Makalah Plankton
Makalah Plankton
BIOLOGI LAUT
PLANKTON
OLEH :
KELOMPOK I
FITRIANI LAYUKAN
(H41112010)
SAKINAH JULIANTI F
(H41112275)
WIWIK ASPIANTI T
(H41112280)
SUCI ALFIAH
(H41112297)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan
lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Adaptasi terbagi atas tiga jenis
yaitu, adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh, adaptasi
Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh dan adaptasi
tingkah laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku.
Organisme Laut berdasarkan tempat hidup dan cara hidupnya dapat
dikelompokan atas tiga kelompok besar yaitu, Plankton, Nekton dan Bentos.
Plankton terdiri atas mikroorganisme laut baik fitoplankton maupun
zooplankton yang mengapung dan hanyut karena arus air, atau hidup diatas
maupun dekat permukaan air.
Habitat alami plankton adalah perairan tawar (sungai, danau, rawa),
estuari dan air laut/pantai. Keberadaan plankton di suatu perairan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu intensitas cahaya, suhu, dan kecerahan suatu
perairan. Intensitas cahaya sangat dibutuhkan terutama bagi fitoplankton untuk
melakukan proses fotosintesis karena fitoplankton sebagai tumbuhan
mengandung pigmen klorofil yang mampu melaksanakan reaksi fotosintesis
dimana air dan karbon dioksida dengan sinar surya dan garam-garam hara dapat
menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Selain phytoplankton,
zooplankton juga berperan dalam rantai makanan, dimana zooplankton ini
merupakan
produsen
sekunder
yang
membutuhkan
makanan
berupa
phytoplankton.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai kehidupan plankton maka akan
dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen direktur
Ekspedisi Jerman pada tahun 1889, yang dikenal dengan Plankton Expedition
yang khusus dibiayai untuk menentukan dan membuat sitematika organisme
laut, berasal dari bahasa Yunani planktos, yang berarti menghanyut atau
mengembara. Plankton adalah organisme renik yang melayang-layang dalam
air atau mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah, pergerakannya
selalu dipengaruhi oleh gerakan masa air. Sebenarnya, plankton memiliki alat
gerak (misalnya flagelata dan ciliata) sehingga secara terbatas plankton akan
melakukan gerakan-gerakan tetapi gerakan tersebut tidak cukup mengimbangi
pergerakan air sekelilingnya, sehingga dikatakan bahwa gerakan plankton
sangat dipengaruhi oleh gerakan air (Djumanto, 2009).
Plankton merupakan organisme perairan pada tingkat trofik pertama
yang berfungsi sebagai penyedia energi. Secara luas plankton dianggap sebagai
salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk
kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan
utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut.
Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak
mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
menghanyutkannya. Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat
bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk
memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan,
tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya
kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Penggerak utama
sistem kehidupan di bumi adalah energi matahari. Energi matahari kemudian
dimanfaatkan oleh organisme autotroph untuk membentuk bahan organik yang
akan dimanfaatkan oleh organisme herbivora. Fitoplankton merupakan
organisme autotroph utama dalam kehidupan di laut. Melalui proses
fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi sumber energy
bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai makanan. Walaupun memiliki
ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang tinggi sehingga mampu
menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut (Kasim, 2009).
B. Jenis-Jenis Plankton
Menrut nontji (2008), menyatakan bahwa penggolongn plankton Secara
fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu
fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton. Berdasarkan
siklus hidupnya, plankton dapat dikenal sebagai Holoplankton yang seluruh
daur hidupnya bersifat planktonik, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Contohnya adalah copepod, amfipod, salpa, kaetognat. Dan Meroplankton yang
sebagian hidupnya bersifat sebagai planktonik dimana plankton golongan ini
menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur
hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak
dewasa ia berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang
bebas atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut.
Contohnya yaitu udang, krustacea, moluska, dan ikan.
Plankton juga dapat digolongkan berdasarkan ukurannya sebagai
berikut (Nontji, 2008) :
a. Megaplankton (20-200 cm)
Banyak ubur-ubur termasuk dalam golongan ini.
Gambar 5. Ostrakod
d. Mikroplankton (20-200 m)
Fitoplankton adalah yang paling umum ditemukan yang termasuk dalam
golongan ini seperti diatom dan dinoflagelat.
e. Nanoplankton (2-20 m)
Kelompok ini terlalu kecil untuk dapat ditangkap dengan jaring plankton.
Misalnya kokolitoforid dan berbagai mikroflagelat.
b. Plankton oseanik
Plankton oseanik hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudera.
Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan salinitas tinggi.
bergerakannya
makanannya
mengandung
sangat
sendiri
clorofil
dipengaruhi
dengan
dalam
cara
oleh
proses
selnya.
arus,
mampu
phosintesis
Dengan
karena
kemampuan
membuat
mereka
tersebut
zooplankton
merupakan
pemangsa
pertama
terhadap
Gambar 2. Zooplankton (left to right): Valdiviella sp. and Sapphirina metalina (Copepoda);
Cyphlocaris sp. (Amphipoda); row 2: Clio cuspidate (Pteropoda); Pyrosoma sp. (Thaliacea);
Histioteuthis sp. (Cephalopoda); row 3: Oxygyrus keraudreni (Heteropoda); Conchoecissa
plinthina (Ostracoda), Aglantha sp. (Hydrozoa); row 4: unidentified Chaetognatha with a
copepod; Athorybia rosacea (Siphonophora); Lucicutia sp. (Copepoda). Photograph credits
R.R. Hopcroft and C. Clarke (University of Alaska Fairbanks) and L.P. Madin (Woods Hole
Oceanographic Institution).
fitoplankton
dan
dengan
temperature 28-34o C.
Selain adaptasi morfologi
memiliki kandungan minyak (fatty oil) yang ringan di dalam selnya, hingga
akan mengurangi berat jenisnya atau menambah daya apungnya. Minyak ini,
lebih kecil dari berat jenis air laut merupakan produk dari fotosintesis.
Viskosisitas air laut juga berpengaruh terhadap. penenggelaman plankton
(bergantung pada suhu dan salinitas). Sedangkan pola adaptasi secara fisiologi
yaitu dengan mengurangi berat lebih; Membentuk pelampung-pelampung yang
berisi gas, karena kerapatan gas jauh lebih kecil daripada air, maka terjadi
kemampuan mengapung; mengubah hambatan permukaan; mengubah bentuk
tubuh; pembentukan bermacam duri atau tonjolan.
Zooplankton melakukan adaptasi berupa migrasi vertikal, migrasi
vertikal merupakan migrasi harian yang dilakukan oleh organisme tertentu ke
arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada malam hari.
Zooplankton melakukan migrasi vertikal bertujuan untuk menghindari
pemangsaan oleh para predator yang mndeteksi mengsa secara verikal dan
menyesuaikan dengan lingkungan akibat perubahan suhu yang berubaruba(Evendi, 2011).
Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisar antara 100 400 m. Rangsangan utama yang mengakibatkan terjadinya migrasi vertikal
harian pada zooplankton adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan respon negatif
bagi para migran, mereka bergerak menjauhi permukaan laut bila intensitas
cahaya di permukaan meningkat. Sebaliknya mereka akan bergerak ke arah
permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan menurun. Pola yang umum
tampak adalah bahwa zooplankton terdapat di dekat permukaan laut pada
malam hari, sedangkan menjelang dini hari dan datangnya cahaya mereka
bergerak lebih ke dalam. Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang
pagi hari, zooplankton bergerak lebih ke dalam menjauhi permukaan laut dan
perairan,
penetrasi
cahaya,
dan
topografi
dasar
perairan
biomas
homogen, tinggi
fitoplankton
menunjukkan
kelimpahan
yang
seperti
fitoplankton,
zooplankton
umumnya
mempunyai
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air
untuk bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan
adanya proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan
unsur hara tetap tersedia di perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan
air, plankton dan perifiton.
h. Salinitas
Salinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme, misalnya
distribusi biota akuatik. Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada daerah
pesisir pantai merupakan perairan dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas
tidak begitu besar. Organisme yang hidup cenderung mempunyai toleransi
terhadap perubahan salinitas sampai dengan 15 .
i. Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi
yang paling penting dalam hal ini adalah nitrat ( no3 ) dan phosphat ( po4 )
phytoplankton mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen
dari nitrat, ammonia, urea, asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cendrung
mengkonsumsi nitrat dan ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang
banyak mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa
diperoleh dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu unsur
penting untuk pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya.
E. Peranan Plankton
Fitoplankton menempati tempat yang terendah sebagai produser primer.
Rantai makanan grazing di laut dimulai dari fitoplankton sebagai produser dan
zooplankton sebagai konsumer (grazer). Apabila terjadi kematian baik
fitoplankton maupun zooplankton maka akan menjadi mata rantai pertama
dalam rantai makan detritus (detritus food chain). Kedua rantai makanan
tersebut menjadi siklus dasar dalam produksi di laut.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA