Laporan Tutorial
Laporan Tutorial
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran gigi khusunya pada bagian periodonsia, dikenal
perawatan non bedah dan perawatan bedah periodontal. Perawatan non bedah
periodontal yang disebut juga perawatan terapi fase I atau terapi inisial adalah
merupakan tahap pertama dari serangkaian perawatan periodontal yang diarahkan
pada penyingkiran semua iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingival
serta pemberian instruksi dan memotivasi pasien untuk melaksanakan kontrol plak.
Perawatan ini merupakan fase perawatan etiotropik (etiotropic treatment phase),
karena sasarannya adalah penyingkiran factor etiologi penyakit periodontal
(Carranza:1996).
Bedah periodontal merupakan bagian dari terapi periodontal dengan maksud
untuk meningkatkan akses dan pandangan (visibility) untuk scalling dan rootplanning,
membuang jaringan granulasi, dan memperbaiki jaringan periodontal yang rusak
sebagai faktor predisposisi bagi penyakit periodontal selanjutnya. Sebelum melakukan
tindakan bedah, pasien harus menjalani perawatan dasar yang menyeluruh dan
kondisinya sudah diperiksa ulang serta mempunyai standar kebersihan mulut yang
baik sebelum dilakukan operasi. Pasien juga harus diberi informasi tentang apa yang
dapat diperoleh dari operasi pada kasus tersebut, prognosa, keterbatasan atau
komplikasi operasi dan kendala pasca operasi.
Tipe perawatan bedah tergantung pada bentuk lesi sebagai berikut :
1. Lesi sederhana atau supraboni, dimana semua dinding lesi terletak pada jaringan
lunak dan tidak diperumit dengan adanya masalah mukogingiva.
2. Lesi infraboni dimana dasar poket terletak di apikal dari tepi tulang oleh sebab itu,
satu atau beberapa dinding poket dibatasi oleh tulang.
3. Poket yang disertai dengan kerusakan mukogingiva seperti misalnya perlekatan
otot yang tinggi atau absennya perlekatan gingiva.
Kontraindikasi operasi dapat karena faktor oral atau sistemik seperti adanya
penyakit sistemik misalnya penyakit kardiovaskuler yang parah, keganasan, penyakit
ginjal, penyakit hati, penyakit darah dan gangguan pembekuan darah serta diabetes
yang tidak terkontrol. Disini perlu dilakukan rujukan ke dokter yang merawat pasien.
Kontraindikasi lainnya yaitu bila motivasi pasien kurang adekuat, bila ada infeksi akut
dan bila prognosa sangat buruk sehingga tanggalnya gigi tidak mungkin dicegah
(Buku Ajar Periodonti, J D Manson ).
Tujuan utama perawatan periodontal tidak hanya menghentikan penyakitnya,
tetapi juga menggantikan bagian jaringan penyangga yang mengalami kerusakan.
Keberhasilan perawatan periodontal bergatung kepada kesempurnaan menghilangkan
keradangan gingiva, perdarahan, mengurangi kedalaman pocket, menghentikan proses
infeksi, menghentikan pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan lunak dan
tulang, mengurangi kegoyangan gigi, mencegah rekurensi penyakit, serta mengurangi
hilangnya gigi-geligi (Manson, 1993).
Dari pemaparan diatas, kita diharapkan bisa mengetahui fase-fase dalam
terapi periodontal, perawatan yang dilakukan pada terapi periodontal fase I,
pengertian dan dasar pemikiran (indikasi/kontraindikasi) scaling dan rootplanning,
evaluasi (respon jaringan) setelah dilakukan perawatan non bedah periodontal, serta
pengendalian faktor etiologi sekunder (Manson, 1993).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan
utama
perawatan
periodontal
tidak
hanya
menghentikan
penyakit
Terapi fase II (fase bedah) terdiri dari bedah periodontal dan perawatan saluran akar. Terapi
fase III (fase restoratif) terdiri dari restorasi final, gigi tiruan cekat dan lepasan. Evalusi
respon terhadap fase 3 terdiri dari pemeriksaan periodontal. Terapi fase IV (fase
pemeliharaan / terapi periodontal suportif) terdiri dari kunjungan berkala, pengontrolan plak
dan kalkulus. (J.D.Manson, 1993).
Fase preliminari atau pendahuluan meliputi:
Perawatan kasus darurat (emergensi)
Dental atau periapikal
Periodontal
Lain-lain
Pencabutan gigi dengan prognosis tidak ada harapan, dan pemasangan gigi tiruan
sementara (bila diperlukan karena alasan tertentu).
(Newman, 2006)
BAB III
3
PEMBAHASAN
2.1 TUTORIAL PERTAMA
STEP 1 (Identifikasi kata-kata sulit)
1. Gingivitis kronis
Suatu inflamasi gingiva yang menetap dan berkepanjangan atau bertahan lama
karena akumulasi plak yang bertahan lama sehingga pasien tidak merasakan sakit
yang sangat. Faktor utama dari gingivitis kronis adalah bakteri plak tetapi kelainan ini
mempunyai faktor predisposisi berupa kebiasaan bernafas melalui mulut, gigi
berlubang dan konsumsi obat-obatan (faktor sistemik).
2. Perawatan periodontal fase I
Disebut juga perawatan inisial atau prelimenary yang merupakan perawatan
non
bedah
dengan
menghilangkan
faktor
penyebab
atau
etiologi
seperti
menghilangkan iritasi lokal gingiva dan menghambat transisi kelainan gingiva agar
tidak berkelanjutan ke kelainan periodontal lainnya. Perawatan fase I meliputi scaling,
rootplaning, DHE (Dental Health Education), terapi oklusal, memotivasi pasien,
kontrol plak, dan juga terapi mikrobial.
3. Root planing
Merupakan suatu perawatan periodontal untuk menghilangkan kalkulus di
sementum yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan akar yang halus,licin dan
bersih. Perawatan ini di indikasikan untuk pasien yang mengalami nekrosis pada
sementum dan juga pada pasien yang mempunyai kedalaman poket lebih dari 4mm
pada pemeriksaan klinis.
4. Dental Health Education (DHE)
Merupakan usaha atau program yang terarah yang dilakukan untuk
mendapatkan keadaan rongga mulut yang sehat juga merupakan program belajar
mengajar yang bersifat persuasif dan sugestif. Dalam program in meliputi kegiatan
motivasi, instruksi, penyuluhan, kontrol plak, penggunaan obat kumur, dan dental
flossing pada daerah interdental.
5. Scaling
Merupakan perawatan periodontal berupa pembuangan plak dan kalkulus dari
permukaan gigi baik pada bagian supragingiva dan subgingiva. Perawatan ini
dilakukan menggunakan Hand instrumen maupun ultrasonic scaler.
STEP 2 (Identifikasi permasalahan dalam skenario)
1. Apakah ada pengaruh antara penyakit hipertensi terkontrol pada pasien di skenario
dengan timbulnya gingivitis kronis?
2. Apakah indikasi dan kontraindikasi dari perawatan scaling dan root planing?
3. Apakah ada pengaruh antara penyakit hipertensi terkontrol pada pasien di skenario
dengan perawatan periodontal?
4. Apa sajakah tahap-tahap dari perawatan periodontal fase I?
5. Apakah fungsi dari kontrol periodik dan hal apa saja yang dilakukan pada kontrol
periodik?
STEP 3(Brainstorming)
1. Gingivitis
Gingivitis merupakan manifestasi dari penyakit hipertensi yang berasal dari
pengonsumsian obat hipertensi golongan Meta-bloker. Efeksamping dari obat ini juga
berupa Xerostomia sehingga menyebabkan bau mulut dan meningkatnya akumulasi
plak.
3.
5.
STEP 4 (Mapping)
Rencana perawatan
Perawatan periodontal
fase I
DHE
Definisi
Scaling
Indikasi
Rootplanin
g
Kontra
STEP 5 (Learning Objective) indikasi
Koreksi
tumpatan
Teknik
Kontrol
periodik
Respon
jaringan
Fase emergensi
Contemporer
Periodontic
Fase pemeliharaan
Perawataan
periodontal fase
III (Restoratif)
Perawatan
periodontal fase II
(Bedah)
dari
perawatan
inisial
ini
adalah
untuk
menyingkirkan
restorasi
yang
berlebihan/overhanging,
kasar,
tetap
(permanen).
Namun
pada
keadaan
tertentu
instruksi
kontrol
plak
secara
komprehensif
dengan
11
kalkulus
subgingival
harus
diperkirakan
sebelum
meningkatkan
13
dan mulut agar mereka dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya (Chaterine
Stillman Lowe,2007).
3.2 Dasar pemikiran
3.2.1 Menurut Noor(1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah :
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
2.
4.
5.
15
periodontal
maka
diharapakan
kesehatan
jaringan
tidaka lebih dari 900 dan tidak kurang dari 450 karena sudut angulasi
untuk alat sclaer antara 450 900 (Genco,Robert.J, dkk,1990).
(Dua tipe kuret. (A) Kuret universal, (B) Kuret Gracey. Kiri: Angulasi mata
pisau dilihat dari arah ujung mata pisau ; Kanan: Mata pisau kuret universal
lurus, sedangkan kuret Gracey melengkung dengan bagian yang tajam pada
sisi yang konveks)
17
Beberapa jenis kuret. Kiri: Columbia 4R-4L (kuret Universal); Kanan:Kuret Gracey (dari kiri
ke kanan: no. 5-6, no. 7-8, no. 11-12, dan no. 13-14).
Hoe
Hoe digunakan untuk meratakan dan menghaluskann permukaan akar gigi serta
menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak. Bladenya bengkok
membentuk sudut 990 1000. Cutting edge dibentuk oleh pertemuan adanya
permukaan ujung yang datar dengan aspek dalam dari blade. (Genco,Robert.J,
dkk,1990)
Sickle scaler
Sickle adalah
scaler
kasar
untuk menyingkirkan
kalkulus supragingival.
Permukaan sickle scaler adalah datar dengan dua cutting edge yang menyatu
membentuk ujung yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga
dan sisi pemotong pada kedua sisi. Karena desainnya, alat ini hanya
digunakan untuk penyingkiran kalkulus supragingival. Apabila digunakan untuk
instrumentasi subgingival akan mencederai jaringan gingiva. Banyak sekali jenis
sickle scaler. Ada scaler yang khusus untuk regio anterior dan ada yang khusus
untuk regio posterior. Masing-masing jenis scaler ada yang lurus dan ada yang
melengkung lehernya. Pada scaler sabit untuk region anterior, baik yang lurus
maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada dalam satu
18
bidang. Sebaliknya mata pisau, leher dan gagang untuk regio posterior tidak
berada
dalam satu
bidang,
Instrumen ultrasonik
Instrumen ultrasonik dapat digunakan untuk scaling, kuretase dan
menghilangkan stain. Mekanisme kerjanya berasal dari fibrasi (getaran fisikal)
dari alat tersebut. Frekuensi getarannya berkisar antara 20.000 sampai jutaan
getaran perdetik. Untuk instrumentasi periodontal, getaran instrumennya dapat
mencapai 29.000 getaran/detik.
Alat ultrasonik efektif untuk menghilangkan kalkulus dan membersihkan
dinding epitel poket. Alat ini menimbulkan sedikit jaringan nekrotik yang
kemudian akan terkelupas dari dinding epitel poket. Alat ini menyebabkan
permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih banyak.
Volume dan banyaknya struktur gigi yang hilang dapat dikurangi dengan
menyetel instrumen sehingga kekuatannya lebih rendah dan menggunakannya
dengan sentuhan yang ringan. (Menson,1993)
4.4.2 Alat Pulas scaling dan root planing
a. Rubber cusp
Rubber cusp digunakan di handpiece dengan spesial profilaxis
angle yang setelah digunakan harus disterilisasi. Penggunaan rubber
cusp dengan bahan abrasive memungkinkan untuk menghilangkan
lapisan sementum yang tipis di area servikal gigi (Caranza,1996).
b. Bristle Brushes
Benda ini ada yang berbentuk wheel dan cup, karena bahannya
yang kaku maka hanya digunakan untuk membersihkan mahkota dan
19
Aktivasi instrument
4.4.3.1 Adaptasi
Adapatasi ini merupakan cara menempatkan ujung kerja
instrument (working end) instrument periodontal pada permukaan
gigi. Adapatasi dimaksudkan agar ujung kerja instrument
periodontal dapat menyesuaikan dengan kontur permukaann gigi.
Adaptasi yang tepat sangat diperlukan, yaitu untuk menghindari
trauma baik pada jaringan lunak maupun pada jaringan keras serta
untuk
mendapatkan
efektivitas
insrumen
yang
digunakan
(Carranza,2002).
4.4.3.2 Angulasi
Angulasi adalah penyudutan permukaan blade instrument
dengan permukaan gigi atau sering disebut blade gigi. Angulasi
yang tepat sangat dibutuhkan agar pekerjaan scaling efektiv.
Insersi subgingiva dari blade instrument seperti kuret, angulasi
sedapat
mungkin
mendekati
00.
Ujung
instrument
dapat
untuk
mengawali
pengambilan
kalkulus
untuk
rootplaning (Carranzas,2002).
4.4.4
dari
pergelangan
tangan
disesuaikan
dengan
yang
bersifat
sedang
sampai
21
4.4.5
22
Keterangan :
1. Gambar daerah C
23
2. Gambar daerah B
3. Gambar daerah A
24
(Genco,Robert.J, dkk,1990)
4.4.6 Evaluasi setelah scaling dan rootplaning
1. 1 2 minggu setelah scaling dan rootplaning
(Genco,Robert.J,
dkk,1990)
a. Edema mulai menghilang
b. Penyusutan pada gingival margin
c. Kedalaman poket berkurang, tetapi kemungkinan masi terjadi
sedikit perdarahan ataupun tidak sama sekali dari dasar poket saat
melakukan probing
d. Kalkulus tidak tampak secara visual
e. Oral higiene sangat bagus
f. Secara histologi, proses epitelisasi telah sempurna
2. 2 3 minggu setelah scaling dan rootplaning (Genco,Robert.J,
dkk,1990)
a. Warna dan konsistensi gingival tampak normal
b. Tidak terjadi perdarah dari dasar poket saat dilakukan probing
c. Kegoyangan gigi mulai berkurang
d. Flora subgingival bebas dari bakteri patogen dan organisme yang
ada memiliki komposisi yang sama dengan jaringan sehat pada
umumnya
e. Secara histologi, jaringan ikat telah mengalami kematangan selama
21- 28 hari dan akhirnya kontur gingiva tampak normal setelah 3 bulan.
5. Definisi, Dasar Pemikiran, dan Tahapan Kontrol Periodik
25
5.1 Definisi
Kontrol : pengawasan, pemeriksaan, pengendalian.
Periodik: menurut periode tertentu atau sesuai selang waktu yang telah
ditentukan.
Kontrol periodik adalah pengawasan dan pengendalian keadaan kesehatan gigi
dan mulut pasien dengan cara melakukan pemeriksaan dan deteksi dini penyakit
yang dilakukan sesuai selang waktu yang telah ditetapkan. (Sumber: Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
5.2 Dasar pemikiran
Perlunya menanamkan kebiasaan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
terutama sejak dini sehingga kebiasaan baik ini nantinya akan terbawa hingga
dewasa. Dengan begitu diharapkan nantinya kesehatan gigi dan mulut di
masyarakat semakin meningkat, prevalensi karies menurun, dan penyakit jaringan
penyangga gigi juga menurun (Houwink,dkk,1993).
Pada fase pengendalian didapatkan timbulnya gejala-gejala kekambuhan pada
pasien yang disebabkan oleh etiologi sekunder.
Gejala- gejala akan terjadinya kekambuhan antara lain :
Resesi gingiva
26
Karakteristik
Merlin
Interval Kontrol
3 bulan
Tahun pertama
1 2 bulan
6 bulan 1 tahun
kurang dari 50 %
Secara umum pasien menunjukkan hasil
3 4 bulan.
(tergantung
benyaknya
factor:
negative factor
yang ditemukan)
cenderung ke buruk.
2. Bentukan kalkulus.
3. Penyakit sistemik yang dapat menjadi
4.
5.
6.
7.
8.
9. Merokok
10. Positive test genetik
Secara umum pasien menunjukkan hasil
yang buruk dalam satu tahun pertama dan
atau pasien menunjukkan beberapa factor
negatif:
1. Oral hygiene yang tidak konsisten dan
Kelas C
cenderung ke buruk.
2. Bentukan kalkulus.
3. Penyakit sistemik yang dapat menjadi factor
4.
5.
6.
7.
8.
1 3 bulan
(tergantung
keadaan pasien)
% tulang alveolar.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perawatan periodontal meliputi beberapa fase antara lain:
Fase I atau fase terapi inisial
Fase II atau fase bedah
Fase III atau fase restoratif
Fase IV atau fase pemeliharaan
2. Perawatan inisial (initial treatment), atau yang dinamakan juga sebagai perawatan
fase I (phase I therapy) atau fase higienik (hygienic phase) adalah merupakan tahap
pertama dari serangkaian perawatan periodontal, yang diarahkan pada penyingkiran
semua iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingival serta
pemberian
Edukasi
Motivasi
Instruksi
4. Skaling adalah usaha membersihkan semua deposit pada gigi, kalkulus subgingiva,
kalkulus supragingiva, plak dan noda. Root planing adalah teknik untuk
membersihkan sementum nekrosis dan kalkulus serta menghaluskan permukaan akar.
Indikasi skeling dan root planing meliputi Preventiv Periodontic, Terjadi keradangan
berupa gingivitis dan periodontitis, Mempertahankan kesehatan jaringan periodontal.
Kontra indikasi pada skeling adalah tidak diperuntukkan kepada pasien dengan
penyakit Hemophili
5. Kontrol periodik adalah pengawasan dan pengendalian keadaan kesehatan gigi dan
mulut pasien dengan cara melakukan pemeriksaan dan deteksi dini penyakit yang
dilakukan sesuai selang waktu yang telah ditetapkan. Interval Kontrol Berbagai
Kebutuhan Pasien meliputi:
Tahun pertama kontrol 3 bulan setelah perawatan
Kelas A kontrol 6 bulan 1 tahun setelah perawatan
Kelas B kontrol 3 4 bulan. (tergantung benyaknya negative factor yang
ditemukan)
Kelas C kontrol 1 3 bulan (tergantung keadaan pasien)
29
DAFTAR PUSTAKA
Carranza, Fermin A et all. 2002. Carranzas Clinical Periodontology. NinethnEdition.
St Louis: Elsevier .
Depkes R.I.1990.Pedoman Penyelenggara Upaya Kesehatan Gigi di PUSKESMAS.
Jakarta: DirektoratKesehatan Gigi, DEPKES R.I.
Genco,Robert J.1990.Contemporary Periodontics.Giny Doulgas : Judit Bange
Houwink et all. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gajah Mada University
Press: Yogyakarta
Kidd, Edwina A.M, dkk.1992.Dasar Dasar Karies. EGC : Jakarta
Koh,H dan P.G Robinson.2004. Occlusal Adjusment for Threating and Preventing
TMD. Journal of Oral Rehabilitation
Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : Hipokrates.
Newman, MG dkk. 2006. Carranzas Clinical Periodontology. Tenth edition. St
Louis : Saunders Elsevier
Pattison AM and Pattison GL. 1992. Periodontal Instrumentation, second edition.
New Jersey
30