Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, kasih dan karuniaNya
sehingga Makalah Farmakognosi yang berjudul Minyak Atsiri dapat selesai
dengan lancar. Maksud dari penulisan makalah ini adalah mengkaji lebih dalam
tentang minyak atsiri, kegunaannya dalam kehidupan, dan peningkatan mutu
minyak atsiri berdasarkan kajian dan penelitian secara kimia.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu membangun gagasan ini terutama dari
Dosen Pengampu yakni Dr. Emrizal M.Si, Apt. Penulis juga tahu dan sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat berkembang dengan lebih
baik. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang
memiliki bau spesifik. Bau tersebut ditimbulkan oleh tanaman, baik dari
batang, daun, rimpang atau keseluruhan bagian tanaman. Bau khas tsb,
ternyata ditimbulkan secara biokimia sejalan dengan perkembangan proses
hidupnya sebagai suatu produk metabolit sekunder yang disebut minyak
atsiri. Minyak ini dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapat memberi ciri tersendiri yang
berbeda-beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Minyak ini bukan
merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun oleh gabungan dari berbagai
senyawa pencetus bau lainnya yang jenis, sifat dan khasiatnya berbeda.
Minyak atsiri disebut juga minyak essensial, istilah essential dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Minyak atsiri yang
disebut juga minyak eteris atau minyak terbang banyak diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan teknologi di bidang minyak atsiri
maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya
dalam kehidupan manusia semakin meningkat. Minyak atsiri tersebut
digunakan sebagai bahan pengharum atau pewangi pada makanan, sabun,
pasta gigi, wangi-wangian dan obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhan itu,
sebagian besar minyak atsiri diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil
minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme
dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan
kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar pada
jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin,
misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan
oleh tanaman dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim
atau dapat dibuat secara sintesis.
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan minyak atsiri.
2. Menjelaskan sifat fisika dan kimia minyak atsiri.
3. Menjelaskan minyak atsiri golongan ester.
4. Menjelaskan contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri golongan
ester.
5. Menjelaskan metode memperoleh minyak atsiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sifat Kimia
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma
tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.
Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun
dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok
terpenoid dan fenil propana.
3. Sifat Biologi
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna.
Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat
teroksidasi. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap,
diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri ester yang terdapat dalam minyak atsiri sangat banyak jenisnya,
tetapi yang umum terdapat adalah ester asetat dari terpineol, borneol dan geraniol.
Senyawa lain yang terdapat dalam minyak atsiri adalah senyawa alil-isotiosianat
didalam minyak mosterd metil salisilat didalam oleum gaultheriae.
1. JASMIM FOLIUM
Nama lain
: Daun Melati
Penggunaan
Bunga melati J. officinale pada tingkat ketuaan M-1 berwarna putih keunguan, saat
panen tidak harum tetapi menjadi harum setelah mekar. Ukuran bunga telah optimal
(bobot kuntum 0,98 0,01 g, diameter kuntum 4,15 0,47 mm, dan panjang kuntum
20,16 1,78 mm).
(myrtinyl asetat)
lynalol (2,9%),
Z. jasmone (20,2%),
Lauraceae.
Cinnamaldehyde
Minyak kulit kayu manis mengandung: sinamaldehid (merupakan fenil propanoid
golongan fenil propena)
-
Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol, simen. Zat
penyamak, damar, bornil asetat
Komposisi kimia yang terdapat dalam minyak kayu manis jenis Cassia adalah sinamat
aldehyde, sinamil acetate, salisil aldehyde, asam sinamat, asam salisilat, o-metoksin,
benzaldehyde, metal o-coumaraldehyde, dan phenil propil asetat.
Penggunaan :
Pemerian
3.
: Kulit batang
Santalol (seskuiterpenalkohol)
(analgesik),
meredakan
kolik
angin
dalam
perut
Daun:
-Asma.
Folium
untuk
Daun
Gandapura.
(Depkes,
1985)
Metil salisilat
Khasiat gandapura sebagai : Karminatif dan antiseptik.
10
Family : Lamiaceae
Kandungan :
-
alpha-pinene (0,22%)
camphene (0,06%)
beta-myrcene (5,33%)
cymene (0,3%)
limonene (1,06%)
cineol (0,51%)
linalool (26,12%)
borneol (1,21%)
terpinen-4-ol (4,64%)
caryophyllene (7,55%)
Linalool
Kegunaan
Rileksasi saraf
Aromaterapi
Menanggulangi insomnia
Mengusir serangga
11
Family
: Lamiaceae
D- PIPERITONE
NEOMENTOL
12
Kegunaan
mengurangi
ketegangan
otot
(antipasmodik),
Family
: lamiaceae
TIMOL
Kegunaan
KARVAKROL
: batuk
13
Family
: limiaceae
Nama daerah
: timi
BORNEOL
PINENE
LINALOOL
BORNYL ASETAT
14
Kegunaan
:obat batuk
Khasiat kandungan :
Minyak atsiri dalam thyme mempunyai pengaruh sebagai penenang dalam otot
halus. Efek karminatifnya berguna untuk mengatasi dispepsia,
kandungan tannin yang tinggi membantu mengatasi diare.
Thymol 20 kali lebih antiseptik daripada fenol, tetapi tidak mempunyai efek
iritasi terhadap mukosa usus sehingga aman untuk digunakan.
Minyaknya telah terbukti efektif dalam mengatasi serangan bakteri Grampositif and Gram-negatif, fungi, dan yeasts seperti Candida albicans.
Asam Rosmarinat mempunyai efek anti-inflammatory.
Komponen yang pahit dalam thyme merangsang selera, membantu pencernaan
dan meningkatkan fungsi hati.
Famili : Zingiberaceae
Kandungan kimia :
Borneol
15
Minyak
pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati Iuka luar dan
dalam ,melawan gatal (umbinya ditumbuk haIus) .
E. Metode memperoleh minyak atsiri:
1. Destilasi atau Penyulingan.
Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen
dalam minyak, dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia.
Namun
16
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya ikat terhadap bau, sebgaian tidak ikut tersuling dan tetap tertinggal
dalam bahan.
Jenis-jenis destilasi / penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan
air, dan destilasi uap.:
a. Destilasi air
Pada destilasi air terjadi kontank langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak
yang belum murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan air biasa digunakan untuk
menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun bahan yang berkayu
dan keras.
Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan
suhu tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah
pengerjaannya.
Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan dengan
cara ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam air, dan
bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya hidrolisis, dan
waktu penyulingan yang lama.
b. Destilasi uap dan air
Penyulingan degnan cara ini memakali alat semacam dandang. Simplisia
diletakkan di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah. Uap
dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh belum
murni. Cara ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan.
Untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia
kering harus dimaserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia segar yang baru dipetik
tidak perlu dimaserasi.
rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang diperoleh cukup baik.
Kerugian cara ini, hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang
dapat tersuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak
yang tertinggal di ampas).
17
c. Destilasi uap.
Minyak atsiri biasanya didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian
tanaman yang mengandung minyak. Metode penyulingan ini tergantung pada kondisi
bahan tanaman
Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan
lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang dipakai tidak
berbeda dnegn penyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk
memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan degnan air dan uap,
hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan.
Bila
pemeriksaan telah dilakukan dengan baik, dengan cara ini akan diperoleh minyak
yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat minyak atisiri dari
biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak yang bertitik didih
tinggi. Penyulingan ini dapat digunakan utnuk membuat minyak cengkeh, minyak
kayumanis, minyak akar wangi, minyak sereh, minyak kayuputih, dll.
Keuntungan dari cara ini adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup
baik, tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak
terjadi.
Kerugian metode ini yaitu: peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga ahli.
Selain penyulingan dengan cara di atas, dikembangkan juga cara sebagai berikut:
a. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan pengurangan
tekanan. Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu penyulingan pada tekanan 1
atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak atsiri yang diperoleh berbau
sama dengan bau aslinya, karena penyulingan dilakukan pada suhu kurang dari 70oC
(biasanya pada suhu 50oC) hingga penguraian karena suhu tinggi dapat dihindari.
Kelemahannya, alat yang dibutuhkan mahal.
b. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan tekanan.
Penyulingan dengan uap dengan menaikkan tekanan, baik dilakukan untuk simplisia
yang keras sepeti kayu, biji, kulit kayu. Dengan penyulingan ini akan diperoleh
minyak lebih banyak dan akan memperpendek waktu penyulingan. Kerugian degnan
penyulingan ini ialah terjadi peruraian minyak atisiri sehingga berbeda dengan bentuk
aslinya dan diperoleh lebih sedikit dibanding dengan cara lain.
18
Tanaman yang mengandung minyak atisiri bertitik didih rendah, lebih baik
disuling dengan tekanan kurang dari 1 atmosfir sedangkan yang mengandung minyak
bertitik didih tinggi dapat dengan penyulingan uap bertekanan lebih tinggi dari 1
atmosfer.
Dalam metode penyulingan uap langsung (direct steam destillation) ang dapat
dipakai pada obat-obatan tanaman segar (peppermint, spearmint), hasilnya dipotong
dan ditempatkan secara langsung ke dalam tangki penyuling logam pada truck bed.
Truck ini digerakkan pada shed penyuling dimana steam lines ditempelkan pada
bagian bawah tangki penyuling. Cara ini digunakan untuk daun dan mengandung
kadar minyak yang tinggi sehingga tidak perlu maserasi. Uap ditekan melalui pipa dan
membawa tetesan minyak melalui pipa yang akhirnya melewati ruang pengembun.
Selama penyulingan uap, komponen tertentu minyak atsiri dapat terhidrolisis,
sementara unsur lainnya dapat terdekomposisi dengan suhu udara tinggi. Metode
penyulingan ideal yang menggunakan uap harus memberikan tingkat difusi setinggi
mungkin dari uap dan air melalui membran tanaman sehingga hidrolisis dan
dekomposisi tetap minimal.
2. Enflurasi, yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak atau
vaselin.
Seringkali kandungan minyak atsiri dari bagian tanaman sangatlah kecil, misal
pada mahkota bunga. Cara yang bisa dilakukan dengan menghamparkan lemak
(vaselin) pada lapisan tipis pelat kaca. Mahkota bunga ditempatkan pada lemak
selama beberapa jam, kemudian diulangi yang baru beberapa kali. Setelah minyak
terserap dalam lemak padat tersebut, selanjutnya diekstraksi dengan alkohol.
Selanjutnya dipisahkan antara alkohol dan minyak atsiri. Penyarian minyak atsiri
dengan lemak padat tersebut dikenal dengan enfleurage.
Bunga-bunga tertentu seperti melati, mawar yang disuling akan menghasilkan
minyak yang tidak berbau sama dengan buanganya. Minyak atsiri dari bunga-bunga
tersebut di atas, dperoleh dengan cara:
a. Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan (Enflurasi / enfleurage). Cara ini sudah
dilkukan sejak berabad-abad yang lalu secara primitif.
khasnya.
didinginkan pda suhu rendah (kalau mungkin 15oC) untuk memisahkan dari
lemaknya, disaring, kemudian dipekatkan degna cara penyulingan. Cara ini dilkukan
hanya untuk bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu lama dan memerlukan banyak
tenaga yang terlatih untuk mengerjakannya.
menghasilkan minyak yang lebih baik. Syarat lemak yang digunakan adlah tidak
berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.
b. Pembuatan dengan lemak panas.
Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80oC. Bugna segar dimaserasi dengan
lemak panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering diganti dengan yang
baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg bunga, kemudian dibiarkan
selama lebih kurang satu jam dan disaring melalui saringan logam.
Untuk
memisahkan lemak yang melekat, bunga disiram dngan air panas kemunidan diperas
dengan saringan kain. Air akan mudah dipisahkan dari lemak tersebut. Selanjutnya
seperti cara enflurasi pada point a.
3. Ekstraksi dengan pelarut minyak atsiri
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat dalam
simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diekstraksi dengan
plarut yang cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar, kemudian pelarut
diuapkan dengan tekanan yang dikurangi. Dengan cara ini diperlukan banyak pelarut
sehingga biaya cukup mahal dan harus dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai pelarut
biasanya dipakai eter minyak tanah.
Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
-
Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam tanaman.
Harga murah.
dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadan vakum,
maka diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu harus tetap dijaga tidak terlalu tinggi
selama proses ini. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak akan merusak
persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil
penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut lebih
mendekati bau bunga alamiah.
menguap mempunyai warna gelap, karena mengandung pigmen alamiah yang bersifat
tidak dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan uap, umumnya berwarna cerah
dan bersifat larut dalam alkohol 95%.
Dalam industri parfum, sebagian besar produksi minyak atsiri modern
dilakukan dengan ekstraksi, dengan menggunakan sistem pelarut yang berdasar pelarut
yang mudah menguap seperti eter minyak tanah. Keuntungan utama ekstraksi adalah
21
suhu yang bisa dipertahankan kurang lebih 50oC selama proses. Hasilnya minyak
atsiri yang didapat mempunyai bau yang lebih alami yang tidak dapat ditandingi
minyak suling. Hal ini karena selama penyulingan, dengan suhu yang tinggi, dapat
mengubah konstituen minyak atsiri.
diambil fase minyak atsiri dalam alkohol. Untuk memisahkan alkohol dan minyak
atsiri, dilakukan penyulingan pada tekanan dan suhu rendah, akan diperoleh alkohol
dan minyak atsiri murni.
4. Pengepresan
Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi) dilakukan
terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang
termasuk jenis Sitrus, karena minyak atsiri dari jenis tanaman tersebut akan
mengalami kerusakan bila dibuat dengan cara penyulingan. Cara ini juga digunakan
untuk mengambil minyak atsiri dari biji.
Berdasar tipe alat ekspresi dibedakan menjadi 2 macam yaitu hidraulic
expressing, dan expeller expressing.
5. Hidrolisis glikosida
Dilakukan hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya).
Contoh minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini hdala minyak mustar,
diperoleh dengan hidrolisis enzimatis dari glikosida.
22
Biosintesis terjadinya hidrolisis dapat dilihat dalam pembahasan glikosida, sub bab
glikosida alil isotiosianat.
6. Ecuelle.
Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa terjadi dekomposisi, jadi
dilakukan cara yang lain yaitu pengepresan (expression) misalnya minyak lemon dan
minyak jeruk. Di Amerika Serikat, metode umum mendapat citrus oil meliputi
menusuk kelenjar minhyak dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang
dilapis dengan duri-duri yang tajam guna merembeskan kulit ari dan menembus
kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar kulit. Cara ini disebut dengan
metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan minyak dari kelenjar
dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada kulit sementara
ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian tengah buah. Emulsi
minyak-air yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi.
23