ternak lain. Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang
oleh mikroba maupun induk semang dimana aktifitas mikroba tersebut sangat
tergantung pada ketersediaan nitrogen dan energi (Yan Offer dan Robert 1996).
mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids =
VFA’s) yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam valerat serta asam
isobutirat dan asam isovalerat. VFA’s diserap melalui dinding rumen dan
yang tidak dimanfaatkan oleh ternak yang pada umumnya berupa gas akan
dikeluarkan dari rumen melalui proses eruktasi (Barry, Thomson dan Amstrong
1977). Namun yang lebih penting ialah mikroba rumen itu sendiri, karena biomas
ruminansia. 2/3 – 3/4 bagian dari protein yang diabsorbsi oleh ternak ruminansia
berasal dari protein mikroba. Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk
pertumbuhan mikroba itu sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel
abiotik. Komponen Biotik adalah mikroba rumen dengan populasi berkisar antara
1010 sampai 1012 sel/ml cairan rumen (Ogimoto dan Imai, 1981) Mikroba Rumen
7.Mikroba yang ada di dalam rumen terdapat pada partikel makanan, dalam cairan
mikroba. Konsentrasi amonia untuk degradasi optimum pakan berserat harus di atas
200 mg/liter cairan rumen.Pemberian urea dalam air minum hanya dapat dilakukan
jika konsentrasi amonia cairan rumen sangat rendah (〈50 mg/liter) dan amonia
dari bakteri, protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi
tergantung pada pakan yang dikonsumsi ternak (Preston dan Leng 1987).
3.1 Bakteri
berbentuk bulat.Bakteri bentuk batang dan spiral hidup secara anaerob sedangkan
bentuk coccus gram negative ada yang hidup aerob.Selain itu ada juga bakteri
fakultatif yaitu bakteri yang dapat hidup pada kondisi sedikit oksigen misalnya
Pemakai Asam).
Bakteri Selulolitik
apabila makanan utama ternak berupa serat kasar. Contoh dari bakteri selulolitik
adalah :
Bacteriodes succinogenes
Ruminicoccus flavefaciens
Ruminicoccus albus
Cillobacterium c ellulosolvens
Bakteri Hemiselulolitik
demikian ada beberapa spesies yang dapat menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak
Butyrivibrio fibriosolven
Bacteriodes ruminicola
Bakteri Amilolitik
Bacteriodes amylophilus
Butyrivibrio fibrisolvens
Bacteroides ruminicola
Bakteri Proteolitik
Bacteroides amylophilus
Clostridium sporogenes
Bacillus licheniformis
Bakteri Lipolitik
itubeberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak tak jenuh dan
sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang menjadi keton.Enzim
Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam rumen adalah gas
antara lain:
Methanobacterium ruminantium
Methanobacterium formicium
Bakteri Ureolitik
menempel pada epithelium dan menghidrolisa urea yang masuk kedalam rumen
melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada dinding rumen.Oleh karena
itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu rendah.Salah satu contoh bakteri
lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus halus.
Acid Utilizer Bacteria (Bakteri Pemakai Asam)
meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang berarti. Jenis
lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang merupakan
hasil akhir fermentasioleh bakteri jenis lainnya.Asam format dan asetat juga
digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai sumber enersi
yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan dirombak oleh
Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam
jumlah yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran
Peptostreptococcus bacterium
Propioni bacterium
Selemonas lactilytica
protozoa pencerna selulosa, glukosa, pati dan sukrosa antara lain diplodinium
polyplastron.
Kelompok protozoa pencerna gula, glukosa, pati dan pectin antara lain
Protozoa hidup anaerob oleh karena itu apabila kadar oksigen dalam
oksigen tinggi maka protozoa akan mati karena tidak dapat membuat ciestee.
banyak gula terlarut yaitu mencapai 4x106 sel/ml cairan rumen. Apabila kekurangan
gula terlarut popolasi akan mencapai titik terendah yaitu 105 sel/ml (preston dan
Leng 1987) oleh karena itu total biomassa protozoa hampir sama dengan total
biomasa bakteri.
Populasi yang terbanyak adalah ciliate yaitu berkisar antara 105 – 106 sel /
ml (pada kondisi ternak sehat), sedangkan populasi flagelata berkisar antara 102-
104 sel/ml, dengan ukuran berkisar antara 4,0 sampai 15,0 µm.Protozoa dibagi
Holotricha
selumumnya oval dan terdapat dalam konsentrasi yang tinggi bila makanan utama
akandisimpan dalam bentuk amilopektin (salah satu bentuk rantai panjang pati).
Jenis ciliate rumen ini mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat
dengan jalan menelan gula segera setelah masuk ke rumen dan menyimpannya
dalam bentuk amilopektin, yang selanjutnya akan melepaskan kembali senyawa ini
kedalam cairan rumen pada saat populasi Holotricha mengalami lisis atau pada fase
terutama apabila tidak terdapat lagi karbohidrat dalam makanan misalnya pada saat
gula yang terlarut sangat tinggi, kelompok Holotricha akan terus memangsa
senyawa tersebut hingga pada saat sel ciliata pecah karena tidak terdapatnya kontrol
lain:
Isotricha intestinalis
Isotricha prostoma
Dasytricha rumiantium
padaumumnya jumlah yang terdapat didalam rumen berkisar antara 0,2 - 2,0 x 106
perml.
Oligotrich (Entodiniomorph)
protozoa memangsa bakteri dan bakteri inilah yang akan menghasilkan enzim
Diplodinium dentatum
Eudiplodinium bursa
Polypastron multivesiculatum
Entodinium caudatum
morfolginya karena ukuran selnya cukup besar yaitu antara 200 - 200 mm.Ciliata
Ordo Prostomatida
Ordo Trichostomatida
Ordo Entodiniomorphida
Tryglodytellidae
Dari keenam famili tersebut hanya Ophryoscolecidae yang ditemukan pada rumen,
sedangkan famili lainnya terdapat pada usus kuda, tapir, gajah, badak, kuda nil,babi
3.3 Fungi
Fungi rumen bersifat anaerob yang terdapat dalam rumen sebagian besar
tanaman.
lignin, tapi tidak mendegradasi lignin. Komponen tanaman dari berbagai hijauan
Fungi terdiri dari Yeast (ragi) seperti Saccharomyces dan Mould (Jamur).
Mubarak. Zaky.2009. Microbiology of the Rumen and Intestin. Prentice Hall. New
Jersey.
Preston danLeng. 1987. Management and Feeding of Buffalo. VikasPubl House put. New
Delhi.
Soetanto Hendrawan. 2011. Bahan Ajar Kuliah Nutrisi Ruminansia. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya-Press. Malang.
Yan Offer dan Robert. 1996. Effect of Ammonia Concentration in Rumen Microbial
Protein Production In Vitro. Br. J. Nutr. , 35: 199.