Anda di halaman 1dari 42

Pengenalan

kepada
perkembangan
Moral
Ustaz Jazmi Md Isa
(B.A Arabic Language, M.Sc Management and
Leadership, PhD Management & Leadership)

Konsep Perkembangan
Moral:

Perkembangan sosial merupakan proses


perkembangan keperibadian murid selaku
seorang anggota masyarakat dalam
berhubungan dengan orang lain.
Perkembangan ini berlangsung sejak
masa bayi hingga akhir hayat.
Perkembangan merupakan suatu proses
pembentukan social self (peribadi dalam
masyarakat), yakni pembentukan peribadi
dalam keluarga, bangsa dan budaya.

Perkembangan sosial hampir dapat


dipastikan merupakan
perkembangan moral, sebab perilaku
moral pada umumnya merupakan
unsur fundamental dalam bertingkah
laku sosial.
proses perkembangan sosial dan
moral selalu berkaitan dengan
proses belajar

Teori perkembangan moral


Piaget:
Kanak-kanak

berfikir dengan 2 cara


yang amat berbeza tentang moral.
1. Heteronomous Morality
2. Autonomous Morality

1. Heteronomous
Morality
1.Merupakan tahap pertama perkembangan moral
menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada
usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan
dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak
boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
2.Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau
kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan
akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
3.Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja
lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan
sengaja, ketika mencuba mencuri sepotong kuih.

4.Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak


boleh berubah dan digugurkan oleh semua autoriti
yang berkuasa.
5.Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti
dengan aturan baru (dalam permainan kelereng),
anak-anak kecil menolak. Mereka berkeras bahwa
aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
6.Meyakini keadilan yang immanent(semulajadi), yaitu
konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman
akan dikenakan segera.
7.Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara
automatik dengan hukuman.

2. Autonomous Morality
1.Tahap kedua perkembangan moral menurut teori
Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang
lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak
menjadi sedar bahwa aturan-aturan dan hukumhukum diciptakan oleh manusia dan dalam
menilai suatu tindakan, seseorang harus
mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan
juga akibat-akibatnya.
2.Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku
dianggap sebagai yang terpenting.

3. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan


pemikir Autonomos, dapat menerima
perubahan dan mengakui bahwa aturan
hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian
yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada
perubahan menurut kesepakatan.
4.Menyedari bahawa hukuman dijalankan secara
sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang
relevan menyaksikan kesalahan sehingga
hukuman pun menjadi tak dapat dielakkan.

Piaget berpendapat bahwa dalam


berkembang anak juga menjadi lebih
pintar dalam berfikir tentang persoalan
sosial, terutama tentang kemungkinankemungkinan dan kerja sama.
Pemahaman sosial ini diyakini Piaget
terjadi melalui hubungan dengan teman
sebaya yang saling memberi dan
menerima.

Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota


memiliki kekuasaan dan status yang sama,
merencanakan sesuatu dengan
merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan
dan pada akhirnya disepakati. Hubungan antara
orang tua dan anak, orang tua memiliki
kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya
kurang mengembangkan pemikiran moral, kerana
aturan selalu diteruskan dengan cara autokratik.
Untuk memperjelas teori Piaget yang telah
dipaparkan diatas, dapat dilihat dalam jadual di
bawah ini:

Jadual Teori Dua Tahap Perkembangan Moral Piaget


Umur
Tahap
Ciri Khas
4-7 tahun
7-10 tahun
11 tahun
Ke atas
Realisme moral
(pra operasional)
Masa transisi (konkret-operasional)
Otonomi moral, realisme dan resiprositas (formal operasional)
1. Memusatkan pada akibat-akibat perbuatan
2. Aturan-aturan tak berubah
3. Hukuman atas pelanggaran bersifat otomatis
Perubahan secara bertahap ke pemilikan moral tahap kedua
1.Mempertimbangkan tujuan-tujuan perilaku moral
2.Menyadari bahwa aturan moral adalah kesepakatan tradisi yang dapat
berubah

Teori Perkembangan Moral


Kohlberg:
perkembangan

moral didasarkan
terutama pada akal budi
(keintelektualan) moral dan
berkembang secara bertahap.
Teori Kohlberg mendasarkan teori
perkembangan moral pada prinsipprinsip dasar hasil temuan Piaget.

Menurut Kohlberg terdapat 3 tingkat


dan 6 tahap pada masing-masing
tingkat terdapat 2 tahap:
Tingkat 1: akal budi (keintelektualan) prakonvensional
, ia tingkat paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Penilaian moral tahap ini dikendali
oleh imbalan dan hukuman.
Tahap 1: berorientasikan hukuman dan ketaatan:anak
taat karena orang dewasa menuntut mereka untuk
taat
Tahap 2: individualisme dan tujuan:penilaian moral
didasarkan atas imbalan dan kepentingan sendiri.
Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang
paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat.
Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan
apa yang dianggap menghasilkan hadiah.

Tingkat 2: Penilaian konvensional: suatu tingkat


dalaman individu tahap menengah di mana seseorang
mentaati standard tertentu dan tidak pada yang lain
seperti orang tua atau aturan masyarakat.
Tahap 3: Norma-norma interpersonal:dimana seseorang
menghargai kebenaran, keperdulian dan kesetiaan
kepada orang lain sebagai landasan pertimbanganpertimbangan moral. Seorang anak mengharapkan
dihargai oleh orang tuanya sebagai yang terbaik.
Tahap 4: Sistem moral sosial:dimana suatu
pertimbangan itu didasarkan atas pemahaman aturan
sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.

Tingkat 3:Penilaian
Pascakonvensional:Suatu pemikiran
tingkat tinggi dimana moral benarbenar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standard-standard
orang lain.
Seseorang mengenal tindakantindakan moral alternatif, menjejaki
pilihan-pilihan, dan kemudian
memutuskan berdasarkan suatu kod.

Tahap

5:hak-hak masyarakat VS hak-hak


individu:nilai-nilai dan aturan-aturan adalah
bersifat relatif dan sesuatu standard
berbeda dari seorang ke seorang yang lain.
Tahap 6:Prinsip Ethis universal:seseorang
telah mengembangkan suatu standard moral
yang didasarkan pada hak-hak manusia
universal. Dalam erti kata lain bila seseorang
itu menghadapi konflik antara hukum dan
suara hati, seseorang akan mengikuti suara
hati.

Kesimpulannya..

Pada perkembangan moral menurut Kohlberg,


menekankan dan yakin bahwa dalam ketentuan
diatas terjadi dalam suatu urutan berkaitan dengan
usia.
Pada masa usia sebelum 9 tahun anak cenderung
pada prakonvensional.
Pada masa awal remaja cenderung pada
konvensional dan
pada awal masa dewasa cenderung pada
pascakonvensional. Demikian hasil teori
perkembangan moral menurut kohlberg dalam
psikologi umum.

Pembentukan Perkembangan
Kerohanian & Moral Peringkat
Awal kanak-kanak

Kepentingan Pendidikan Kerohanian


dan Moral Pra Sekolah
Pendidikan Kerohanian dan Moral
prasekolah
amat
penting
bagi
pemupukan nilai Islam dan nilai-nilai
murni masyarakat berbilang kaum.
Bertujuan melahirkan rakyat yang
berakhlak mulia, mampu membezakan
baik dan buruk serta mampu menjadi
benteng dari terjebak dengan perkaraperkara negatif

Pendidikan seumpama ini perlu


diterap sejak
dari kecil kerana ia akan menjadi
asas apabila sudah dewasa seperti
kata pepatah melentur
buluh biarlah dari rebungnya.
Oleh kerana pendidikan ini
penting,maka ia perlu dirangka
dengan sebaiknya bagi menjamin
keberkesanan dalam

Tujuan pembentukan kerohanian dan moral


peringkat awal kanak-kanak

1. kanak-kanak dapat menghayati dan


mengamalkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan seharian.
2. Membentuk akhlak yang terpuji sejak
dari awal selaras dengan kecemerlangan
akademik

1. Soal Jawab
Soal jawab adalah sejenis kaedah
interaksi P&P antara guru dengan murid.
Bertujuan untuk merangsang pemikiran,
menguji dan menilai tahap kognitif
pengetahuan ataupun pemahaman. Soal
jawab dapat dilakukan sepanjang masa
pengajaran; peringkat awal, tengah
ataupun akhir P&P. Kanak-kanak akan
menumpukan perhatian dan fikiran
tentang apa yang diingati.

(kaedah) dalam
pembentukan
kerohanian dan moral
peringkat awal kanak
kanak

1. Soal Jawab
Contoh Soal Jawab
guru menyoal murid :
Apakah mesej yang ingin
disampaikan dalam tayangan /cerita
tersebut?
Pasti murid-murid akan
memberikan pelbagai jawapan.

2. Perbincangan
/Perbualan
Contoh perbualan/ perbincangan:
Murid diminta berbincang dalam kumpulan
dan menyenaraikan rukun Islam dan rukun
Iman. Kaedah ini bertujuan untuk
menggalakkan pertukaran idea secara bebas
antara beberapa orang murid tentang
sesuatu topik yang sudah ditentukan. Ia juga
bertujuan menggalakkan perkembangan
mental murid-murid

Strategi menggunakan kaedah


perbincangan/perbualan
Tujuan perbincangan mestilah jelas
Guru perlu memberitahu murid
sebelum memulakan perbincangan
supaya murid dapay membuat
persediaan dan matlamat
perbincangan dapat dicapai.
3. Kemudian guru kemukakan tajuk.
4. Peranan guru adalah merancang
atau menentukan semua topik.
1.
2.

Kesan
Dapat

memupuk kerjasama dalam


diri diri murid.
Berlaku perkongsian dan
pertambahan idea secara aktif di
kalangan murid.
Guru perlu memastikan setiap murid
berperluang memberikan pendapat
ataupun mengemukakan soalan.

3. Tunjuk cara
Kaedah ini mengutamakan pemerhatian murid secara
langsung terhadap sesuatu objek atau proses,
seterusnya membuat kesimpulan tertentu. Kaedah ini
memerlukan penglibatan kedua dua belah pihak iaitu
guru dan pelajar melalui pengajaran yang disampaikan
secara praktikal. Kaedah ini membolehkan pelajar
mencontohi sesuatu dengan lebih mudah dan tepat. Ia
juga dapat menarik minat pelajar di samping
berpeluang untuk belajar bukan sahaja secara teori
tetapi juga melakukan sesuatu secara praktikal. Guru
akan memberi bimbingan dan tunjuk ajar kepada murid
sepanjang pengajaran melalui kaedah ini.

Mereka akan membuat sendiri


kesimpulan di sebalik kerja itu, sama
ada yang membawa
kepada peningkatan pengetahuan
ataupun
kemahiran. Kaedah ini dapat
membantu pelajar bagi
mengukuhkan ingatan mereka pada
pengajaran yang disampaikan
kerana mereka sendiri sudah melihat

Kaedah ini dapat memberikan pelajar-pelajar


peluang untuk berinteraksi secara terus dengan
isi dan situasi pembelajaran. Mereka akan
memperoleh pengalaman langsung dalam
memperoleh kemahiran, pengetahuan,
kesimpulan dan celik akal dalam unit-unit
pembelajaran berkenaan. Tujuan kaedah ini juga
adalah untuk membolehkan para pelajar melihat
dan mengikuti satu siri langkah,peristiwa atau
fenomena dalam keadaan keadaan yang tidak
memungkinkan pelajar-pelajar mendapatkan
maklumat tanpa penglibatan guru.

4. Hafazan
Al-Quran adalah satu elemen yang terpenting di
dalam
kehidupan umat Islam. Matlamat terpenting
pendidikan al-Quran ialah mendidik manusia
supaya mengabdikan diri kepadaAllah. S.W.T.
Dalam masyarakat yang dilanda arus globalisasi,
pembelajaran al-Quran secara hafazan mampu
menjadi pemangkin ke arah membentuk minda
fotografi yang bakal melahirkan generasi yang
hafiz, alim, dai`e dan profesional sekaligus
memenuhi matlamat pendidikan al-Quran

Menghafaz adalah salah satu kaedah yang


penting di dalam mendalami ilmu al-Quran.
Hafazan adalah proses yang digunakan
untuk menyimpan pengetahuan .
Menghafaz memerlukan suatu kekuatan
fikiran pada orang yang melakukannya.
Sementara menghafaz sesuatu yang
dipelajari dan mengasah ingatan melalui
hafazan adalah cara yang paling baik untuk
mengekalkan ingatan dan kecerdasan otak.

Maksud Kaedah hafazan


ialah
Kaedah hafazan bermaksud suatu
sistem atau cara bersistematik dan
berkesan yang digunakan oleh para
hafiz dalam proses hafazan al Quran.
Kaedah tersebut digunakan samada
kaedah semasa menghafaz, kaedah
mengulang-ulang hafazan dan
kaedah mengekalkan hafazan.

Tiga peringkat Hafazan:


1.
2.
3.

Hafazan serta merta


Hafazan jangka pendek.
Hafazan jangka panjang.

Hafazan serta merta boleh kekal


dalam dua saat atau kurang
daripada itu, hafazan jangka pendek
boleh kekal dalam beberapa minit,
jam dan hari sementara hafazan
jangka panjang boleh menyimpan
semua maklumat yang telah dialami
semenjak lahir lagi.

Teknik menghafaz ayat


Hafazan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memperdengarkan ayat al Quran


Murid menghafaz secara individu
Murid membaca secara beramairamai
Secara Talaqqiy dan Musyafahah.
Murid menghafaz dalam kumpulan.
Murid menghafaz secara
berpasangan.
Latih Tubi menghafaz.

Pada peringkat ini, guru tidak perlu


menghuraikan maksud ayat
memandangkan ketidakmampuan
kanak-kanak untuk memahaminya.
Pengajaran sebegini banyak
memberikan keberkatan, ketakwaan
disamping mengekalkan daya
ingatan.

Hafazan ialah suatu latihan dan


penekanan yang bertujuan untuk
menguatkan ingatan di samping
untuk melatih seseorang menambah
kecerdasan otak,
kepintaran,kekuatan ingatan dan
keyakinan.

5. Penjelajahan
Melibatkan proses inkuiri dimana guru
memberi peluang kepada kanak-kanak
untuk menerokai sendiri sesuatu topik
tetapi masih dalam pantauan dan bimbingan.
Contohnya: nilai menghargai alam sekitar
Bergantung kepada kreativiti guru untuk
menarik minat kanak-kanak agar
menghayati nilai menghargai alam sekitar.
(Projek sains Kebun)

6. Lawatan
Lawatan ialah satu aktiviti sokongan
yang
membolehkan murid memerhati apa
yang telah mereka pelajari dalam
situasi sebenar.
Murid dapat mengumpul maklumat
secara langsung dan guru boleh
mengajar sesuatu yang tidak boleh
dibawa masuk ke dalam bilik darjah.

Ciri-ciri Lawatan:
1.

2.

3.

Tujuan lawatan ialah meningkatkan


pemahaman sesuatu konsep kerana
pengalaman secara langsung.
Menggalakkan penggunaan pelbagai
deria dan ini membawa kesan kepada
pembelajaran.
Memberi peluang kepada murid untuk
memerhati perkaitan antara bahan
maujud dan apakah proses-proses yang
berlaku.

4. Menggalakkan murid untuk mengaitkan


pengalaman di luar bilik darjah dengan
pembelajaran kandungan disekolah.
5. Ia juga menggalakkan pembelajaran
eksperential dan lebih menyeronokkan
kerana perbincangan bermakna berlaku
dalam proses mengumpul maklumat.
6. Dapat memberi peluang kepada murid
mengalami situasi sebenar dan ini akan
mengekal ingatan murid terhadap perkaraperkara yang diajar.

Anda mungkin juga menyukai