan kuantitatif terjadi manakala dalam
pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera juga menggunakan peralatan
lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.
28
2) Menggolongkan/Mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa
berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis dari
obyek atau peristiwa yang dimaksud. Dua hal penting yang perlu dicermati dalam
mengembangkan keterampilan mengklasifikasi adalah (1) kegiatan menghimpun
hasil pengamatan dan menyajikan dalam bentuk tabel hasil pengamatan, dan (2)
kegiatan memilah hasil pengamatan sesuai sifat khusus yang dimiliki oleh obyek
dan/atau peristiwa serta menyajikannya dalam tabel klasifikasi atau penggolongan
atau pengelompokan.
Untuk mengetahui pemahaman Anda terkait dengan pengembangan
keterampilan proses mengklasifikasi ini, cobalah Anda berlatih mengembangkan
keterampilan ini melalui kegiatan mengumpulkan daun dari berbagai jenis
tumbuhan dengan berbagai bentuk tulang daun yang dimiliki. Amati bentuk
tulang daun dari berbagai jenis tumbuhan amatan, masukkan hasil pengamatan
Anda ke dalam tabel hasil pengamatan bentuk-bentuk tulang daun. Kelompokkan
daun-daun tersebut berdasarkan bentuk tulang daunnya! Gunakan tabel-tabel
untuk mempermudah pencatatan data yang anda peroleh
3) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan
satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan
mengukur diperlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda yang
diukur. Contoh kegiatan mengukur adalah mengukur panjang, lebar, tinggi almari
dengan menggunakan alat ukur panjang yang sesuai yaitu meteran gulung (roll
meter), bukan menggunakan penggaris plastik. Hal penting yang perlu
diperhatikan ketika akan menggunakan alat ukur adalah cara menggunakan alat
ukur, kapasitas maksimal alat ukur, dan nilai skala alat ukur. Kesalahan dalam
cara menggunakan alat ukur tertentu dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
4) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio
29
5) Menginterpretasi Data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari
pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan. Menginterpretasi
berarti memberi arti/makna, misal: mengartikan tabel data, mengartikan grafik
data. Menginterpretasi juga diartikan menduga dengan pasti sesuatu yang
tersembunyi dibalik fakta yang teramati. Contoh: Berikut ini tabel data
pengukuran suhu pada pemanasan 500 cc (500 ml) air selama 15 menit, dengan
frekuensi pengukuran setiap 3 menit.
Frekuensi pengukuran
Suhu
0 menit
280C
3 menit ke 1
42,50C
3 menit ke-2
570C
3 menit ke-3
730C
3 menit ke-4
85,50C
3 menit ke-5
97,50C mendidih
30
tidak konstan. Karena banyaknya kalor yang diserap tidak konstan, maka
kenaikan suhu juga tidak konstan.
6) Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan polapola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara
mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada,
mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola
kecenderungan. Prediksi berkaitan erat dengan observasi, klasifikasi, dan
penarikan kesimpulan. Prediksi didasarkan pada observasi yang seksama dan
penarikan kesimpulan yang sahih mengenai hubungan antara peristiwa-peristiwa
yang diobservasi.
7) Menggunakan Alat
Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat
untuk kegiatan pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
8) Melakukan Percobaan
Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian
terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
9) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek
berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui. Contoh: Data peranan air
terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah pada tabel di atas memberikan
informasi tanaman kacang tanah pada pot V (tidak diberi air) tidak dapat tumbuh
baik seperti pada empat pot lainnya. Diprediksikan pada hari ke-8 tanaman mati
karena tanda-tanda pertumbuhan tidak berlanjut seperti pada empat tanaman
31
lainnya . Dari fakta tersebut menunjukkan tanaman yang diberi air terus tumbuh,
sementara yang tidak diberi air mati. Jadi dapat disimpulkan tanaman memerlukan
air untuk pertumbuhannya.
b.
1) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan salah satu tahapan dari suatu kegiatan
penyelidikan ilmiah, setelah masalah yang akan diteliti ditetapkan. Suatu masalah
perlu dirumuskan agar jelas variabel-variabelnya dan jenis data yang perlu
dikumpulkan. Masalah tersebut harus dapat dirumuskan sedemikian rupa sehingga
hanya dapat dijawab dengan pengamatan dan percobaan di dunia ini. Rumusan
tersebut yang kemudian disebut sebagai rumusan masalah (Arif, 1982: 28). Untuk
itu dalam rumusan masalah harus secara tegas menunjukkan jenis variabelnya.
Contoh: Bagaimanakah hubungan antara penerapan pendekatan siklus belajar
dengan kemampuan siswa mengaplikasi konsep dalam pembelajaran IPA di kelas
V, SD Kartika Kota Malang?.
2) Mengidentifikasi Variabel
Mengidentifikasi variabel merupakan suatu kegiatan menentukan jenis
variabel dalam suatu penelitian. Arikunto, (1993: 91) mengartikan variabel adalah
obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
32
4)
Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel merupakan kegiatan menentukan atau mengatur
5)
33
6)
disusun secara sistematis. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, dan atau/ gambar disesuaikan dengan jenis datanya. Contoh tabel data
untuk percobaan yang dicontohkan di atas adalah disajikan di bawah ini.
Tabel 2.5 Data Peranan Ketinggian Benda Terhadap Waktu Jatuh Benda
7)
No
Tinggi tempat (h) dalam meter Waktu jatuh (t) dalam detik
1 (kontrol)
Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk
8)
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari peneliti
34
sebagai Apakah
hipotesis dari rumusan masalah tersebut adalah Waktu jatuh benda diduga atau
kemungkinan ditentukan oleh ketinggian kedudukan benda yang jatuh. Jawaban
tersebut masih perlu diuji kebenarannya melalui percobaan/penyelidikan.
9) Merancang Penelitian
Merancang penelitian merupakan keterampilan proses yang terdri dari
urutan berbagai keterampilan proses. Keterampilan proses merancang penelitian
dapat dikembangkan di SD/MI diawali di kelas tinggi (IV, V, dan VI). Secara
berurutan kegiatan merancang penelitian minimal terdiri atas proses-proses IPA:
(1) membuat pertanyaan-pertanyaan (merumuskan masalah) dari sebuah topik
pembelajaran yang sesuai untuk didekati melalui penyelidikan, (2) merumuskan
hipotesis, (3) memilih alat dan bahan dan merancang cara kerja percobaaan untuk
menguji hipotesis yang difasilitasi oleh guru, (4) memperkirakan hasil yang
diharapkan dari masalah yang akan dipecahkan, dan (5) membuat format pencatat
data untuk mengumpulkan data.
35
Produk IPA yang disebut istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari
benda-benda dan gejala-gejala alam, orang, tempat. Contoh: malaria (sebutan),
lamda (simbol untuk panjang gelombang), matahari (nama benda), angin puting
beliung (gejala alam), Newton (nama orang), Galapagos (nama tempat).
Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benarbenar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Sementara itu Susanto
(1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda,
tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian. Sifat yang
dimaksud dapat berupa wujud, bentuk, bangun, ukuran, warna, bau, rasa dan yang
lainnya. Contoh;
1) fakta mengenai sifat: air jeruk rasanya asam.
2) fakta mengenai waktu: Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal
17 Agustus 1945.
3) fakta mengenai tempat: Ujung Kulon (tempat suaka badak bercula satu)
4) fakta mengenai orang: Mukibat (adalah orang Indonesia penemu teknik
menyambung singkong).
36
bensin, spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah
sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu
tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih
rendah, tidak dapat dimampatkan.
3) Konsep yang merupakan hubungan antara fakta-fakta, yaitu konsep bunyi.
Fakta-fakta yang berhubungan misalnya (i) gong dipukul bergetar
menghasilkan bunyi, (ii) dawai gitar dipetik bergetar menghasilkan bunyi,
(iii) kaleng dipukul bergetar menghasilkan bunyi, terompet ditiup
membrannya bergetar menghasilkan bunyi dan fakta yang lainnya. Faktafakta tersebut berhubungan dalam hal benda yang bergetar-menghasilkan
bunyi. Dari fakta-fakta yang berhubungan ini dibuatlah konsepbunyi
sebagai bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari getaran suatu benda.
Prinsip diartikan sebagai generalisasi tentang hubungan antara konsepkonsep (Iskandar, 1997: 3). Contoh prinsip dalam IPA: Semua benda dipanaskan
mengalami kenaikan suhu. Prinsip tersebut menghubungkan konsep-konsep
benda, pemanasan, suhu. Prinsip ini dibangun melalui berpikir analitik, sebab
merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa fakta. bersifat tentatif
karena prinsip sewaktu-waktu dapat berubah jika observasi baru dilakukan
menghasilkan hal baru. Para ilmuwan mengatakan bahwa prinsip merupakan
deskripsi yang paling tepat tentang obyek atau kejadian/fenomena. Dalam IPA
prinsip dapat berupa hipotesis, teori atau hukum. Contoh: hukum Mendel, hukum
Newton.
37
Prosedur fotositesis
3.
ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11). Sikapsikap ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak
dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti
menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus
mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan
hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip,
maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan
lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung
gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya
sendiri.
d. Tidak mencampur-adukkan fakta dengan pendapat. Contoh: tinggi batang
kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima
hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot
A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat
bukan fakta.
f. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk
cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh,
selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya
sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan
38
C. LATIHAN
1. Kumpulkan daun sebanyak-banyaknya, amati dan catat datanya ke dalam tabel
di bawah ini!
Tabel Hasil Pengamatan Bentuk-bentuk Tulang Daun
No
Nama
tumbuhan
Lombok
Dst
menyirip
Melengkung
3
Dst
2.
No
menyirip
Sejajar
Menjari
Lombok
Mangga
Dst
Dst
Melengkung
Amati Tabel data di bawah ini, prediksikan apa yang mungkin akan terjadi
selanjutnya pada tanaman kacang tanah pada pot nomor V pada hari ke-8?
jelaskan mengapa terjadi seperti itu?
39
Pot I
cm
Pot II
cm
Pot III
cm
Pot IV
cm
Pengukuran
tinggi batang
hari ke...
1
Pot V
cm(tanpa
air)
-
0,5
0,5
0,6
0,5
1,2
1,1
1,2
1,2
0,4
2,0
1,9
2,0
2,0
0,45
2,8
2,8
2,8
2,85
0,5
3,7
3,6
3,6
3,6
0,5
4,5
4,5
4,4
4,5
0,5
5,3
5,4
5.3
5,4
....?
3.
Apakah sifat hidung mancung itu disebut fakta?. Jika setuju atau tidak
setuju, kemukakan dengan alasan yang logis!
2.
Diprediksikan tanaman kacang tanah pada pot V (tanaman coba tanpa diberi
air), pada hari ke 8 akan mati, karena tanaman tersebut sejak awal sampai hari
ke 7 tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang normal seperti
keempat tanaman coba lainnya. Sementara keempat tanaman lainnya makin
lama makin bertambah tinggi, sedangkan tanaman pada pot V tetap 0,5 cm
atau jawaban lain yang semakna.
40
3.
Sifat hidung mancung bukan fakta tetapi persepsi atau hasil interpretasi,
karena hidung mancung bukan ukuran hasil pengamatan, selain itu sifat
mancung itu relatif. Si Fulan mengatakan mancung, belum tentu bagi si
Anang. Sementara fakta itu adalah berupa sifat (tetapi sama untuk semua
orang), waktu, tempat, dan orang. Jadi hidung mancung bukan fakta.
D. RANGKUMAN
Kedudukan IPA pada dimensi proses ditunjukkan oleh sejumlah
keterampilan proses IPA dasar dan terintegrasi. Keterampilan proses IPA
diartikan sebagai keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Dalam proses
IPA terkandung cara kerja dan cara berpikir untuk kemajuan IPA itu sendiri.
Proses-proses IPA yang termasuk ke dalam keterampilan proses IPA dasar adalah
mengamati,
mengukur,
mengklasifikasi,
menginterpretasi,
memprediksi,
masalah
variabel,
penelitian/percobaan,
mendeskripsikan
mengidentifikasi
hubungaan
antar
dan
variabel,
karena
41
ilmiah meliputi: obyektif terhadap fakta, tidak cepat mengambil kesimpulan jika
data yang mendukung belum kuat/lengkap, berhati terbuka, berhati-hati, tidak
mencampur adukkan fakta dengan pendapat, ingin menyelidiki
D.
TES FORMATIF
42
E. UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban sub-Unit 1.2 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi sub-Unit 1.2.
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =
X 100%
Skor total (75)
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi
skor berbeda. Jika jawaban benar, setiap butir nomor diberi
skor 5, kecuali butir soal nomor 5 diberi skor 20 jika
jawabannya benar.
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
sub-Unit 1.2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
43
44
SUB-UNIT 1.3
HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA
A. PENGANTAR
Sub-Unit 1.3 ini akan mengajak Anda untuk mengkaji secara cermat dan
seksama hal-hal yang berkenaan dengan hakikat pembelajaran IPA SD/MI. Untuk
itu marilah kita baca secara seksama paparan bahan ajar pada bagian ini. Setelah
pengkajian secara mendalam tentang materi sub-Unit 3 ini diharapkan Anda dapat
1) menjelaskan pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut teori belajar
behavioristik; 2) menjelaskan pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut
teori
konstruktivistik;
3)
menjelaskan
dampak
pengertian
belajar
dan
B. URAIAN
Sudah kenalkah Anda dengan teori-teori belajar? Bagi anda yang sudah
mengenal marilah disegarkan kembali memori terhadap teori-teori tersebut,
sedangkan bagi anda yang belum kenal marilah mengkaji teori-teori belajar
tersebut agar memahami apa sebenarnya belajar itu.
1.
dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu: (i) Ivan Pavlov dengan teori classical
conditioning, (ii) Skinner dengan teori operant conditioning, dan (iii) Bandura
dengan teori observasional atau teori belajar sosial. Secara umum teori belajar
perilaku menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang
dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus-stimulus dan respon-
45
lingkungan,
b. Pembelajaran Behavioristik
Apa dan bagaimanakah pembelajaran behavioristik itu? Pembelajaran
behavioristik merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan
teori
46
: IPA SD
Kelas
:4
Langkah-langkah
1) Menetapkan tujuan mata pelajaran IPA SD Kelas, ada 7 butir tujuan. Tujuan
mata pelajaran ini sama untuk semua tingkatan kelas, sedangkan yang
membedakan antar tingkatan kelas adalah adalah tujuan yang dirumuskan
dalam SK dan KD (tujuan-tujuan ini tujuan yang dihipotesiskan untuk dicapai
siswa). Terdapat dua kemungkinan bagi para siswa dalam pembelajaran dan
penguatan mata pelajaran yaitu (1) menguasai , atau (2) tidak menguasai.
2) Menyusun materi bahan ajar yang diduga dapat mewujudkan kompetensikompetensi. Materi bahan ajar tersebut yang tersurat dalam rumusan KD mata
pelajaran di semua semester (ganjil dan genap). Contoh: di semester ganjil
materi ajar kelas 4 tersusun secara terurut mulai KD 1.1 s.d KD 6.3, di
semester genap KD 7.1 s.d KD 11.3.
3) Menyusun urutan belajar. Dalam tahap ini guru membelajarkan siswa
mengikuti hirarki KD-KD dalam kurikulum. Jika misalnya KD 1.1 sudah
berhasil diselesaikan dan dikuasai berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
maka pembelajaran baru boleh dilanjutkan ke KD 1.2, dan seterusnya.
Penguatan-penguatan yang diberikan berupa latihan atau tugas. Jika siswasiswa dapat berhasil menyelesaikan latihan/tugas dengan baik sesuai standar,
47
siswa merasa senang dan mendapat pujian, tetapi manakala belum berhasil
siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki (ini merupakan hukuman).
4) Menetapkan cara untuk memvalidasi hirarki belajar. Misal, dengan cara:
mengukur hasil belajar dari materi ajar yang disusun secara hirarkis dari yang
sederhana ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
konkrit ke yang abstrak, dari yang dekat ke yang jauh, melalui teknik tes dan
non tes yang meliputi domain/ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif merujuk apa yang dipikirkan seseorang; domain afektif
(sikap) merujuk kepada apa yang dirasakan seseorang, dan domain
psikomotorik (keterampilan) merujuk kepada yang dilakukan seseorang.
Hasil belajar dari tiga domain ini terbentuk dan tercermin secara simultan.
a.
48
b.
2) Berpikir irreversibel
Berpikir irreversibel artinya anak tidak mampu memecahkan masalah
yang memerlukan berpikir reversibel. Contohnya sebagai berikut; Apakah kamu
mempunyai saudara? Ya Siapa namanya? Hasan Apakah Hasan
49
mempunyai saudara? Tidak Jadi dari contoh tersebut secara jelas dapat
dipahami bahwa anak belum dapat berpikir balik.
3) Sifat egosentris
Anak bersifat egosentris. Fenomena berpikir egosentris ditunjukkan oleh
anak kesulitan untuk menerima pendapat orang lain. Sifat egosentris yang
dimaksud memasuki kawasan bahasa dan komunikasi, bukan personalitas
(individu) anak. Contoh: pada waktu anak pra-operasional bermain bersama-sama.
Pembicaraan egosentris mereka adalah bahwa anak-anak itu saling berbicara
tetapi sebetulnya tanpa mengharapkan saling berbicara atau saling menjawab.
4) Berpikir Statis.
Bila kepada anak yang berkemampuan berpikir statis tersebut ditunjukkan
dua bola dari plastisin yang sama besarnya. Selanjutnya salah satu bola tersebut
diubah bentuknya seperti sosis. Kemudian kepada anak tersebut ditanyakan
masih sama banyakkah zat pada kedua lilin ini?, anak akan menjawab yang
berbentuk sosis lebih besar.
c.
50
d.
untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Periode ini disebut juga
tahap adolesen. Anak mulai dapat memecahkan masalah verbal yang serupa.
Misal: Abas lebih putih dari Hasan. Abas lebih hitam dari Budi. Siapakah yang
terhitam dari ketiga anak ini?
Ciri-ciri umum anak pada periode operasional formal yaitu:
1) berpikir hipotetis-deduktif (dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis
dalam menanggapi masalah, dan memeriksa data terhadap hipotesis untuk
membuat kputusan yang layak; tetapi belum dapat menerima atau menolak
hipotesis)
2) berpikir proposisional (dapat menangani pernyataan/proposisi proposisi
yang memerikan data konkret, dan dapat menangani proposisi yang
berlawanan dengan fakta)
3) berpikir kombinatorial (berpikir meliputi semua kombinasi benda-benda,
gagasan-gagasan atau proposisi-proposisi yang mungkin)
4) berpikir refleksif (dapat berpikir tentang berpikirnya)
Jadi berdasarkan teori ini, penerapannya dalam mengajar adalah bahwa
mengajar perlu memperhatikan tahap perkembangan intelektualnya. Setiap
individu dalam perkembangan intelektualnya selalu melalui tahapan-tahapan
tersebut tetapi yang dapat berbeda dalah kecepatan perkembangannya.
3.
Belajar Konstruktivistik
Belajar kontruktivistik mengedepankan dan mengakui bahwa anak
51
dari waktu ke waktu. Pemikiran ilmiah yang dimiliki siswa bersifat sementara,
tidak statis dan merupakan proses konstruksi dan reorganisasi yang berlangsung
terus menerus dan setiap pengetahuan mengandalkan suatu interaksi dengan
52
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
bekerja dengan teman dalam konstruksi sosial yang berarti bagi dirinya
i.
dengan konstruktivis
Pedagogi
Evaluasi
Paradigma Behavioris
Paradigma Konstruktivis
Daftar materi obyek belajar; Nilai
dari
inkuari
dan
pasti; kebenaran yang tak perlu diskoveri; tergantung proses
dibantah; ditetapkan dari atas
siswa; penjelasan yang terbaik
saat itu; ditetapkan atas
kesepakatan antara siswa dan
guru
Belajar
sebagai
perubahan Belajar sebagai konstruksi
tingkah
laku;
sedangkan pengetahuan melalui interaksi
pengajaran
sebagai
alih berbagai aspek belajar.
pengetahuan.
Pengajaran sebagai investigasi
(pencarian) pengetahuan
Reproduksi pengetahuan sebagai Menunjukkan
pengetahuan
bukti bagi perolehannya
yang telah dikonstruksi.
53
C. LATIHAN
Diskusikan dan jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!.
1.
2.
3.
4.
Rambu-rambu jawaban
1. Jawaban Anda benar jika belajar dan pembelajaran behavioristik dicirikan oleh
4 hal yaitu: (a) lingkungan belajar sebagai bagian penting dari pembelajaran,
(umumnya berupa penguatan/reinforsemen); (b) pemberian stimuli dalam
belajar dan pembelajaran; (c) terbentuk respon sebagai manifestasi hasil
belajar; dan (d) materi ajar disusun secara berurutan (hirarkis).
2. Dampak
pengertian
belajar
dan
pembelajaran
behavioristik
terhadap
Melakukan
investigasi/penyelidikan
Memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengumpulkan buktibukti/fakta-fakta sebagai bahan untuk mengkonstruksi pengetahuannya atas
bantuan guru (atau melalui kerja sama dengan teman). Terjadi interaksi yang
54
D. RANGKUMAN
Belajar dan pembelajaran menurut paradigma behavioristik adalah
merupakan perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen. Pembelajaran
behavioristik ditekankan pada penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
(biasanya berupa pemberian penguatan), adanya stimuli, respons siswa merupakan
bentuk hasil belajar, materi ajar disusun secara hirarkis.
Belajar dan pembelajaran menurut paradigma kontruktivistik adalah
merupakan proses membangun pengetahuan yang bermakna melalui pencarian
hubungan antara pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang sedang
dipelajari, siswa berinteraksi multi arah dengan memanipulasi alat dan bahan di
lingkungan sekitar sebagai wahana proses belajarnya yang dalam pelaksanaannya
difasilitasi oleh guru.
E. TES FORMATIF
1.
2.
3.
4.
5.
Temukan
perbedaan
penting
antara
assesment
pada
pembelajaran
55
E. UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban sub-Unit 1.3 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi sub-Unit 1.3.
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =
X 100%
Skor total (25)
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi
skor skor 5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 100%
= baik sekali
80 - 89%
= baik
70 79%
= cukup
< 70%
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
sub-Unit 1.23 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
56
3. Jawaban Anda harus memuat penjelasan Alat ukur digunakan untuk dapat
memperoleh data yang kita inginkan yang lebih akurat (skor = 2); dan alasan
yang mengemukakan bahwa penyebab keterbatasan kemampuan alat indera
kita dalam memberikan hasil pengukuran yang akurat sehingga dibutuhkan alat
ukur dalam pengamatan. Misal kita tidak dapat mengetahui suhu benda dengan
tepat tanpa bantuan thermometer.(skor = 3).
4. Yang harus dilakukan seseorang agar temuannya di bidang IPA mempunyai
nilai objektivitas yang tinggi adalah dengan cara membawa temuan ke sidang
ilmiah regional, nasional, atau internasional (skor = 5)
5. Anda benar jika pemahaman Anda terhadap ukuran jengkal tidak objektif
(skor = 2); sebab ukuran jengkal tidak konstan, sehingga data pengukuran
dengan jengkal menjadi sangat bervariasi (skor = 1,5). Contoh: Benda yang
sama bila diukur dengan jengkal orang yang berbeda hasilnya tidak sama, jadi
tidak objektif (skor = 1,5).
57
Variabel bebas: jenis tekstur tanah. Jenis tekstur tanah ini dijadikan
variabel bebas karena jenis tekstur tanah yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman jagung.
Variabel control: jenis tekstur tanah yang sama. Tekstur yang sama
memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan, sehingga hasil
ini memperkuat hasil bahwa pertumbuhan yang berbeda hanya
disebabkan oleh perbedaan jenis tekstur tanah yang berbeda pula.
Variabel bebas: jenis tekstur tanah yang digunakan adalah tekstur pasir,
liat, dan lempung dengan jumlah tanah yang sama banyak dan kondisi
awal (tingkat kekeringan) yang sama pula.
6.
Penjelasan IPA sebagai produk cukup jelas (bacalah uraian tentang IPA pada
dimensi produk)
7.
8.
Jawaban Anda benar, jika fakta-fakta dari konsep pemuaian pada benda
padat adalah seperti tabel hasil percobaan di bawah ini.
No
Nama benda
Potongan seng
........
........
Potongan aluminium
........
.........
58
9.
respons sebagai bentuk hasil belajarnya berupa perubahan tingkah laku, (d)
siswa yang berhasil diberi pujian.
3. Anda benar, jika jawaban Anda mengarah pada informasi tentang (a)
kemampuan anak berpikir konkret adalah bahwa anak hanya dapat melakukan
operasi-operasi mental dalam proses belajarnya dengan memanipulasi bendabenda konkret, (b) karena anak tersebut belum mampu berpikir hal-hal yang
abstrak,. (c) Contoh anak belajar tentang benda padat. Agar anak mampu
membangun konsep benda padat, maka kepada mereka diberikan berbagai
benda padat di lingkungan sekitar untuk dipegang, diraba, dibau, diukur,
59
bukti-bukti/fakta-fakta
yang
terkumpul
dijadikan
sarana
untuk
60