Bab 9 Materialitas Dan Risiko
Bab 9 Materialitas Dan Risiko
Langkah 2
Merencanakan luas
pengujian
Langkah 3
Mengestimasi total salah saji dalam segmen
Langkah 4
Memperkirakan salah saji gabungan
Mengevaluasi hasil-
Langkah 5
Membandingkan salah saji gabungan dengan
pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang
KE
PERTIMBANGAN
SEGMEN-SEGMEN
PENDAHULUAN
(SALAH
SAJI
TENTANG
YANG
DAPAT
DITOLERANSI)
Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen perlu
dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segemen dan bukan untuk laporan
keuangan
secara
keseluruhan.
Auditor
menghadapi
tiga
kesulitan
utama
dalam
SALAH
SAJI
DAN
MEMBANDINGKAN
DENGAN
PERTIMBANGAN PENDAHULUAN
Ketika meleksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas
kerja untuk mencatat semua salah salah saji yang ditemukan.salah saji yang ditemukan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Salah saji yang diketahui (Salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan
oleh auditor)
2. Salah saji yang mungkin ( Salah saji yang mungkin terbagi menjadi dua jenis,yaitu
salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor
tentang estimasi saldo akun serta proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor
atas sampel dari populasi)
proyeksilangsung estimasi sala h saji=
sala h saji bersi h dalam sampel
X total nilai populasi yang tercatat
total sampel
RISIKO
Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima
beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang
efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut dengan
tepat
Model risiko audit
PDR =
AAR
IR XCR
IR : risiko inheren
CR : risiko pengendalian
Siklus
Siklus
penjualan dan pembelian
penagihan
dan
pembanyaran
Penilaian
auditor Memperkiran
Memperkiran
atas ekspektasi salah beberapa salah banyak salah
saji yang material saji
saji
sebelum
(sedang)
(tinggi)
pengendalian
internal
(risiko inheren)
Penilaian
auditor Keefektifan
Keefektifan
atas
keefektifan sedang
tinggi
pengendalian
(sedang)
(rendah)
internal
untuk
mencegah/
mendeteksi salah saji
yang material
( risiko pengendalian
)
Kesediaan
auditor Kesediaan
Kesediaan
untuk membiarkan rendah
rendah
salah
saji
yang (rendah)
(rendah)
material tetap ada
setelah
menyelesaikan audit
(resiko audit yang
dapat diterima)
Perencanaan
luas Level sedang
Level sedang
Siklus
penggajian
dan
personalia
Memperkiran
sedikit salah
saji
(rendah)
Siklus
Siklus
persediaan dan perolehan dan
pergudangan
pembayaran
kembali modal
Memperkiran
Memperkiran
banyak
salah sedikit
salah
saji
saji
(tinggi)
(rendah)
Keefektifan
tinggi
(rendah)
Keefektifan
rendah
(tinggi)
Keefektifan
sedang
(sedang)
Kesediaan
rendah
(rendah)
Kesediaan
rendah
(rendah)
Kesediaan
rendah
(rendah)
Level rendah
Level tinggi
Level sedang
(sedang)
(tinggi)
(rendah)
(sedang)
JENIS-JENIS RISIKO
Terdapat empat jenis risiko, yaitu :
1. Planned Detection Risk (PDR : Risiko Deteksi Terencana)
Ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan
salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi. Point utama :
PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari
ketiga faktor lainnya tersebut.
Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk
dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri.
2. Inheren Risk (IR : Risiko Inheren)
Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa
terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen
sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau
kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material.
Hubungan antara IR PDR Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan
dengan PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit.
3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian)
Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah
saji material yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen
tertentu akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR
memperlihatkan :
Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah
atau mendeteksi salah saji. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa
berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang
dibuatnya.
4. Acceptable Audit Risk (AAR : Risiko Akseptibilitas Audit)
Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan
keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai
dilaksanakan serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan.
Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih rendah,
berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa
laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material.
MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA
Faktor-faktor
Ketergantungan
dapat diterima
1. Menelaah laporan keuangan, termasuk catatan kaki
2. Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentuukan
kesulitan
keuangan
Integrasi manajemen
untuk mempelajari sifat arus kas masuk dan arus kas keluar
Mengikuti prosedur yang dibahas pada bab 8 tentang
penerimaan dan kelanjutan klien
Risiko
Bukti audit
Risiko audit
yang dapat
diterima
Sifat bisnis
Hasil audit sebelumnya
Penugasan awal vs penugasan berulang
Risiko
T
Risiko
pengendalian
inheren
Risiko L
deteksi
terncana
Bukti audit
yang
direncanakan
L
untuk
tepat
Unsur-unsur populasi
Faktor yang berkaitan dengan salah saji yang
timbul akibat pelaporan keuangan yang
curang
Kerentanan aktiva terhadap misapropriasi
MENGEVALUASI HASIL
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasilhasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko
audit. Dalam SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit ini dinyatakan
sebagai berikut:
Dimana:
AcAR = risiko audit yang tercapai
IR
= risiko inheren
CR
= risiko pengendalian
subtantif.
MEREVISI RISIKO-RISIKO DAN BUKTI AUDIT
Auditor harus melakukan pertimbangan yang sangat hati-hati saat membuat keputusan,
dengan berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, bahwa penilaian awal atas risiko
pengendalian atau risiko inheren telah ditetapkan terlalu rendah atau risiko aseptabilitas audit
yang ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi semacam ini auditor mengikuti suatu pendekatan
dua langkah. Pertama auditor harus merevisi penilaia awal tentang tingkat risiko yang tepat.
Kedua, auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebuit terhadap kebutuhan akan
bukti audit, tanpa mempergunakan model risiko audit.