PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa amonia berasal dari bahan organik seperti sisa pakan, feses, urin dan
bahan organik lainnya. Bahan organik ini akan di dekomposisi oleh mikroba
pembusuk menjadi amonia. Amonia merupakan senyawa toksik yang sering
menyebabkan kematian ikan peliharaan. Konsentrasi senyawa amoniak 0.01 ppm
sudah dapat menyebabkan keracunan pada ikan dan pada level 0.1 ppm sudah
akan menyebabkan kematian.
Alam memiliki mekanisme untuk recovery ke kondisi awal, termasuk dalam
masalah amonia. Secara alami, amonia akan dirombak menjadi nitrit dan nitrat
melalui siklus nitrogen yang terbentuk di dalam media budidaya. Dalam keadaan
setimbang antara amonia dan nitrit, perombakan amonia menjadi senyawa nitrit
dan nitrat yang tidak beracun akan berlangsung sama cepat dengan terbentuknya
senyawa amonia hasil dekomposisi bahan organik. Dengan demikian, media
budidaya dapat digunakan untuk memelihara ikan tanpa khawatir terjadi
keracunan amonia. Apabila terjadi peningkatan bahan organik, maka konsentrasi
amonia meningkat cepat hingga kesetimbangan baru terbentuk. Dibutuhkan waktu
lebih lama untuk membentuk kesetimbangan baru. Dalam kondisi kritis demikian,
sering terjadi kematian ikan secara masal
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus nitrogen baik di kolam maupun di aquarium
2. Untuk mengetahui peranan mikroba dalam mencerna amonia
3. Untuk mengetahui rekayasa media budidaya agar konsentrasi amonia
selalu terkendali
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus nitrogen dalam kolam dan aquarium ?
2. Bagaimana peranan mikroba dalam mencerna amonia ?
3. Rekayasa media budidaya seperti apa agar konsentrasi amonia selalu
terkendali ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Nitrogen
Nitrogen organik berasal dari jaringan organisme yang sudah mati, kotoran
zat sisa, dan sisa pakan yang ditransformasi menjadi ammonia melalui proses
Nitrit
diurai lebih cepat ketimbang proses produksinya. Kadar nitrit akan terus menurun
sampai tak bisa dideteksi lagi.
Produk akhir dari proses ini adalah nitrat. Nitrat dalam konsentrasi rendah
hingga menengah tidak beracun bagi ikan dan invertebrata. Nitrat bisa menjadi
sumber makanan untuk bakteri dan tumbuhan. Tapi juga bisa memicu timbulnya
masalah baru yakni ganggang yang berlebihan
Gambar 1. menunjukkan grafik perubahan jumlah amonia, nitrit dan nitrat pada
Kolam Koi Baru.
b. Siklus Nitrogen dalam Kolam yang Sudah Jadi
Kolam yang sudah jadi adalah kolam dimana filtrasi biologisnya sudah
benar-benar matang. Bagaimanapun, ada beberapa kondisi yang mempengaruhi
siklus nitrogen di kolam yang sudah jadi, seperti misalnya: penambahan ikan,
kematian yang tak diketahui dalam kolam, pemberian pakan berlebih, pemberian
obat ke kolam, dan pemeliharaan sistem.
Sebuah aquarium, besar atau kecil, akan melalui masa kritis setelah
dipasang. Sebulan pertama adalah masa yang paling kritis karena ekosistem belum
sepenuhnya terbentuk. Pada masa ini, ikan
yang dimasukkan ke dalam akuarium mudah
mati dan akuarium pun mudah sekali
berlumut. Proses pembentukan ekosistem di
dalam filter akuarium dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
Gambar 3. Siklus Nitrogen di Aquarium
1. Hari ke-1. Proses siklus nitrogen
belum terbentuk, kadar amonia di
dalam air masih nol (0)
2. Hari ke-3. Amonia yang berasal dari kotoran dan debu mulai terbentuk,
dan bakteri pengurai amonia yakni bakteri nitrosomonas, mulai tumbuh.
Saat ini ikan pemakan lumut sudah boleh dimasukkan, tetapi jangan
diberi pakan dulu. Memberi pakan pada saat ini dapat membuat kadar
amonia naik pesat.
3. Hari ke-5. Kadar amonia mulai meningkat dan ikan dapat stres.
Penggantian air akuarium sebanyak 30% dapat memulihkan kondisi
ikan.
4. Hari ke-8. Bakteri nitrosomonas mulai berkembang dan sudah dapat
5.
6.
7.
Nitrite yang juga berbahaya bagi ikan- ikan. Lalu Nitrite ini juga diurai oleh
bakteri aerob menjadi Nitrate dimana nitrate adalah zat yang tidak terlalu
berbahaya bagi ikan. Namun nitrate yang terlalu berlebihan akan membuat
permasalahan baru yaitu algae atau lumut dan tingginya nitrate juga membuat ikan
dan coral tidak sehat.
Cara menekan nitrate yang tinggi adalah mengembangbiakan bakteri
anaerob, atau mengganti air secara berkala.Pertumbuhan bakteri tidaklah cepat,
bahkan memerlukan waktu sampai 4 minggu untuk mencapai ammonia dan nitrite
di titik paling rendah. Hasil percobaan yang biasanya terjadi adalah :
minggu 1 : ammonia naik
minggu 2: ammonia mulai turun, nitrite naik
minggu 3: ammonia 0, nitrite mulai turun, nitrate naik
minggu 4: ammonia 0, nitrete 0, nitrate tinggi
Kemudian dilakukan pergantian air 30% - 50% untuk menekan nitrate. Jika sistem
nitrate sudah terdapat di aquarium, maka nitrate juga akan turun di minggu 5 dan
minggu 6 sampai terjadi balance. Ada 3 cara untuk memperlancar masa cycle ini
1. Dengan live rock, live rock adalah batu dari laut yang sudah terdapat
banyak bakteri dan mikroorganisme. Bakteri tersebut biasanya banyak
yang mati dan akan menghadirkan ammonia di aquarium.
2. Dengan menambahkan makanan ikan seperti udang kupas, pelet ke dalam
aquarium di hari pertama, dan mungkin setiap minggu kalau untuk pelet.
3. Dengan Ikan yang kuat seperti dalamselfish, tapi ini cara yang cukup
ampuh walaupun tingkat survivenya cukup tinggi.
memiliki
ditumbuhkan
dalam
media
Pseudomonas
denitrificants,
Thiobacillus
denitrificants,
Dalam pembahasan terlihat bahwa senyawa amonia, nitrit dan nitrat dapat
menghambat pertumbuhan, bahkan mematikan ikan-ikan yang dibudidayakan.
Oleh karena itu ketiga senyawa nitrogen ini harus dikendalikan agar usaha
budidaya yang dilakukan dapat berhasil. Berbagai cara untuk mengendalikan
senyawa nitrogen dapat dilakukan yaitu dengan penyaringan biologi, pertukaran
ion, sistem polikultur, stripphing udara, menggerakan endapan kotoran, therapi
kimiawi dan bakteri intrifikasi. Namun ada satu cara yang mampu mengendalikan
konsentrasi amonia yaitu dengan cara teknologi Bioflok.
Kemampuan bioflok dalam mengontrol konsentrasi ammonia dalam
sistem akuakultur secara teoritis maupun aplikasi telah terbukti sangat tinggi.
Secara teoritis Ebeling et al. (2006) dan Mara (2004) menyatakan bahwa
immobilisasi ammonia oleh bakteri heterotrof 40 kali lebih cepat daripada oleh
bakteri nitrifikasi. Secara aplikasi de Schryver et al. (2009) menemukan bahwa
bioflok yang ditumbuhkan dalam bioreaktor dapat mengkonversi N dengan
konsentrasi 110 mg NH4/L hingga 98% dalam sehari. Biofloc merupakan flok
atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme
hidup yang melayang-layang di air.
Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology)
banyak diaplikasikan disistem pengolahan air limbah industri dan mulai
diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur. Prinsip Dasar Biofloc
adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa
kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dengan sedikit available
posfor (P) menjadi massa sludge berupa bioflocs dengan menggunakan bakteri
pembentuk flocs (flocs forming bacteria) yang mensintesis biopolimer poli
hidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflocs.
Bakteri pembentuk flocs dipilih dari genera bakteri yang non pathogen,
memiliki kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular,
memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen, mengeluarkan metabolit
sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton
merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan. Tidak semua bakteri dapat
membentuk biofloc dalam air, seperti dari genera Bacillus sp hanya dua spesies
yang mampu membentuk biofloc.
10
Meningkatkan aerasi
11
Menambahkan Kapur
Penambahan kapur dalam media memang mampu mengurangi kadar
Pupuk Fosfor
Sebagian besar amonia diekskresikan oleh ikan diambil oleh ganggang,
pertumbuhan alga dibatasi oleh ketersediaan cahaya, bukan nutrisi seperti fosfor
atau nitrogen.
2.4.6
Penyaringan biologi
Dalam sistem ini amonia dioksidasi menjadi nitrit kemudian menjadi
nitrat
Perubahan amonia menjadi nitrit dapat dilakukan oleh berbagai bakteri yaitu
Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitroso-cystis dan Nitrosoglea,
sedangkan perubahan nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter dan
(BROCK 1970).
12
Pada
"Trickling" filter bakteri dibasahi terus menerus, tetapi tidak terendam dalam air.
Pengaliran air ke unit pemeliharaan masuk kedalam filter dan menyebar dari
tangan putaran atau pipa yang seimbang pada puncaknya. Tipe ini dapat
mengendalikan senyawa nitrogen di dalam sistem resirkulasi pada budidaya ikan
(STRICKNEY 1979).
Submerged" filter dan "Updraf filter air masuk dari dasar untuk
penyaringan udara yang bergerak keatas. Sebuah bilik dan pengeringan endapan
bergabung dalam sebuah "udraft" filter untuk menghilangkan kotoran dalam air.
Selanjutnya "Rotating disc" filter mempunyai sebuah media penggerak pada
media seimbang (tidak bergerak) dari 3 tipe diatas. Media banyak diubah ditem-
13
pat piring berputar pada sebuah sumbu roda dalam bak dari cakram udara. Secara
terus menerus persediaan oksigen dan nutrient untuk bakteri disediakan oleh
putaran cakran tersebut (Stickney 1979)
2.4.7
Pertukaran Ion
Pertukaran ion secara fisika dan kimia dianggap sebagai paling pertama
dan cara yang efektif untuk mengontrol amonia. Pemakaian Zeolite dan
Clinoptololite telah berhasil digunakan sebagai media pertukaran ion untuk
menghilangkan amonia (STAGE & GAWOR 1982).
Pertukaran ion terjadi dalam proses satu unit, dimana R menunjukkan "
resin " atau media pertukaran ion buatan, pertukaran kation resin digunakan
untuk pertukaran ion ni rat, seperti reaksi berikut:
Untuk pertukaran kation kuat, dipilih Ca2+, K+, NH4+, Na+ sedangkan
anion lemah adalah SO4-2, HPO4-2,
merupakan material pertukaran ion dengan kemampuan yang kuat untuk ion
ammonium.
Zeolit alami terdiri dari Aluminium Silikat, sanggup menyerap dan menukar
gas, sedangkan clinoptolit adalah semacam zeolit dimana gas amonia diserap dan
ion amonia ditukar. Clinoptolit lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan
zeolit buatan. Sebagai kontruksi yang solid dan material organik merupakan filter
clinoptololite harus difiltrasi dengan saringan pasir sebelum masuk kedasar filter
clinoptololite. Pengeluaran pembersihan kembali diperlukan perlakuan untuk
pembaruan amonia jenuh clinoptololite(perlakuan awal) dan perlakuan akhir
merupakan strphing udara (Gambar 3 dan 4).
2.4.8
Striphing udara
Merupakan modifikasi dari proses pengudaraan untuk menghilangkan gas
dari air. Udara digelembungkan melalui air menghilangkan amonia dari larutan
amonium hidroksida yang dihasilkan pada saat pH tinggi oleh ekses ion-ion
hidrokil dan ammonium.
14
Striphing udara biasanya dibentuk oleh sebuah paker wadah tinggi dengan
blower udara.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen senyawa kimia yang membahayakan kehidupan ikan budidaya
adalah amonia. Sumber utama senyawa amonia di media budidaya ini beragam.
Kotoran ikan (feses), sisa pakan dan bahan organik lainnya yang terakumulasi di
dasar media budidaya merupakan sumber amonia dan H2S.
Semua sumber
amonia ini akan dirombak oleh bakteri menjadi amonia yang membahayakan
kehidupan ikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
akumulasi senyawa amonia di media budidaya adalah dengan mengurangi
akumulasi sumber utama amonia. Cara lain adalah memanfaat mikroba untuk
merombak senyawa amonia menjadi nitrat yang tidak berbahaya. Nitrosomonas
dan Nitrobacter, merupakan dua mikroba yang telah diketahui memiliki
kemampuan untuk merombak senyawa amonia menjadi senyawa nitrat yang tidak
membahayakan. Bakteri ini mampu tumbuh dan berkembang di dalam media
budidaya.
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar penelitian tentang penanganan tentang kadar
ammonia agar terus ditingkatkan agar kematian ikan akibat hal ini bisa dikurangi,
dan juga penulis menyarankan agar penelitian tentang penemuan bakteri jenis
baru yang mempu melakukan perombakan zat ammonia dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Sirkulasi Nitrogen Di Aquarium. http://aquascapeindonesia.
blogspot.com/2012/05/sirkulasi-nitrogen-di-aquarium-air.html
16
Anonim,
2012.
Siklus
Nitrogen
Versi
2.
http://akuariumlautku.
blogspot.com/2012/01/siklus-nitrogen-versi-2.html
Anonim.2014. Kualitas Air. http://o-fish.com/KualitasAir/NewTanSyndrome.html
Anonim,2014.www.oseanografi.lipi.go.id
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_denitrifikasi
Anonim.2013. Siklus Fosfor dan Nitrogen. Di Perairan.http://widiindrakesuma.
blogspot.com/2013/10/siklus-fosfor-dan-nitrogen-di-perairan.html
Anonim. 2012. Nitrifikasi dan Denitrifikasi. http://duniakurika.blogspot.
com/2012/07/nitrifikasi-dan-denitrifikasi-di.html
Eafrianto. 2014.http://mikroper.wordpress.com/page/4/
17