Anda di halaman 1dari 13

Lampiran 25.

Kawasan EBA Jawa-Bali Birdlife Indonesia

DAERAH ENDEMIK BURUNG

160: HUTAN DI JAWA DAN BALI


Sekilas
Lahan (dalam juta ha)

Daratan
Hutan
Budidaya
Pemukiman
Pertanian
Perkebunan
tanaman kayu

=
=
=
=
=
=
=

13,77
1,37 (10%)
9,89 (72%)
1,72 (13%)
6,75 (49%)
0,78 (6%)
0,38 (3%)

Kependudukan

Jumlah
= 110,36 juta jiwa
Kepadatan
= 801/km2
Laju pertumbuhan
=
1,77%

Burung, DBE dan Habitat


Kunci

Total Species
= 498
Species Endemik Indonesia =59
Species Endemik Jawa-Bali =29
Species burung sebaran-terbatas
Jumlah DBE
=2

39

Habitat Kunci

Hutan di Jawa dan Bali; hutan hujan pegunungan, hutan hujan


dataran rendah, dan hutan musim.

Pesisir Pulau Jawa; habitat pesisir (mangrove, rawa paya, dan rataan
lumpur)

Situasi Saat Ini

Sebagian besar lahan hutan hujan pegunungan masih dalam kondisi


baik, dan telah cukup tercakup di dalam kawasan konservasi.
Beberapa hutan yang penting bagi keanekaragaman hayati, khususnya
di Jawa Tengah, saat ini belum terwakili di dalam kawasan konservasi.
Sebagian besar hutan dataran rendah di Pulau Jawa telah dikonversi
untuk
pengembangan
pertanian,
pemukiman,
industri,
dan
penggunaan lainnya. Perambahan masih dijumpai di hutan dataran
rendah dan hutan pegunungan bawah.
Sebagian besar habitat lahan basah di sepanjang pesisir Utara telah
dikonversi untuk penggunaan lain, terutama pengembangan
pertambakan.

Letak dan Cakupan Wilayah


Daerah Burung Endemik (DBE) Hutan di Jawa dan Bali meliputi hutan
pegunungan dan hutan di kaki gunung di Pulau Jawa dan Bali, serta
Kepulauan Kangean yang terletak di Timur Laut Pulau Jawa. Secara
administratif pemerintahan daerah ini terletak di seluruh propinsi di Jawa
(DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, dan Jawa
Timur) serta Propinsi Bali. DBE ini berdekatan dengan DBE Pesisir Pulau
Jawa, namun burung-burung di DBE Pesisir Pulau Jawa hanya hidup di
daerah pesisir, sehingga tumpang tindih di antara keduanya sangat kecil.
Burung Sebaran-Terbatas
1. Spizaetus bartelsi
2. Arborophila hyperythra
3. Treron oxyura
4. Ptinopus pophyreus
5. Ducula lacernulata
6. Otus angelinae
7. Caprimulgus pulchellus
8. Hydrochous gigas
9. Aerodramus vulcanorum
10.
Harpactes reinwardtii
11.
Megalaima corvina
12.
Megalaima armillaris
13.
Pericrocotus miniatus
14.
Pycnonotus
bimaculatus
15.
Hypsipetes virescens
16.
Cinclidium diana
17.
Enicurus velatus

18.
Cochoa azurea
19.
Stachyris grammiceps
20.
Stachyris
melanothorax
21.
Macronous flavicollis
22.
Garrulax rufifrons
23.
Alcippe pyrrhoptera
24.
Crocias albonotatus
25.
Tesia superciliaris
26.
Seicercus
grammiceps
27.
Rhipidura phoenicura
28.
Rhipidura euryura
29.
Psaltria exilis
30.
Aethopyga eximia
31.
Lophozosterops
javanicus
32.
Serinus estherae

33.

Leucopsar rothschildi

34.

Habitat

35.
Iklim di Pulau Jawa yang sangat kontras memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap susunan vegetasi di pulau ini. Curah
hujan yang tinggi sepanjang tahun di bagian Barat Jawa, kecuali
daerah pesisir Utara, telah mendorong terbentuknya hutan hujan
tropika yang rapat. Curah hujan musiman di Bali dan bagian Timur
Pulau Jawa telah mendorong terbentuknya vegetasi alami berupa
hutan musim (gugur daun) (FAO, 1982d). Sebagian besar vegetasi
alami di Jawa dan Bali telah mengalami penyusutan hingga
mencapai 90% (MoF, 1990; IUCN, 1991), dan hutan-hutan primer
saat ini terbatas dijumpai di daerah pegunungan dan di beberapa
tempat di daerah dataran rendah.
36.
Sebagian besar species burung sebaran-terbatas di DBE ini
hidup di hutan hujan pegunungan di atas 1.000 m dpl. Beberapa
lainnya dijumpai di hutan dataran rendah dan kaki-kaki gunung,
sementara beberapa species lainnya termasuk Elang Jawa, Jalak
Bali, dan Ciung-air Jawa (Macronous flavicollis), juga menjelajah
hingga ke daerah-daerah yang lebih rendah (sejajar permukaan
laut).
37.
38. Kawasan Konservasi
39.
Di Pulau Jawa dan Bali terdapat 124 kawasan konservasi, yang
sebagian besar di antaranya berukuran sangat kecil.
Namun
demikian, sebagian besar hutan di daerah pegunungan cukup
terlindungi karena berada dalam jaringan kawasan konservasi.
Kawasan yang sangat penting antara lain Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango (15.000 ha) dan TN. Gunung Halimun (40.000 ha)
di Jawa Barat. Hutan dataran rendah hampir tak tersisa lagi, tetapi
telah terlindungi di dalam kawasan TN. Ujung Kulon (122.956 ha)
yang terletak di ujung Barat Pulau Jawa. TN. Alas Purwo (43.427 ha)
di ujung Timur, dan TN. Meru-Betiri (58.000 ha) di Tenggara. TN.
Baluran (25.000 ha) yang mencakup satu-satunya lahan musim di
Pulau Jawa dan TN. Bali Barat (77.727 ha) yang melindungi populasi
terakhir Jalak Bali, merupakan dua kawasan konservasi lainnya yang
juga penting.
40.
Hutan dataran rendah dalam kondisi baik masih dapat
dijumpai di G. Dieng dan G. Perahu, jajaran Pegunungan Pembarisan
dan G. Slamet (usulan kawasan cagar alam) di Propinsi Jawa Tengah
(S. Van Balen danV. Nijman in litt., 1995). Daerah-daerah tersebut
layak ditetapkan sebagai kawasan konservasi yang akan
mengurangi kesenjangan jaringan kawasan konservasi di Pulau Jawa.

41.
42. Situasi Saat Ini
43.
Jawa dan Bali merupakan satu daerah dengan penduduk
terpadat di dunia. Sebagian besar hutan di kedua daerah ini telah
dikonversi untuk penggunaan lain dan sebagian lainnya telah
mengalami kerusakan. Flora dan fauna asli daerah ini, dalam
sejarahnya, telah terganggu oleh manusia. Penutupan hutan di Jawa
dan Bali hanya meliputi 8% dari seluruh lahan daratan (MoF, 1990).
Meskipun demikan, beberapa lahan di dataran rendah masih tetap
bertahan dan tak terganggu, dan masih cukup banyak hutan
pegunungan yang tersisa di sepanjang puggungan gunung berapi
yang masih aktif.
Hutan-hutan tersebut juga menjadi tempat
perlindungan bagi sejumlah besar tumbuhan dan satwa liar,
termasuk beberapa species endemik (FAO, 1982d).
44.
Sebagian besar hutan pegunungan di Jawa dan Bali telah
cukup terlindungi di dalam jaringan kawasan konservasi saat ini.
Namun tidak demikian halnya dengan hutan dataran rendah.
Penetapan kawasan-kawasan konservasi baru dan perluasan
kawasan yang telah ada, yang mencakup hutan dataran rendah,
akan sangat menunjang upaya pelestarian seluruh kekayaan
sumberdaya keanekaragaman hayati Pulau Jawa dan Bali.
45.Sumber : http://www.burung.org/detail_eba.php?id=15&op=eba
46.

47.

161: DAERAH PESISIR JAWA


48.

49.
50. Letak dan Cakupan Wilayah Pesisir
Pulau Jawa
51.
Daerah Burung Endemik (DBE) Pesisir Pulau Jawa mencakup
daerah pesisir Jawa, pesisir Selatan Madura, dan Kepulauan
Kangean.
Berdasarkan administratif pemerintahan daerah ini
terletak di wilayah kabupaten di sepanjang pesisir pulau-pulau
tersebut yang termasuk wilayah DKI Jakarta, Banten, Propinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
52.
Sebagian besar habitat pantai di sepanjang pesisir Pulau Jawa
dan pulau-pulau di sekitarnya telah di konversi menjadi
pertambakan dan pemukiman sebelum informasi mengenai
kekayaan dan penyebaran burung di daerah-daerah tersebut
diperoleh. Oleh karena itu, penyebaran sebenarnya dari speciesspecies burung sebaran-terbatas di DBE ini tidak akan pernah
diketahui secara pasti dan batas-batas DBE pun sulit untuk
ditetapkan. Sehingga dalam peta daerah ini digambarkan mencakup
daerah pesisir di sepanjang pantai Pulau Jawa dan Kepulauan
Kangean, serta pesisir Selatan Madura.
Meskipun DBE ini
berdekatan dengan DBE Hutan di Jawa dan Bali, tumpang tindih
habitat burung sebaran-terbatas dari kedua DBE tersebut sangat
kecil.
53.
Habitat Burung Sebaran-Terbatas di
DBE pesisir Pulau Jawa

Hoplopterus macropterus

Charadrius javanicus

Contropus nigrorufus

Zosterops flavus

54.

55.

Habitat

56.
DBE ini mencakup beragam habitat pesisir, meliputi pantai,
hutan mangrove dan vegetasi rawa lainnya, rataan lumpur dan
daerah rawa payau. Cerek Jawa (Charodrius javanicus) yang sulit
dibedakan dengan species cerek lainnya (C. Alexandrinus) menghuni
daerah pantai berpasir dan rataan lumpur di DBE ini. Trulek Jawa
dilaporkan dijumpai di daerah berawa-rawa di belakang garis pantai
dan gundukan pasir di sekitar delta di mulut sungai. Bubut Jawa
yang dahulu umum dijumpai di habitat rawa-payau saat ini hanya
dijumpai di beberapa daerah rawa di belakang hutan mangrove.
Kacamata Jawa (Zosterops flavus) hidup di beberapa lahan dhutan
pantai yang tersisa di sepanjang pesisir Utara Jawa dan pesisir
Selatan Madura.
57.

Kawasan Konservasi

58.
Jaringan konservasi di Jawa hanya mencakup sebagian kecil
habitat lahan basah di daerah pesisir, di antaranya Cagar Alam
Muara Angke (25 ha) di daerah pinggiran Utara Jakarta, daerah
pesisir Taman Nasioal Ujung Kulon, dan TN. Baluran, serta CA. Nusa
Kambangan/Segara Anakan (928 ha) di pantai Selatan Jawa Tengah.
59.
Empat usulan kawasan konservasi yang mencakup hutan
mangrove dan hutan rawa payau dijumpai di sepanjang pesisir Utara
Jawa Barat, yaitu Muara Gembong (800 ha) yang pada masa lalu
menjadi tempat hidup Trulek Jawa Barat, Tanjung Sedari (8200 ha),
Muara Cimanuk (7100 ha), dan Muara Bobos (5000 ha). Selain
penting bagi burung-burung Endemik di DBE Pesisir Pulau Jawa,
daerah-daerah tersebut juga penting sebagai tempat burung-burung
migran.
60.

Situasi Saat Ini

61.
Habitat pesisir di Pulau Jawa tengah mendapat tekanan yang
berat akibat pembangunan tambak, pemukinan di bibir pantai
(water front), dan pembangunan kawasan industri. Oleh karena itu
DBE ini diperkirakan yang paling terancam dibandingkan 23 DBE lain
yang dimiliki Indonesia.
62.
Inventarisasi lahan-lahan basah yang tersisa perlu mendapat
prioritas
dan
langkah-langkah
perlindungan
perlu
segera
dilaksanakan.
Program rehabilitasi hutan mangrove dan lahan

pantai yang tengah giat dilaksanakan, khususnya oleh pihak


pemerintah dan perum Perhutani, perlu terus didorong. Demikian
pula upaya pengendalian pendangkalan sungai dan wilayah pantai
perlu terus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka
menghindarkan pendangkalan di sekitar Muara sungai di sepanjang
pantai Pulau Jawa. Upaya-upaya tersebut akan mendukung upaya
perlindungan dan pemeliharaan habitat-habitat kunci speciesspecies burung sebaran-terbatas, burung-burung migran dan
berbagai species hidupan liar lainnya.
63.Sumber : http://www.burung.org/detail_eba.php?id=20&op=eba
64.

65.

66.
Lampiran 26. Kawasan IBA Birdlife Indonesia di Jawa
dan Bali

67.

68.
Co
untry/Te
rritory

IBAs in Java and Bali

69.

International name

1. Indonesia

72.

Alas Purwo

2. Indonesia

75.

Bali Barat

3. Indonesia

78.

Baluran

4. Indonesia

81.

Dataran Tinggi Hyang

5. Indonesia

84.

Gunung Aseupan

6. Indonesia

87.
Gunung Bromo
Tengger-Semeru

7. Indonesia

90.
Gunung BurangrangTangkuban Perahu

8. Indonesia

93.

Gunung Ceremai

70.
IBA
C
o
d
e
73.
ID1
1
2
76.
ID1
1
4
79.
ID1
1
1
82.
ID1
0
6
85.
ID0
6
7
88.
ID1
0
4
91.
ID0
8
3
94.
ID0
8
7

71.

Cri
teria

74.
A1,
A2, A3

77.
A1,
A4iv

80.
A1,
A2, A3

83.
A1,
A2, A3

86.
A2

A1,

89.
A1,
A2, A3

92.
A2

A1,

95.
A1,
A2, A3

9. Indonesia

96.

Gunung Cikurai

10.

Indonesia

99.
Gunung GedePangrango

11.

Indonesia

102.

Gunung Halimun

12.

Indonesia

105.

Gunung Ijen

13.

Indonesia

108.

Gunung Karang

14.

Indonesia

111.

Gunung Kawi-Kelud

15.

Indonesia

114.

Gunung Lawu

16.

Indonesia

117.

Gunung Liman-Wilis

17.

Indonesia

120.

Gunung Malabar

18.

Indonesia

123.

Gunung Manglayang

19.

Indonesia

126.

Gunung Merapi

97.
ID0
8
9
100.
ID0
7
4
103.
ID0
7
6
106.
ID1
1
0
109.
ID0
6
6
112.
ID1
0
0
115.
ID0
9
8
118.
ID0
9
9
121.
ID0
7
9
124.
ID0
9
0
127.
ID0
9
6

98.
A1,
A2, A3

101.
A1,
A2, A3

104.
A1,
A2, A3

107.
A1,
A2, A3

110.
A2

A1,

113.
A1,
A2, A3

116.
A3

A2,

119.
A1,
A2, A3

122.
A1,
A2, A3

125.

A2

128.
A1,
A2, A3

20.

Indonesia

129.

Gunung Muria

21.

Indonesia

132.

Gunung Mutis

22.

Indonesia

135.

Gunung Palung

23.

Indonesia

138.

Gunung Pancar

24.

Indonesia

141.
Gunung PapandayanKamojang

25.

Indonesia

144.

Gunung Raung

26.

Indonesia

147.

Gunung Salak

27.

Indonesia

150.

Gunung Sanggabuana

28.

Indonesia

153.

Gunung Sawal

156.
Co
untry/Te
rritory
29.

Indonesia

157.

International name

160.

Gunung Segara

130.
ID0
9
7
133.
ID1
5
6
136.
ID0
4
7
139.
ID0
7
2
142.
ID0
8
4
145.
ID1
0
9
148.
ID0
7
5
151.
ID0
7
8
154.
ID0
8
8
158.
IBA
C
o
d
e
161.

131.
A1,
A2, A3

134.
A2

A1,

137.
A1,
A2, A3

140.
A2

A1,

143.
A1,
A2, A3

146.
A1,
A2, A3

149.
A2

A1,

152.

A2

155.
A2

A1,

159.
Cri
teria

162.

A1,

30.

Indonesia

163.

Gunung Slamet

31.

Indonesia

166.

Gunung Tampomas

32.

Indonesia

169.

Gunung Unggaran

33.

Indonesia

172.

Leuweung Sancang

34.

Indonesia

175.

Meru Betiri

35.

Indonesia

178.

Muara Angke

36.

Indonesia

181.

Muara Cimanuk

37.

Indonesia

184.
Muara GembongTanjung Sedari

38.

Indonesia

187.

Muara Kendawangan

39.

Indonesia

190.

Nusa Penida

40.

Indonesia

193.

Pantai Timur

ID0
9
1
164.
ID0
9
3
167.
ID0
8
0
170.
ID0
9
5
173.
ID0
8
5
176.
ID1
0
8
179.
ID0
7
0
182.
ID0
8
6
185.
ID0
7
1
188.
ID0
4
6
191.
ID1
1
6
194.

A2, A3

165.
A1,
A2, A3

168.
A2

A1,

171.
A2

A1,

174.
A2

A1,

177.
A1,
A2, A3

180.
A2

A1,

183.
A2

A1,

186.
A1,
A4i, A4iii

189.
A1,
A2, A3

192.
A2

A1,

195.

A4i

Surabaya

41.

Indonesia

196.

Pegunungan Dieng

42.

Indonesia

199.

Pulau Rambut

43.

Indonesia

202.

Rawa Danau

44.

Indonesia

205.

Solo Delta

45.

Indonesia

208.

Telaga Warna-Cibulao

211.
212.
Sumber : http://www.burung.org/list_db.php?
flt=&op=iba&letter=&pg=1

ID1
0
3
197.
ID0
9
4
200.
ID0
6
9
203.
ID0
6
5
206.
ID1
0
2
209.
ID0
7
3

ii

198.
A1,
A2, A3,
A4iv
201.
A1,
A4i, A4iii

204.
A2

A1,

207.
A1,
A4i, A4iii

210.
A1,
A2, A4iv

Anda mungkin juga menyukai