Bakteri Dan Protozoa Rumen
Bakteri Dan Protozoa Rumen
Oligotrichia yang mempunyai ukuran sel lebih kecil dan hanya memiliki cilia
di sekitar prostoma (mulut). Jenis ini hanya sedikit sekali menggunakan gula
Holotricha yang mempunyai ukuran sel lebih besar dengan cilia menutup
seluruh tubuh. Holotricha dapat menggunakan glukosa, fruktosa, sukrosa dan
pektin. Karbohidrat akan disimpan dalam bentuk amilopektin (salah satu
bentuk rantai panjang pati). Jenis ciliata rumen ini mempunyai peranan
penting dalam metabolisme karbohidrat dengan jalan menelan gula segera
setelah masuk ke rumen dan menyimpannya dalam bentuk amilopektin, yang
selanjutnya akan melepaskan kembali senyawa ini kedalam cairan rumen
pada
saat
populasi
Holotricha
mengalami
lisis
atau
pada
fase
yang luas antara mikroorganisme dalam rumen, bentuk interaksi tersebut dapat
berupa saling ketergantungan akan subtrat, saling menguntungkan, kompetisi
subtrat atau berupa hubungan yang bisa merugikan.
Kelompok utama mikroba yang berperan dalam proses pencernaan terdiri
dari bakteri, protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi
tergantung pada pakan yang dikonsumsi ternak. Volume mikroba rumen kurang
lebih 3,6% dari total cairan rumen yang terdiri dari 50% siliata dan 50% bakteri
ukuran kecil.
Mikroba dalam rumen dapat ditemukan dalam tiga lokasi di rumen, yaitu
menempel pada dinding rumen, menempel pada partikel-partikel makanan, dan
bebas dalam cairan rumen. Proporsi terbesar yaitu bergabung dengan partikelpartikel makanan.
ruminansia dapat mencerna pakan yang mengandung serat tinggi, keperluan asam
amino untuk nutrisi protein tidak banyak, bergantung pada kualitas pakan, mampu
mengubah sembarang nitrogen menjadi protein berkualitas tinggi, produk
fermentasi disalurkan ke usus halus dalam bentuk yang lebih mudah dicerna.
Mikroba tersebut dapat bersifat sacharolitik dan proteolitik.
Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa interaksi antara protozoa
dan bakteri didalam rumen lebih bersifat kompetitif. Protozoa memangsa bakteri
yang terdapat pada cairan rumen dan mencernanya sebagai sumber asam amino
bagi pertumbuhannya, akibatnya biomassa bakteri akan berkurang sehingga aljuk
kolonisasi partikel makanan didalam rumen akan berkurang pula. Pengaruh ini
mungkin kurang nyata pada ternak ruminansia dengan pakan basal yang
mengandung banyak partikel terlarut misalnya gula, pati dan sebagainya. Akan
tetapi jika pakan basal adalah limbah pertanian, maka pengaruh penurunan
biomassa bakteri akibat dimangsa oleh protozoa akan kelihatan nyata sekali
dengan diperpanjangnya lag phase yakni suatu keadaan dimana tidak terjadi
pencernaan sama sekali. Seperti telah disebutkan dimuka, kehadiran protozoa
dalam jumlah/populasi tinggi akan membantu pencegahan terjadinya acidosis
apabila ransum basal berupa gula terlarut atau pati, karena protozoa akan menelan
partikel gula dan pati sehingga fermentasi kedua senyawa oleh bakteri tersebut
dapat ditunda sampai senyawa tersebut dilepas kembali pada saat terjadinya lysis
atau pecahnya sel protozoa akibat terlalu banyak menyimpan amilopektin.
Diperkirakan tiap ekor protozoa dapat memangsa bakteri dengan
kecepatan antara 130 - 21200 bakteri/protozoa/jam pada kondisi kepadatan bakteri
109 sel/ml. Pencernaan bakteri dalam sel protozoa dapat berkisar antara 345
1200 bakteri/protozoa/jam. Jumlah ini akan setara dengan 2,4 - 45 persen bakteri
bila konsentrasi protozoa mencapai 106/ml isi rumen domba.
Jenis Entodinium dan protozoa besar lebih selektif dalam memangsa
bakteri danlebih menyukai aneka spesies bakteri. Sementara itu spesies Entodinia
memangsa bakteri selulolitik jauh lebih cepat daripada bakteri jenis lainnya.
Kondisi optimal terjadinya predasi adalah pH rumen sekitar 6,0 dan akan menurun
apabila pH lebih tinggi atau lebih rendah dari 6,0.
Populasi jamur rumen (zoospores) telah dilaporkan meningkat setelah
defaunasi (menghilangkan protozoa dari rumen) oleh beberapa peneliti sebagai
akibat meningkatnya populasi jamur rumen setelah proses defaunasi, daya cerna
serat kasar akan meningkat secara nyata 6 - 10 unit/24 jam. Disamping itu jumlah
bakteri juga meningkat apabila protozoa dihilangkan dari rumen sehingga pada
kondisi pakan dengan kandungan protein rendah tapi kandungan enersi tinggi,
diperoleh kenaikan produksi wool serta bobot badan. Hasil penelitian ini sangat
bertentangan dengan pendapat terdahulu yang melaporkan bahwa faunatedanimals tumbuh lebih baik daripada defaunated-animals. Kesenjangan ini terjadi
hanya karena adanya perbedaan pakan basal yang digunakan dalam penelitian
yaitu pada penelitian terdahulu dipakai pakan dengan kadar protein tinggi,
sedangkan penelitian yang berikutnya menggunakan pakan basal limbah
pertanian.
Rangkuman dari beberapa hasil penelitian oleh Ushida et al. (1991)
menyatakan bahwa defaunasi memberikan pengaruh positip terhadap efisiensi
penggunaan enersi yang digunakan untuk proses sintesis protein mikrobial.
Meskipun demikian peningkatan laju aliran protein mikroba ke dalam duodenum
diperoleh melalui proses multiplikasi hasil protein mikroba akibat meningkatnya
jumlah bahan organik yang terfermentasi di dalam rumen. Oleh karena itu jika
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.mikroba dalam rumen sapi.
http://rismanismail2.wordpress.com/2011/05/23/mikroba-rumenpart-1/
Anonim. 2011. Mikroba rumen (part 5).
http://mikroba.blogspot.com/2011/05/24/mikroba-rumen.html