Pendahuluan.
Organisasi mungkin telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, karena ruang lingkup
organisasi yang sangat luas, secara tidak sadar semua manusia sejak lahir sudah ikut dalam
organisasi, suatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang atau ia mungkin
hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah organisasi mungkin dapat
besifat kaku, dingin, tanpa kepribadian, atau kadang-kadang dapat menghasilkan
hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para anggotanya. Untuk sejarah sendiri belum
di ketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi.
Tiori organisasi Tradisional telah mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun 1900
sampai tahun 1950. Ia bersumber pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776. Akan tetapi, baru
sejak tahun 1900 falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih lengkap disesuaikan oleh
Taylor, Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-aspek pembagian kerja, hirakhi ketat,
standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-sasaran perusahaan dapat dicapai.1[1]
Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka,
bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungannya. Kebanyakan organisasi sangat menekankan tiori organisasi klasik
dalam hal membentuk struktur-strutur mereka, karena ia berhubungan dengan elemen-elemen
yang didalam sebuah lembaga seperti. Kekuasaan, tanggung jawab, pembagian kerja,
spesialisasi, dan interdependensi bagian-bagian.
Perkembangan-perkembangan modern menentang tiori tradisional, akan tetapi elemenelemen esensialnya tetap ada dan perlu dimengerti untuk bekerja dengan manusia didalam
sebuah organisasi. Proses pengorganisasian dapat dipandang dari dua macam sudut ia dapat
dipandang sebagai sebuah proses konstrksi dimana sejumlah besar unit-unit kerja dibagi
dalan pekerjaan, departemen-departemen, devisi dan akhirnya sebuah lembaga secara
keseluruhan. Kedua memandang sebuah organisasi sebagai sebuah proses analisis dimana
bidang pekerjaan khusus diabagi dalam ,divisi-divisi, depertem-departeman dan akhirnya
sebuah lembaga secara keseluruhan.2[2]
B. Pembahasan
1. Pengertian organisasi
a. Organisasi adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan individuindividu yang bekerja ke arah tujuan yan bersifat umum dan hubungan kerjasamanya telah
diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan.
b. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian
tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. 3[3]
c. Organisasi adalah suatu sistem yang dibentuk oleh manusia. Sedangkan sistem adalah
komponen yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain. organisasi secara umum dapat
diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang
dalam suatu kelompok kerjasama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orangorang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggungjawab masung-masing.4[4]
organisasi adalah
yang makin ketat. Kekeliruan pihak manajemen adalah pihak manajemen hanya menanggapi
gejala-gejalanya saja tetapi bukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil
pendekatan menurut teori organisasi tradisional adalah ketidak puasan dalam pekerjaan.
Manusia dikorbankan untuk kepentungan produksi.6[6] Dalam organisasi tradisional
pengorganisasian dicapai dengan cara:
a. Pembagian Pekerjaan Dan Proses Skalar
Kepala
departemen
membagi-bagikan
pekerjaan
dilingkungan
departemennya
sedemikian rupa sehingga dapat diperkembangkan sebuah kelompok yang efektif yang
terkordinasi. Manajer mengorganisasikan dengan jalan membagi-bagikan pekerjaan dalam
tingkat-tingkat dan fungsi-fungsi dan kemudian mempekerjakan orang atau sumber daya pada
pekerjaan yang ada.
Contoh Hubungan skalar, apabila terdapat dua orang yang berada dalam hubungan:
Supervisor bawahan maka hubungan tersebut dinamakan hubungan skalar
tingkat-tingkat
1
Kepala
manajemen
2
Para supervisor
Para Pekerja
6[6] Ibid
yang diberi delegasi langsung menjadi wakil dari manejer. apabila terjadi kegagalan dalam
pelaksanaan pekerjaan maka kegagalan itu adalah tanggungjawab manejer.7[7]
C. Birokrasi
Apabila struktur-struktur organisasi, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur
diikuti dengan ketat, maka timbullah kondisi yang dikenal sebagai birokrasi didalam
birokrasi terdapat adanya peraturan-peraturan yang berbelit-belit, pengawasan secara terinci,
sesuatu hirarkhi yang kaku dan fungsi-fungsi yang sangat terspesialisasi, yang dilaksanakan
oleh petugas birokrasi.Tindakan manejerial lambat sekali dan pekerjaan surat-menyurat.8[8]
Konflik
didalam
organisasi
diselesaikan
dari
atasan
Pertanggungjawaban
4) Rasa tanggung jawab dan loyalitas seseorang diberikan kepada sub unit birokrasi yang telah
dibebankan kepadanya
5) Organisasi dipahami sebagai suatu struktur hierarki
6) Pengetahuan hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( impinan)
7[7] Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 100-106
8[8] Ibid. 100-106
9[9] Syarifuddi anzinzhan. Sistem pengambilan keputusan pendidikan (Jakarta: PTGrasindo. 2008) h. 17.
wasan
Rentang pengawasan seorang manejer yaitu terdapat adanya pembatasan terhadap jumlah
bawahan yang dapat disupervisi oleh atasan.
3) Prinsip Skalar
Diatas telah disinggung tentang prinsif skalar, yang mana prinsip skalar menyatakan bahwa
otoritas serta tanggung jawab harus mengalir dalam bentuk garis yang tidak terputus-putus
dari manejer tinggi hingga manejer rendah.
4) Depertementasi
Dengan cara apa aktivitas-aktivitas dibagi dan dibentuk kedalam kelompok-kelompok
khusus, biasanya disebut sebagai depertementasi, adapun tujuan depertementasi adalah
a)
Mengkhususkan aktivitas-aktivitas
b)
c)
Mengusahakan pengawasan13[13]
5) Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan mulai sekitar tahun 1990 oleh Frederick Winslow
Taylor, telah dipergunakan cukup luas. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai
dalam praktek-praktek manajemen modern. Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode
ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan maslah-masalah organisasai. Empat kaidah dasar
manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
13[13] http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/
1)
2) Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengenbangan para karyawan secara ilmiah, agar
memungkinkan para karyawan bekerja sabaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3)
Pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan dan pengenbangan secara ilmiah harus
diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat
upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekankan biaya produksi menjadi rendah.
4) Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para
karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk
menimbulkan suasana kerja sama yang baik.14[14]
Yaitu yang memendang manusia mempunyai faktor yang sangat penting dalam
administrasi manusia memiliki sipat dinamis dan sekaligus dapat mengharmoniskan
hubungan manusia. Dan terjadiya komflik dalam organisasi dianggap suatu proses yang
normal atau biasa dalam suatu organisasi
2) Pendekatan prilaku 16[16]
Pendekatan prilaku menggunakan gaya kepemimpinan yaitu:
1. Gaya kepemimpinan Otokratis
Pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang bertindak secara diktator terhadap
bawahannya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa bawahan. jadi dapat di
jelaskan bahwa pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang hanya menginginkan
bawahannya melaksanakan perintahnya dan pemimpin ini tidak mau dibantah atau dia tidak
mau menerima saran apapun dari bawahannya.
2. Gaya kepemimpin yang laissez faire
Gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin yang membiarkan bawahan berbuat sekehendak
hati mereka. Pemimpin tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan
bawahannya, pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok,
tampa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin.
3. Kepemimpinan yang Demokratis
Kepemimpinan yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya.
Hubungan dengan kelompoknnya bukan sebagai majikan terhadap buruhnya, melainkan
sebagai saudara tua diantara teman-tenman sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudarasaudaranya. Pemimpin yang demokratis akan selalu mensimulasi anggota-angotanya agar
bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia
16[16] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung :PT Imperial Bhakti
Utama, 2007) h. 233-237
17[17] AB. Susanto, Masri Sareb Putra. 60 Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom
In Life (Jakarta: PT Gramadia, 2010) h. 16-20.
18[18] Mulyadi. Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen (Jakarta: PT Selemba Empat, 2007). H. 159.
berkaitan dengan lingkunngan dan apabila organisasi dapat bertahan hidup maka ia harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan.19[19]
Pandangan modern ini cenderung membicarakan organisasi sebagai sebuah sistem
yang saling
organisasi sebagai sebuah sistem sosial yang diorganisir untuk pencapaian jenis tujuan
tertentu; Pencapaian tujuan tersebut pada saat yang sama merupakan sebuah kinerja
fungsional atas nama sistem yang lebih inklusif, yaitu masyarakat.20[20]
Teori modern
mempertimbangkan semua elemen organisasi pada umumnya. Definisi atau batasan teori
modern yaitu, suatu organisasi merupakan suatu proses yeng tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan.
Kedinamisan
b)
c)
Multi motivasi
d)
Multi disipliner
e)
Multi variabel
2) Teori Kontigensi
19[19] .Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat. 2008) h.
214-224
20[20] ibid
Merupakan
semangat
kerja
para
anggota
organisasi
dan
kemampuan
mengendalikan diri.
21[21] Abdurrahman. Manajemen Sumber daya Manisia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). h.
7-9.
9) Inovasi
Pengembangan inisiatif dari para pekerja dalam suatu kegiatan agar berkembang kearah
perobahan yang menuju pada kemajuan.
10) Semangat kebersamaan
setiap angota organisasi baik pegawai atau karyawan, harus mempunyai rasa kesatuan
dengan unutnya, yaitu rasa senasib dan sepenanggungan.22[22]
11) Menggunakan teknologi cangih
Organisasi moderen menggunakan teknologi yang canggih, hal ini mengubah cara kerja
lama, yang mana pada masa tradisional pekerjaan dilakukan dengan serba manual namun
pada masa modrn pekerjaan dilakukan dengan memakai teknoligi canggih. Contohnya
menggunakan teknologi komunikasi komputer, surat elektronik (e- mail). dll
Didalam oraganisasi terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara
sumber daya manusia sebagai pemberi ide, pengelola, pelaksana, dan organisasi yang
memberikan jaminan kebutuhan sumberdaya manusia dalam rangka mencapai tujuan.23[23]
Di puncak organisasi adalah pelanggan. Berikutnya adalah karyawan garis depan yang
bertemu, melayani pelanggang dengan sebaik-baiknya, pelanggan Di bawah mereka adalah
manajer madya, yang bertugas menyokong karyawan garis depan
23
[23] Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010) h. 60-61
24[24] Thoha Miftah. Pembinaan organisasi: Proses Diognosa dan Intervensi ( Jakarta: PT Raja Grapindo persada,
2003) h. 96-99
untuk melayani pelanggan dengan baik. Akhirnya, di paling dasar adalah manajemen puncak
yang bertugas menyokong manajer madya. Selain itu juga ditambahkan pelanggan di
samping (gambar samping) untuk menunjukkan bahwa semua manajer dalam perusahaan
langsung terlibat dalam mengenal, bertemu, dan melayani pelanggan.
b) Organisasi sebagai agen perubahan
Agen perubahan adalah pegawai/kelompok pegawai yang terlibat dalam merencanakan
perubahan dan mengimplementasikannya. Perobahan-perobahan yang dimaksud antara lain:
a. Perubahan menuju kondisi yang lebih baik;
b. Memberikan alternatif solusi
c. Membantu melancarkan proses perubahan
d. Menjadi individu yang dapat dijadikan contoh;
e. Sebagai kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dan dapat mempengaruhi.25[25]
8. Birokrasi
Birokrasi modern memakai birokrasi yang dikemukakan Wiber. Menurut Wiber ada empat
elemen dari birokrasi yaitu:
1)
Pembagian tugas
2)
Hirarkhi wewenang
3)
4)
Dalam memilih orang harus tidak melihat siapa tetapi melihat apanya
pendelegasian sejumlah besar otoritas, kepada manejer-manejer level menengah dan bawah
dalam organisasi.27[27]
Contoh Struktur organisasi Modren berdasarkan kurikulum tahun 1994. Susunan Organisasi
SMA sebagai berikut.28[2
D. Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan tekniktekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori administrasi,
ekonomi, psikologi, ekologi,
membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah
dasar konsepsional analitiknya yaitu Hanya menghadirkan faktor-faktor yang relevan,
didasarkan atas data dan informasi yang dapat dipercaya, merupakan hasil dari suatu upaya
tim sifat pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka
filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu
sistem. Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang
selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut
adalah
Proses-proses hubungan dalam sistem
3.
Proses pengambilan keputusan. Merupakan varaibel internal dalam suatu organisasi yang
tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu, motivasi dan struktur
organisasi. Keputusan ini meliputi 2 hal pokok, yaitu keputusan untuk berproduksi dan
keputusan untuk berpartisipasi dalam sistem.29[29]
Pendekatan - Pendekatan Manajemen dalam organisasi modern
1.
pendekatan sifat
penelitian kepemimpinan pada tahap awal didominasi dengan pendekatan sifat para
pemimpin. Para peneliti berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat para pemimpin yaitu dengan
cara menguji sifat-sifat dan karekteristik personal para pemimpin, yaitu meliputi, Inelegensi,
dominasi, percaya pada diri sendiri, energi, aktivitas, dan pengetahuan yang berhubungan
dengan tugas.30[30]
2. pendekatan prilaku
29[29] Jhon M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan Manajemen Organisasi. alih
Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006) h. 19-20.
30[30] Stephen, P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica (Jakarta: Selemba Empat, 2008) h. 53.
pada akhir tahun 1940-an, beberapa peneliti mulai memandang kepemimpinan sebagai
suatu proses atau aktifitas yang dapat diamati. Pendekatan prilaku ini bertujuan untuk
membedakajn prilaku-prilaku yag dihubungkan dengan kepemimpinan yang efektif. Para
peneliti mengasumsikan bahwa efektif atau tidaknya prilaku pemimpin tergantung bagaimana
seorang pemimpin menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi. Menurut hasil
penelitian ada dua deminsi kepeimpinan, yaitu kepemimpinan yan berorientasi kepada tugas
dan pemimpin yang beroreantasi kepada hubungan antara manusia. Sorang pemimpin yan
efektif adalah pemimimpin yang tinggi dalam kedua demensi kepemimpinan ini.
Kepemimpinan yang beroreentasi kepad atugas adalah pemimpin yang hanya
menekankan penyelaesaian tugas-tugas kepada bawahannya dengan tidak mempedulikan
perkembangan bakat, kompentensi, motivasi, minat, komunikasi dan kesejahteraan
bawahannya. Ia hanya mementingkan kelancaran roda perjalanan organisasi yang
dipimpinnya. Sebaliknya kepemimpinan yan beroreantasi kepada hubungan antara
manusia hanya menekankan perkembangan bawahannya kepuasan, motifasi, kerjasama,
pergaulan, dan kesejahteraan mereka ia mementingkan nasib para bawahannya, sementara
kepentingan organisasi menjadi nomor dua.31[31]
Kedua demensi kepemimpinan diatas, apabila berdiri sendiri akan menyebabkan
kemunduran organisasi. Oleh karena itu kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang
mampu mengintegrasikan oreantasi tugas dan oreantasi hubunganantara manusia.
Kepemimpinan ini akan selalu memmamfaatkan kerjasama dengan para bawahan untuk
mencapai cita-cita dan tujuan organisasi.
Dari uran diatas diatas dapat penulis simpulkan bahwa faktor pendukung kepemimpinan
kepala sekolah adalah
kesadaran untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh seorang pemimpin. Dengan kata
lain, efektipf atau tidaknya seseorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya
dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi
dalam organisasi tersebut. Adapun teknik-teknik kepemimpinan dalam melakukan
pendekatan adalah Pendekatan sifat dan pendekatan prilaku
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan
bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada
manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan
eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya
merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan keluaran. 32[32]
4.
Pendekatan Situasional
Pendekatan Contingency muncul karena ketidak puasan atas anggapan keuniversalan dan
kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek
manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan
contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan
kontingensi antara keduanya.33[33]
Pada struktur organisasi modern, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya
kepemimpinan yang paling sesuai sampai saat ini.Gaya kepemimpinan situasional dianggap
para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Pendekatan
situasional atau kontingensi didasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin
selain ditentukan oleh sifat-sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang
ada dalam organisasi. Ada beberapa studi kepemimpinan yang didasarkan pada pendekatan
32[32]
33[33] Sukanto rekso dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori Struktur dan Prilaku.M. Com 2009
ini, antara lain model kepemimpinan kontingensi Fiedler, teori kepemimpinan tiga dimensi
dan teori kepemimpinan situasional.34[34]
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers, teori ini menyatakan bahwa
efektifitas kepemimpinan seseorang adalah tergantung pada interaksi antara kepribadian
pemimpin dan situasi. mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk
membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yanga akan efektif yaitu hubungan
pemimpin anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasan pemimpin.
Hubungan pemimpin anggota berkaitan dengan persepsi bawahan atas pimpinan mereka
dan bagaimana pemimpin diterima anggota. Struktur tugas berhubungan dengan bagaimana
tugas-tugas para bawahan terstruktur atau tidak, apakah merupakan pekerjaan rutin atau
tidak, sehingga pemimpin perlu menentukan struktur tugas yang jelas agar pekerjaan dapat
dipahami bawahan. Sedangkan posisi kekuasaan pemimpin merupakan kekuasaan formal
pemimpin yang berasal dari organisasi.
Berdasarkan tiga dimensi tersebut, Fiedler menentukan dua jenis gaya kepemimpinan
dan dua tingkat yang menyenangkan. Pertama, gaya kepemimpinan yang mengutamakan
tugas, yaitu ketika pemimpin merasa puas jika tugas dilaksanakan. Kedua, gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan, hal tersebut menunjukan
bahwa efektivitas kepemimpinaan bergantung pada tingkat pembauran antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam situasi tertentu.35[35]
Perbedaan organisasi Tradisional dengan Organisasi Modern (Team) dantaranya adalah
Organisasi Tradisional
Organisasi Modern
34[34] Mukhtar, Iskandar. Oreantasi baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Gaum Persada, GP Prees, 2009). h. 83.
35[35] Mulyasa. Manajenmen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005).
h.113.
Dinamis
Fleksibel
Berpusat pada keterampilan
Pekerjaan di definisikan sebagai tugastugas yang harus dikerjakan
Berorientasi tim
Pekerjaan yang temporal
Berorientasi pada pelibatan
Partisipasi seluruh pekerja dalam
pengambilan keputusan
Berorientasi pada pelanggan
Diversifikasi lingkungan kerja
Tidak ada batas waktu kerja
Stabil
Tidak fleksibel
Berorientasi individual
homogen
tertentu
D. Kesimpulan
Organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan jenisjenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab pada
pelaksana untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. Teori modern mendefinisikan
organisasi sebagai proses-proses yang tersususn dalam suatu sistem di mana orang-orang di
dalamnya berinteraksi saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan
bersama. Tiori organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem tertutup,
pembagian kerja dengan
bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Karakteristik dari teori organisasi modernrn antara lain
Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi, mempertimbangkan semua elemen,
organisasi, memandang organisasi sebagai suatu sistem, penyesuaian diri agar organisasi itu
dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
Sistem organisasi modern, organisasi sebagai sipat terbuka, organisasi sebagai ageng
perubahan, oranisasi dalam suatu kerangka sistem. Teori organisasi modern adalah
multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang
studi, seperti sosiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, dan banyak bidang-bidang
lainnya. Prinsif-prinsip organisasi adanya pembagian pekerjaan, disiplin, kewenangan dan
taggung
jawab.
memberikan
prioritas
kepada
kepentingan
umum,
penggajian
Daftar Pustaka
Abdurrahman. Manajemen Sumber daya Manisia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
AB. Susanto, Masri Sareb Putra. 60 Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom In Life
Jakarta: PT Gramadia, 2010
Indra Bastian. Akutasi Pendidikan Yogyakarta: PT Gelora Pratama, 2006
Jhon M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan
Peilaku dan Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania. Jakart: PT gelora Aksara
Pratama, 2006
J. Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi Jakarta: Kencana, 2009
Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam . Bandung: PT Refika aditama, 2008
Mulyasa. Manajenmen Berbasis Sekolah Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.
Mukhtar, Iskandar. Oreantasi baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaum Persada, GP Prees, 2009.
Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006
Mulyadi. Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen (Jakarta: PT Selemba Empat, 2007
Sukanto rekso dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori Struktur dan Prilaku.M. Com 2009
SuryoSubroto. Mnajemen Pendidikan Di Sekolah Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010
Stephen, P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica . Jakarta: Selemba Empat, 2008
Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku Organisasi.Jakarta: Salemba Empat. 2008
Thoha Miftah. Pembinaan organisasi: Proses Diognosa dan Intervensi. Jakarta: PT Raja Grapindo
persada, 2003.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung :PT Imperial
Bhakti Utama, 2007
Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010
Yayat M. Herujito. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2001
http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/
http://www.scribd.com/doc/24932593/Tiori Manajemen pendidikan/09/
http://cokyfauzialfi.wordpress.com/2012/05/08/
36[1] [1] Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam (Bandung: PT Refika aditama, 2008) h. 1920.