Anda di halaman 1dari 10

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Trombus (Thrombus)
2.1.1. Definisi
Trombus adalah suatu benda padat atau gumpalan darah yang tersusun oleh
dan dari unsur-unsur (elemen) darah dan terbentuk di dalam pembuluh darah (sistem
vaskularisasi mana saja) atau jantung sewaktu masih hidup yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Unsur-unsur darah ini adalah trombosit, fibrin,
eritrosit, dan leukosit serta dengan menyempitnya diameter pembuluh darah, aliran
darah dapat terhambat (berkurang atau terbendung total). Proses pembentukan
trombus disebut trombosis. Trombus ini kadang-kadang disebut antemortem clot dan
harus dibedakan dengan beku darah yang terjadi sesudah meninggal (postmortem
clot).6
Trombus dapat terbentuk akibat cedera dinding pembuluh, karena sel endotel
yang cedera tersebut akan menarik trombosit dan mediator peradangan lainnya ke
daerah tersebut. Banyak dari mediator tersebut merangsang pembentukan bekuan dan
pengaktifan koagulan. Pembentukan trombus dapat terjadi apabila aliran darah
melewati suatu pembuluh darah dan berjalan dengan lambat, oleh karena itu sebagian
besar trombus terbentuk di pembuluh vena yang bertekanan rendah, tempat trombosit
dan faktor-faktor pembekuan dapat berkumpul dan melekat ke dinding pembuluh.5
Secara fisiologis, trombus mempunyai bentuk khas, terdiri atas lapisan
trombosit dan diliputi oleh leukosit, eritrosit, dan fibrin. Lapisan-lapisan ini tampak
seperti tumbuh dari dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam lumen mengikuti
aliran darah dan terlihat seperti batu karang (coral like) dengan garis-garis yang
disebut garis Zahn. Adapun warna trombus bergantung pada aliran kecepatan darah,
maksudnya jika trombus menyebabkan penyumbatan parsial (sebagian) sehingga
aliran darah menjadi sangat lambat, maka akan terjadi koagulasi dimana struktur
lamela ini tidak jelas lagi sehingga lebih homogen dan berwarna merah.5,6
Bentukan fisiologis dari trombus dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

\
Gambar 2.1. Normal Thrombus di dalam Pembuluh (Kapiler)16

2.1.2. Etiologi
Seperti pada kelainan atau penyakit yang lainnya, trombus juga memiliki
faktor penyebab yang sebagian besar disebabkan oleh faktor internal dari tubuh,
khususnya yang berhubungan dengan sistem vaskularisasi. Trombus dapat terjadi
oleh karena adanya kerusakan pada lapisan dari pembuluh darah. Faktor lainnya
adalah trombosis. Trombosis dapat berupa beberapa macam seperti vena thrombosis
yang merupakan gumpalan-gumpalan dalam vena yang terjadi ketika seseorang
menjadi lumpuh dan otot-ototnya tidak berkontraksi untuk mendorong kembali ke
jantung sehingga darah yang tergenang ini mulai membentuk gumpalan-gumpalan
kecil sepanjang dinding pembuluh vena.6,7
Selanjutnya adalah arterial thrombosis yang biasanya terjadi pada orang
dengan riwayat penyakit atherosclerotic lalu terbentuk endapan-endapan plak di
sepanjang pembuluh arteri sehingga dapat menyempitkan pembuluh arteri dan
menyebabkan serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri peripheral lainnya. Jika
plak-plak tersebut pecah, gumpalan darah (trombus) dapat terbentuk pada tempat
tersebut dan dapat menghambat aliran darah pada pembuluh.5,7

Selain faktor yang berasal dari pembuluh darah tersebut, trombus dapat terjadi
karena adanya gumpalan-gumpalan darah lainnya yang berada dalam jantung.
Adapun darah yang keluar dari pembuluh darah karena luka potong atau goresan.
Namun gumpalan darah yang terbentuk dapat membantu menghentikan pendarahan
pada tempat luka. Faktor penyebab trombus juga dapat terbentuk pada area di luar
sistem vaskularisasi, sebagai contoh gumpalan darah dalam uterus yang
menyebabkan rasa nyeri ketika dikeluarkan melalui leher rahim (cervix) sehingga
terjadi pendarahan vagina yang abnormal (misal menorrhagia, dysmenorrhea).7
2.1.3. Patogenesis
Normalnya, darah yang mengalir tetap cair karena terdapat keseimbangan
tertentu yang sangat kompleks. Namun, dalam keadaan tertentu, keseimbangan ini
dapat terganggu sehingga terjadi trombosis.6
2.1.3.1. Definisi Trombosis (Thrombosis)
Trombosis adalah peristiwa penting dalam penyakit arteri yang berhubungan
dengan infark miokard dan stroke, dan vena tromboemboli akun gangguan untuk
morbiditas dan mortalitas yang cukup. Trombosis adalah pembentukan gumpalan
darah pada lokasi patologis tertentu di dalam pembuluh darah, menghalangi aliran
darah melalui sistem peredaran darah. Ketika pembuluh darah terluka, tubuh
menggunakan trombosit dan fibrin untuk membentuk bekuan darah, karena langkah
pertama dalam hemostasis adalah untuk mencegah kehilangan darah. Jika mekanisme
yang menyebabkan terlalu banyak pembekuan darah dan bekuan darah tersebut
pecah, maka embolus akan terbentuk.8,12
Selain itu, trombosis vena adalah penyebab utama kedua kematian pada
pasien dengan kanker. Trombosis adalah penyebab kematian yang paling umum di
dunia. Di Amerika Serikat, sindrom koroner akut adalah penyebab kematian nomor
satu dan stroke adalah penyebab kematian nomor tiga, dimana keduanya merupakan
kondisi trombosis arteri.11

Gambar 2.2. Gambaran Histologis Trombosis17

2.1.3.2. Etiologi Trombosis


Menurut Virchow ada tiga faktor penyebab trombosis yang biasanya disebut
dengan Virchows Triad, diantaranya adalah abnormalitas atau perubahan pada
permukaan endotel pembuluh, aliran darah dan konstitusi darah. Meskipun dalam
pembentukan trombus ketiga komponen tersebut saling bekerja sama, tidak langsung
semua faktor tersebut diperlukan dalam terjadinya trombosis melainkan salah satu
dari faktor saja dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dalam kasus tertentu.9
Dalam keadaan normal, endotel merupakan permukaan yang rata dan halus. Jika
terjadi kerusakan endotel dan mengeluarkan suatu zat sehingga trombosit dapat
melekat pada endotel dan jika membesar, akan terbentuk trombus. Pada aorta yang
memiliki lumen lebar dan aloran darah cepat, trombus jarang menjadi besar,
sedangkan pada pembuluh darah berlumen sempit, sering terjadi trombus yang
menyebabkan penyumbatan aliran darah. Namun penyumbatan juga dapat terjadi
pada aorta dikarenakan kadar lemak di dalam darah yang terlalu banyak. Adapun

beberapa penyakit yang berhubungan dengan trombosis karena kerusakan pada


endotel, diantaranya atheroschlerosis, radang pembuluh darah, jejas dinding
pembuluh darah, trombosis pada jantung, dan invasi tumor ganas pada dinding
pembuluh darah (karena sering dijumpai trombus).6,9
Aliran darah yang normal memiliki axial stream sehingga unsur-unsur darah
yang lebih berat seperti leukosit mengalir di tengah sedangkan yang lebih ringan
serperti trombosit mengalir di pinggir yang dipisahkan oleh dinding pembuluh darah.
Namun apabila aliran darah melambat dikarenakan tekanan dan kecepatan aliran
darah yang berkurang, trombosit akan menepi dan masuk ke dalam zona plasma
kemudian melekat pada dinding pembuluh darah. Hal ini sering terjadi pada penderita
varises, orang yang berbaring lama (biasanya pada orang lanjut usia), dan
sebagainya.6
Konstitusi darah yang berubah dapat terjadi misalnya pada trombosit. Seperti
yang telah diketahui, trombosit berfungsi penting dalam awal pembekuan darah
sehingga jika terjadi perubahan dalam jumlah dan sifat trombosit, dapat
mempermudah

terjadi

trombosis.

Trombosit

dapat

bertambah

jumlahnya

(trombositosis) yang menyebabkan sifat trombosit menjadi mudah melekat (pada


dinding pembuluh darah). Keadaan seperti ini ditemukan pada pascaoperasi atau
masa nifas (jumlah trombosit 2 sampai 3 kali dari normal), trauma, infark paru,
karsinoma, tromboangiitis obliterans, dan tromboplebitis.6
2.1.3.3. Mekanisme Trombosis
Trombosit adalah sel kecil (diameter 2.0-5.0 m) yang sangat penting dalam
proses pembentukan trombus (trombosis). Trombosit diaktivasi dan granulagranulanya dilepaskan ketika trombosit menempel pada kolagen, seperti yang
ditemukan di dalam dinding pembuluh darah yang rusak atau dengan polimerisasi
fibrin. Pembentukan trombus dimulai dengan melekatnya trombosit-trombosit pada
permukaan endotel pembuluh darah atau jantung. Darah yang mengalir menyebabkan
makin banyak trombosit tertimbun pada daerah tersebut. Trombosit yang dalam
jumlah banyak (trombositosis) mempunyai sifat yang mudah melekat sehingga

trombosit dapat saling melekat dan membentuk massa yang menonjol ke dalam
lumen. 8,9
Jika terjadi suatu kerusakan pada trombosit, akan dilepaskan suatu zat
tromboplastin yang berfungsi merangsang proses pembentukan beku darah.
Tromboplastin akan mengubah protrombin yang terdapat di dalam darah menjadi
trombin, yang kemudian bereaksi dengan fibrinogen menjadi fibrin. Selain itu,
trombin juga menyebabkan pecahnya trombosit sehingga terbentuk lebih banyak
tromboplastin. Dengan adanya darah yang mengalir melalui tempat itu, faktor-faktor
pembekuan yang dikeluarkan trombosit akan terbawa oleh aliran darah sehingga tidak
terjadi proses pembekuan pada tempat itu, tetapi hanya terjadi suatu trombus. Jadi
untuk pembentukan trombus diperlukan darah yang mengalir.6
2.1.3.4. Klasifikasi Trombosis
Ada dua bentuk yang berbeda dari trombosis, diantaranya adalah trombosis
pada vena (venous thrombosis) yang terbagi menjadi beberapa macam seperti deep
vein thrombosis (DVT), portal vein thrombosis, renal vein thrombosis, jugularis vein
thrombosis, penyakit Paget-Schroetter, cerebral vein sinus thrombosis (CVST).
Selanjutnya adalah trombosis pada arteri (arterial thrombosis) yang juga terbagi
menjadi dua macam kelainan seperti stroke dan serangan jantung (infark miokard).9,14
2.1.4. Jenis-jenis Trombus
Trombus juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu trombus mural atau
trombus parietal (suatu bercak pada pembuluh darah atau jantung), trombus oklusif
(menyebabkan lumen pembuluh darah tertutup), trombus propagating (perpanjangan
trombus mula-mula), saddle/riding thrombus (terdapat pada percabangan pembuluh
darah), trombus bertangkai (melekat pada pembuluh darah kecil), trombus merah,
trombus putih, trombus campuran, trombus hialin, trombus baru, trombus lama,
marantic thrombus (terjadi pada penyakit berat), trombus septik (mengandung
kuman-kuman), dan blind/sterile thrombus (trombus tanpa kuman).6

10

2.2. Embolus
2.2.1. Definisi
Embolus merupakan benda asing yang berjalan mengikuti aliran darah dari
lokasi primer ke lokasi sekunder, kemudian terperangkap di pembuluh lokasi
sekunder tersebut, dan menyebabkan obstruksi aliran darah. Sebagian besar emboli
adalah bekuan darah (tromboemboli) yang terlepas dari lokasi primernya (biasanya di
vena tungkai profunda). Proses pembentukan embolus disebut sebagai embolisme
(embolism). Embolus ini sangat penting karena perpindahan benda-benda ini juga
merupakan cara penyebaran infeksi dan tumor. Selain itu, secara klinis menimbulkan
efek yang gawat dan dapat menimbulkan kematian mendadak. Embolus dapat
ditemukan dalam vena, arteri, pembuluh limfe, dan jantung.6

Gambar 2.3. Gambar Fisiologis Embolus18

Embolus biasanya dapat terperangkap di jaringan kapiler pertama yang


ditemuinya. Sebagai contoh, embolus yang berasal dari vena ekstremitas bawah
berjalan dalam sistem vena ke vena cava dan sisi kanan jantung. Dari sana, embolus
masuk ke arteri dan arteriol paru, bertemu dengan kapiler paru dan terperangkap.
Tromboemboli arteri biasanya terbentuk di jantung, setelah infark miokard atau
disritmia. Tromboemboli dari jantung dapat terperangkap di dalam pembuluh koroner
atau di setiap organ bagian hilir, termasuk otak, ginjal, dan ekstremitas bawah.5
2.2.2. Etiologi

11

Sumber-sumber embolus adalah lemak yang terlepas pada saat tulang panjang
patah atau dibentuk sebagai respons terhadap trauma fisik dan embolus cairan amnion
yang masuk ke sirkulasi sewaktu terjadi gradien tekanan yang besar saat kontraksi
persalinan. Udara dan sel tumor juga dapat berperan sebagai embolus untuk
menghambat aliran darah.5
2.2.3. Patogenesis
Embolus terjadi karena adanya trombus bertangkai dan dapat bergerak yang
kemudian jatuh ke dalam ostium jantung dan menutup atau akan pecah menjadi
fragmen yang merupakan embolus. Hal ini dapat bersifat menyumbat jika terdapat
pada pembuluh darah kecil.6
2.2.3.1. Definisi Embolisme (Embolism)
Embolus adalah sebuah massa yang berada pada sistem vaskularisasi yang
menyumbat lumen pembuluh darah. Massanya tersebut dapat berbentuk benda padat,
cairan, atau gas. Embolus dalam jumlah banyak disebut emboli. Sedangkan proses
terbentuknya embolus adalah embolisme. Embolisme adalah sumbatan pada
pembuluh oleh karena benda padat, cair, atau gas.9
2.2.3.2. Etiologi Embolisme
Faktor penyebab utama terjadinya pembentukan embolus (embolisme) di
dalam pembuluh darah adalah terbentuknya trombus di beberapa area pada sistem
sirkulasi tetapi faktor penyebab embolisme yang lain juga tidak boleh diabaikan
seperti lemak, deposit pada katup jantung yang terlepas, atau partikel asing lainnya.
Lebih dari 90% embolus atau emboli terjadi karena adanya trombus atau trombi yang
terlepas dari area pembesarannya.9,15
2.2.3.3. Mekanisme Embolisme
Trombus yang terlepas menjadi massa yang berkeliling di dalam darah. Proses
ini disebut embolisasi trombotik. Tipe emboli paling umum berasal dari trombus,
tetapi dapat berasal dari substan lain seperti lemak, debris ateroskelerotik, deposit

12

pada katup jantung yang terlepas, atau partikel asing. Bila embolus timbul dalam
peredaran vena, maka akan terperangkap dalam sirkulasi paru. Bila embolus berasal
dari jantung kiri, dapat terjadi embolisme di sembarang tempat sepanjang arteri.15
Embolisme merupakan adalah proses terbentuknya embolus karena adanya
benda asing atau yang lebih sering terjadi berasal dari trombus yang terlepas sehingga
menyumbat pembuluh darah. Emboli yang terjepit didalam pembuluh darah
berukuran terlalu kecil untuk bisa berjalan lebih lanjut sehingga terjadi okulasi
vaskuler persial atau total dan nekrosis iskemik pada jaringan di sebelah distal
(infark).15
2.2.3.4. Klasifikasi Embolisme
Embolisme dapat dikalsifikasikan menjadi dua macam, yaitu pulmonary
embolism dan systemic embolism. Pulmonary embolism adalah embolisme yang
berhubungan dengan paru-paru atau embolus yg dihasilkan itu dari trombus yang
sampai pada sistem sirkulasi paru-paru. Embolisme ini dibagi menjadi 3 kelas, yakni
kelas pertama yng dapat menyebabkan defisiensi pernafasan baik secara permanen
ataupun tidak sehingga dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan
idiopathic pulmonary hypertension. Selanjutnya adalah pulmonary embolism kelas
kedua yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan jantung yang akut, namun
jenis embolisme ini masih bisa diatasi dengan melakukan treatment tertentu.
Kemudian, pada kelas ketiga itu embolus atau emboli yang dihasilkan berukuran
besar dan dapat berujung pada kematian yang mendadak.9,14
2.2.4. Jenis-jenis Embolus
Embolus dapat berupa menjadi beberapa wujud, yaitu berupa benda padat
(misalnya trombus yang terlepas, kelompok mikroorganisme, jaringan yang rusak, sel
tumor), cairan (misalnya globul lemak dan cairan amnion), dan gas (misalnya udara
dan gas nitrogen).6

13

2.3. Hubungan Terjadinya Embolus dengan Trombus


Trombus adalah suatu benda padat atau gumpalan darah yang tersusun oleh
dan dari unsur-unsur (elemen) darah dan terbentuk di dalam pembuluh darah (sistem
vaskularisasi mana saja) atau jantung sewaktu masih hidup yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Unsur-unsur darah ini adalah trombosit, fibrin,
eritrosit, dan leukosit serta dengan menyempitnya diameter pembuluh darah, aliran
darah dapat terhambat (berkurang atau terbendung total). Proses pembentukan
trombus disebut trombosis.6
Embolus merupakan benda asing yang berjalan mengikuti aliran darah dari
lokasi primer ke lokasi sekunder, kemudian terperangkap di pembuluh lokasi
sekunder tersebut, dan menyebabkan obstruksi aliran darah. Sebagian besar emboli
adalah bekuan darah (trombus) yang terlepas dari lokasi primernya. Proses
pembentukan embolus disebut sebagai embolisme (embolism). Embolus ini sangat
penting karena perpindahan benda-benda ini juga merupakan cara penyebaran infeksi
dan tumor. Selain itu, secara klinis menimbulkan efek yang gawat dan dapat
menimbulkan kematian mendadak.6
Embolus terjadi oleh karena salah satu penyebabnya yaitu trombus yang
terlepas dari lokasi primer atau lokasi melekatnya. Trombosis yang merupakan proses
pembentukan embolus juga termasuk bagian dari embolisme karena proses
embolisme merupakan lanjutan dari trombosis. Hal ini dikarenakan trombosis yang
menghasilkan trombus kemudian trombus tersebut dapat terlepas oleh beberapa sebab
seperti aliran darah yang cepat dan kuat. Trombus yang terlepas tersebut termasuk
benda asing yang ikut mengalir di dalam pembuluh darah yang dinamakan embolus.
Jadi sebagian besar (sekitar 90%) embolus atau emboli yang terbentuk itu berasal dari
trombus yang terlepas di dalam pembuluh darah.6,9,15

Anda mungkin juga menyukai