Hemo Filia
Hemo Filia
HEMOFILIA
Helena Sunarja
07120060074
HEMOFILIA
Hemofilia adalah suatu penyakit
gangguan koagulasi herediter akibat
kekurangan faktor pembekuan.
Defisiensi herediter faktor koagulasi
hemofilia A
hemofilia B
hemofilia C
penyakit von Willebrand
Epidemiologi
Insiden hemofilia A 4-8 kali lebih sering
dari hemofilia B
Angka kejadian hemofilia A 1:10.000
dari penduduk laki-laki yang lahir di
seluruh dunia
Himpunan
Masyarakat
Indonesia (HMHI)
Hemofilia
Hemofilia B
Berat (8 orang)
Sedang (11 orang)
Ringan (8 orang)
Hemostasis
Hemophilia A dan B
penyakit herediter yang diturunkan
secara X - linked recessive akibat
defisiensi faktor VIII dan faktor IX.
Pewarisan dan gambaran klinis pada
hemofilia A identik dengan hemofilia
B
Pewarisan
Patofisiologi
FVIII sebagai kofaktor
FIXa aktivasi FX
FIX mengaktifkan
F X Xa
tenase complex
(FVIIa, IXa, X)
pada permukaan
platelet
Manifestasi klinis
Hemartrosis rasa nyeri, tingling
disertai hematom, deformitas, dan
pembatasan gerakan sendi
Pendarahan sukar dihentikan
Epistaxis
Perdarahan gusi
Hematuria
Neonatal bleeding
Perdarahan intraserebral
Klasifikasi
Berat
<1%
( < 0,01 U/ml)
Gambaran Klinis
1-5 %
(0,01 0,05 U/ml)
Ringan
5-25 %
(0,05 0,25 U/ml)
Diagnostik
Perdarahan yang sukar berhenti setelah
suatu tindakan, atau timbulnya hematom
setelah trauma ringan atau terjadinya
hemarthrosis
Riwayat keluarga (+)
Jumlah trombosit, masa perdarahan, masa
protrombin (PT) normal
masa tromboplastin parsial teraktivasi
(aPTT) memanjang
Penurunan faktor VIII atau IX
Diagnosis antenatal
Chorionic villus sampling (CVS) pada
minggu ke 10-12 gestasi atau
melalui amniocentesis setelah usia
gestasi 15 minggu
Jika DNA analisis tidak dapat
dilakukan
Sampel darah fetus yang diperoleh
dari
vena
umbilikaslis
pada
kehamilan 16 sampai 20 minggu
Tatalaksana
A.Pencegahan
. Bayi baru lahir dicurigai hemofilia, tidak dianjurkan untuk
dilakukan sirkumsisi sampai diagnosis hemofilia dapat
disingkirkan.
. Pemeriksaan darah harus diperoleh dari v.superfisial dan
harus diberikan tekanan sampai perdarahan berhenti.
. Vena pungsi melalui vena femoralis atau jugularis
dikontraindikasikan
. Bayi dengan hemofilia harus menerima imunisasi rutin
seperti imunisasi hepatitis A danB
SC
Pencegahan
Menciptakan situasi /lingkungan bermain yang
aman
mengalaskan karpet, sekeliling tempat bermain diberi
bantalan, menggunakan pakaian tertutup.
Terapi pengganti
Hemofilia A
Konsentrat FVIII : rekombinan faktor VIII (r-f VIII)
Penghitungan dosis
(kadar yang diinginkan kadar sekarang(%)) x BB
(kg) x 0,5
Kriopresipitat
1 kantong mengandung 75-125 unit faktor VIII
Dosis : 1 kantong kriopresipitat/5kg BB
FFP
Satu ml FFP mengandung 1 U aktivitas FVIII
Dosis :15-20 ml/kg
DDAVP
derajat ringan dan sedang dengan aktivitas FVIII > 5 %
Dosis IV 0,3 Mg/kgBB 4 kali peningkatan FVIII
Efek puncak : 30 60 menit
hanya untuk episode perdarahan kecil, seperti
perdarahan mulut, ekstraksi gigi, hematom kecil dan
epistaksis.
Terapi pengganti
Hemofilia B
Konsentrat faktor IX (prothtombin
complex concentrates (PCCs))
Rekombinan FIX
Penghitungan dosis
kadar yang diinginkan (%) x BB (kg) x 1,4
Antifibrinolitik
terapi adjuvant untuk mengontrol
hemostasis lokal dan mencegah
perdarahan dari prosedur dental
Epsilon aminocaproic acid (EACA)
oral atau IV dosis awal 200 mg/kg 100
mg/kg setiap 6 jam
Tranexamid acid oral 25 mg/kg, dosis max
1,5 gr
IV 10 mg/kg, dosis max 1 gr/ 8 jam
15-20%
20-40%
Operasi besar
60-80%
Perdarahan intrakranial
100%
Komplikasi
Inhibitor
Hemofilia A:
HEMOFILIA C
Penyakit herediter autosomal
resesif akibat defisiensi faktor XI
Jarang terjadi
Terjadi pada laki-laki dan perempuan
Insiden terbanyak ras Yahudi
Ashkanazi
Mutasi defek gen FXI ini terletak
pada kromosom 4q35
Manifestasi klinis
Perdarahan tejadi pasca trauma atau
pasca operasi
epistaksis
ekimosis (bruise)
menoragia
tidak memiliki kecenderungan untuk
mengalami pendarahan spontan,
hemartrosis
Diagnosis
Riwayat perdarahan pasca trauma
aPTT memanjang
prothrombin time (PT), bleeding time
(BT), thrombin time (TT), dan jumlah
platelet dalam batas normal
Penurunan faktor XI
Terapi
FFP
dosis 10-15 ml/kg /24 jam
menghasilkan plasma level sebesar 2030%
DDAVP
mengontrol perdarahan dan mencegah
perdarahan masif selama operasi
IV 0,3 Mg/kgBB
Asam tranesamic
mengontrol perdarahan mukosa, 10
mg/kg, dosis max 1 gr/ 8 jam
PvW :
kadar vWF tidak cukup/disfungsi vWF vWF tidak
dapat memicu adhesi trombosit tidak ada
trombosit yang menempel pada lapisan pembuluh
darah
vWF juga berfungsi membawa FVIII dalam aliran
darah kadar vWF tidak cukup FVIII
sumbat
trombosit terhambat perdarahan berlangsung lama
Manifestasi Klinis
Perdarahan mukokutaneus ringan - berat :
bruise
epistaksis sulit dihentikan
perdarahan memanjang pada luka kecil
perdarahan gusi
Menoragia
perdarahan panjang pasca
trauma/operasi/ekstraksi gigi
Diagnostik
Riwayat perdarahan mukokutaneus
yang abnormal
Riwayat keluarga (+)
Jumlah trombosit normal
Masa perdarahan > 10 menit
(memanjang)
Kadar FVIII, vWF;Ag, vWF;R.Co
dibawah 40 u/dl
Tata Laksana
DDAVP
Menginduksi pelepasan vWF dari
penyimpanannya di dalam sel endotel
Dosis: 0,3 mg/kgBB
Tipe 1 : respon baik sekitar 90%
Tipe 2: bervariasi
Antifibrinolitik
asam traneksamat oral
25mg/kgBB/6-8 jam
asam aminokaproat oral 100-200
mg/kgBB/6 jam
PvW
Hemofilia A, B
Gejala
Perdarahan mukosa:
bruise, epistaksis,
menoragia
Hemartrosis
Perdarahan otor
Prevalensi
Laki-laki=perempuan
Laki-laki
Protein abnormal
vWF
FVIII; FIX
Fungsi protein
Adesi platelet
Kofaktor pembekuan
Tempat sintesis
Sel
endotelial/megakarosit
Kromosom
Kromosom 12
Kromosom X
Inhibitor
Jarang
Sering
Bleeding Time
Sering abnormal
Selalu normal
PTT
Normal
Memanjang
FVIII
Tes laboratorium
FIX
vWF:Ag
Menurun
Normal
vWF R:Co
Menurun
Normal
Kesimpulan
Hemofilia adalah suatu penyakit
gangguan koagulasi herediter akibat
kekurangan faktor pembekuan
Manifestasi perdarahan paling berat
terjadi pada kasus hemofilia A dan B
Selain
gejala
klinis,
diperlukan
pemeriksaan faktor pembekuan, PT,
aPTT,
vWF;Ag,
R.Co
dalam
menentukan diagnosis.
Kesimpulan
Pemberian substitusi komponen darah
merupakan
hal
penting
dalam
penanganan hemofilia.
Perlunya penanganan intensif sejak dini
pada bayi atau anak yang dicurigai
memiliki gangguan koagulasi sehingga
kelak mereka dapat tumbuh menjadi anak
yang normal layaknya anak sebayanya
dengan menghindari pencetus timbulnya
perdarahan (trauma)