Anda di halaman 1dari 22

DERMATITIS KONTAK

TOKSIK
MEILITA MUTIARA HANIFAH
1610211027
DEFINISI
 Suatu dermatitis yang timbul kontak dengan kontakkan
eksterna melalui proses toksis setelah
PENYEBAB DAN EPIDEMIOLOGI

 Penyebab : iritan primer seperti asam dan basa kuat,


serta pelarut organic.
 Umur : semua umur.
 jenis kelamin :frekuensi yang sama pada pria dan
wanita.
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
 Kebersihan/ hygiene yang kurang lebih besar
kemungkinan terkena penyakit.
 Lingkungan yang banyak mengandung basa atau
asam kuat lebih besar kemungkinan terkena.
GEJALA SINGKAT PENYAKIT

 Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan


keluhan tambahan : biasanya kelainan kulit timbul
beberapa saat sesudah kontak pertama dengan
kontaktan eksternal. Penderita akan mengeluhkan rasa
panas, nyeri atau gatal.
PEMERIKSAAN KULIT

 Lokalisasi : seluruh permukaan tubuh dapat terkena.


 Efloresensi/ sifat-sifatnya : eritema nummular sampai
dengan plakat. Vesikel, bula sampai erosi nummular
sampai plakat.
DIAGNOSIS BANDING

 Antraks : biasanya lesi bundar, pada bagian tepi


terdapat lepuh-lepuh. Badan panas dan dapat
ditemukan basil antraks.
 Erisipelas : badan panas, eritema difus tak berbatas
tegas.
PENATALAKSANAAN

 Umum : hindari sumber toksik.


Pengobatan bergantung jenis iritan; jika asam
kuat,tindakan berupa pencucian dengan air, kemudian
basa dan natrium bikarbonat.
Setelah dicuci diberi salep atau krim kortikosteroid.
 Sistemik : kortikosteroid seperti prednisone 40-60 mg/hari
pada orang dewasa
PROGNOSIS

 Biasanya baik.
DERMATITIS KONTAK
ALERGIK
MEILITA MUTIARA HANIFAH
1610211027
DEFINISI

Suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah


kontak dengan allergen melalui proses sensitisasi.
PENYEBAB DAN EPIDEMIOLOGI

 Penyebab : allergen = kontaktan = sensitizer. Biasanya


berupa bahan logam berat, kosmetik (lipstick,
deodorant, cat rambut), bahan perhiasan (kacamata,
jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin), karet (sepatu, pakaian dalam), dll.
 Umur : dapat pada semua umur.
 Jenis kelamin : frekuensi yang sama pada pria dan
wanita.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIMBULNYA PENYAKIT
 Bangsa/ ras : semua bangsa.
 Daerah : tak berpengaruh.
 Kebersihan/ hygiene : yang kurang mempermudah
timbulnya penyakit.
 Lingkungan : berpengaruh besar untuk timbulnya
penyakit, seperti pekerjaan dengan lingkungan yang
basah, tempat-tempat lembap atau panas, pemakaian
alat-alat yang salah.
GEJALA SINGKAT PENYAKIT

 Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan


keluhan tambahan : kemerahan pada daerah kontak,
kemudian timbul eritema, papula, vesikel dan erosi.
Penderita selalu mengeluh gatal.
PEMERIKSAAN KULIT

 Lokalisasi : semua bagian tubuh dapat terkena.


 Efloresensi : eritema nummular sampai dengan plakat,
papula, dan vesikel berkelompok disertai erosi
nummular hingga plakat. Terkadang hanya berupa
macula hiperpigmentasi dengan skuama halus.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan eosinophil darah tepi.


2. Pemeriksaan immunoglobulin E :
• Uji tempel (patch test)
• Uji gores (scratch test)
• Uji tusuk (prick test)
DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatofitosis : biasanya berbatas tegas; pinggir aktif


dan bagian tengah agak menyembuh.
2. Dermatitis seboroika : biasanya pada tempat seboroik
dengan kelainan khas berupa skuama berminyak,
warna kekuningan.
3. Kandidiasis : biasanya dengan lokalisasi yang khas.
Efloresensi berupa eritema, erosi dan ada lesi satelit.
PENATALAKSANAAN

 Umum : hindari factor penyebab.


 Sitemik :
• Antihistamin
• Kortikosteroid : metilprednison, metilprednisolon atau
triamsinolon.
 Topikal : jika lesi basah diberi kompres KMnO4 1/5000.
Jika sudah mengering diberi kortikosteroid topical seperti
hidrokortison 1-2%, triamsinolon 0,1%, fluosinolon 0,025%,
desoksimetason 2-2,5% dan betametason-dipropionat
0,05%.
PROGNOSIS

 Umumnya baik.

Anda mungkin juga menyukai