Oleh :
Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging
I11111336
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Nim
: I111 11 336
Judul
Makassar,
Februari 2015
Telah disetujui,
Koordinator PKL
Pembimbing Utama
Mengetahui :
Ketua Program Studi Peternakan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan yang berjudul Usaha Peternakan Ayam Pedaging Peternakan Plasma
PT. Bintang Sejahtera Bersama di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas dari mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan.
Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada Bapak Abdul Kadir, S.Pt
selaku pembimbing lapangan dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc
selaku pembimbing utama dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah
mencurahkan perhatian untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga dapat
menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis mengharapkan agar laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
memberi wawasan yang luas bagi pembaca hingga dapat membantu dalam solusi
untuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan mungkin
masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran
perbaikan sangat diharapkan.
Makassar , Januari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
ii
iii
iv
vi
vii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Maksud dan Tujuan ..........................................................................
1
2
3
3
3
4
BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTIPLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
A. Keadaan Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ....
B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama .........
6
9
17
17
19
25
31
iv
36
45
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.
12
2.
13
3.
16
4.
Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT.
Bintang Sejahtera Bersama ....................................................................
5.
6.
40
8.
33
7.
23
41
43
vi
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
13
2.
Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya ...............................
18
3.
20
4.
22
5.
25
6.
26
7.
8.
28
29
9.
30
10.
31
11.
32
12.
37
13.
39
14.
42
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
46
47
48
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Seiring
dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, meningkat pula
kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya
protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein adalah
daging ayam pedaging. Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam pedaging tidak kalah
dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam pedaging mudah
didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan ayam pedaging relatif
singkat yaitu 35 hari.
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging,
masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik,
dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Ada tiga aspek sebagai tiang
utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit, aspek pakan, dan aspek
manajemen. Aspek bibit menyangkut genetik dan fenotip yang diperoleh dalam
proses pembibitan untuk menghasilkan final stock. Aspek bibit dapat dipengaruhi
oleh aspek pakan yang menentukan selama proses produksi berlangsung. Aspek
pakan menyangkut kandungan nutrisi, konsumsi pakan, hingga efisiensi/konversi
pakan itu sendiri. Keseluruhan metode dari pengaruh aspek pakan disebut aspek
manajemen pakan.
BAB II
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Dalam
pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini data primer didapat dari
wawancara dengan Manajer Perusahaan, Technical Service, Karyawan, dan
masyarakat sekitar perusahaan.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber.
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini menjadi sumber data sekunder yaitu
diambil dari buku, arsip, dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan magang.
BAB III
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTI-PLASMA
PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
pada tahun 2013 mengalihkan usaha dari pertambangan emas ke pemeliharaan ayam
pedaging dengan kapasitas awal sebesar 4.500 ekor. Peternakan tersebut dimulai
dengan mengadakan kerjasama inti-plasma dengan PT Bintang Sejahtera Bersama.
Selain melakukan usaha ternak ayam pedaging Bapak Jumardin tidak memiliki
pekerjaan sampingan lainnya karena memilh untuk fokus di usahanya tersebut.
Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak
Jumardin telah melakukan pemeliharaan ayam pedaging selama 3 periode panen
dengan pembelajaran awal hingga saat ini dari bantuan teman atau keluarga di sekitar
lokasi yang sama beternak ayam pedaging.
3. Kondisi Peternakan
Peternakan ayam yang digunakan dalam kegiatan magang terletak di Desa Purna
Karya Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Lokasi peternakan plasma PT. Bintang
Sejahtera Bersama ini sebelah utara berbatasan dengan Desa Lekopancing, sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Mandai, Sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Tompo Bulu, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa.
Lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ini terletak kurang
lebih 8 km dari Ibu Kota Kabupaten dan jarak lokasi peternakan dengan pemukiman
kurang lebih 500 m, sedangkan jarak lokasi peternakan dengan peternakan lain
kurang lebih 300 m. Suhu lokasi peternakan adalah 27-31C. Pendirian peternakan ini
telah memperoleh izin dari Kepala Desa dan warga masyarakat setempat yang
menyatakan tidak keberatan adanya Usaha Peternakan ayam Broiler tersebut.
Kandang terletak bersebelahan atau 10 meter dari rumah Bapak Jumardin sebagai
pemilik kandang. Di sebelah kandang juga dibangun tempat istirahat serta untuk
7
kontrol dan pengawasan kondisi kandang secara aktual. Lokasi disekitarnya dibatasi
oleh hutan dan sungai serta ladang pertanian masyarakat sekitar. Tumbuhan yang
tumbuh disekitar lokasi kandang berupa pohon jati, pohon bambu, pohon pisang,
tanaman jagung dan rerumputan. Jalan menuju desa menggunakan jalan aspal dengan
sebagian beton sehingga dapat membantu dan memudahkan dalam pengangkutan
barang dan hasil produksi, hanya saja sekitar 60 m jalanan sebelum kandang masih
berupa tanah.
4. Personalia Peternakan
Tenaga kerja sekaligus pemilik kandang di peternakan plasma PT Bintang
Sejahtera Bersama ini berjumlah 2 orang yang terdiri atas pasangan suami isteri yaitu
Ibu Rukaya dan Bapak Jumardin yang masing-masing tidak memiliki keahlian khusus
karena masih dalam tahap permulaan usahanya. Ibu Rukaya (29 tahun) adalah
penduduk asli kabupaten soppeng dengan latar belakang pendidikan SMP. Sementara
Bapak Jumardin (47 tahun) adalah penduduk asli kabupaten soppeng dengan latar
belakang pendidikan SMP.
5. Sarana dan Prasarana Peternakan
Kandang sebagai hal utama milik Bapak Jumardin dengan luas 604 m2 dengan
panjang 75,5 m dan lebar 8 m, berbahan tiang dari kayu dan alas dari bambu serta
atap dari daun rumbia. Tempat pakan dan tempat minum untuk masing-masing fase
pemeliharaan, yaitu berupa chick feeder tray 80 buah, baby chick feeder 100 buah,
round feeder 80 buah, serta tempat minum otomatis 80 buah. Dalam kandang terdapat
9 pasang brooder chick dan pemanasnya serta lampu penerang kandang 13 unit. Serta
150 karung serbuk gergaji untuk awal masa produksi broiler. Sepanjang letak tempat
8
minum otomatis dialirkan air dengan pipa paralon sepanjang 76 m dengan diameter
3/4 inchi. Penampungan air minum menggunakan tong penampung air 2 buah dan
ember 60 liter 1 buah air khusus obat/vaksin dan. Tirai disekeliling kandang 2 roll
masing-masing sepanjang 166 meter dengan penyesuaian pembukaan terhadap suhu
kandang. Untuk membersihkan ada selang karet sepanjang 5 meter serta 2 sekop dan
1 cangkul.
Genset di persiapkan untuk menanggulangi pemadaman listrik dengan days 3000
watt. Timbangan gantung digital 1 unit di pakai dalam pemeliharaan ayam untuk
mengukur berat badan ayam. Lemasi es di gunakan untuk menyimpan vaksin.
B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama
1. Sejarah Perusahaan
PT. Bintang Sejahtera Bersama (BSB) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang peternakan ayam pedaging yang menjadi mitra bagi para peternak
yang ingin mengembangkan usahanya, di mana perusahaan ini menyediakan segala
sesuatu yang menjadi keperluan para peternak di antaranya adalah Sapronak (Sarana
Produksi Peternakan) yang meliputi bibit (DOC), pakan, dan obat-obatan (vaksin dan
vitamin). Perusahaan ini didirikan pada bulan oktober tahun 1998, perusahaan ini
berlokasi di Jalan Kima Raya II Kav., Biring Kanaya Makassar.
Perusahaan ini melakukan pola kemitraan dengan system inti-palasma, yaitu
kerjasama yang diterapkan antara perusahaan sebagai pihak inti dan peternak sebagai
pihak plasma. Dengan pola ini, perusahaan membantu peternak kecil hingga besar
dalam menyediakan sarana produksi serta menjamin pemasaran hasil produksi berupa
broiler. Sebelumnya, ada kontrak secara tertulis yang mengikat peternak dan
perusahaan. Prinsip ini dilakukan karena baik perusahaan, maupun peternak
mempunyai
peranan
yang
sama
dan
saling
ketergantungan
serta
saling
menguntungkan kedua belah pihak. Peternak yang sedang bergabung sebagai plasma
dari perusahaan ini berasal dari berbagai daerah di Sulawesi selatan, mulai dari parepare, polman, barru, bone, bulukumba, jeneponto, luwu, palopo, makassar, serta
kendari dan palu pada devisi yang berbeda.
2.
Mekanisme Kemitraan
Menyediakan kandang dan peralatan dengan ukuran teknis dan kapasitas yang
direkomendasikan oleh inti.
Lokasi kandang mempunyai fasilitas listrik, cukup tersedia air bersih dan
dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat untuk pengadaan sapronak dan
panen ayam.
10
11
1.
2.
3.
4.
12
13
Branch Manager
Technical Service
Technical Service merupakan posisi yang paling banyak mengambil andil dalam
berhubungan langsung dengan peternak plasma. Tugas dari Technical service adalah
diantaranya
melakukan
bimbingan
secara
tekhnis
pada
peternak
plasma,
mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik, membantu
14
Sales
Tugas dari karyawan pada posisi sales adalah menentukan harga jual produk yang
akan dilaunching, membuat jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk
memastikan tercapainya target penjualan, menganalisa dan mengembangkan strategi
marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dg target yang
ditentukan, serta melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada Branch Manager.
-
Admin Sales
PTL Collector
Seorang Collectro bertugas melakukan penagihan atas piutang yang telah jatuh
tempo, mengirimkan surat peringatan kepada konsumen, serta memonitor dan
membina hubungan dengan konsumen.
15
16
BAB IV
KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di
Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
1. Bibit Ayam Pedaging
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging,
masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik,
dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Perkembangan ayam pedaging dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah jenis
ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau
varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk membentuk
Grand parent stock, dihasilkan dari persilangan galur murni (pure line). Grand
parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan Parent
stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan Final
stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan telur
atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Diantara ayam
jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan karena keturunannya hanya
akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya (Anggorodi, 1984).
Bibit yang digunakan dalam lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama yaitu galur SR 707 dari hatchery PT. Satwa Utama Raya yang merupakan
hasil persilangan antara ayam Cornish dan Playmouth Rock dengan vaksinasi ND K17
L + IBD setelah menetas. DOC yang dipelihara sejumlah 4.500 ekor, ditempatkan
dalam brooder chick di kandang panggung. Adapun ketetapan harga jual yang
berlaku untuk peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yaitu DOC seharga
Rp. 3.700,-/ekor. Pemilihan dan penggunaan strain ini dimaksudkan adanya
pertimbangan dalam hal produksi daging yang cukup tinggi, resistensi terhadap
penyakit dan dapat lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Hal ini sesuai dengan
pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa ciri-ciri anak ayam yang sehat
antara lain memiliki kemampuan penyesuaian untuk dipelihara di lingkungan tropis,
tidak mudah mengalami cekaman, konversi pakan yang baik, memiliki tingkat
persentase mortalitas yang rendah.
Gambar 2. Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya
Bibit yang telah menetas dari hatchery tidak langsung diangkut ke kandang
melainkan lebih dahulu dicatat data-datanya, selama pengangkutan DOC, box ditutup
agar DOC tidak kepanasan dan langsung dimasukkan dalam brooder yang sudah
disiapkan 2 hari sebelum DOC datang. Setelah DOC sampai ke kandang kemudian
DOC diberi air minum putih yang telah dicampur dengan gula merah dengan
perbandingan 100 gr gula merah dengan 5 lt air atau 2% air gula. Pemberian air gula
18
penyakit yang secara positif menjangkit ayam yang ada di peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin ini adalah Kolibasilosis yang
disebabkan kurangnya penerapan biosecurity terhadap air yang diminum ternak
sehingga bakteri yang habitatnya di air di sekitar kandang dapat menyebar dengan
cepat. Hal tersebut disebabkan karena lingkungan sekitar kandang berupa alam hutan
bebas dengan sungai di belakang kandang. Dokter hewan menyarankan agar air yang
digunakan sebaiknya dipastikan bersih dan steril dari bakteri penyebab penyakit.
20
kematian bisa mencapai 10% dan akan lebih besar lagi apabila disertai infeksi lain
yang mengikutinya, seperti : ND, M. gallisepticum atau IB.
E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak dan manusia dan didapatkan di
dalam feses, sehingga E. coli dikenal sebagai indikator kontaminasi kotoran. Gejala
klinis kolibasilosis adalah kematian mendadak yang terjadi pada bentuk akut, tanpa
menunjukkan gejala klinis. Apabila penyakit berjalan kronis, maka gejala yang
terlihat yaitu kelesuan, napsu makan menurun serta munculnya gangguan pernafasan
berupa ngorok pada malam hari disertai pengeluaran eksudat dari hidung. Beberapa
kasus kolibasilosis terjadi pada organ reproduksi unggas sehingga agak sukar diamati.
Eksudat pada kantong hawa dan radang fibrinosa pada kantong jantung dan
permukaan hati. Gejala lain berupa radang pusar (omphalitis), septicaemia dan
enteritis.
Distribusi E. coli sangat luas, bisa ditemukan di dalam litter, kotoran ayam,
debu/kotoran lain dalam kandang serta lingkungan sekitar kandang, pakan, air minum
dan sumber air, seperti sumur. Debu dalam kandang ayam dapat mengandung 105
106 sel E. coli/gram. Bakteri akan tahan lama di dalam kandang, terutama keadaan
kering.
Pencegahan dilakukan dengan mentaati sanitasi. Mengusahakan pakan dan air
minum supaya tidak tercemar oleh feses, jika perlu tambahkan antibiotik dalam
pakan. Beberapa antibiotik yang termasuk kelompok aminoglikosida yang biasa
digunakan untuk mengatasi kolibasilosis adalah neomisin dan gentamisin, kelompok
aminosiklitol,
yaitu
spektinomisin
dan
kelompok
polipeptida,
misalnya
kolistin/polimiksin B.
21
Vaksinasi yang pertama dilakukan adalah oleh petugas hatchery pada umur 0
hari sesaat setelah ayam menetas ayam menggunakan vaksin ND-KL + IBD, di
perusahaan penetasan (hatchery). Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit ND
dan IBD. Vaksinasi yang kedua dilakukan pada umur 14 hari, pada vaksinasi kedua
ini ayam diberi vaksin ND, jenis vaksin yang digunakan adalah jenis ND Clone
dengan metode vaksinasi yang dilakukan melalui air minum dan pelarut medimilk.
Vaksinasi ini berguna untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Desease). Vaksinasi
dilakukan untuk menjaga kekebalan pada ayam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa vaksinasi merupakan suatu usaha untuk
memberikan kekebalan pada ayam agar ayam tersebut kebal terhadap serangan
penyakit.
Selain vaksinasi program dalam hal kesehatan ternak juga ada program Obatobatan yang diberikan antara lain Anasol yang berguna untuk meningkatkan
22
15
16
17
18
Anasol
Doxine
Doxine
Doxine
Anasol
Dosis
Keterangan
Pemberian di hatchery
23
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Anasol
30 gr Anasol + 60 lt. Air
Anasol diberikan pagi hari
Air biasa + caporit
3-5 ppm
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
10 gr Vitamin C + 50 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Vitamin C
20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Catatan :
1. Apabila tampak gejala sakit maka segera laporkan ke TS
2. Jika ada gejala sakit langsung diberikan antibiotic (vaksin tunda)
3. Vaksin ND standar 14 hari (vaksin ND dengan turun sekam harus +/- 2 hari atau
tidak bersamaan
4. Umur ayam lewat 35 hari program dilanjutkan vitamin sampai panen,apabila kondisi
sehat
5. Consumix Plus bias diganti dengan Menorox, Octacyn-EN
6. Anasol bisa diganti Perfexol-L, Nutri-C
7. Vitamin C bias diganti dengan Nutri-C, Orange
8. Vaksinasi AI sesuai kasus di suatu daerah atau pertimbangan Animal Health
9. Peternak wajib mengikuti program obat di atas dengan petunjuk TS (Tehnical
Service).
24
cara kotoran ayam dibersihkan, lantai dan dinding kandang dibersihkan dengan cara
disemprot air menggunakan selang. Rasyaf (1995) menyatakan bahwa tujuan dari
pencucian yang berulang-ulang untuk memastikan agar kandang steril dan bebas dari
penyakit yang pernah ada atau memutus siklus penyakit pada pemeliharaan
berikutnya.
3. Aspek Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu
usaha peternakan ayam karena merupakan tempat hidup ayam sejak usia awal sampai
berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala persyaratan yang
dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi ayam yang dipelihara.
Faktor konstruksi yang dituntut untuk kandang ayam yang baik meliputi ventilasi,
25
dinding kandang, lantai, atap kandang, bahan bangunan kandang, hingga lingkungan
kandang (Priyatno, 2001).
a) Konstruksi kandang
Berdasarkan konstruksinya, kandang dapat dibedakan menjadi: Kandang
bateray, kandang postal dan kandang panggung (North, 1994).
Kandang yang dipakai pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama milik bapak Jumardin menggunakan sistem kandang panggung terbuka
dengan kapasitas 4.500 ekor yang terdiri atas satu kandang dengan tempat istirahat
bagi personil kandang di pertengahannya bagian pinggir. Sistem kandang pada
peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin
menggunakan sistem kandang panggung yang berukuran luas 604 m2 dengan panjang
75,5 m dan lebar 8 m, tiangnya dari balok kayu, alas dan dinding dari bamboo, dan
dengan pondasi beton.
26
27
(day old chicken) awalnya hanya sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap, litter
ditambah atau diganti sampai mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm.
b) Atap Kandang
Atap kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin adalah atap kandang dengan tipe A dengan bahan daun rumbia agar
lebih mudah menyerap panas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2000) bahwa
bahan untuk atap sebaiknya digunakan yang ringan, murah dan tidak menghantar
panas.
Menurut Suprijatna (2005), terdapat beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap
bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap
bentuk monitor, dan atap bentuk semimonitor.
28
c) Dinding kandang
Dinding kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin adalah dinding kandang dengan sifat terbuka yang terbuat dari sekat
kawat dengan tiang dinding dari balok kayu, yang ditutup dengan tirai yang terbuat
dari plastik. Pada umur 1-7 hari tidak dilakukan pembukaan tirai hal ini dilakukan
agar ayam tidak kedinginan, mulai umur 8 hari tirai dibuka setengah pada siang hari
dan pada malam hari tirai ditutup kembali untuk menjaga kondisi ternak dari suhu
yang terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang
menyatakan bahwa dinding ayam dengan sistem terbuka sangat membantu ventilasi,
mengusir udara yang busuk dan menggantinya dengan udara yang segar serta untuk
menjaga temperatur udara dalam kandang.
29
d) Lantai Kandang
Lantai kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin adalah terbuat dari belahan bambu yang pada fase pemeliharaan
starter ditutup dengan karung bekas pakan dan ditaburi litter serbuk gergaji. Hal ini
dilakukan supaya ayam tidak terperosok jatuh. Setelah umur 21 hari serbuk gergaji
dan karung pengalas diturunkan dari lantai panggung sehingga ayam akan mulai
beradaptasi dengan lantai aslinya berupa belahan bambu. Pada masa adaptasi ini
ayam kerap kali mengalami luka akibat kakinya terjepit di sela-sela belahan bambu.
Maka diperlukan pengawasan yang lebih efektif untuk menyelamatkan kondisi ayam
yang luka.
Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi,
bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut dan
diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus
30
menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat
penting untuk
Litter dapat
menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya, serbuk gergaji,
sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering, atau tongkol jagung
yang dihaluskan. Bahan tersebut dapat dicampur dengan bahan lain, seperti kapur dan
super fosfat.
Gambar 10. Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
4. Aspek Pemasaran
Pemasaran ayam pedaging di PT Bintang Sejahtera Bersama dengan sistem
kemitraan menjadi tanggung jawab mutlak PT Bintang Sejahtera Bersama sebagai
pihak inti sehingga plasma tidak kerepotan untuk memasarkan ayam yang sudah siap
panen. Peternak hanya menyiapkan tenaga dan surat-surat untuk proses panen, mulai
dari penangkapan ayam, penimbangan dan pengangkutan ke mobil bakul, ayam
31
Pemanenan dan pemasaran hasil panen biasanya dilakukan pada pagi dan sore
hari. Jumlah dan ukuran ayam yang akan ditangkap harus disesuaikan dengan surat
permintaan pembelian. Berikut ini data penjualan ayam di peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin :
32
No
800 ekor
900 ekor
550 ekor
900 ekor
200 ekor
200 ekor
160 ekor
400 ekor
170 ekor
10
50 ekor
Total penjualan
4330 ekor
33
Panen dilakukan pada pagi hari pukul 07:00 dan 10:00 dan pada sore hari
pukul 16:00. Selain perlakuan secara langsung, waktu saat proses panen berlangsung
juga sangat mempengaruhi penyusutn bobot badan ayam. Maka hal ini perlu
diperhitungkan untuk menjalin hubungan kemitraan yang baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Medion (2014) bahwa waktu pengangkutan ayam sebaiknya dilakukan pada
malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas saat siang hari, serta menghindari
lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya waktu antara ayam dimasukkan ke
keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu udara di sekitar keranjang akan
mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan kematian. Untuk itu, waktu
pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga perlu diperhitungkan. Perlu
diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.
Beberapa perhitungan bonus dalam kontrak kemitraan inti-plasma yang
ditetapkan oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut :
-
Efisiensi FCR : FCR atau kematian lebih baik dari standar mendapat bonus
30% selisih harga.
Jika ayam sakit atau kualitasnya buruk maka pihak inti akan melakukan
pemotongan harga tergantung kondisi ayamnya. Seperti untuk CRD dan ND
dikenakan pemotongan harga Rp. 100.-/kg.
34
35
BAB V
MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING
Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama
Pakan yang diberikan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
adalah produksi PT. Charoen Pokphand dengan bentuk butiran yaitu berupa pakan
Jenis S10 pada umur 0-7 hari atau 10 hari, pakan S11 pada umur 15-21 hari, dan
pakan S12 pada umur 22-panen. Suprijatna et all. (2005) menyatakan bahwa pakan
adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik untuk ternak
yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam proses
pertumbuhan.
Adapun ketetapan harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama yaitu pakan S10 seharga Rp. 7.100,-/kg, pakan S11
seharga Rp. 7.000,-/kg, pakan S12 seharga Rp.6.900,-/kg, serta obat-obat dengan
daftar harga area Sulawesi + PPN 10%. Kesepakatan harga adalah harga standar yang
dapat berubah sewaktu-waktu jika ada perubahan harga DOC dan pakan.
a) Kandungan Nutrient Pakan
Pakan yang diberikan pada ternak berbeda masing-masing fase pemeliharaan
khususnya dari kandungan proteinnya. Kebutuhan nutrien secara garis besar ada 7
komponen yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, mineral, vitamin, dan air.
Adapun label dari pakan S10, S11, S12 dapat dilihat dalam gambar brikut:
36
Gambar 12. Data Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama
37
meningkat seiring umur ayam. Asupan protein untuk pembentukan daging akan
kurang efektif jika diberikan dalam kadar yang tinggi. Maka protein pakan yang
dikonsumsi harus diturunkan untuk mengefisienkan konsumsi pakan. Kadar protein
pakan yang optimal bagi ayam pedaging fase finisher adalah 19-20%. Pendapat ini
didukung oleh Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa kebutuhan protein untuk masa
awal ayam pedaging di daerah tropis sebesar 23 persen, namun untuk masa akhir
sebesar 20-21 persen. Protein merupakan polimer asam-asam amino esensial yang
sangat diperlukan untuk pembentukan daging serta pertambahan dan pemulihan
energi.
b) Konsumsi Pakan
Total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 179 karung dengan berat 50
kg/karung untuk 4.500 ekor. Pada minggu pertama konsumsi pakan sejumlah 16
karung atau 177,78 gr/ekor/hari. Pada minggu kedua ayam mengkonsumsi pakan
sebanyak 38 karung atau 424,11 gr/ekor/hari. Pada minggu ke tiga konsumsi pakan
sebanyak 54 karung atau 607,15 gr/ekor/hari. Pada minggu keempat pakan yang
dikonsumsi sebanyak 64 karung atau 726,77 gr/ekor/hari. Terakhir ayam dipelihara
pada masa panennya hingga habis bertahap seiring waktunya pada minggu kelima
dengan konsumsi pakan sebanyak 7 karung atau 350 kg.
38
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan ayam dalam satu
minggu. Berdasarkan pengamatan dari masing-masing perlakuan, konsumsi pakan
meningkat secara kuantitatif setiap minggunya. Hal ini disebabkan karena final stock
dari segi genetiknya memiliki kemampuan tumbuh yang cepat. Dengan demikian
pakan yang dikonsumsi secara otomatis akan lebih banyak untuk mendukung
pertumbuhannya (Suharno, 2003).
Konsumsi pakan yang semakin meningkat ini sudah sewajarnya karena
kebutuhan energi sebanding dengan bobot badan dan umur ayam. Selain dari faktor
genetik dan kandungan nutrient pakan, konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya pakan yang disajikan tidak dalam keadaan rusak dan
sesuai kemauan ayam. Kebutuhan energinya tinggi dan juga karena ayam dalam
kondisi sehat. Selain itu juga dimungkinkan ada saat-saat tertentu temperatur
lingkungan dalam keadaan optimal (misalnya pada malam hari dengan tambahan
penerangan), sehingga ayam akan lebih banyak makan (Rasyaf, 1994).
39
40
lebih mengutamakan pemberian berkali-kali dengan jumlah yang cukup. Hal ini
bertujuan untuk peningkatan berat badan yang optimal. Hal ini didukung hasil
penelitian Julius (2011) bahwa pemberian pakan pagi 40%, siang 20%, dan sore 40%
memberikan pertambahan bobot badan dan konversi pakan yang lebih tinggi dari
pada pemberian dengan frekuensi 2 kali sehari.
Pada program pemberian pakan, perusahaan inti PT. Bintang Sejahtera
Bersama juga menyarankan peternak plasmanya dengan program puasa sebagai
berikut :
Tabel 7. Program Puasa Makan yang Disarankan PT. Bintang Sejahtera
Bersama
Hari
Siang
Pukul
10
11
Malam
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
16-18
hari
4 jam puasa makan
U
M
19-21
hari
7 jam puasa makan
22 hari
Keterangan :
-
41
mengurangi beban panas metabolik yang timbul sehubungan dengan konsumsi pakan
dengan kandungan nutrisi tinggi pada saat temperatur lingkungan maksimum pada
siang hari dimana ayam dapat mempertahankan pola aktivitas untuk menghindari
stres panas.
d) Pertambahan Berat Badan
Dalam pemeliharaan ayam pedaging pertambahan bobot badan setiap ayam perlu
diperhatikan agar produksi ayam saat pemanenan dapat dipengaruhi untuk stabil dan
baik. Menurut Sudaryani (1997) untuk mendapatkan produksi yang baik perlu
diadakan control dengan penimbangan yang teratur setiap minggunya. Apabila berat
ayam belum memenuhi standar, maka jumlah pakan dapat ditambah dengan
prosentase kekurangan berat badan dari standar. Akan tetapi bila bobot badan ayam
telah melebihi standar, maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama dengan jumlah
pakan yang diberikan sebelumnya.
42
94,5 gr/ekor
414,7 gr/ekor
972,5 gr/ekor
1.422,4 gr/ekor
1.611,7 gr/ekor
Hasil dari penimbangan berat badan ayam mingguan yang dilihat termasuk
baik jika dibandingkan dengan beberapa peternakan di sekitar kandang tersebut
karena bibit ayamnya memiliki kemampuan yang baik dalam mengkonversi pakan
yang dikonsumsi menjadi daging. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002)
menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi terhadap pertambahan berat badan
adalah konsumsi pakan. Pendapat ini juga didukung oleh Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa, secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh
jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam
pakan tersebut.
e) Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan antara
jumlah pakan (kg) yang dikonsumsi dengan berat hidup (kg) sampai ayam itu dijual
43
(Siregar dkk., 1980). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan
semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan kecil berarti
kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk
meningkatkan berat badannya (North, 1984). Konversi pakan (FCR) dapat dihitung
dengan rumus berikut :
(
)
100%
( )
Dari perhitungan data yang dilakukan oleh pak Jumardin, diketahui bahwa
total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 8950 kg dan total berat badan ayam
yang dipanen adalah 6976 kg, sehingga diperoleh FCR 1,3. Angka ini berarti untuk
memproduksi daging 1 kg, dibutuhkan pakan sebesar 1,3 kg. Dapat juga diamati
bahwa semakin hari dengan bertambahnya umur, maka konversi pakannya akan
meningkat dan semakin tidak efisien untuk dilanjutkan pemeliharaannya Sedangkan
menurut pendapat Anggorodi (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat
badan, dan jenis kelamin. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi
pakan ayam pedaging terhadap pertumbuhan berat badannya sudah cukup efisien dan
baik.
44
KESIMPULAN
45