Faktor Eksogen
3. Faktor lingkungan: regio
tubuh dan temperatur,
1. Sifat kimia bahan iritan:
faktor mekanik (tekanan,
pH, kondisi fisik,
friksi, abrasi)
konesntrasi,
ukuranmolekul, jumlah,
polarisasi, vehikulum, Faktor Endogen
kelarutan
1. Faktor genetik
2. Karakteristik paparan: 2. Gender
jumlah, konsentrasi,
durasi dan tipe kontak, 3. Usia
paparan simultas dengan 4. Etnis
paparan lain dan jarak 5. Regio kulit
antara paparan
6. Atopi
sebelumnya
Bahan iritan fisik dan kimia memicu pelepasa sitokin dan mediator inflamasi
lainnya sel epidermis dan dermis merespon sinyal tsb sitokin inflamasi
dikeluarkan dari sel residen dan sel inflamasi yang sudah terinfiltasi (sitokin
utama CXCL 8 IL-8) sel-sel inflamasi termasuk netrofil diserang dan di
bawah pengaruh picuan inflamasi mengeluarkan mediator inflamasi
Gambaran Klinis
Gejala subjektif: rasa terbakar, tersengat, sensasi nyeri
Spektrum klinis
1. DKI akut
2. DKI delayed-acute
3. DKI chronic cumulative
4. DKI subjektif/simptomatik
5. DKI eritematosa
6. Dermatitis friksional
7. Reaksi traumatik
8. Reaksi pustular / acneiform
9. Exsication eczematoid
DKI Akut
Akibat pajanan tunggal oleh bahan iritan
kuat/bahan kimia kaustik asam/basa
sebagai satu seri pajanan singkat, biasanya
akibat kecelakaan kerja
Keluhan: rasa terbakar, gatal atau tersengat
Klinis: eritem, edema, vesikulasi, dan eksudasi
dengan pembentukan bula, pada kasus yang
berat dapat nekrosis
Fenomena descrendo
Prognosis baik
Diagnosis
Anamnesis
Pekerjaan pasien (pekerjaan basah, kontak
sabun, detergen, kontak dgn pelarut/alkali
Hobi
Onset gejala
Keluhan utama
Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
MAYOR
MINOR
Sujektif
-Onset simptom biasanya dalam menit hingga -Onset dermatitis dalam 2 minggu setelah
beberapa jam setelah terpajan
terpajan
Objektif
-makula eritem, hiperkeratosis, atau adanya -Bentuk
fisura
yang
tajam
pada
seperti
efek
permukaan kulit
simsumkrip
pengaruh
gravitasi
dripping (tetesan).
-proses penyembuhan dimulai segera pada -tedensi dermatitis untuk menyebar berkurang
bagian yang tereksposur terhadap agen
perbedaan
konsentrasi
atau
waktu
kontak
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan spesifik. Patch Test, kultur
bakteri, pemeriksaan KOH, pemeriksaan IgE
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis atopi
Terapi
penting diketahui zat iritan penyebabnya,
proteksi terhadap bahan tersebut, dan
melakukan substitusi
Etiologi
Alergen, paling sering berupa bahan kimia
dengan BM kurang dari 500-1000 Da bahan
kimia sederhana
Penyebab utama di AS: tumbuh-tumbuhan, genus
Toxicodendron poison ivy, poison oak, poison
sumac.
Bahan lain: nikel sulfat, potassium dichromat
(semen, pembersih alat rumah tangga),
formaldehid, etilendiamin (cat rambut),
mercaptobenzotiazol (karet), tiuram (fungisida),
parafenilendiamin (bahan kimia fotografi)
Patogenesis
Diagnosis
Anamnesis
Demografi dan riwayat
pekerjaan
pernikahan,
pekerjaan,
deskripsi
dari
keluarga
Riwayat penyakit
sebelumnya
spesifik
Pemeriksaan Fisik
Lokasi
Tangan
Kemungkinan Penyebab
Pekerjaan yang basah (Wet Work) misalnya memasak makanan (getah
sayuran, pestisida) dan mencuci pakaian menggunakan deterjen.
Lengan
Jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman.
Ketiak
Wajah
Bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal, alergen di udara (aeroalergen), nikel (tangkai kacamata).
Bibir
Kelopak mata
Telinga
Anting yang terbuat dari nikel, tangkai kacamata, obat topikal, gagang
telepon.
Leher
Badan
Tekstil, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, deterjen,
bahan pelembut atau pewangi pakaian.
Genitalia
Efloresensi
Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Tempel
2. Pemeriksaan Histopatologi
Epidermis:
hiperkeratosis,
akantosis, spongiosis
Dermis: edema,
limfosit perivaskuler
Terlihat hiperkeratosis, vesikel parakeratosis
subkorneal, spongiosis sedang dan elongasi akantosis
dari pars papilare dermis yang dinyatakan lewat
infiltrasi sel-sel radang berupa limfosit dan beberapa
eosinofil, serta elongasi dari papila epidermis
Penatalaksaan
Non medikamentosa
Memotong kuku kuku jari tangan dan jaga tetap
bersih dan pendek serta tidak menggaruk lesi
karena akan menimbulkan infeksi
Memberi edukasi mengenai kegiatan yang
berisiko untuk terkena dermatitis kontak alergi
Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat
melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan
alergen
Memberi edukasi kepada pasien untuk tidak
mengenakan perhiasan, aksesoris, pakaian atau
sandal yang merupakan penyebab alergi
Medikamentosa
Simptomatis
Diberi antihistamin yaitu Chlorpheniramine Maleat (CTM)
sebanyak 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali untuk dewasa dan
0,09 mg/dosis, sehari 3 kali untuk anak anak untuk
menghilangkan rasa gatal
Sistemik
Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, sehari 3 kali
Cetirizine tablet 1x10mg/hari
Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika
(amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500mg/hari,
selama 5 hingga 7 hari
Topikal
Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari