Anda di halaman 1dari 21

VI.

ETIKA DAN ETIKA AKADEMIK


A. Deskripsi
- Tujuan pendidikan tinggi : menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yg memiliki kemampuan akademik yang
profesional yg dpt menerapkan, mengembangkan ilm pength,
teknologi dan seni.
- Mengembgkan iklim yg demokratis dlm mendukng kebebasn
akadmk, mimbar akadmk & otonomi PT sbg lmbg keilmuan.
- Sivitas akadmk bertanggung jawab dpt mengembngk budaya
akadmk dg pemikiran yg konstruktif & kreatif bagi pengemb
ilmu dan teknologi serta kebudayaan.
- Etika srg ditemptk pd situasi yg kondisional, tempat & waktu,
serta konsekuen mempertahankan nilai-nilai baik-buruk dan
benar salah.
- Etika memiliki nilai-nilai universal ttp tdk lepas dari kultur
komunitas manusia yg perlu diaktualisasikan dan kontekstual.

B. Relevansi
- Etika memiliki nilai kondisional bagi suatu komunitas dan sbg anggota
masyarakat kampus menyandang nilai-nilai intelektualitas.
- Sivitas akademika memiliki status ganda dg relevansi thdp nilai-nilai
yang berlaku dalam komunitas atau masyarakat.
- Etika menjadi esensial dan memiliki relevansi tingg srt perl diaktualisasik
bagi para civitas akademika krn masing-masing memiliki ciri, corak dan
cara-cara implementatif yang berbeda.

C. Tujuan Pembelajaran
Selesai kuliah Etika dan etika akademik dlm Jatidiri, mahasiswa mampu
menjelaskan tentang Etika dlm tata kehidupan kampus dan kehid masyakt.
1. Pengertian Etika
- Etika berasal dari bhs Yunani: Ethos berarti watak kesusilaan atau adat.
- Identik dg etika: moral dari bhs latin Mos atau Mores: adat /cara hidup.
- Etika dan Moral sering diartikan sama dlm pemaknaan kata, tetapi
berbeda dalam pemakaian dan penerapannya.
- Etika dipakai dan digayutkan dg pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
- Moral atau Moralitas dipakai untuk menilai perbuatan.
- Istilah lain : Susila dan Tata Krama yg menunjukkan dasar-dasar,
prinsip-prinsip, tata aturan hidup yang lebih baik.
- Etika dlm bhs Arab : Akhlak, sehingga etika disamakan dg ilmu Akhlak.
- Etika cabang ilmu filsafat yg mencari suatu kebenaran nilai yg menjadi
ukuran baik buruknya tingkah laku manusia, yg dpt disimpulkan akan
kebenaran nilai-nilai tersebut.

Ki Hajar Dewantara (1962) dlm Zubair (1992)


Etika : Ilmu yg mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dlm hidup manusia,
teristimewa yg mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yg dpt merupakan pertimbg
dan perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.
Encyclopaedia Britanica (1972) dlm Zubair (1992)
Ethic (from Greek Ethos,character)is the systematic study of the nature of value
concepts, good, bad, ought, right, wrong etc., and of the general principles which
justify us in applying them to anything; also called moral philosophy (from latis
Mores, customs).
Dari dua definisi trsbt maka, etika adalah ilmu pengtahuan yg mengandung muatan
normatif yg memberikan panduan perilaku manusia dlm masyarakat atau dlm suatu
komunitas tertentu tentang baik dan buruk atau benar dan salah.

Zubair (1992) etika tdr dr 3 aspek :


1. Aspek historis
Menekankan pd kedudukan etika sebagai cabang filsafat yg membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Aspek deskriptif
Menempatkan etika sebagai ilmu pengetahuan yg juga membicarakan
baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
3. Aspek normatif
Menempatkan etika sebagai ilmu pengetahuan yg hanya memberikan nilai baik
buruk perilaku manusia, sehingga dalam tataran normatif dan evaluatif cukup
memberikan informasi dan menganjurkan serta merefleksikan tentang mana yg
baik dan mana yang masuk katagori buruk (tidak benar).
- Menurut Aristoteles Karakter, Ithos, dihasilkan dari kebiasaan, Ethos. Kebiasaan
yg dilakukan terus menerus lambat laun akan membentuk karakter. Karekter yang
dimiliki oleh suatu masyarakat dlm waktu dan ruang tertentu menjadi perilaku yg
benar dan sesuai etika.

- Karakter orang Indonesia berbeda dg org Eropa, Amerika, Jepang dan Cina.
Contoh: orang Ind menggunakan tangan kanan untuk makan, minum dan
mengerjakan hal-hal yg baik dan bersih, tangan kiri unt hal-hal yg
kotor, tetapi tidak demikian bagi orang Eropa dan Amerika.
- Etika mengatur perilaku apa yg benar dan tdk benar, pantas dan tdk pantas,
Sopan dan tdk sopan, ttp tdk tertulis spt und-und yg mempy konskensi Hk.
Contoh: Jika seorang mhs Unsoed hadir dlm kuliah mengenakan kaos oblong
dan sandal jepit, tentu tdk pantas dlm pandangan umum masyarakat.
- Etika membentuk moral kehidupan dan memberi kenyamanan, keindahan,
keselarasan dan rasa senang.
Contoh: Jika kita sedang minum kopi dan menikmati kue, tiba-tiba teman
kita datang. Seseorang yg mengerti etika akan menawari tamunya,
untuk minum kopi bersama dan berbagi kue yang tersedia.

- Kita sering menjumpai istilah tidak etis. Misalnya tdk etis jika dlm berbisnis
hanya memikirkan keuntungan semata, tdk etis mengatakan hal itu didepan
forum . Disini etika sbg nilai dan norma untuk pegangan bagi perilaku kita.
- Moralitas atau etika tdk membuat kita bik dlm konteks yg terbatas,
tetapi baik sebagaimana manusia semestinya. Apa yg kita miliki
hendaknya diperoleh dg cara yg etis, bukan dg cara yang tdk etis.
- Etika berkenaan dg perilaku ilmuwan dan professional dalam
melaksanakan tugasnya. Kita mengenal kode etik jurnalistik,
kode etik kedokteran, dan bioetika.

2. Etika Dalam Masyarakat Kampus


- P T: suatu lembaga yg didlmnya terdiri atas sivitas akademika
yaitu dosen dan mahasiswa serta staf administrasi.
- Calon mhs masuk LPT maka banyak hal-hal yg hrs dikenalkan,
sehingga akan dpt menjadi bagian dari lembaga tersebut.
- Sistem PT membentuk masyarakat yg dikenal dg masyarakat
kampus dan berbagai hal baru akan ditemui oleh calon mhs :
a. Mengenal fasilitas yg tersedia dan dpt dimanftkan unt belajar.
b. Mengenal para senior dan dosen-dosennya.
c. Mengenal sistem pelayanan.
d. Mengenal hak dan kewajibannya sbg angg masyart kampus.
e. Mengenal dan mengikuti etika dan tata krama pergaulan kampus.
- Etika dlm masyarkt kampus atau etika akademik bersifat unifersal
karena berdasarkan ilmu dan kearifan.
- Tata krama pergaulan kampus berbeda dr suatu tempat ke tempat lain.
- Tata krama berdasarkan pd adat dan kebiasaan lokal shg mempengaruhi
tt krama perglan kampus. Ciri masyat kampus: sikap & etika akademik.

2.1. Landasan Etika Akademik


- Sikap akadk dipengaruhi oleh tkt penguasaan il & luasnya wwsn seseorang.
- Semakin tinggi tingkat keilmuan yg dimiliki semakin luas wwsn seseorang
akan semakin baik sikap akademik seseorang.
- Perilaku seorang pakar yg berpengalaman dan lebih kompeten dibidangnya,
memiliki kadar akademis lebih tinggi dr pd mhs baru yg br masuk kampus.
- Sikap akadk selaras dg etika akadk yg berldsk pd ilmu & kecedekiaan/kearifan.
- Wwsn keilmuan & kearifan yg luas cendrg menerpk etika akadk dlm kehidpny,
shg penerpn il dlm memecahkan maslh kehidpny didsr ol motivasi humaniora.
- Rendahnya penguasan ilmu & sempitnya wwsn biasanya mendorong perilaku
seseorang mengikuti nalurinya, shg perilakunya cenderung motivasi naluriah
atau nafsu hewani, bukan dilandsi motivas kemanusian dg dsr il yg dikuasainy.

2.1.1. Metode Ilmiah


- Ilmu pd hakekatnya mencari jawaban yg benar atas berbagai
pertanyaan & cr menyusun pengetahn yg benar/epistemologi.
- Metode ilmiah mencurahkan perhatianya thdp fakta-fakta yg
obyektif menggunak observs/ eksperimen unt mengumpulkan
data empirik yg kemudian dianalisis & diinterpretasikan untk
menghasilkan kesimpulan yg merupak fakta hasil generalisasi
yang menyusun suatu ilmu.
2.1.2. Logika/Penalaran
Proses penarikan kesimpulan dlm metode ilmiah menggunakan:
- Logika deduktif : penarikan kesimpulan dr hal yg bresifat um
menjadi kasus yang bersifat individual.
- Logika induktif : penarikan kesimpulan dr kasus-kasus indvl
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

- Suatu penarikan kesimpulan yg sahih/valid dilakukan


dengan kedua logika tersebut.
Penarikan kesimpulan menggunakan logika diterapkan
dlm eksperimen ilmiah yg mengacu pd prinsip-prinsip :
a. Terminologi dan deskripsiny jelas & dpt dimengerti.
b. Prosedur & hsl eksperimeny diuraikan scr tepat dan
dikemukkn scr rinci shg memungkkan pengulangan
oleh orang lain/ kolega.
c. Kesimpulannya didsrk pd data yg akurat dan tdk bias.
a. Hipots yg diuji didsrk pd penemuaan penelt lain sahih.
b. Kesimpulan tsbt dpt diverifikasi & akan memberikan
kontribusi bagi penyusun teori unt pemahaman universl.

2.1.3. Otoritas/Kewenangan
- Selain logika, manusia juga dpt mengandalkan pada
otoritas/authority dlm mengembangkan pengethnny.
- Otoritas dpt berup penjelasan org lain yg kredibilitas
keilmuannya dpat dipertanggung jawabkan
Contoh: Di bulan tidak ada kehidupan, sesgghnya
orang tsbt mengatakan saya yakin di bulan
tidak ada kehidupan.
2.1.4. Intuisi/Gerak hati
- Manusia menggunkan intuisi dlm mencari kebenaran
untuk mengembangkan pengetahuannya.
- Intuisi orang-orang yang sudah lama berpengalaman
dan mendalami bidangnya yang dapat diandalkan.
Contoh: Einstein seorang pakar fisika dan matematika
yang terkenal dengan teori relativitasnya.
- Jadi ilmu dikembangkan dengan logika, otoritas dan
intuisi para pakar dibidangnya.

2.1.5. Ilmu Melandasi Etika


- Manusia mengembangkan ilmu dg tujuan unt menjawab
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya.
- Ilmu dapat meramalkan, mengendalikan gejala alam,
memanipulasi dan menguasai alam serta memecahkan
permasalahan hidup yang dihadapinya.
- Ilmu yg dikuasai ol manusia akan mempengaruhi sikap
dan etika yg terwujud dlm perilaku sehari-hari, apabila
pd kalangan masyarakat PT yg dikenal sbg masyarakat
ilmiah, akademik, tentunya dalam masyarakat tersebut
berlaku sikap dan etika akademik.

2.2 Sikap dan Etika Akademik


2.2.1. Sikap Akademik
- Sikap : perbuatan, perilaku, gerak-gerik yg berdasarkan
pada pendirian (pendapat atau keyakinan).
- Seseorg yg memilk sikap akan sll melakukan perbuatan
yg dilandasi ol pendirian yg jelas, pendapat & keyakinan
yang jelas pula.
- Akademik berarti mengandung kearifan dan dilandasi dg
ilmu.
- Sikap akademik : perbuatan, perikalu, gerak-gerik yang
berdasrk pd pendirian yg mengandung kearifan & dilands
dengan ilmu. Perilaku ini adalah ciri yang membedakan
anggota masyarakat kampus dan masyarakat biasa.

Didalam kampus kita mengenal adanya kebebasan akademik


dlm UU No.2 Th. 1989 Bab VI Pasal 17 ayat 1 disebutkan :
Kebebasan akademik mrpk kebebasan yg dimiliki anggota
sivitas akademika unt scr bertanggung jawab dan mandiri
melaksanakan kegiatan akademik yg terkait dg pendidikan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara universal kebebasan akademik berarti :
- Keleluasaan unt mengajar dan membahas masalh tanpa
campur tangan pihak lain misalnya pemerintah dll.
- Tdk adanya larangan atau hambatan dan campur tangan
penguasa untuk menulis dan mempublikasikannya dlm
jurnal, buku dan sebagainya.
- Tdk adanya tekanan atau ancaman unt berbicara scr terbuka.

Dalam masyarakat kampus juga dikenal otonomi keilmuan.


Dalam UU. No. 2 Th.1989 Pasal 20 disebutkan bahwa :
Otonomi keilmuan merpk kegiatan keilmuan yg berpedoman
pd norma dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh para
anggota civitas akademika.
- Otonomi keilmuan berarti adanya kebebasan mempelajari dan
mengembangkan bidang ilmu yang ditekuninya.
- Sivitas akademika yaitu dosen dan mahasiswa dituntut mengerti
dan melaksanakan sikap akademik, mengerti kebebasan mimbar
akademik dan otonomi keilmuan.
- Hal-hal inilah yg membedakan dunia kampus dr masyarakat lain.

Seorang anggota civitas akademika memilk skp akadmk yg ant lain :


1. Keingintahuan : seorang mhs hendaknya menumbuhkan keingin
tahuannya (curiosity) thdp kuliah yg diberikan dosennya, sehingga
tumbuh motivasi dan semangat unt giat belajar dan mengerti ilmu
yang dipelajarinya.
2. Kritis : tdk menerima begitu saja terhdp informasi yg diperoleh.
Informasi yang diterima diuji kebenarannya, dikomfirmasi dan
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yg dpt menggali kebenaran
dan validitas informasi tersebut.
3. Terbuka : bersedia dikritik dan dpt menerima pendpt dan argumts
orang lain walaupun berbeda pendapatnya.
4. Obyektif : seorang akademisi mampu melihat sst scr nyata, spt
apa adanya, ia tdk merancukan pandangan pribadinya dg fakta
yg dihadapi, ia tdk berprasangka, jd pemikiran dan pendapatnya
tidak dikuasai oleh sangkaan dan perasaan pribadinya.

5. Tekun dan konsisten : hanya dg upaya terus menerus dan pantang


menyerah maka pengetahuan itu akan bertambah walaupun tidak
mungkin akan mencapai kesempurnaanya.

6. Berani mempertahankan kebenaran : kebenaran dlm akademik :


kebenaran obyektif, kebenaran yg dpt diverifikasi dg metode ilmiah,
kebenaran yg dapat dan secara terus menerus diuji.
7. Berpandangan kedepan : pandangan seorg akademisi dpt merupkn
pyoyeksi 5 th, 10 th, 100 th atau bahkan ribuan th kedepan tergantung
kepada wawasan kedepan.
8. Independent : anggota sivitas akademika memilk kebebsn akademik.
9. Kreatif : dlm masyarakat akademik , berbagai aktivitas menumbuhk
daya cipta dan inovasi

2.2.2. Etika Akademik


- Etika akademik : ilmu tentang baik dan buruk, hak dan kewajiban
moral (akhlak) yang dilandasi kearifan.
- Etika berbeda dari Tatakrama karena ;
a. Etika berbicara mengenai akhlak (ilmu tentang akhlak : Arab).
Tatakrama mengen adat sopan santun yg menjd kebiasaan umum
yg berlaku pd suatu komunitas manusia.
b. Etika mempljr pandangn-pandagn & persoalan-persln moral didsrk
pada pemikiran dan keadilan.
Tatakrama didsrk pd kebiasaan yg tdk sll dpt dipahami ol akal sehat
dan keadilan.
c. Etika memiliki alasan yg masuk akal, mengapa hrs berlk demikian.
Tatakrm merupk kebiasn tanpa memikrk mengp hrs berlk demikian.
d. Etika berbicara akhlak jd berkaitan dg perbuatan manusia yg ikhlas.
Tatakrama mengacu pd pertimbangan pantas dan tidak pantas.

Perbutn manusia dpt dikelompokn menjdi 2 mcm berdsrk motifnya :


1. Perbuatan yang timbul dari motif-naluri (perbuatan-hewani).
Sseorang terantuk batu & terluka dg marah melempar batu itu.
2. Perbuatan yg timbul dr pemikiran yg jernih dan kemauan yang
tulus (nilai kemanusiaan).
Jika melempar batu yg melukai dg motif agar batu tersebut tdk
mengganggu orang lain.

Seseorang yg beretika akademik dpt digambarkan :


1. Apresiatif : menunjukkan apresiasi (penghargaan) terhdp
pemikiran dan karya orang lain dg alasan yg masuk akal.
2. Agnostik : tawadhu/menganggap dirinya rendah dalam
pengetahuan dihadapan alam yg kompleks dan misterius
merupk hasil pengalaman ilmiah yang luas.
3. Mengakui otoritas : setiap menggunakan hsl karya ilmiah
baik dlm penyampaian lisan/tulisan hrs dinyatak authornya.
4. Mhs yg mengetahui tatakrama :
Mengikuti kuliah dg pakaian yg sopan; menurut tata aturan
setempat, berpakaian yg rapi, tdk berkaos oblong, tidak
bersandal, berada diruang kuliah sblm dimulai, memperhatikn
kuliah yg disampaikan, bertanya scr kritis dg bhs yang sopan,
duduk dg sopan dan menjaga kebersihan ruangan.

Anda mungkin juga menyukai