Makalah Poliketida
Makalah Poliketida
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah kimia bahan alam
Disusun oleh :
Kelompok 4
Ainur Rohmah (1112096000013)
Muhamad Rizal (1112096000019)
Rizky Widyastari (1112096000025)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam. Makalah
ini membahas mengenai Poliketida meliputi asal-usul, sistem penamaan poliketida,
biosintesis, aktivitas biologis serta isolasi suatu poliketida. Pada Kesempatan ini, tak lupa
kami ucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Dede Sukandar, M.Si selaku dosen mata kuliah Kimia Bahan Alam
2. Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dalam
memberikan referensi
3. Bapak dan ibu dosen lainnya serta teman-teman lain yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, demi
kesempurnaan makalah ini maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca selalu penulis harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagian senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatik.
Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatik yang
hanya terdiri dari atom karbon seperti benzen, naftalen dan antrasen. Cincin karbo
aromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus
lainnya yang ekivalen ditinjau dari segi biogenetiknya. Oleh karena itu, senyawa bahan
alam aromatik ini, sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol, walaupun sebagian
diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas
(Lenny, 2006).
Ilmu kimia senyawa-senyawa fenol yang ditemukan di alam mengalami
kemajuan yang sangat pesat setelah berhasil menetapkan struktur dari cincin aromatik,
bahkan struktur dari beberapa senyawa fenol telah dapat ditetapkan sejak abad ke-19.
Akan tetapi topik-topik menarik mengenai senyawa-senyawa itu terus menerus muncul
dengan adanya penemuan-penemuan baru. Dengan demikian senyawa-senyawa fenol
dapat dianggap sebagai cabang dari ilmu kimia bahan alam yang terus berkembang,
seperti halnya terpenoida, dan steroid (Lenny, 2006).
Sifat-sifat kimia dari semua senyawa-senyawa fenol adalah sama, akan tetapi dari
segi biogenetik senyawa-senyawa ini dapat dibedakan atas dua jenis utama, yaitu:
1. Senyawa fenolik yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
2. Senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai senyawa fenol yang berasal dari jalur
asetat-malonat yakni poliketida. Poliketida banyak dihasilkan oleh bakteri, fungi
(jamur), kapang dan lumut. Sebagai contoh senyawa-senyawa yang terdapat dalam
fungi dan bakteri adalah asam orselinat dalam fungi dan linchen, griseofulvin yang
terdapat dalam Penicillium griseo- fulvin dan kulvularin dalam Culvularis sp.
Dalam bentuk
berselang seling. Pola inilah yang menjadi ciri khas poliketida dan membedakan
poliketida dari senyawa aromatik lainnya. (Rahmati, 2011)
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai suatu poliketida beserta
dengan alur biosintesis, klasifikasi, sistem penamaan, sintesis maupun isolasi dari suatu
poliketida.
1.2
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Poliketida
Poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat.
Senyawa poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh beberapa
unit dua atom karbon dan membentuk suatu rantai karbon yang linier yakni asam poli
-ketokarboksilat yang disebut rantai poliasetil (Harborne, 1987).
Poliketida atau yang sering disebut dengan peptida nonribosom dibentuk oleh
enzim besar yang multifungsional dengan kelompok situs katalitik yang terkoordinasi,
yaitu Polyketide Synthase (PKS) dan Non-Ribosomal Peptide Synthase (NRPS) (Zhao
et al. 2007).
Pada awalnya suatu poliketida diperkirakan berasal dari unit-unit asetil-CoA
berkondensasi melalui reaksi Claisen membentuk ester poli--keto. Tetapi studi
biosintesis menemukan bahwa penambahan rantai bukan oleh asetilCoA tetapi oleh
malonilCoA yang memiliki H lebih bersifat asam sehingga menyediakan nukleofil
yang lebih baik dari pada asetilCoA.
2.2
sitotoksik,
antitumor/antikanker,
antivirus,
antimikroba,
antiinflamasi,
antimalaria, dan lain-lain (Guyot, 2000). Menurut Blunt et al. pada tahun 2007,
senyawa metabolit yang diisolasi dari bakteri yang berasosiasi dengan spons Haliclona
sp., misalnya: sterol, steroid, alkaloid, avarol, nukleosida, peptida, dan poliketida.
Poliketida banyak dihasilkan oleh bakteri, kapang dan lumut. Dalam bentuk
struktur molekulnya, poliketida memiliki pola oksigen yang berselang seling. Adapun
Metabolit sekunder yaitu poliketida yang terdapat pada fungi dan bakteri diantaranya
yakni pigmen antrakuinon yang terdapat pada fungi Claviceps purpurea, griseofulvin
terdapat pada Penicillium griseo-fulvin dan kurvularin yang terdapat pada Culvularis
sp.
Gambar 1. Antraquinon
2.3
Gambar 2. Griseofulvin
Gambar 3. Kurvularin
Klasifikasi Poliketida
Secara umum, poliketida terbagi ke dalam dua golongan, yaitu poliketida
aromatik (yang terdiri dari satu sampai enam cincin aromatik) dan poliketida kompleks
yang terdiri dari makrolida dan ansamicin (yang memiliki cincin lakton atau laktam),
poliena dan polieter.
2.3.1 Poliketida Aromatik
Poliketida
aromatik
digolongkan
menjadi
beberapa
golongan
jalur
b. Turunan Kromon
c. Turunan Benzokuinon
d. Turunan Antrakuinon
2.5
Penamaan Poliketida
Dalam sistem penamaan poliketida, suatu poliketida memiliki mempunyai
bagian umum yang tetap, yaitu cincin benzokuinon.
(a)
Keterangan :
(b)
Senyawa (a) adalah naftakuinon
Senyawa (b) adalah Benzokuinon
Senyawa (c) adalah Antrakuinon
(c)
O
OH
(a)2-hidroksinaftakuionon
2.6
(b) 1,4-Naftakuinon
CH3
COOH
CH3
COOH
CO
CH2
C2
KONDENSASI
(+C2)
CH3
CO
CH2
COOH
CH3
C2
COOH
REDUKSI
CH3
CH2
CH2
COOH
KONDENSASI
(+C2)
CH3
(CH2)2
CO
CH2
COOH
CH2
COOH
CH3
(CH2)2
CO
CH2
COOH
C2
CH3
(CH2)4
CO
CH2
COOH
C2
REDUKSI
CH3
(CH2)2
CH2
KONDENSASI
(+C2)
CH3
(CH2)4
CO
CH2
COOH
ASAM LEMAK
POLIKETIDA
Cn
terdapat
pada
gambar
dibawah
ini:
Karena sifatnya yang sangat reaktif, poliasetil tersebut mampu melakukan reaksireaksi tertentu, diantaranya ;
(b)
CO
COOH
O
O
R
R
CO
COOH
HO
HO
OH
OH
OH
Endokrosin
(polisiklik)
Asilfloroglusinol
R = CH3
asetilfloroglusinol
Kurvularin
(monosiklik)
dengan
Eterifikasi
Pada reakis eterifikasi terjadi reakis antara gugus hidroksil dengan gugus
karbonil dari poliasetil membentuk eter siklik. Reaksi ini menghasilkan
senyawa turunan kromon yaitu turunan piron.
(a)
OH
O
(b)
(a)
piron
CH2 - COOH
piron
OOH
C
O
(a ) O
O
(b )
(b )
(c ) O
O
C
HOOH
CHOOH
O
(d )
OH
HO
O O
(d )
R
O
HO
OH
ISOKUMARIN
KHROMON
Contohnya :