FDM Kelompok 4
FDM Kelompok 4
FDM Kelompok 4
Disusun oleh ;
KELOMPOK 04
PETTER WIYONO
M. AGUS LABIB
FAJAR SETYAWAN
CAHYA RUSDA D.
RIZKI PRASETYO U.T
NIM. 0910623015
NIM. 1010620022
NIM. 1010620086
NIM. 1010620023
NIM. 1110620011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan praktikum Fenomena Dasar Mesin ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Pembuatan laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dari
praktikum Fenomena Dasar Mesin.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGASAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB 1 FLUID MECHANIC
1.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Aliran Laminar
Gambar 1.4.
Aliran Turbulen
Gambar 1.5.
Aliran Turbulen
Gambar 1.6.
Prinsip Bernoulli
Gambar 1.7.
Minor losses
Gambar 1.8.
Moody Diagram
Gambar 1.9.
Viskositas dinamik
Gambar 1.10.
Viskositas kinematik
Gambar 1.11.
Gambar 1.12.
Gambar 1.13.
Gambar 1.14.
Gambar 1.15.
Check Valve
Gambar 1.16.
Ball Valve
Gambar 1.17.
Butterfly Valve
Gambar 1.18.
Plug Valve
Gambar 1.19.
Concentric Orifice
Gambar 1.20.
Eccentric Orifice
Gambar 1.21.
Segmental Orifice
Gambar 1.22.
Venturi meter
Gambar 1.23.
Rotameter
Gambar 1.24.
Gambar 1.25.
Centrifugal Fan
Gambar 1.26.
Cross-flow Fan
Gambar 1.27.
Gambar 1.28.
Gambar 1.29.
Manometer Differensial
Gambar 1.30.
Gambar 1.31.
Gambar 1.32.
Gambar 1.33.
Gambar 1.34.
Hukum Kontinuitas
Gambar 1.35.
Nosel Roket
Gambar 1.36.
Nosel Air
Gambar 1.37.
Venturi
Gambar 1.38.
Venturi Tetap
Gambar 1.39.
Venturi Bergerak
Gambar 1.40.
Aliran Vorteks
Gambar 1.41.
Gambar 1.42.
Gambar 1.43.
Gambar 1.44.
Gambar 1.45.
Streakline
Gambar 1.46.
Pathline
Gambar 1.47.
Timeline
Gambar 1.48.
Gambar 1.49.
Gambar 1.50.
Gambar 2.1.
Bandul
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Aliran Gelombang
Gambar 2.17.
Defleksi
Gambar 2.18.
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Tegangan Normal
Gambar 2.21.
Tegangan Puntir
Gambar 2.22.
Tegangan Geser
Gambar 2.23.
Tegangan Tarik
Gambar 2.24.
Tegangan Tekan
Gambar 2.25.
Gambar 2.26.
Grafik Tegangan-Regangan
Gambar 2.27.
Gambar 2.28.
Gambar 2.29.
Gambar 2.30.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Tabel 1.3.
Koefisien Debit
Tabel 1.4.
Tabel 2.1.
FLUID MECHANICS
BAB I
FLUID MECHANIC
1.1
1.1.1
Dasar Teori
Definisi Fluida
Fluida
didefinisikan
sebagai
zat
yang
terdeformasi
secara
Gambar 1.1. Perubahan bentuk akibat dari penerapan gaya-gaya geser tetap
Sumber: Erizal, Mekanika Fluida, 2007
1.1.2
Macam-macam Fluida
a.
Newtonian Fluid
Newtonian Fluid adalah jenis fluida yang memiliki nilai
viskositas yang sama walaupun dikenai shear rate yang berbeda-beda
FLUID MECHANICS
pada temperatur dan tekanan lingkungan yang sama. Pada Newtonian
fluid ini, tegangan geser merupakan hasil perkalian viskositas dengan
shear rate. Contoh fluida yang merupakan Newtonian fluid adalah
gula, teh, kopi.
Non-Newtonian Fluid
Perubahan fluida pada grafik shear stress-shear rate yang tidak
konstan berupa garis linier dapat di asumsikan sebagai Non-newtonian
Fluid. Contoh aspal, cat, suspensi, polymer solutions, pasta.drilling
fluid, lumpur
b.
Compressible Fluid
Artinya jika fluida mendapatkan tekanan, volume dan massa
jenisnya berubah. Pada compressible fluid memiliki bilangan mach
lebih besar dari 0,3 seperti pada persamaan di bawah ini:
di mana V = velositas
a = kecepatan suara
= bilangan mach
Contoh fluida jenis gas.
Incompressible Fluid
Artinya jika fluida mendapatkan tekanan, volume dan massa
jenisnya tetap. Pada incompressible fluid memiliki bilangan mach
lebih kecil dari 0,3.
FLUID MECHANICS
c.
Laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran
laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang
lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur
secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair
berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer
bersifat steady maksudnya alirannya tetap.
Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu:
fluida bergerak mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah,
viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara satu
dengan yang lain.
Turbulen
FLUID MECHANICS
turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran,
yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel
partikel cairan di seluruh penampang aliran.
Transisi
1.1.3.
Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan
berbeda dalam suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika
fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
FLUID MECHANICS
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan
bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Syarat:
Steady
Friksi diabaikan
P1
P2
v1
h2
h1
FLUID MECHANICS
Dimana:
= kecepatan fluida
b.
= volume fluida
= tekanan fluida
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.
Contohnya udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah:
Dimana:
= energy potensial gravitasi persatuan massa, jika gravitasi konstan maka
FLUID MECHANICS
1.
2.
3.
Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki
penampung menuju bak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumahrumah pemukiman.
4.
Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal
layar
1.1.4
Head
Energi yang dapat didefinisikan sebagai energi per satuan berat, yang
disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk
lain. Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1.
Head Tekanan
2.
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan
zat cair pada sisi isap.
3.
Head kinetic
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat
dari keadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu
4.
Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane).
Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang
disebabkan oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z
kolom air.
1.1.5
Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
FLUID MECHANICS
Kecepatan fluida.
Kekentalan
Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi
istilah tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan-bentuk saluran atau perubahanukurannya. contoh dari beberapa alat-alat pelengkap-lokal adalah
A). Gate.
B). Orifice.
C). Elbow.
D). Valve.
Dengan :
h
= kecepatan aliran
= gravitasi
FLUID MECHANICS
2.
Major Losses
Adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa yang
disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran pipa,
diameter pipa dan bilangan Reynold. Secara matematik dapat ditulis:
Dengan :
hf
= koefisien gesekan
= panjang pipa
= diameter pipa
= kecepatan aliran
= gravitasi
FLUID MECHANICS
Untuk mendapatkan harga f dapat digunakan grafik Moody (Moody
Diagram). Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan
Reynold dapat dicari terlebih dahulu dengan menggunakan :
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
1.1.6
Viskositas
Viskositas adalah kemampuan suatu fluida untuk menahan tegangan geser
dan gaya tekan dari luar. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa s). Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas yaitu
viscometer.
Rumus viskositas adalah:
Dimana :
v = viskositas kinematik m2/s
= viskositas dinamik Ns.m-2
= densitas atau massa jenis kgm
10
FLUID MECHANICS
Macam-macam viskositas
1.
Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas
2.
11
FLUID MECHANICS
3.
Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau
suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan
murni.
Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
12
FLUID MECHANICS
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2.
Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
13
FLUID MECHANICS
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3.
Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, tekanan yang dimaksud adalah
tekanan yang berasal dari luar atau lingkungan. karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.
1.1.7
1.
wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa
digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi
sebagian terbuka.
valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur penutupan
disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak seperti sebuah
rana yang memisahkan bagian dalam rumah dari luar atau pintu yang
memisahkan dua kamar.
Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide gerbang atas dan bawah
pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau membuka katup.
Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-lock disc katup/valve itu.
14
FLUID MECHANICS
2.
Globe Valve
Globe valve/katup biasanya digunakan untuk mengatur banyaknya aliran
fluida.
Katup globe dinamai sesuai bentuknya. bentuk globe valve memiliki partisi
interior, dan katup inlet dan pusat-pusat outlet yang inline. Konfigurasi ini
memaksa perubahan arah aliran dalam bentuk S.
dengan mengubah posisi disc valve globe, globe valves dapat di gunakan
untuk both throttling dan untuk full-on, full-off flow control.
15
FLUID MECHANICS
3.
Check Valve
Check valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe
Valve. Valve ini didisain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check
valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check. Swing
Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve oleh beberapa pabrikan
digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check
Valve tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi
dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah
aliran balik (backflow), Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari
sebuah equipment dalam system perpipaan.
16
FLUID MECHANICS
4.
Ball Valve
Ball Valve adalah alternative murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball
Valve menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh
dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon,
ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan
rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup menggunakan handwheel, tetapi
menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90 o.
Disainnya yang simple, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka
penuh.
5.
Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-
valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan
dengan ankle untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90 o.
Wafer ini tetap berada di dalam aliran, dan dihubungkan ke angkle melalui shaft.
Saat valve dalam keadaan tertutup, wafer itu tegak lurus dengan arah aliran, sehingga
aliran terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar / segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop)
yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on off ataupun throttling, dan
bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun
demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus dan harus
digunakan pada situasi/system yang memiliki tekanan rendah (low-pressure)
17
FLUID MECHANICS
6.
Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk
fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
1.1.8
1.
Orifice
Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran natural gas. Dalam penggunaan orifice meter
yang difungsikan sebagai pengukuran maka terlebih dahulu mengkalibrasi secara
empiris. Sebuah orifice dalam pipa ditunjukkan dengan manometer untuk mengukur
penurunan dari tekanan diferensial dari fluida yang dihasilkan oleh orifice.
Tipe orifice :
18
FLUID MECHANICS
a.
Concentric Orifice
Harga murah
Kerugian :
b.
Eccentric Orifice
19
FLUID MECHANICS
fluida yang mengandung zat-zat padat, untuk air yang mengandung
minyak dan uap basah.
Kerugiannya sama seperti concentric orifice hanya ada
tambahan, bahwa kemungkinan error dapat lebih tinggi dan data
operasi terbatas.
c.
Segmental Orifice
2.
Nozzle
Nozzle yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran fluida melalui
b.
c.
20
FLUID MECHANICS
Tabel 1.3. Koefisien Debit
3.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Venturi meter
Dalam venturi meter cairan dipercepat melalui kerucut konvergen sudut 15o
20 dan perbedaan tekanan antara bagian hulu kerucut dan tenggorokan diukur dan
memberikan sinyal untuk tingkat aliran.
21
FLUID MECHANICS
kerucut dan pengurangan bertahap di daerah tidak ada vena contracta. Daerah
aliran minimum di tenggorokan.
Sebuah koefisien debit Cd = 0.975 dapat diindikasikan sebagai standar,
tetapi nilai bervariasi terasa pada nilai yang rendah dari angka Reynolds.
Pemulihan tekanan jauh lebih baik untuk venturi meter daripada pelat orifice.
a.
Tabung venturi cocok untuk cairan bersih, kotor dan kental dan
beberapa lumpur.
4.
b.
Rangeability adalah 4 1
c.
d.
e.
f.
g.
Rotameter
Rotameter adalah alat pengukur aliran sederhana yang mengukur laju aliran
cairan atau gas dalam tabung tertutup. Rotameter yang populer karena memiliki skala
linier, berbagai pengukuran yang relatif besar, penurunan tekanan rendah, dan
sederhana untuk menginstal dan memelihara. Rotameter adalah subset dari alat ukur
aliran yang disebut daerah variable yang mengukur laju aliran fluida dengan
memungkinkan untuk melakukan perjalanan melalui tabung meruncing dimana luas
penampang tabung secara bertahap menjadi lebih besar sebagai cairan perjalanan
melalui tabung.
22
FLUID MECHANICS
Rotameter dapat dikalibrasi menggunakan cairan lain dengan memahami
prinsip-prinsip operasi dasar. Akurasi rotameter ditentukan oleh ketepatan tekanan,
temperature, dan control aliran selama kalibrasi awal. Setiap perubahan dalam
kepadatan dan berat float akan memiliki dampak pada membaca aliran rotameter itu.
Ada beberapa keuntungan rotameter flow meter:
a.
b.
c.
d.
e.
1.1.9
Axial fan
Sesuai dengan namanya, axial fan menghasilkan aliran fluida gas dengan
arah yang searah dengan poros kerja kipas tersebut. Kipas tipe ini adalah yang paling
banyak penggunaannya di kehidupan sekitar kita. Hal tersebut tidak terlepas dari
kemudahan desain serta harga yang lebih ekonomis jika dibandingkan dengan kipas
yang lain.
23
FLUID MECHANICS
2.
Centrifugal Fan
3. Cross-flow Fan
24
FLUID MECHANICS
-
AC (air conditioner)
1.1.10
Segitiga Kecepatan
Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler
yang berputar, dengan menganggap bahwa aliran fluida terjadi adalah aliran dua
dimensi, dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, kecepatan
masuk dan keluar untuk suatu impeler
25
FLUID MECHANICS
1.1.11
cairan untuk mengukur perbedaan tekanan antara suatu titik tertentu dengan tekanan
atmosfer (tekanan terukur), atau perbedaan tekanan antara dua titik. Manometer
adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk mengukur perbedaan
tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis jenis manometer adalah
1.
Manometer differensial
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan antara dua tempat pada
satu pipa atau antara dua pipa. Manometer differensial terdiri dari pipa U dimana
kedua ujungnya terletak pada tempat yang diukur, seperti pada gambar berikut :
2.
26
FLUID MECHANICS
sehingga
27
FLUID MECHANICS
P2 = gz2
c.
28
FLUID MECHANICS
Manometer pipa miring sangat sensitive atau peka terhadap
perubahan tekanan. Kemiringan di bawah 5 o akan memberikan hasil
yang kuran g akurat karena perbedaan ketinggian yang sulit diamati.
Tekanan Atmosfir
Adalah tekanan yang ditimbulkan oleh atmosfir pada semua arah. Tekanan
tersebut dapat dibaca pada Barometer air raksa. Sebagai standar tekanan atmosfir
diambil tekanan pada permukaan air laut, yaitu sebesar :
= 76 cm air raksa (Hg)
= 29.92 Inch of Mercury (Hg)
= 14,965 Psi
= 1.033 atau 1 Kg/cm2
Pada setiap ketinggian tertentu, tekanan atmosfer tidak sama besarnya.
Makin tinggi kita naik ke gunung, makin berkurang tekanan atmosfer yang kita
alami, sebaliknya makin dalam kita menyelam ke dalam laut, tekanan atmosfer yang
kita alami makin besar.
2.
(tekanan udara luar). Tekanan yang dapat ditunjukan oleh jarum pada manometer.
Sebagai standar tekanan pada permukaan air laut dinamakan 0 Psig (pound per
squire inch gauge), atau 0 kilogram per centimeter persegi (Kg/cm2). Pada
permukaan air laut: 14.7 Psi tekanan atmosfir = 0 Psig tekanan manometer. Tekanan
di bawah 0 Psig dinamakan Vakum.
100% Vakum pada permukaan air laut adalah vakum dengan satuan:
= 29.92 Hg.
= 0 Psig.
= 760 mm Hg
= 1 Kg/cm2
29
FLUID MECHANICS
3.
pada suatu waktu tertentu. Satuannya dalam pound per square inch absolute (Psia)
atau kilogram per centimeter persegi (Kg/cm2).
Pada permukaan air laut tekanan absolute adalah = 14.7 Psig.
100% vakum pada tekanan absolute = 0 Psig.
Absolut Pressure = Gauge Pressure + 14.7 (Psig)
Tekanan Absolut = Tekanan manometer + 1 (Kg/cm2).
Misalnya gas dalam tabung tekanannya kit abaca pada manometer 165 Psig. Maka
tekanan absolute dari gas tersebut = 165 + 14.7 = 179.7 Psig.
Psi
In Hg
mmHg
1.033
14.7
29.92
760
0.9678
14.22
28.96
735.5
0.0680
0.0703
2.036
51.71
0.0334
0.0345
0.4912
25.4
0.001315
0.00136
0.0193
0.03937
Atmosfir
(atm)
1.1.12
tinggi menjadi head tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran pompa. Jika
casing dilengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa tersebut disebut
diffuser atau pompa turbin. Impeler yaitu bagian dari pompa yang berputar yang
mengubah tenaga mesin ke tenaga 30ias303030. Volute yaitu bagian dari pompa
yang diam yang mengubah tenaga 30ias303030 ke bentuk tekanan. Volute atau
cincin diffuser stasioner mengubah 30ias3030 30ias303030 menjadi 30ias3030
tekanan.
Fenomenanya yaitu berhubungan dengan 30ias30 kontinuitas,jika semakin
kecil luas penampang volute,maka kecepatan semakin tinggi.
30
FLUID MECHANICS
1.1.13
Hukum Kontinuitas
Secara umum terdapat 2 bentuk persamaan Bernouli, aliran tak
31
FLUID MECHANICS
Sedangkan pada fluida termampatkan (compressible flow) pesamaannya
sama tetapi untuk besar massa jenis sebelum dan sesudah melewati tiap penampang
pipa yang berbeda adalah berbeda. Jadi kita tetap harus memperhitungkan besar
massa jenis ditiap penampang pipa yang ada menjadi seperti :
1.1.14
a.
Nosel
32
FLUID MECHANICS
b.
Venturi
Penurunan tekanan fluida yang terjadi ketika fluida tersebut bergerak
melalui
pipa
menyempit.
Kecepatan
fluida
dipaksa
meningkat
untuk
mempertahankan debit fluida yang sedang bergerak tersebut, sementara tekanan pada
bagian sempit ini harus turun akibat pemindahan energi potensial tekanan menjadi
energi kinetik. Efek Venturi ini dinamai Giovanni Battista Venturi (1746-1822),
seorang fisikawan Italia.
Sebuah venturi juga dapat digunakan untuk mencampur cairan dengan gas.
Jika pompa memaksa cairan melalui tabung terhubung ke sistem yang terdiri dari
venturi untuk meningkatkan kecepatan cair (menurun diameter), sepotong pendek
tabung dengan lubang kecil di dalamnya, dan terakhir sebuah venturi yang
menurunkan kecepatan (sehingga pipa mendapat yang lebih luas lagi), gas akan
tersedot melalui lubang kecil karena perubahan tekanan. Pada akhir dari sistem,
campuran cairan dan gas akan muncul. Lihat aspirator dan head tekanan untuk
diskusi dari jenis sifon . Contoh aplikasi efek venturi antara lain :
a.
b.
c.
d.
33
FLUID MECHANICS
Berikut adalah macam macam venturi :
1.
Venturi Tetap
Pada Tipe ini venturi Selalu tetap. Pedal gas mengatur katup udara
yang menentukan besarnya aliran udara yang melewati venturi sehingga
menaikan besarnya tekanan untuk menarik bahan bakar.
2.
Venturi Bergerak
34
FLUID MECHANICS
1.1.15
Vorteks
Aliran Vorteks adalah pusaran yang merupakan efek dari aliran rotasional
dimana viskositas berpengaruh didalamnya dapat berupa aliran free vortex atau force
vorteks. Aliaran vortex juga biasa dikenal dengan aliran pulsating atau pusaran dapat
terjadi pada suatu fluida yang mengalir didalam pipa yang mengalami perubahan
mendadak. Aliran vortex cenderung dianggap suatu kerugian dalam suatu aliran
fluida.
Aliran vortex dapat berupa aliran vortex paksa dan aliran vorteks,
tergantung ada atau tidaknya gaya yang bekerja membentuk aliran vorteks.
a.
vortex bebas, tidak ada perubahan energy melintas pada aliran lurus, jadi persamaan
diatas sama dengan nol.
35
FLUID MECHANICS
b.
2.
3.
Bekerjanya gaya selain gaya gravitasi pada air dalam tabung menghasilkan
aliran vorteks yang biasa dikenal aliran vortex paksa.
c.
pusatnya dan distribusi kecepatan yang sesuai dengan vortex bebas diluar intinya.
36
FLUID MECHANICS
d.
sangat dipengaruhi oleh bilangan reynold yang menyatakan parameter aliran suatu
fluida. Dimana bilangan reynold ini bergantung terhadap kerapatan fluida, dimensi
lintasan fluida, kecepatan fluida, dan viskositas dinamiknya. Pada saat bilangan
reynold < 5, maka akan terjadi pola aliran yang halus atau tidak terjadi pembalikan
arah aliran/pemisahan aliran.
1.1.16
alirannya yang disebutgaris-garis arus. Terdapat 4 jenis pola aliran dalam fluida :
a.
gerak partikel cairan sedemikian sehingga garis singgung pada tiap-tiap titiknya
merupakan
vector
menyinggung garis arus tersebut maka tidak akan ada aliran yang memotong garis
tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memisalkan suatu aliran dari suatu tanki
melalui suatu lubang di salah satu sisinya.
37
FLUID MECHANICS
b.
sebelumnya telah melewati titik yang sama. Garis- garis gurat banyak digunakan
sebagai alat laboratorium ketimbang sebagai alat analitik. Garis- garis ini dapat
diperoleh dengan mengambil gambar foto sesaat dari partikel- partikel yang ditandai
setelah aliran seluruhnya telah melewati sebuah lokasi yang ditentukan didalam
medan aliran beberapa saat sebelumnya
c.
38
FLUID MECHANICS
d.
2.
3.
39
FLUID MECHANICS
1.2.2.
1.2.3.
2.
3.
2.
MODEL
Pompa air
Laju aliran x head
: 73 liter/menit x 15 m
Motor Penggerak
Daya
: FLEA-2000AL
: 0,75 kW
: 50 100 liter
40
FLUID MECHANICS
: B, B, 1 B, 1 1/4 B,
Perubahan penampang
Peralatan pipa
Belokan
Peralatan
Flow meter
: 32 point
Kebutuhan Pendukung
1.
2.
Panjang
: 3200 mm
Lebar
: 700 mm
Tinggi
: 1700 mm
Volume
: 8 m3
Berat
: 800 kg
41
FLUID MECHANICS
1.3.2.
Tipe
: WG25
: 6,3 m3/menit
: 1180 Pa
: 0,4 kw
: 2700
Unit Penggerak
Tipe
: HM 2000
Merk
Pout
Putaran Blower
: 2700 rpm
42
FLUID MECHANICS
1.3.3. Bernoulli Theorem Apparatus
1.
Fan
Type
2.
3.
Tabung Manometer U
4.
: Centrifugal
: 200 watt
Total Head
: 0 400 mm
Statis Head
: 0 400 mm
Velocity Head
: 0 400 mm
Inlet
: 50 mm
Outlet
: 50 mm
Throat
: 50 mm
a.
Persiapan
1.
2.
Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang, drank
ram agar air dapat mengalir.
43
FLUID MECHANICS
3.
4.
b.
Pengukuran
1.
Putar katup control aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan dapat dilihat pada Rotameter.
2.
3.
4.
5.
6.
Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch
(OFF).
1.4.2.
a.
Hindari motor dan pada putara rendah, misalnya pada 500 rpm,
kenaikan tekanannya diukur.
2.
44
FLUID MECHANICS
b.
c.
Naikkan putaran fan pelan-pelan dan pada putaran 500 rpm catat
tekanan yang terbaca pada manometer U.
2.
Pada putaran ini penguran P dan tekanan pada outlet dari fan
dilakukan pada tiga posisi damper
Terbuka penuh
Terbuka kira-kira setengah
45
FLUID MECHANICS
Tertutup penuh
d.
1.4.3.
a.
2.
Hidupkan motor.
Beda tekanan antara inert dan takik pada tabung venturi (h)
b.
46
FLUID MECHANICS
2.
Hidupkan motor.
47
FLUID MECHANICS
2.5. Hasil Pengujian
1.5.1.
Perbedaan tekanan pada sisi masuk (h1) dan pada thorat (h2) melewati pipa
venturi
Dimana :
= massa jenis
= perbedaan tekanan pada sisi masuk dan pada throat
B.
Dimana :
48
FLUID MECHANICS
C.
Dimana :
Dimana :
B.
Dimana :
= massa jenis
= tinggi kecepatan
C.
49
FLUID MECHANICS
Dimana :
D.
Dimana :
Y1
XY1
0.19998713
0.19998713
0.34473447
o
1
0.41401270
7
X^
X^
0.68946894
16
1.24203812
27
81
14
36
98
0.95873431
2.13149419
Y2
XY2
o
1
X^
0.15280209
0.15280209
0.26115538
0.52231076
0.32603223
0.97809671
0.73998971
1.65320957
X^
X^
X^
16
27
81
14
36
98
X^2Y1
0.19998
7
0.014302
1.37893
0.00063284
3.72611
0.00891789
5.30503
0.02385273
X^2Y2
(Y2-y2)^2
0.15280
0.00880991
1.04462
0.00021002
2.93429
(Y1-a1-
(Y1-i-jx-
b1X)^2
kx^2)^2
0.000158211
5.24334E-32
0.000632843
2.78104E-31
0.000158211
1.10934E-31
0.000949264
4.41471E-31
(Y2-a2-
(Y2-i-jx-
b2X)^2
kx^2)^2
5.25056E-05
1.20371E-35
0.000210022
9.43706E-33
5.25056E-05
1.2326E-32
0.000315033
2.1775E-32
(Y1-y1)^2
0.00629943
8
4.13171
0.01531937
X = bukaan
Y1 = debit tekanan venturi
Y2 = debit tekanan pitot tube
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
50
FLUID MECHANICS
Contoh perhitungan statistic
A.
Regresi Linier
B.
Regresi Polinomial
Dari persamaan
diperoleh harga
51
FLUID MECHANICS
A.
Regresi Linier
52
FLUID MECHANICS
B.
Regresi Polinomial
Dari persamaan
diperoleh harga
53
FLUID MECHANICS
1.5.1.3. Grafik dan Pembahasan
Grafik di atas adalah grafik hubungan antara bukaan terhadap tekanan pada
venturi. Bukaan 1, bukaan 2, bukaan 3 adalah kondisi bukaan pada damper. Bukan 1
yaitu damper hamper tertutup. Bukaan 2 yaitu damper terbuka setengah. Bukaan 3
yaitu damper terbuka penuh. Semakin besar bukaan damper maka tekanan pada
venturi yang dihasilkan semakin besar.
Pada grafik di atas nilai nilai
nilai
venturi. Pada
awal dan
dan
karena
posisi tengah-tengah
sesuai dengan teori, yaitu ketika damper terbuka penuh maka volume udara yang
mengalir tinggi sehingga kecepatan tinggi dan tekanan ikut naik.
54
FLUID MECHANICS
Grafik di atas adalah grafik hubungan antara bukaan terhadap tekanan pada
pitot tube. Bukaan 1, bukaan 2, bukaan 3 adalah kondisi bukaan damper. Bukaan 1
yaitu damper hamper tertutup. Bukaan 2 yaitu damper terbuka setengah. Bukaan 3
yaitu damper terbuka penuh. Semakin besar bukaan damper maka tekanan pada pitot
tube yang dihasilkan semakin besar. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa tekanan
dinamis lebih besar daripada tekanan stagnasi dan tekanan statis karena tekanan
dinamis merupakan pengurangan dari tekanan stagnasi dengan tekanan statis. Grafik
di atas sesuai dengan teori, ketika damper terbuka penuh maka volume udara yang
mengalir tinggi sehingga kecepatan tinggi dan tekanan ikut naik.
55
FLUID MECHANICS
Grafik di atas adalah grafik hubungan antara bukaan damper terhadap debit.
Debit pada tekanan venturi dipengaruhi oleh koefisien aliran, koefisien ekspansi,
diameter venturi, dan kecepatan aliran. Sedangakan debit pada tekanan pitot tube
hanya dipengaruhi oleh diameter venturi dan kecepatan alirannya.
Adanya koefisien aliran pada pipa venturi yang memiliki nilai sebesar 1,06
menyebabkan perbedaan debit yang besar antara debit tekanan venturi dengan debit
tekanan pitot tube. Untuk mendapatkan nilai koefisien aliran yang sesuai agar beda
debit tidak terlalu besar yaitu dengan cara menghitung koefisien aliran venturi
menggunakan debit tekanan pitot tube, yaitu
56
FLUID MECHANICS
Grafik di atas adalah grafik hubungan antara venturi terhadap tekanan pitot
tube. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai tekanan dinamis lebih besar
daripada tekanan statis dan tekanan stagnasi karena tekanan dinamis diperoleh dari
hasil pengurangan dari tekanan stagnasi dengan tekanan statis.
Tekanan dinamis terbesar yaitu berada pada data ke 9 dengan nilai sebesar
1675,8 Pa terletak pada jarak 125 mm. tekanan statis paling rendah berada pada data
ke-9 dengan nilai sebesar -1185,8 Pa terletak pada jarak 125 mm. hal ini karena pada
data ke-9 posisi pitot tube berada pada diameter venturi yang paling kecil sehingga
kecepatan alir fluida tinggi menyebabkan delta tekanan statis dengan atmosfer tinggi.
57
FLUID MECHANICS
Grafik di atas adalah grafik hubungan antara jarak venturi terhadap diameter
venturi. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat penyimpangan, yaitu pada
data ke 18 dengan jarak 250 mm. Penyimpangan ini terjadi karena adanya tempat
untuk memasukkan pitot yang mengakibatkan adanya hambatan pada sisi luar
venturi sehingga pada saat pengukuran pada sisi luar terjadi vortex pada aliran yang
menyebabkan tekanan menjadi tinggi.
1.5.1.4. Kesimpulan
Semakin besar bukaan damper maka tekanan yang dihasilkan akan semakin
besar.
58
FLUID MECHANICS
1.5.2. Hasil Pengujian Centrifugal Fan TestingApparatus
1.5.2.1. Data Hasil Pengujian
a.
Putaran (rpm)
P (kPa)
500
0.00294
750
0.00882
1000
0.0147
1250
0.02254
1500
0.03332
1750
0.0441
2000
0.05782
2250
0.06664
2500
0.08918
10
2700
0.1078
Putaran (rpm)
P (kPa)
500
0.00294
750
0.00686
1000
0.01274
1250
0.01666
1500
0.0245
1750
0.0343
2000
0.0441
2250
0.0539
2500
0.0686
10
2700
0.0833
59
FLUID MECHANICS
b.
Putaran (rpm)
P (kPa)
500
0.00098
750
0.00294
1000
0.00392
1250
0.00588
1500
0.00784
1750
0.0098
2000
0.01274
2250
0.01666
2500
0.02058
10
2700
0.0245
Terbuka penuh
Kira-kira
Tertutup penuh
0.03038
0.8722
0.09604
0.07742
0.02058
0.00098
0.10682
0.10094
0.098
60
FLUID MECHANICS
c.
d.
Putaran (rpm)
P (kPa)
500
0.0049
750
0.0098
1000
0.01666
1250
0.03724
1500
0.0392
1750
0.05194
2000
0.06664
2250
0.0882
2500
0.11172
10
2700
0.1372
e.
Terbuka penuh
Kira-kira
Tertutup penuh
0.1666
0.05978
0.5024
0.3010
Pengaruh pembukaan conical iris terhadap beda tekanan efektif nozel venturi
No
Posisi
P (kPa)
0.14504
0.1372
0.12544
0.10388
0.07252
0.03332
61
FLUID MECHANICS
1.5.2.2. Contoh Perhitungan
Dimana :
1.32 [kg/m3]
: 0.1666 [kPa]
: 0 [Kpa]
Terbuka penuh
3.14 0.04 2
V = 1.033 0.99
2 0.1666
[m3/s] = 0.5024 m3/s
1.32
Tertutup setengah
V =1.033 0.99
3.14 0.04 2
2 0.05978
[m3/s] = 0.3010 m3/s
1.32
Tertutup penuh
V =1.033 0.99
3.14 0.04 2
20
[m3/s] = 0 m3/s
1.32
62
FLUID MECHANICS
1.5.2.3. Grafik dan Pembahasan
1.
500
750
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
2700
0.00294
0.00686
0.01274
0.01666
0.0245
0.0343
0.0441
0.0539
0.0686
0.0833
16200
0.3479
XY
1.47
5.145
12.74
20.825
36.75
60.025
88.2
121.275
171.5
224.91
742.84
X2
250000
562500
1000000
1562500
2250000
3062500
4000000
5062500
6250000
7290000
3.1E+07
X3
1.3E+08
4.2E+08
1E+09
2E+09
3.4E+09
5.4E+09
8E+09
1.1E+10
1.6E+10
2E+10
6.7E+10
X4
X2Y
(Y-y)2 (Y-a-bX)2 (Y-i-jX-kX2)2
6.3E+10
735
0.00101 6.295E-05 8.74972E-07
3.2E+11 3858.75 0.00078 8.843E-06 1.33585E-08
1E+12
12740 0.00049 7.079E-10 2.56023E-06
2.4E+12 26031.3 0.00033 2.487E-05 1.61541E-07
5.1E+12 55125 0.00011 3.633E-05 1.08201E-10
9.4E+12 105044 2.4E-07 2.609E-05 6.63625E-07
1.6E+13 176400 8.7E-05 1.754E-05 1.28096E-08
2.6E+13 272869 0.00037 1.068E-05 4.47221E-06
3.9E+13 428750 0.00114 6.508E-06 9.39318E-07
5.3E+13 607257 0.00235 0.000103 3.19768E-06
1.5E+14 1688810 0.00666 0.0002968 1.28958E-05
2.
3.
500
750
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
2700
0.00098
0.00294
0.00392
0.00588
0.00784
0.0098
0.01274
0.01666
0.02058
0.0245
16200
0.10584
XY
0.49
2.205
3.92
7.35
11.76
17.15
25.48
37.485
51.45
66.15
223.44
X2
250000
562500
1000000
1562500
2250000
3062500
4000000
5062500
6250000
7290000
3.1E+07
X3
1.3E+08
4.2E+08
1E+09
2E+09
3.4E+09
5.4E+09
8E+09
1.1E+10
1.6E+10
2E+10
6.7E+10
X4
6.3E+10
3.2E+11
1E+12
2.4E+12
5.1E+12
9.4E+12
1.6E+13
2.6E+13
3.9E+13
5.3E+13
1.5E+14
X2Y
245
1653.75
3920
9187.5
17640
30012.5
50960
84341.3
128625
178605
505190
(Y-y)2
9.2E-05
5.8E-05
4.4E-05
2.2E-05
7.5E-06
6.1E-07
4.6E-06
3.7E-05
1E-04
0.00019
0.00056
(Y-a-bX)2 (Y-i-jX-kX2)2
3.737E-06 3.85693E-07
1.737E-06 2.44857E-07
7.692E-08 3.6523E-08
7.967E-07 1.8301E-07
2.274E-06 5.05751E-08
4.508E-06 1.74399E-07
3.092E-06 2.70093E-07
1.711E-07 6.62464E-09
8.669E-07 6.83467E-09
7.789E-06 1.473E-07
2.505E-05 1.50591E-06
500
750
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
2700
0.00294
0.00882
0.0147
0.02254
0.03332
0.0441
0.05782
0.06664
0.08918
0.1078
16200
0.44786
XY
1.47
6.615
14.7
28.175
49.98
77.175
115.64
149.94
222.95
291.06
957.705
X2
250000
562500
1000000
1562500
2250000
3062500
4000000
5062500
6250000
7290000
3.1E+07
X3
1.3E+08
4.2E+08
1E+09
2E+09
3.4E+09
5.4E+09
8E+09
1.1E+10
1.6E+10
2E+10
6.7E+10
X4
6.3E+10
3.2E+11
1E+12
2.4E+12
5.1E+12
9.4E+12
1.6E+13
2.6E+13
3.9E+13
5.3E+13
1.5E+14
X2Y
735
4961.25
14700
35218.8
74970
135056
231280
337365
557375
785862
2177523
(Y-y)2
0.00175
0.00129
0.00091
0.00049
0.00013
4.7E-07
0.00017
0.00048
0.00197
0.00397
0.01117
(Y-a-bX)2
9.383E-05
1.651E-05
2.431E-06
2.727E-05
3.534E-05
4.445E-05
1.98E-05
5.088E-05
1.524E-05
0.0001775
0.0004832
(Y-i-jX-kX2)2
1.6987E-06
2.7269E-07
2.0827E-07
2.10835E-07
2.28191E-06
4.49793E-07
7.73279E-07
3.25277E-05
2.09167E-07
8.795E-06
4.74274E-05
63
FLUID MECHANICS
Contoh Perhitungan Statistik :
y=
A.
Y 0.3479
=
= 0.03479
10
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) (0.03479)(31290000) (16200)(742.84)
=
281610000
n X 2 ( X ) 2
= -0.022754
b=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
10(742.84) (16200)(0.03479
= 0.00003552
281610000
Y = - 0.022754 + 0,00003552 X
r2 =
B.
(Y y )2 (Y a bX ) 2
0.00666 0.000297
=
= 0.95546
2
0.00666
(Y y )
r2=
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
= 0.99806
(Y y ) 2
64
FLUID MECHANICS
Grafik :
Analisa Grafik :
Dari grafik diketahui bahwa Pin adalah selisih antara tekanan masuk
dengan tekanan udara sekitar. Pout adalah selisih antara tekanan udara keluar
dengan tekanan udara sekitar. Ptot adalah jumlah antara Pin dan Pout.
Pada Pin terlihat bahwa semakin besar putaran maka semakin besar pula
Pin hal ini disebabkan besarnya selisih antara tekanan masuk dan tekanan udara
sekitar. Apabila putarannya di tambah maka tekanan masuk akan semakin kecil, hal
ini disebabkan oleh putaran sudu yang semakin cepat.
Pada Pout terlihat bahwa semakin besar putaran semakin besar pula
Pout-nya, hal ini di sebabkan besarnya selisih antara tekanan keluar dan tekanan
udara sekitar. Semakin besar putaran maka semakin besar pula debit yang keluar dan
semakin besar kecepatan alirnya.Hal ini menyebabkan tekanan menurun.Tetapi pada
hal ini tekanan ikut meningkat yang disebabkan karena fluida mendapatkan dorongan
dan tambahan energi dari putaran sudu.Sudu yang cepat akan mendorong fluida
dengan cepat pula.
Pada grafik Ptot terlihat diatas Pin dan Pout, karena Ptot adalah
jumlah dari Pin dan Pout. Dan didalam volute, terjadi perubahan bentuk energi,
yaitu dari energi kinetik menjadi tekanan, ini disebabkan didalam volute, luas
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
65
FLUID MECHANICS
penampang nya dimulai dari kecil ke yang besar, sehingga kerapatan fluidanya
semakin tinggi.
Hubungan antara Bukaan Dumper dengan Beda Tekanan masuk ( Pin)
4.
X
1
0.5
Y
0.07742
0.02058
XY
0.07742
0.01029
X2
1
0.25
X3
1
0.125
X4
1
0.0625
X 2Y
0.07742
0.005145
(Y - y)2
0.00197
0.00015
(Y - a - bx)2
3.85227E-05
0.000154091
(Y - i - jx - kx)2
0
0.000346704
0
1.5
0.00098
0.09898
0
0.08771
0
1.25
0
1.125
0
1.0625
0
0.082565
0.00102
0.00315
3.85227E-05
0.000231136
7.15171E-35
0.000346704
5.
X
1
0.5
Y
0.03038
0.08722
XY
0.03038
0.04361
X2
1
0.25
X3
1
0.125
X4
1
0.0625
X 2Y
0.03038
0.021805
(Y - y)2
0.001667361
0.000256213
(Y - a - bx)2
6.40533E-05
0.000256213
(Y - i - jx - kx)2
1.92593E-34
0.00057648
0
1.5
0.09604
0.21364
0
0.07399
0
1.25
0
1.125
0
1.0625
0
0.052185
0.000616363
0.002539938
6.40533E-05
0.00038432
0
0.00057648
6.
X
1
0.5
Y
0.10682
0.10094
XY
0.10682
0.05047
X2
1
0.25
X3
1
0.125
X4
1
0.0625
X 2Y
0.10682
0.025235
(Y - y)2
0.00002
0.00000
(Y - a - bx)2
2.401E-07
9.604E-07
(Y - i - jx - kx)2
0
2.1609E-06
0
1.5
0.098
0.30576
0
0.15729
0
1.25
0
1.125
0
1.0625
0
0.132055
0.00002
0.00004
2.401E-07
1.4406E-06
1.92593E-34
2.1609E-06
A.
Y 0.098738
=
= 0.003299
3
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
b=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) 0.00784
=
= -0.00523
1.5
n X 2 ( X ) 2
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
0.11466
= - 0.7644
1.5
Y = -0.00523 0.7644 X
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
66
FLUID MECHANICS
r2 =
B.
(Y y )2 (Y a bX ) 2
0.002921537
=
= 0.92668
2
0.003152673
(Y y )
0.00315
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
r=
=
= 0.999961872
2
0.00315
(Y y )
2
Grafik :
67
FLUID MECHANICS
Analisa Grafik :
Pada grafik terlihat bahwa semakin besar bukaan damper maka nilai Pin
akan semakin besar.Hal ini disebabkan karena semakin besar bukaan damper maka
fluida akan semakin mudah mengalir, sehingga kecepatan fluida akan semakin
tinggi, tapi dengan tekanan yang kecil. Jika damper tertutup penuh, maka tidak ada
udara yang keluar, sehingga udara dalam impaler ikut berputar.Hal ini menyebabkan
tidak ada udara yang mengalir dari luar ke sistem, karena tekanan pada impaler sama
dengan tekanan paa udara sekitar. Pada saat damper terbuka , fluida mulai
mengalir, sehingga tekanan pda impaler menurun.Hal ini menyebabkan terjadinya
aliran fluida dari udara sekitar e dalam sistem (fan).
7.
500
750
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
2700
0.0049
0.0098
0.01666
0.03724
0.0392
0.05194
0.06664
0.0882
0.11172
0.1372
16200
0.5635
XY
2.45
7.35
16.66
46.55
58.8
90.895
133.28
198.45
279.3
370.44
1204.18
X2
250000
562500
1000000
1562500
2250000
3062500
4000000
5062500
6250000
7290000
3.1E+07
X3
1.3E+08
4.2E+08
1E+09
2E+09
3.4E+09
5.4E+09
8E+09
1.1E+10
1.6E+10
2E+10
6.7E+10
X4
X2Y
6.3E+10
1225
3.2E+11 5512.5
1E+12
16660
2.4E+12 58187.5
5.1E+12 88200
9.4E+12 159066
1.6E+13 266560
2.6E+13 446513
3.9E+13 698250
5.3E+13 1000188
1.5E+14 2740362
2
2
(Y-y)2 (Y-a-bX)(Y-i-jX-kX
)
0.00265 0.00017 3.4E-06
0.00217 1.4E-05 1.4E-06
0.00158 1.5E-05 1.3E-06
0.00037 5.1E-06 0.0001
0.00029 0.0001 1.1E-10
1.9E-05 0.00014 3.5E-06
0.00011 0.00014 1.9E-05
0.00101 2E-05 6.6E-06
0.00307 2.1E-05
2E-06
0.00654 0.00034 1.9E-05
0.01779 0.00097 0.00016
A.
Y 0.5635
=
= 0.05635
10
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) 1875720
a=
=
= -0.03717
50460000
n X 2 ( X ) 2
a=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
2913.05
= 0.00006
50460000
Y = - 0.03717 + 0.000036X
r2 =
(Y y )2 (Y a bX ) 2
0.016817004
=
= 0.94575
2
0.01779093
(Y y )
68
FLUID MECHANICS
Regresi Polinomial ( Y = i + jX + kX2 )
B.
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
= 0.99122
(Y y ) 2
Grafik :
Analisa Grafik :
Pada grafik sumbu X mewakili putaran fan (rpm) dan sumbu Y mewakili
beda tekanan (kPa). Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan beda
tekanan akan semakin tinggi seiring dengan semakin besarnya putaran fan. Hal ini
dikarenakan semakin besar putaran fan maka semakin besar energy yang dihasilkan
dan semakin besar kecepatan yang dihasilkan, sehingga perbedaan tekanan pada
nozzle dan venturi pun besar.
69
FLUID MECHANICS
Dari rumus kontinuitas di atas menunjukkan bahwa semakin kecil luas
penampang maka kecepatan aliran fluida semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
dimensi nozzle dan venturi yang digunakan dalam praktikum, bahwa A2 < A1.
Dengan begitu jika putaran ditambah maka v akan bertambah, sehingga tekanannya
turun dan P naik.
8.
X
1
0.5
Y
0.5024
0.3010
XY
0.502418394
0.150479033
X2
1
0.25
X3
1
0.125
X4
1
0.0625
X2Y
0.50242
0.07524
(Y - y)2
0.055049473
0.001099978
(Y - a - bx)2
0.000274994
0.001099978
(Y - i - jx - kx)2
3.08149E-33
0.00247495
0
1.5
0
0.80337646
0
0.652897427
0
1.25
0
1.125
0
1.0625
0
0.57766
0.071712637
0.127862088
0.000274994
0.001649967
1.36955E-33
0.00247495
A.
Y 0.8033765
=
= 0.26779
3
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) 0.024874435
=
1.5
n X 2 ( X ) 2
= 0.0165829
b=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
0.753627591
= 0.50247
1.5
Y = 0.016582956 0.50242 X
(Y y )2 (Y a bX ) 2
r =
= 0.987095
(Y y ) 2
2
B.
70
FLUID MECHANICS
Dari persamaan i,ii, dan iii diperoleh harga:
i= -3.70074E-17 ; j= 0.7014138708; k= - 0.989954770
Y = 3.70074E-17 + 0.7014138708 X - 0.989954770 X2
r2=
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
= 0.999952
(Y y ) 2
Grafik :
Anlisa Grafik :
Pada grafik diatas terlihat bahwa semakin besar bukaan damper, maka
volume aliran udara juga semakin besar. Hal ini dikarenakan pada saat damper
berada dalam posisi tertutup, tidak ada udara yang dapat mengalir keluar, sehingga
pada saat damper berada pada posisi terbuka, aliran udara yang mengalir pun
semakin banyak. Namun demikian pada saat damper berada pada posisi tertutup,
bukan berarti nilai aliran menjadi nol, Hal ini dikarenakan adanya udara balik yang
disebabkan oleh tertutupnya damper.
Pada saat fan terbuka penuh Pouttinggi karena kecepatan udara dirubah
menjadi gaya tekan yang berakibat Pout lebih besar dari Patm karena saat tertutup
penuh udara tidak bisa mengalir.
71
FLUID MECHANICS
9.
X
6
5
Y
0.14504
0.1372
XY
0.87024
0.686
X2
36
25
X3
216
125
X4
1296
625
X 2Y
5
3
(Y - y)2
0.00177578
0.00117649
(Y - a - bx)2
0.000173186
1.2544E-06
(Y - i - jx - kx)2
0.015665026
0.007341062
3
4
5
6
4
3
2
1
21
0.12544
0.10388
0.07252
0.03332
0.6174
0.50176
0.31164
0.14504
0.03332
2.548
16
9
4
1
91
64
27
8
1
441
256
81
16
1
2275
2
1
0
0
11.9168
0.000508052
9.604E-07
0.000922944
0.004841376
0.009225602
0.00013179
0.000144962
7.84E-06
0.000203918
0.00066295
0.002512014
0.00059341
7.056E-05
7.84E-08
0.02618215
A.
Y 0.6174
=
= 0.10290
6
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) 2.6254
=
105
n X 2 ( X ) 2
= 0.02548
b=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
2.3226
= 0.02212
105
Y = 0.0254 + 0.02212x
r2 =
B.
(Y y )2 (Y a bX ) 2
= 0.92814
(Y y ) 2
72
FLUID MECHANICS
2
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
r=
= 0.92569
(Y y ) 2
2
Grafik :
Analisa Grafik :
Pada Grafik terlihat bahwa semakin besar bukaan conical iris semakin besar
tekanannya. Hal ini dikarenakan oleh hubungan antara Luas bukaan dan kecepatan
berbanding terbalik, seperi pada rumus kontinuitas,
A1.V1 = A2.V2
Semakin besar luas bukaan, semakin rendah kecepatannya, begitu juga
sebaliknya semakin kecil bukaan maka semakin tinggi kecepatannya.
Dari persamaan diatas dapat kita hubungkan juga antara tekanan dan
kecepatan. Dengan menggunakan rumus Bernoulli
73
FLUID MECHANICS
Sehingga dari persamaan-persamaan diatas, dapat kita ketahui bahwa
analisa grafik dan teori telah sesuai.
1.5.2.4. Kesimpulan
Dari semua pembahasan di atas kita ketahui bahwa , antara kecepatan udara,
luas penampang dan tekanan , selalu berkaitan dengan Hukum-hukum yang ada
seperti Hukum kontinuitas dan Hukum Bernoulli . Dalam Hukum kontinuitas , kita
dapat melihat hubungan antara Luas Penampang dan kecepatan dengan rumus ,
A1.V1 = A2.V2
Dari sini kita lihat bahwa apabila Luas penampang(A) besar maka
kecepatannya(V) akan rendah. Begitu juga sebaliknya, apabila luas penampangnya
kecil maka kecepatannya akan tinggi. Dengan rumus ini terihat hubungan antar Luas
Penampang dan kecepatan.
Kemudian ada Hukum Bernoulli yang ditunjukkan dengan rumus:
Dari sini kita lihat bahwa semakin tinggi tekanannya(P) maka semakin
rendah kecepatannya(V). Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tekanannya maka
semakin tinggi kecepatannya. Dari 2 Hukum diatas, kita temukan bahwa masingmasing rumus tersebut saling berhubungan nilai v nya . Oleh karena itu , dengan
rumus diatas kita dapat mengetahui hubungan antar Luas Penampang (A) ,
kecepatan(V) dan Tekanan(P). Apabila Luas Penampang besar , maka tekanan juga
besar . Jika Luas penampang kecil, maka tekanan juga kecil.
Dari Percobaan diatas, kita dapat mengetahui bagaimana proses masuknya
udara kedalam centrifugal fan , kemudian bagaimana kondisi udara setelah keluar
dari Fan. Selain itu juga , kita dapat mengetahui perbandingan tekanan yang terjadi
diluar dan didalam fan . Kmudian bagaimana caranya tekanan dapat meningkat
setelah masuk ke dalam fan.
74
FLUID MECHANICS
Dari beberapa percobaan diatas , ada beberapa hasil dari percobaan yang
agak kurang sesuai dengan Hukum-Hukum yang kita sebutkan diatas tadi .Selisih ini
terjadi karena Kurangnya ketelitian dari alat yang disebabkan oleh usia alat itu
sendiri, kemudian efisiensinya dan juga keseringan pemakaian yang dapat
menyebabkan berubahnya nilai ketelitian dari alat. Namun demikian, selisih yang
terjadi tidak terlalu signifikan, karena kurangnya nilai ketelitiannya juga idak terlalu
besar , sehingga tidak terlalu berpengaruh banyak dalam percobaan.
75
FLUID MECHANICS
1.5.3. Hasil Pengujian Fluid Circuid Friction Apparatus
1.5.3.1. Data Hasil Pengujian
Q1
No.
(m3/detik)
V (m/s)
23-24
Red
500
0,138889
379,21922
0,0000353
16639781,56 24
700
0,194444
530,90691
0,0000338
23295694,18 45
900
0,250000
682,59460
0,0000341
29951606,81 75
1100
0,305556
834,28229
0,0000335
36607519,43 110
1300
0,361111
985,96998
0,0000309
43263432,05 142
1500
0,416667
1137,65767 0,0000319
49919344,68 195
1700
0,472222
1289,34536 0,0000306
56575257,3
1900
0,527778
1441,03305 0,0000308
63231169,92 302
2100
0,583333
1592,72074 0,0000397
69887082,55 476
10
2300
0,638889
1744,40843 0,0000378
76542995,17 544
Q1
V1 1/4
240
No.
(m3/detik)
(m/s)
7-8
500
0,138889
138,82300
0,0000106 6091422,046 1
700
0,194444
194,35220
0,0000216 8527990,865 4
900
0,250000
249,88139
0,0000163 10964559,68 5
1100
0,305556
305,41059
0,0000131 13401128,5
1300
0,361111
360,93979
0,0000157 15837697,32 10
1500
0,416667
416,46899
0,0000176 18274266,14 15
1700
0,472222
471,99819
0,0000192 20710834,96 21
1900
0,527778
527,52739
0,0000183 23147403,78 25
2100
0,583333
583,05659
0,0000198 25583972,59 33
10
2300
0,638889
638,58578
0,0000200 28020541,41 40
Red
76
FLUID MECHANICS
No.
Q1 (m3/detik)
Q0 (m3/detik)
V1 1/4 (m/s)
C0
Red
500
0,138889
0,006451
0,03832
21,5300493
1681,2325
204
700
0,194444
0,008328
0,05386
23,3479463
2363,4718
340
900
0,250000
0,009854
0,06941
25,3705065
3045,7110
476
1100
0,305556
0,012353
0,08468
24,7361434
3715,7674
748
1300
0,361111
0,014616
0,10023
24,7069217
4398,0067
1047,2
1500
0,416667
0,016739
0,11550
24,8915088
5068,0631
1373,6
1700
0,472222
0,019353
0,13105
24,4007226
5750,3024
1836
1900
0,527778
0,021003
0,14632
25,1290279
6420,3588
2162,4
2100
0,583333
0,024252
0,16187
24,0531530
7102,5981
2883,2
10
2300
0,638889
0,026071
0,17714
24,5056058
7772,6545
3332
Q_
3600
B.
=379,219122 m/s
2
3.14/4(0.0357)
C.
77
FLUID MECHANICS
= 0.0000353
Dengan l adalah panjang pipa = 2 m
D.
Q_
3600
B.
=379,219122 m/s
3.14/4(0.0357)2
Dengan d adalah diameter pipa yaitu 0,0357
C.
__
= 0,0000106
(0.08329)2x 2 x 9.8
D.
0.8136 x10-6
78
FLUID MECHANICS
dimana adalah viskositas kinematik air pada temperature ToC (m2/s)
Q_
3600
B.
C.
D.
E.
0.8136x10-6
= 138,823 m/s
3.14/4(0.0357)2
79
FLUID MECHANICS
No
XY
X2
X3
X4
X2 Y
(Y-y)2
16639782
0.0000353
587.8384645
2.76882E+14
4.60726E+21
7.67E+28
9.78E+09
2.22E-12
6.65691E-12 9.23095E-13
23295694
0.0000338
787.2836579
5.42689E+14
1.26423E+22
2.95E+29
1.83E+10
1.74E-15
6.49421E-13 1.40195E-13
29951607
0.0000341
1020.55289
8.97099E+14
2.68695E+22
8.05E+29
3.06E+10
5.59E-14
7.08688E-13 2.05057E-12
36607519
0.0000335
1224.663468
1.34011E+15
4.90581E+22
1.8E+30
4.48E+10
1.47E-13
3.94442E-16 3.06452E-12
43263432
0.0000309
1337.709326
1.87172E+15
8.09772E+22
3.5E+30
5.79E+10
8.51E-12
7.81664E-12 1.89435E-13
49919345
0.0000319
1592.062508
2.49194E+15
1.24396E+23
6.21E+30
7.95E+10
3.78E-12
4.26589E-12 8.71323E-14
56575257
0.0000306
1728.93666
3.20076E+15
1.81084E+23
1.02E+31
9.78E+10
1.07E-11
1.3252E-11
63231170
0.0000308
1946.570354
3.99818E+15
2.5281E+23
1.6E+31
1.23E+11
9.31E-12
1.33772E-11 9.40853E-12
69887083
0.0000397
2775.90386
4.8842E+15
3.41343E+23
2.39E+31
1.94E+11
3.46E-11
2.53533E-11 1.48603E-11
10
76542995
0.0000378
2896.595333
5.85883E+15
4.48452E+23
3.43E+31
2.22E+11
1.6E-11
8.50248E-12 3.90593E-13
465913884
0.00033837
15898.11652
2.53624E+16
1.52224E+24
9.71E+31
8.77E+11
8.54E-11
8.05829E-11 3.46109E-11
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
3.49652E-12
80
FLUID MECHANICS
Contoh Perhitungan Statistik
y
Y 7,19925775 2
0,719926
n
10
XY = iX + jX2 + kX3
2
(i)
X Y = iX + j X + kX
r2
Y y Y i jX kX 2
Y y
8,54 E 11
81
FLUID MECHANICS
no
XY
X2
X3
X4
X2 Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
6091422
0.0000106
64.50595088
3.71054E+13
2.26025E+20
1.3768E+27
3.93E+08
4.42E-11
1.48E-11
1.5361E-11
8527991
0.0000216
184.3027168
7.27266E+13
6.20212E+20
5.2892E+27
1.57E+09
1.91E-11
4.29E-11
4.2583E-11
10964560
0.0000163
179.1831969
1.20222E+14
1.31818E+21
1.4453E+28
1.96E+09
8.04E-13
4.31E-13
4.4618E-13
13401129
0.0000131
175.9253206
1.7959E+14
2.40671E+21
3.2253E+28
2.36E+09
1.69E-11
1.01E-11
9.8949E-12
15837697
0.0000157
248.0998111
2.50833E+14
3.97261E+21
6.2917E+28
3.93E+09
2.48E-12
1.59E-12
1.4845E-12
18274266
0.0000176
322.5297544
3.33949E+14
6.10267E+21
1.1152E+29
5.89E+09
1.69E-13
1E-14
2.0886E-14
20710835
0.0000192
398.4191084
4.28939E+14
8.88368E+21
1.8399E+29
8.25E+09
3.99E-12
1.14E-12
1.2098E-12
23147404
0.0000183
424.3812558
5.35802E+14
1.24024E+22
2.8708E+29
9.82E+09
1.2E-12
2.1E-13
1.9977E-13
25583973
0.0000198
506.8324712
6.5454E+14
1.67457E+22
4.2842E+29
1.3E+10
6.62E-12
1.58E-13
1.4073E-13
10
28020541
0.0000200
560.921312
7.85151E+14
2.20003E+22
6.1646E+29
1.57E+10
7.73E-12
2.68E-16
6.865E-15
total
1.71E+08
0.000172385
3065.100898
3.39886E+15
7.46786E+22
1.7438E+30
6.29E+10
1.03E-10
7.14E-11
7.1347E-11
82
FLUID MECHANICS
Contoh Perhitungan Statistik
y
Y 0,000172
0,0000172
n
10
XY = iX + jX2 + kX3
2
(i)
X Y = iX + j X + kX
r2
Y y Y i jX kX 2
Y y
1,03E 10
83
FLUID MECHANICS
X2
X3
X4
X2 Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
no
XY
1681.2325
21.5300493
36197.01832
3.703445 0.59153189
2363.4718
23.3479463
55182.21158
5585998.73
1.3202E+10
3.12E+13
130421598.4 0.844951
0.083108 0.00865039
3045.7110
25.3705065
77271.23124
9276355.64
2.8253E+10
2.410338 1.83570105
3715.7674
24.7361434
91913.75653
13806927.7
5.1303E+10
0.547097 0.02667033
4398.0067
24.7069217
108661.20780
19342463.1
8.5068E+10
0.279513 0.05755188
5068.0631
24.8915088
126151.73829
25685264
1.3017E+11
0.285983 0.05416151
5750.3024
24.4007226
140311.53383
33065977.8
1.9014E+11
0.018978 0.50524013
6420.3588
25.1290279
161337.37642
41221007.6
2.6465E+11
1.699E+15
1035843850
0.742819
0.169778 0.04834835
7102.5981
24.0531530
170839.87911
50446899.9
3.583E+11
2.545E+15
1213407002
0.045798
0.715008 0.20846864
10
7772.6545
24.5056058
190473.60825
60414158.5
4.6958E+11
3.65E+15
1480485554
0.056857
0.326763 0.33413271
261671596
1.5954E+12
1.034E+16
6421961042
11.22056
8.540014 3.67045688
84
FLUID MECHANICS
Contoh Perhitungan Statistik
y
Y 242,671
24,22671
n
10
10 i + 47318,167j + 261671596k
XY = iX + jX2 + kX3
2
(i)
X Y = iX + j X + kX
(iii)
Y y Y i jX kX 2
Y y
11, 22
85
FLUID MECHANICS
1.5.3.3. Grafik dan Pembahasan
86
FLUID MECHANICS
Re =
87
FLUID MECHANICS
88
FLUID MECHANICS
1.5.3.4. Kesimpulan
Ada dua jenis losses dalam sebuah aliran fluida cair yang tertutup yaitu
mayor dan minor losses.
Minor losses disebabkan oleh gate valve, cock valve, dan juga orifice,
nozzle, dan venturi
Semakin besar beda keliling pada katup, maka koefisien kerugian head akan
semakin meningkat.
Urutan koefisien alir yang tinggi ke rendah adalah venturi, nozzle, dan
orifice./ Hal ini disebabkan oleh beda tekanan paling tinggi terjadi pada
venturi, sedangkan pada nozzle dan orifice terjadi tekanan balik yang
mengurangi perbedaan tekanan.
89
SOLID MECHANICS
BAB II
SOLID MECHANIC
Beberapa contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan seharihari antara lain :
90
SOLID MECHANICS
diabaikan.` Demikian halnya, peredam juga dianggap hanya memiliki sifat
redaman saja.
91
SOLID MECHANICS
92
SOLID MECHANICS
(a)
(b)
93
SOLID MECHANICS
Dari gambar (b):
F = K yn
Dimana : F1 = K y1n
F2 = K y2n
F3 = K y3n
Dalam hal ini, y3n (y1n + y2n)
94
SOLID MECHANICS
x
y
z
95
SOLID MECHANICS
k1
m
x1
k2
m
x2
96
SOLID MECHANICS
k1
m1
x1
k2
m2
x2
k3
m3
x3
97
SOLID MECHANICS
meq . x k eq .x 0
98
SOLID MECHANICS
Metode lain yang digunakan untuk memodelkan sistem satu derajat kebebasan
adalah metode diagram benda bebas. Metode ini didasarkan berdasarkan hukum
Newton.
x (t ) A.e st A.e t
d 2x
dt 2
x A.e t
..
x A..e t
d 2x
x 2 A.2 .e t
dt
..
..
k
m
k
m
Frekuensi natural, n
k
m
i. n
n
1, 2
99
SOLID MECHANICS
Sehingga penyelesaiannya adalah:
x(t ) A.e nt .i
x(t ) A1 .e n t .i A2 .e nt .i
x(t ) A. sin( n t )
Keterangan : A = Amplitudo
= kecepatan sudut
= panjang gelombang
k = konstanta pegas
m = massa
2.1.5
bergetar akan
berhenti karena adanya gaya hambat atau gaya gesek. Contoh sederhananya ketika
memetik dawai gitar maka lama-kelamaan getaran dari dawai tersebut akan berhenti.
Hal lain yang juga mempengaruhi adalah karena energi dari benda yang bergetar
tersebut lama kelamaan berkurang hingga amplitudinya 0.
Gambar di bawah ini menggambarkan suatu sistem. Massa benda m
disangga oleh pegas dengan kekakuan k dan inertia diabaikan dan dihubungkan
dengan sebuah dashpot oli yang mempunyai hambatan yang dapat dianggap
sebanding dengan kecepatan relative. Massa m ditarik kebawah dari posisi
setimbang, kemudian dilepaskan.
Pada selang waktu t, massa akan berada pada jarak x dari posisi setimbang.
Gaya pegas kx yang bekerja pada benda akan cenderung menahannya pada
keadaan setimbang dan gaya peredaman yang cenderung untuk melawan gerakan
adalah
100
SOLID MECHANICS
Keterangan :
k = konstanta pegas
c = konstanta peredaman
x = jarak dari posisi setimbang
m = massa beban
Bentuk standar dari sistem ini adalah :
101
SOLID MECHANICS
c : konstanta peredaman
Wn : frekuensi natural
m : massa beban
2.1.6
102
SOLID MECHANICS
1. Frekuensi
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh sistem dalam
satu detik, simbol frekuensi adalah f. Jika bandul bergerak dari B-A-C-A-B
dengan waktu 0,2 detik maka frekuensinya adalah :
Keterangan :
f : frekuensi
T : Periode
Jika dilihat dari rumus diatas maka frekuensi bandul adalah 5 Hz. Hz adalah
satuan dari frekuensi yang disebut hertz. Jika suatu benda yang bergetar terdapat
redaman, maka dirumuskan :
Keterangan :
k : konstanta pegas (N/m)
m: massa (Kg)
2. Periode
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan simbol
dari periode adalah T. Jika bandul pada gambar bergerak dari B-A-C-A-B
dalam waktu 2 detik maka periode bandul tersebut adalah 2 detik. Jika
dirumuskan adalah :
Keterangan :
T = periode
f = Frekuensi
3. Amplitudo
Seperti penjelasan diatas, amplitudo adalah simpangan terjauh yang dihitung
dari kedudukan setimbang. Amplitudo disimbolkan A dengan satuan meter.
103
SOLID MECHANICS
keterangan :
Y = amplitudo getaran
A = Amplitudo maksimal
w = kecepatan sudut
t = waktu
= sudut gelombang
4. Damping ratio
Damping
ratio
adalah
ratio
redaman
yang
digunakan
untuk
atau
keterangan,
c
= konstanta peredaman
Wn
= frekuensi alami
= massa
104
SOLID MECHANICS
Macam defleksi ada dua, yaitu defleksi horizontal dan defleksi
vertikal. Defleksi horizontal adalah defleksi yang terjadi ke arah mendatar
sumbu x positif maupun ke sumbu x negatif, sedangkan defleksi vertrikal
merupakan defleksi yang terjadi perubahan posisi benda ke arah sumbu y,
baik sumbu y positif maupun negatif.
2.1.8 Tegangan
Hukum Newton ketigaa tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok terletak di
atas lantai, balok akan memberikan aksi pada lantai, demikian pula sebaliknya lantai
akan memberikan reaksi yang sama, sehingga benda dalam keadaan setimbang. Gaya
aksi sepusat (W) dan gaya reaksi (N) dari bawah akan bekerja pada setiap
penampang balok tersebut. Jika kita ambil penampang A-A dari balok, gaya sepusat
(W) yang arahnya ke bawah, dan di bawah penampang bekerja gaya reaksinya (N)
yang arahnya ke atas.
105
SOLID MECHANICS
Macam-macam Tegangan
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada
pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan
tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain.
Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika
gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan
tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.
2. Tegangan Tangensial
Tegangan yang terjadi karena pengaruh gaya tangensial. Tegangan tangensial
meliputi tegangan puntir dan tegangan geser
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
106
SOLID MECHANICS
Tegangan Puntir
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada
mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.
Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang
berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada
konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada
penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda
diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi
mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini
tegangan gesernya adalah
107
SOLID MECHANICS
2. Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan
dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang
belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan
dapat ditulis:
108
SOLID MECHANICS
3. Tegangan Lengkung
Tegangan yang diakibatkan karena adanya gaya yang menumpu pada titik tengah
suatu beban sehingga mengakibatkan benda tersebut seakan-akan melengkung.
Tegangan lengkung pada batang rocker arm.
2.1.9 Lendutan
Lendutan merupakan peristiwa melengkungnya suatu batang yang ditumpu akibat
adanya beban yang bekerja pada batang tersebut. Beban yang dimaksud di sini dapat
berupa beban dari luar ataupun beban dari dalam karena pengaruh berat batang
sendiri.
109
SOLID MECHANICS
dikalikan dengan perpindahan yang dihasilkan. Ada dua teorema dalam teori
castgliano.
1.
2.
Untuk beban kantilever luas dan tipis dengan beban P di ujung dan
perpindahan dan perpindahan
kedua Castigliano:
110
SOLID MECHANICS
Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah jika suatu benda diberi beban atau gaya dan
setelah beban itu dihilangkan benda tersebut tidak akan kembali seperti
semula.
2.
Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah jika suatu benda diberi gaya atau beban dan
setelah beban itu dihilangkan benda tersebut akan kembali ke bentuk semula.
2.1.13 Momen
Momen adalah kecenderungan sebuah gaya untuk memutar sebuah benda di
sekitar sumbu tertentu dari benda tersebut. Bila didefinisikan dari persamaannya
adalah hasil perkalian dari besar gaya F dengan jarak tegak lurus d.
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
111
SOLID MECHANICS
M=Fxd
Teori tentang momen :
Teorema Varignon, yaitu Momen adalah gaya terhadap sebuah sumbu sama
dengan jumlah momen komponen gaya itu terhadap sumbu yang bersangkutan.
Berarti kecenderungan suatu benda berputar dipengaruhi oleh kerja serta besarnya
gaya yang bekerja terhadap benda tersebut. Sehingga salah satu syarat
kesetimbangan benda selain jumlah gaya-gaya yang bereaksi pada benda, dihitung
terhadap suatu sumbu, haruslah nol. Bila gaya-gaya dinyatakan dalam komponenkomponennya, momen gaya tersebut terhadap suatu sumbu dapat diperoleh dengan
menghitung momen dari komponen-komponen secara terpisah, masing-masing
dengan lengan momen yang bersangkutan dan menjumlahkan hasilnya.
Macam-macam momen :
Momen Kopel
Yaitu gabungan gaya-gaya yang terlibat pada suatu benda yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan. Contohnya adalah jarum kompas dalam
medan magnet bumi.
Momen suatu kopel terhadap suatu titik pada bidang kedua gaya adalah
sama dan sama dengan hasil kali dari besar salah satu gaya dan jarak
kedua garis kerjanya.
Momen inersia
Momen inersia (Satuan SI : kg.m2) adalah ukuran kelembaman suatu
benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi
daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa
dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum
sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa
besaran lain. Lambang
112
SOLID MECHANICS
Inersia atau kelembaman adalah kecenderungan semua benda fisik untuk
menolak perubahan terhadap keadaan geraknya. Secara numerik, ini diwakili
oleh massa benda tersebut. Prinsip inersia adalah salah satu dasar dari fisika
klasik yang digunakan untuk memerikan gerakan benda dan pengaruh gaya
yang dikenakan terhadap benda itu. Kata inersia berasal dari kata bahasa Latin,
"iners", yang berarti lembam, atau malas. Inersia memiliki satuan Newton.
113
SOLID MECHANICS
Tabel 2.1. Momen Inersia Benda
114
SOLID MECHANICS
atau M = R1x P1(x-a) P2(x-b)
115
SOLID MECHANICS
3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan beban terhadap defleksi yang
terjadi.
k = 3,3 kN/m
Pegas No.2
k = 1,22 kN/m
Pegas No.3
k = 0,47 kN/m
116
SOLID MECHANICS
Sebuah pena terdapat pada vibration frame dan kertas yang digerakan
motor sinkron menghasilkan amplitude / time recording ( kec. Kertas = 0,02
m/s).
b = 75mm
Spesimen 2 : a = 0
R = 150 mm b = 0
Spesimen 3 : a = 0
R = 75 mm
b = 75 mm
Spesimen 4 : a = 150 mm
R=0
b = 150 mm
117
SOLID MECHANICS
2.3.3 Deflection of Portal Apparatus
Merk
: DIDATEC
Asal
:United Kingdom
Dimensi
Berat Alat
: 10 kg
118
SOLID MECHANICS
8. Nyalakan tombol motor sehingga pena membentuk garis awal, lalu
lepaskan pegas.
9. Biarkan pegas bergetar hingga terbentuk minimal 1 gelombang lalu
hentikan sampai kondisi diam dan buat garis lurus lagi.
10. Pasang beban kedua yaitu 2 kg dilanjutkan dengan 3 kg dengan pegas
yang sama (selalu diawali dan diakhiri dengan pembuatan garis).
11. Setelah langkah 10 selesai lanjutkan dengan pegas yang lain dengan
variasi beban seperti langkah diatas.
B. Sistem 1 DOF dengan redaman
1. Setiap kelompok akan diletakkan menggunakan pegas dengan nilai k dan
jenis putaran (genap (6)/ganjil (5)) yang tertentu.
2. Misal digunakan pegas dengan k= 1,2 KN/m dengan putaran genap.
3. Pasang pegas tersebut pada frame dan beban awal 1kg, beban total (t
massa frame 1,7 kg).
4. Pasang peredam pada frame.
5. Putar katup hingga penuh kemudian putar 6 putaran (putaran awal genap).
6. Tarik pegas hingga batas tertentu.
7. Nyalakan tombol motor sehingga pena membentuk garis awal, lalu
lepaskan pegas.
8. Biarkan pegas bergetar hingga membentuk minimal 2 gunung lalu
berhenti sampai kondisi diam dan buat garis lurus lagi.
9. Tambahkan 2 putaran pada katup peredam lalu ulangi langkah 8 hingga
putaran terakhir yaitu 18 putaran.
10. Pasang beban kedua, yaitu 2 kg dilanjutkan dengan 3 kg dengan pegas
yang sama (selalu diawali dan diakhiri dengan pembuatan garis) seperti
langkah 8.
119
SOLID MECHANICS
5. Indikator harus menunjukkan angka nol.
6. Pembebanan
dilakukan
dengan
memberikan
beban
pada
beban
tergantung.
7. Catat perubahan yang terjadi.
120
SOLID MECHANICS
2.5. Hasil Pengujian
2.5.1.
121
SOLID MECHANICS
122
SOLID MECHANICS
, maka f = Gelombang /t
t = 0,009 /0,02
f = 1/0,45
t = 0,45 s
= 2,2 hz
123
SOLID MECHANICS
pada massa 2,7 kg = 9 mm
pada massa 3,7 kg = 11 mm
pada massa 4,7 kg = 12,5 mm
v = 0,02 m/s
- Frekuensi pada k=0,47 kn/m, m=3,7 kg
Teoritis :
f = 1/2
f = 1/2
f = 1,795 hz
Aktual :
t = /v
, maka f = Gelombang/t
t = 0,011 /0,02
f = 1/0,55
t = 0,55 s
= 1,82 hz
, maka f = Gelombang /t
t = 0,0125 /0,02
t = 0,625 s
f = 1/0,625
f
= 1,6 hz
Perhitungan Regresi :
124
SOLID MECHANICS
Y'
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
2.7
5.5669
13.5
7.29
19.683
53.1441
36.45
0.268861
-0.5635
0.0000
3.7
4.4444
4.7555
16.44444
13.69
50.653
187.4161
60.84444
0.001372
-1.5357
0.0000
4.7
4.2194
18.8
22.09
103.823
487.9681
88.36
0.231824
-2.3968
0.0000
11.1
13.4444
14.5418
48.7444
43.07
174.159
728.5283
185.6544
0.502058
-4.4960
93.2727
Damping Ratio
C / 2.Wn.m.
1
x1 1
1.7
. ln
. ln
0,195
2
x2 2
0,5
Wn
k
470N / m
10
m
4,7kg
C .Wn.m.2
C 0,195.10.4,7.2
C 18,33
-
Perhitungan Regresi
125
SOLID MECHANICS
DENGAN
KONSTANTA
11
13
15
17
19
21
10
23
140
XY
18.2589
3
15.7273
9
18.2589
3
17.7958
1
19.3402
2
22.0761
8
21.5226
6
26.1226
3
23.5910
8
20.3273
5
159.102
8
91.29466
405
110.0917
207
164.3303
953
195.7539
192
251.4228
404
331.1427
15
365.8852
343
496.3299
158
495.4127
432
467.5291
645
2006.251
405
X2
X3
X4
25
125
625
49
343
2401
81
729
6561
121
1331
14641
169
2197
28561
225
3375
50625
289
4913
83521
361
6859
130321
441
9261
194481
529
1320
1216
7
1987
2
279841
317256
X2 Y
(Y-y)2
456.4733
2
770.6420
45
1478.973
56
2153.293
11
3268.496
92
4967.140
73
6220.048
98
9430.268
4
10403.66
76
10753.17
08
5.516192
28
0.033447
5
5.516192
28
3.555244
42
11.76451
06
38.01839
36
31.49887
19
104.2921
31
58.99480
77
19.51059
32
200.1949
84
28745.34
(Y-a-bX)2
(Y-i-jXkX2)2
29.8017902
138.147756
5.0012509
16.6193363
8.5401310
14.2547636
33.8759019
20.9358491
71.9838117
27.6841556
50.7091950
7
51.1754497
4
14.3933868
1
4.17676834
2
1.18218851
4
12.6484366
6
11.8650177
3
117.983267
4
1.7072968
376.727831
201.012835
284.298198
9
126
SOLID MECHANICS
HUBUNGAN ANTARA PUTARAN KATUP
PEREDAMAN PADA k = 0,47 kN/m ; m = 3,7 kg
DENGAN
KONSTANTA
11
13
15
17
19
21
10
23
140
Y
8.345
429
7.833
281
10.00
47
9.832
516
9.655
034
9.282
793
10.33
437
11.01
371
13.28
067
11.22
347
100.8
06
XY
41.727
14519
54.832
96789
90.042
29794
108.15
76774
125.51
54381
139.24
19
175.68
43531
209.26
05609
278.89
41711
258.13
98619
1481.4
96374
X2
X3
X4
25
125
625
49
343
2401
81
729
6561
121
1331
14641
169
2197
28561
X2 Y
208.63572
6
383.83077
5
810.38068
1
1189.7344
5
1631.7006
9
225
3375
50625
289
4913
83521
361
6859
130321
441
9261
1216
7
4130
0
194481
529
229
0
279841
791578
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
3.01081397
0.0322985
0.005176579
5.05043655
0.5745042
0.630251386
0.00576066
0.9760007
1.011812799
0.06154499
0.1522664
0.19722302
0.18110562
0.0452837
0.019867875
2088.6285
0.6364935
1.0212532
0.881203504
2986.634
3975.9506
6
5856.7775
9
5937.2168
2
25069.489
9
0.06440173
0.1478563
0.10932029
0.87070355
0.0170855
0.012712545
10.2404868
2.9265595
2.8049411
1.30615983
0.5960058
0.774019231
21.4279071
6.4891139
6.446528328
X
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
14
0
XY
18.3176
6
20.7502
7
19.1732
1
19.7842
4
19.7842
4
91.5882886
7
145.251861
4
172.558922
5
217.626678
1
21.6577
22.0915
9
25.0563
4
29.1266
8
37.1944
6
232.936
4
257.195165
324.865567
8
375.557104
9
476.070367
9
611.660292
1
855.472639
6
3527.84688
8
X2
X3
X4
25
125
625
49
343
2401
81
729
6561
121
1331
14641
169
2197
28561
225
3375
289
4913
361
6859
441
9261
529
229
0
1216
7
4130
0
50625
83521
13032
1
19448
1
27984
1
79157
8
DENGAN
(Y-a-bX)2
(Y-i-jXkX2)2
5.2838854
457.0228892
9.7012878
557.5123327
0.0062335
481.623181
12.315865
1.1761672
509.7879323
12.315865
7.2959516
515.7574467
5.9742621
616.3221257
13.154621
2
655.9785196
5.1928326
843.2891436
0.0306170
1134.522955
X2 Y
(Y-y)2
457.94144
3
1016.7630
3
24.760400
9
6.4687524
7
16.977914
8
1553.0303
2393.8934
6
3343.5371
5
4872.9835
2
6384.4707
8
9045.3369
9
12844.866
1
19675.870
7
61588.693
5
KONSTANTA
2.6762853
6
1.4449139
6
3.1070936
9
848.36352
1
1383.4280
5
2311.8586
6
43.906124
7
91.721983
1
1800.612704
7572.429229
8
127
SOLID MECHANICS
yaitu 5,7,9,11,13,15,17,19,21,23. Cuma pada grafik yang ketiga ini yang ingin
dibandingkan dilihat dari perbedaan viskositas (kekentalan oli nya sebagai
peredam). Yang dibandingkan nantinya yaitu pada k= 0,47 KN/m dan pada massa
= 3,7 kg serta pada viskositas viskositas yang berbeda.
XY
X2
X3
7.86
39.31
25.00
8.85
61.95
49.00
9.06
81.53
81.00
729.00
11
8.55
94.07
121.00
1331.00
13
9.81
127.56
169.00
2197.00
15
10.07
151.00
225.00
3375.00
17
10.39
176.70
289.00
19
10.71
203.57
361.00
21
11.82
248.23
23
11.67
268.50
140.00
98.80
1452.41
HUBUNGAN
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
125.00
625.00
196.55
4.07
0.02
0.06
343.00
2401.00
433.66
1.06
0.19
0.16
6561.00
733.77
0.67
0.05
0.06
14641.00
1034.73
1.77
0.49
0.42
28561.00
1658.26
0.00
0.02
0.05
50625.00
2264.93
0.03
0.00
0.00
4913.00
83521.00
3003.93
0.26
0.01
0.00
6859.00
130321.00
3867.80
0.70
0.05
0.04
441.00
9261.00
194481.00
5212.74
3.76
0.22
0.19
529.00
12167.00
279841.00
6175.50
3.22
0.01
0.04
2290.00
41300.00
791578.00
24581.87
15.55
1.06
1.02
ANTARA
PUTARAN
KATUP
DENGAN
KONSTANTA
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
19.21606
96.08030249
25
125
625
480.401512
15.9630289
0.1712435
0.027445693
18.0368
126.2575745
49
343
2401
883.803021
26.7769
3.0459629
3.34152863
23.03667
207.330053
81
729
6561
1865.97048
0.03054241
5.1746563
5.364528368
11
22.64021
249.0422556
121
1331
14641
2739.46481
0.32630529
0.8073008
1.045656358
13
22.23154
289.0099766
169
2197
28561
3757.1297
0.96020356
0.2400898
0.105337451
15
21.37442
320.6163233
225
3375
50625
4809.24485
3.37462368
5.4145803
4.672051193
17
23.79577
404.5281726
289
4913
83521
6876.97893
0.34145139
0.7839193
0.579605039
19
25.36001
481.8402481
361
6859
130321
9154.96471
4.61638149
0.0905856
0.067400616
21
30.57988
642.177561
441
9261
194481
13485.7288
54.2940174
15.5163202
14.87151192
23
25.843
594.388998
529
12167
279841
13670.947
6.92512632
3.1599623
4.103771097
140
232.1144
3411.271465
2290
41300
791578
57724.6338
113.60858
34.4046210
34.1788364
128
SOLID MECHANICS
HUBUNGAN ANTARA PUTARAN KATUP DENGAN PEREDAMAN PADA k =
0,47 kN/m ; m = 3,7 kg, dan Viskositas oli =90
X=Putaran katup ; Y=Peredaman
X
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
5.00
46.46
232.32
25.00
125.00
625.00
1161.62
132.87
0.15
77165.37
7.00
50.89
356.23
49.00
343.00
2401.00
2493.61
50.43
4.70
345922.55
9.00
53.43
480.91
81.00
729.00
6561.00
4328.20
20.77
4.26
1012373.79
11.00
53.43
587.78
121.00
1331.00
14641.00
6465.58
20.77
0.34
2348551.76
13.00
56.25
731.21
169.00
2197.00
28561.00
9505.72
3.04
0.18
4673322.78
15.00
59.37
890.58
225.00
3375.00
50625.00
13358.63
1.90
0.00
8389903.15
17.00
56.25
956.20
289.00
4913.00
83521.00
16255.35
3.04
32.69
14012285.24
19.00
56.25
1068.69
361.00
6859.00
130321.00
20305.12
3.04
69.98
22021524.63
21.00
71.25
1496.17
441.00
9261.00
194481.00
31419.51
175.68
15.89
32866046.94
23.00
76.34
1755.71
529.00
12167.00
279841.00
40381.24
336.48
41.30
47454929.89
140.00
579.92
8555.79
2290.00
41300.00
791578.00
145674.60
748.03
169.48
133202026.10
KONSTANTA
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
12.68984
63.44918392
25
125
625
317.24592
30.9027915
0.2670471
1.979562996
15.65333
109.5733361
49
343
2401
767.013353
6.73678107
4.5372687
2.216648664
15.65333
140.8800035
81
729
6561
1267.92003
6.73678107
0.6082598
1.211172185
11
14.59031
160.4934381
121
1331
14641
1765.42782
13.3850039
2.6676281
0.450804505
13
16.3637
212.7280943
169
2197
28561
2765.46523
3.55384764
1.4642862
0.005243697
15
15.79848
236.9771874
225
3375
50625
3554.65781
6.00438934
9.7685863
3.396588015
17
21.37442
363.3651664
289
4913
83521
6177.20783
9.76910558
1.2106429
4.252503561
19
21.37442
406.1140095
361
6859
130321
7716.16618
9.76910558
0.0624421
0.005003912
21
21.37442
448.8628526
441
9261
194481
9426.1199
9.76910558
2.5601942
5.023451833
23
27.61639
635.176899
529
12167
279841
14609.0687
87.7504723
10.8354749
1.871404259
140
182.4886
2777.620171
2290
41300
791578
48366.2928
184.377383
33.9818302
20.41238363
129
SOLID MECHANICS
2.5.1.3. Grafik dan Pembahasan
Analisa Grafik :
Dari gambar diketahui bahwa perbandingan nilai frekuensi aktual dengan
teoritisnya. Dari nilai regresi didapat nilai yang hampir mendekati 1 yaitu 0,9768, hal
ini berarti pada percobaan disimpulkan tidak banyak data data yang menyimpang
dari teoritisnya.
Pada garis atau simbol bentuk kotak dengan kotak merah bisa dilihat
penggambaran bahwa frekuensi tertinggi pada massa 2,7 kg lalu terendahnya pada
massa 4,7 kg. Hal ini disebabkan pada massa yang semakin berat pegas akan tertarik
lebih jauh kebawah namun, osilasinya akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan
massa yang rendah. Pada garis bisa dilihat melalui beda konstanta pegasnya, dimana
konstanta pegas 3,3 memiliki nilai frekuensi yang paling tinggi.
130
SOLID MECHANICS
Analisa Grafik :
Konstanta peredaman adalah nilai yang menyatakan besarnya peredaman atau
gaya hambat yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang diberikan pegas.
Sedangkan putaran katup adalah sebagai pengatur jarak anta lempeng peredaman.
Semakin besar massa pembebanan dengan putaran katup yang tetap didapatkan
konstanta peredaman yang semakin besar, hal ini dipengaruhi oleh faktor peredaman
yang diatur oleh jumlah putaran katup yang nantinya juga mempengaruhi jarak antar
lempeng peredaman.
Dari gambar juga dapat kita lihat bahwa dengan jumlah putaran katup yang
semakin banyak maka kedua lempengan semakin dekat, sehingga mengakibatkan
fluida peredam untuk mengalir melewati lubang pada salah satu katup menjadi
terhambat karena volumenya juga semakin kecil.
131
SOLID MECHANICS
Analisa Grafik :
Dapat dilihat dari grafik bahwa semakin besar viskositas maka semakin besar
pula konstanta peredamannya. Hal ini disebabkan karena viskositas yang semakin
besar menyebabkan gaya pegas untuk menahan tegangan gesser semakin besar, maka
gaya gesek semakin besar sehingga fluida semakin sulit mengalir dan gaya
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2012/2013
132
SOLID MECHANICS
peredaman semakin besar. Pada putaran yang semakin banyak mengakibatkan kedua
lempengan semakin dekat sehingga fluida peredam yang mengalir melewati lubang
pada katup menjadi terhambat karena volumenya semakin kecil dan akibatnya
konstanta peredaman menjadi semakin besar.
2.5.1.4. Kesimpulan
Terdapat tiga grafik pada pembahasan diatas, pertama untuk mengetahui
hubungan antara massa dengan frekuensi pada konstanta pegas (k), kedua untuk
mengetahui hubungan antara putaran katup dengan konstanta peredaman, dan yang
ketiga untuk mengetahui hubungan antara putaran katup dengan peredaman pada
viskositas yang berbeda.
Pada grafik pertama didapatkan bahwa semakin besar massanya pada
konstanta pegas yang sama maka osilasinya akan semakin sedikit. Lalu semakin
banyak putaran katup dikonstanta yang sama maka konstanta peredamannya akan
semakin besar dan yang grafik terkhir disimpulkan bahwa semakin tinggi viskositas
suatu redaman maka konstanta peredaman nya juga semakin tinggi.
133
SOLID MECHANICS
2.5.2. Hasil Pengujian Deflection of Curve Bars Apparatus
2.5.2.1. Data Hasil Pengujian
2.5.2.2. Contoh Perhitungan
B = 25.4 mm
h = 3.2 mm
*Spesimen 1
a = 75 mm
p
WR 2
EI
b = 75 mm
R W
a 2 1 2 EI
R = 75 mm
ab 2 b 2 R
2
abR
bR
2
2
50.752
3,14 75
50
75.752 75 2.75
2
75
75
.
75
.
75
75
.
75
7
2
2
(2.107 )(69,3589) 2
2 2.10 69,3589
= 0,06082 mm
W 2
Wa 2 WR a 2 R 2
2aR
a b 2ab 2 bR 2
3EI EI 2
4
EI
50
50.75 2 50.75 3,14.75 2 3.14.75 2
2.75.75
75 2 .75 2.75.75 2 75.75 2
3EI
EI
2
2
EI
= 0,09554 mm
134
SOLID MECHANICS
1.
NO
Y'
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
50
0,14
0,061901442
2500
125000
6250000
350
0,138384
0,000983678
3,7655E-05
100
0,235
0,123802884
23,5
10000
1000000
100000000
2350
0,076729
0,000145458
1,33336E-05
150
0,33
0,185704327
49,5
22500
3375000
506250000
7425
0,033124
5,24527E-05
9,22871E-06
200
0,425
0,247605769
85
40000
8000000
1600000000
17000
0,007569
0,000704661
0,000194096
250
0,485
0,309507211
121,25
62500
15625000
3906250000
30312,5
0,000729
0,00011769
3,56373E-05
300
0,58
0,371408653
174
90000
27000000
8100000000
52200
0,004624
0,000909114
0,000177778
350
0,66
0,433310095
231
122500
42875000
15006250000
80850
0,021904
0,001187116
0,000477025
400
0,67
0,495211537
268
160000
64000000
25600000000
107200
0,024964
0,000976089
0,001256488
450
0,73
0,55711298
328,5
202500
91125000
41006250000
147825
0,047524
0,002203307
0,001484584
10
500
0,865
0,619014422
432,5
250000
125000000
62500000000
216250
0,124609
0,00015286
0,001413076
2750
5,12
3,40457932
1720,25
962500
378125000
1,58331E+11
661762,5
0,48016
0,007432424
0,005098902
a)
Y 5,12
0,512 mm
n
10
0,00151
2
10962500 7562500
nX 2 X
a
Y = 0,095666+ 0,00151 X
Y y Y abX
2
b)
Y y
0,92210,002060,9977
0,9221
RegresiPolinomial (Y = I + jX + kX2)
Y = ni + jX + kX2
10 i + 2750 j + 962500k
XY = iX + jX2 + kX3
X2Y = iX2 + jX3 + kX4
(i)
Y y Y i jX kX 2
Y y
0,9221
135
SOLID MECHANICS
Hubunganantarabebandengandefleksivertikal(w) spesimen 1
2.
NO
Y'
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
50
0.19
0.12713
9.5
2500
125000
6250000
475
0.65206
0.000146
2.54566E-05
100
0.38
0.25427
38
10000
1000000
1E+08
3800
0.38131
1.33E-06
1.225E-05
150
0.555
0.3814
83.25
22500
3375000
5.1E+08
12487.5
0.19581
3.67E-07
3.16948E-06
200
0.74
0.50854
148
40000
8000000
1.6E+09
29600
0.06631
5.83E-05
1.6922E-05
250
0.92
0.63567
230
62500
1.6E+07
3.9E+09
57500
0.00601
0.000118
3.82149E-05
300
1.095
0.7628
328.5
90000
2.7E+07
8.1E+09
98550
0.00951
8.32E-05
1.95739E-05
350
1.26
0.88994
441
122500
4.3E+07
1.5E+10
154350
0.06891
6.95E-06
3.79344E-05
400
1.43
1.01707
572
160000
6.4E+07
2.6E+10
228800
0.18706
8.82E-05
0.000111686
450
1.61
1.1442
724.5
202500
9.1E+07
4.1E+10
326025
0.37516
3.78E-05
1.4463E-05
10
500
1.795
1.27134
897.5
250000
1.3E+08
6.3E+10
448750
0.63601
4.37E-06
8.34731E-05
2750
9.975
6.99236
3472.25
962500
3.8E+08
1.6E+11
1360338
2.57811
0.000545
0.000363144
a)
Y 9,975
0,9975mm
n
10
0,00212
2
10962500 7562500
nX 2 X
a
Y = -0,0007+ 0,00212 X
b)
Y y Y a bX
2
Y y
RegresiPolinomial (Y = I + jX + kX2)
Y = ni + jX + kX2
10 i + 2750 j + 962500k
XY = iX + jX + kX
(i)
Y y Y i jX kX 2
Y y
0,93126
136
SOLID MECHANICS
Untuk membandingkan defleksi horizontal antara spesimen `1 dan 3
Horizontal Spesimen 1
X
Y
Y'
50 0.14 0.0619014
100 0.235 0.1238029
150 0.33 0.1857043
200 0.425 0.2476058
250 0.485 0.3095072
300 0.58 0.3714087
350 0.66 0.4333101
400 0.67 0.4952115
450 0.73 0.557113
500 0.865 0.6190144
Horizontal Spesimen 3
X
Y
Y'
50
0.025 0.03041
100
0.06
0.06082
150
0.105 0.09124
200
0.135 0.12165
250
0.18
0.15206
300
0.21
0.18247
350
0.255 0.21289
400
0.305
0.2433
450
0.335 0.27371
500
0.375 0.30412
Vertikal Spesimen 3
X
Y
Y'
50
0.03
0.02715
100
0.07
0.0543
150
0.11
0.08145
200
0.155
0.1086
250
0.185 0.13575
300
0.215 0.16289
350
0.245 0.19004
400
0.285 0.21719
450
0.315 0.24434
500
0.355 0.27149
137
SOLID MECHANICS
2.5.2.3. Grafik dan Pembahasan
1.
Spesimen1memilikiukuran
75,
75
mm,
WR 2
p
EI
W
R W
ab 2 b 2 R
2
a 2 1 2 EI abR bR 2 2
W 2
Wa 2 WR a 2 R 2
2aR
a b 2ab 2 bR 2
3EI EI 2
4
EI
138
SOLID MECHANICS
Dari rumus tersebut menunjukan bahwa defleksi berbanding lurus dengan
beban (massa). Defleksi teoritis memiliki E dan I yang konstan sehingga grafik
cenderung lurus. Pada grafik diatas menunjukan bahwa defleksi actual lebih tinggi
dari defleksi teoritis. Hal inidisebabkanolehnilai E yang berbeda. E adalah modulus
elastisitas dengan rumus tegangan dibanding regangan. Perubahan pada E
disebabkan karena batang sering dikenai pembebanan statis. Hal itu menyebabkan
nilai E semakin menurun. Jika kita melihat rumus diatas, semakin kecil nilai E, maka
semakin besar nilai defleksi horizontal dan vertikalnya.
2.
WR 2
EI
R W
a 2 1 2 EI
ab 2 b 2 R
2
abR
bR
2
2
139
SOLID MECHANICS
W 2
Wa 2 WR a 2 R 2
2aR
a b 2ab 2 bR 2
3EI EI 2
4
EI
Hal
ini
dikarenakan
jari-jari
kelengkungan
pada
spesimen
3.
Pada grafik diatas dapat terlihat bahwa pembebanan dilakukan sama tetapi
terhadap spesimen yang berbeda. Dan hasilnya defleksi horizontal pada spesimen 1
lebih besar dibandingkan dengan defleksi yang terjadi pada spesimen 3. Hal ini
140
SOLID MECHANICS
dikarenaka jari-jari kelengkungan pada spesimen 1distribusi tegangannya lebih
merata, jadi defleksi horizontalnya lebih besar.
Defleksi horizontal antar spesimen dipengaruhi oleh faktor bentuk dari
masing-masing spesimen :
4.
Pada grafik diatas diperoleh hasil bahwa pada spesimen 1 dan 3 besarnya
defleksi berbanding lurus dengan pembebanan yang diberikan.
141
SOLID MECHANICS
Defleksi vertikal pada spesimen 1 lebih besar darpada defleksi yang terjadi
pada spesimen 3. Hal ini dikarenakan jarak antara tumpuan dengan pembebanan
vertikal lebih panjang pada spesimen 1 sehingga momen yang terjadi lebih tinggi
pada spesimen 3
2.5.2.4. Kesimpulan
142
SOLID MECHANICS
2.5.3. Hasil Pengujian Dedactional of Portal Apparatus
2.5.3.1 Data Hasil Pengujian
No Beban (Kg) Wa (m) Pa (m) Wt (m)
Pt (m)
1
0,2
0,000055 0,00025 0,0001038 0,000225
2
0,3
0,00011 0,000375 0,0001557 0,0003375
3
0,4
0,00016
0,0005 0,0002076 0,00045
4
0,5
0,000225 0,00064 0,0002596 0,0005625
5
0,6
0,00027 0,00076 0,0003115 0,000675
6
0,7
0,00032 0,00089 0,0003634 0,0007875
7
0,8
0,00038 0,00105 0,0004153
0,0009
8
0,9
0,00043 0,00113 0,0004672 0,0010125
9
1
0,00048 0,00125 0,0005191 0,001125
10
1,1
0,00053 0,00137 0,000571 0,0012375
Dimana :
Wa
Wt
pa
Pt
b = 450 mm
I=
b.h 3
80mm
12
H = 4 mm
Pa 3 (3a 2b)
= 0,000225 m
12 EI (6a b)
Wb 3 (2a b)
= 0,000138 m
96 EI (a 2b)
143
SOLID MECHANICS
Contoh Perhitungan Statistik :
Defleksi Horizontal
n
o
0,2000
0,3000
0,4000
4
5
0,5000
0,6000
0,7000
0,8000
0,9000
1,0000
1
0
1,1000
6,5000
0
Y
0,000250
0
0,000375
0
0,000500
0
0,000640
0
0,000760
0
0,000890
0
0,001050
0
0,001130
0
0,001250
0
0,001370
0
0,00822
y=
A.
Y'
0,000225
0,000337
5
0,00045
0,000562
5
0,000675
0,000787
5
0,0009
0,001012
5
0,001125
0,001237
5
0,00731
XY
0,0000
5
0,0001
1
0,0002
0
0,0003
2
0,0004
6
0,0006
2
0,0008
4
0,0010
2
0,0012
5
0,0015
1
0,0063
8
X2
X3
X4
X2Y
0,0400
0,0080
0,0016
0,00001
0,0900
0,0270
0,0081
3,375E05
0,1600
0,0640
0,0256
0,00008
0,2500
0,1250
0,0625
0,00016
0,000273
6
0,000436
1
(Y-y)2
3,26612E07
1,99362E07
1,03362E07
3,29423E08
3,78225E09
4,69225E09
5,22123E08
9,51723E08
0,3600
0,2160
0,1296
0,4900
0,3430
0,2401
0,6400
0,5120
0,4096
0,000672
0,8100
0,7290
0,6561
0,000915
3
1,0000
1,0000
1,0000
0,00125
1,2100
1,3310
1,4641
0,001657
7
1,83612E07
3,00852E07
5,0500
0
4,3550
0
3,9973
0
0,00549
0,00000
(Y-abX)2
4,28E-11
5,03E-11
5,83E-11
4,65E-11
1,62E-12
3,28E-11
1,61E-09
2,88E-11
1,19E-10
2,71E-10
(Y-i-jXkX2)2
1,24561E06
3,24322E07
2,00641E08
2,32459E08
1,20999E07
1,7181E-07
1,10503E07
4,47787E08
4,61473E09
2,17347E07
0,00000
0,00000
Y 0.0082
=
= 0.00082
10
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) (0.0082)(5,05) (6,5)(0,00638)
=
(10 x5,05) 5,05
n X 2 ( X ) 2
= -4,791. 10-5
b=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
10(0,00638) (6,5)(0.0,00822)
= 0,00053
(10 x5,05) 5,05
B.
(Y y )2 (Y a bX ) 2
0.00000 0.00000
=
= 0.999
2
(Y y )
0.00000 2
144
SOLID MECHANICS
Y = -0.0026 + 0.00968 X + 0.0059 X2
r2 =
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
= 0.998
(Y y ) 2
Defleksi Vertikal
no
Y'
XY
X2
X3
X4
X2Y
(Y-y)2
(Y-a-bX)2
(Y-i-jX-kX2)2
0,2000
0,0000550
0,00025
0,00001
0,0400
0,0080
0,0016
0,0000022
5,8081E-08
8,46E-12
4,15873E-05
0,3000
0,0001100
0,000375
0,00003
0,0900
0,0270
0,0081
0,0000099
3,4596E-08
6,69E-13
1,10746E-05
0,4000
0,0001600
0,0005
0,00006
0,1600
0,0640
0,0256
0,0000256
1,8496E-08
1,39E-11
7,88705E-07
0,5000
0,0002250
0,00064
0,00011
0,2500
0,1250
0,0625
5,625E-05
5,041E-09
7E-11
7,92909E-07
0,6000
0,0002700
0,00076
0,00016
0,3600
0,2160
0,1296
0,0000972
6,76E-10
2,07E-13
3,89189E-06
0,7000
0,0003200
0,00089
0,00022
0,4900
0,3430
0,2401
0,0001568
5,76E-10
6,02E-12
5,68302E-06
0,8000
0,0003800
0,00105
0,00030
0,6400
0,5120
0,4096
0,0002432
7,056E-09
2,15E-11
4,53187E-06
0,9000
0,0004300
0,00113
0,00039
0,8100
0,7290
0,6561
0,0003483
1,7956E-08
2,98E-12
1,41019E-06
1,0000
0,0004800
0,00125
0,00048
1,0000
1,0000
1,0000
0,00048
3,3856E-08
1,4E-12
1,849E-07
10
1,1000
0,0005300
0,00137
0,00058
1,2100
1,3310
1,4641
0,0006413
5,4756E-08
1,67E-11
7,41869E-06
6,50000
0,00296
0,00822
0,00236
5,05000
4,35500
3,99730
0,00206
0,00000
0,00000
0,00008
y=
A.
Y 0.00296
=
= 0.00296
10
n
Regresi Linier ( Y = a + bX )
a=
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) (0.00296)(5,05) (6,5)(0,00236)
=
(10 x 4,36) 5,05
n X 2 ( X ) 2
= -4,7909. 10-5
b=
n XY ( X )( Y )
2
n X ( X )
10(0,00236) (6,5)(0.0,00296)
= 0,0005291
(10 x 4,36) 5,05
B.
(Y y )2 (Y a bX ) 2
0.00000 0.00000
=
= 0,998
2
(Y y )
0.00000 2
145
SOLID MECHANICS
Dari persamaan i,ii, dan iii diperoleh harga:
i= 0.01466; j= -0.0476 ; k= 0.03381
Y = 0.01466 0.0476 X + 0.003381 X2
r2 =
(Y y ) 2 (Y i jX kX ) 2
= 0.999
(Y y ) 2
146
SOLID MECHANICS
2.5.3.3 Grafik dan Pembahasan
Pa 3 (3a 2b)
12 EI (6a b)
Dari grafik diatas, hal ini sudah sesuai. Nilai defleksi berbanding lurus
dengan nilai beban yang diberikan, baik yang teoritis maupun aktual. Namun dapat
kita lihat juga bahwa nilai defleksi aktual lebih tinggi dari nilai defleksi teoritis. Hal
ini disebabkan karena nilai modulus elastisitas (E) yang berubah. E adalah
perbandingan tegangan dibanding regangan. Semakin sering batang digunakan, maka
akan menurunkan nilai E, itulah mengapa nilai aktual lebih tinggi dari nilai teoritis.
147
SOLID MECHANICS
Wb 3 (2a b)
96 EI (a 2b)
Dari grafik diatas, hal ini sudah sesuai. Nilai defleksi berbanding lurus
dengan nilai beban yang diberikan, baik yang teoritis maupun aktual. Namun dapat
kita lihat juga bahwa nilai defleksi teoritis lebih tinggi dari nilai defleksi aktual. Hal
ini disebabkan karena beban yang diberikan tidak sesuai dengan nilainya karena
sudah aus sehingga mengurangi nilai W aktual yang mengurai nilai defleksi
aktualnya juga.
148
SOLID MECHANICS
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa defleksi horizontal teoritis memiliki
nilai lebih tinggi ketimbang defleksi vertikal teoritis. Hal ini disebabkan pada batang
yang terkena beban deflesi horizontal memliki panjang yang lebih besar ketimbang
batang yang mengalami defleksi vertikal. Panjang batang mempengaruhi nilai
defleksi, semakin panjang batang, maka momen yang terbentuk semakin besar, hal
ini meningkatkan defleksi juga.
2.5.3.4. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan bahwa semakin besar suatu batang spesimen diberi beban, baik secara
horizontal maupun vertikal maka nilai defleksi pada batang tersebut pun akan
semakin besar pula. Nilai E dari setiap batang spesimen akan berbeda tergantung dari
lama waktu pemakaian. Semakin sering digunakan maka nilai E akan terus menurun
dari nilai E awal, hal itu menyebabkan nilai defleksi lebih tinggi dari nilai defleksi
teoritisnya. Bentuk dari spesimen juga mempengaruhi nilai defleksi suatu batang.
149
DAFTAR PUSTAKA
White, F.M. 2005. Fluid Mechanics . New York: McGraw Hill
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin FT-UB
Vierck, R.K. 1967. Vibration Analysis. Pennsylvania: International Text .
Anonymous
2012
.http://4.bp.blogspot.com/_Db674oy6l8/SvAI6WccEoI
/AAAAAAAAAIQ/
A1nmYar4frU/s320/viskositas-1.jpg
(diakses
2.
2013.
http://www.ccitonline.com/elearning/mod/forum/discuss.php?d=13(di
akses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous3.
2013.
http://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/04/aliran-
laminar-dan-aliran-turbulen-pada.html
Anonymous4.
2013.
http://www.google.
co.id/url?sa=t&rct=j&q=macam
%20macam
%20flow%20meter%20nozzle&source=web&cd=5&ved=0CFsQFjA
E&url=http%3A%2F%2Frobbyc.staff.gunadarma.ac.id%2FDownload
s%(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous5.http://yefrichan.files.wordpress.com/2010/07/pompa3.jpg(diakses
tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous6.
http://yefrichan.files.wordpress.com/2010/07/pompa121.jpg(diakses
tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous7.www.tpub.com/fireman/69.htm(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous8.http://letssingthesong.blogspot.com/2012/03/fungsi-dan-macammacam-katupvalve.html(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous9.http://syofuan.wordpress.com/2011/02/05/valve-catatan-seorangengineer/(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous10.http://www.spiraxsarco.com/resources/steam-engineeringtutorials/flowmetering/types-of-steam-flowmeter.asp (diakses tanggal
20 Febriuari 2013)
Anonymous11.http://www.engineeringtoolbox.com/pitot-tubes-d_612.html
(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous12.http://www.globalspec.com/reference/9771/349867/rotameterssimplicity-utility (diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous13.http://www.indiamart.com/spink/flow-and-temperature-measuring(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)instruments.html (diakses tanggal
20 Febriuari 2013)
Anonymous14.http://tanggulanggengjaya.indonetwork.co.id/group+154245/dwyer
-flowmeterrotameter-seriesglodok-jakarta-indonesia.htm
(diakses
15.http://titodeviscar.blog.com/2011/10/21/venturimeter/
(diakses
20 Febriuari
2013)
Anonymous 19.http://img.directindustry.com (diakses tanggal
20 Febriuari
2013)
Anonymous 20.http://cfnewsads.thomasnet.com (diakses tanggal
20 Febriuari
2013)
Anonymous 21.www.energyefficiencyasia.org (diakses tanggal
20 Febriuari
2013)
Anonymous
22.http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_15_Turbin_Sunyoto
23.http://www.scribd.com/doc/50848429/6/Pengukuran-Tekanan-
24.http://www.instrumentationtoday.com/manometer/2011/09/
(diakses tanggal
20
Anonymous
26.http://constructionmechanical-
engineering.blogspot.com/2010/04/centrifugal-pumps.html
(diakses
28.http://www.engineeringtoolbox.com/flow-meters-d_493.html
33
http://www.vibrasindo.com
/articles/content/
20 Febriuari
2013)
Anonymous
34
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/Mass_sp
ring_
damper.svg/200px-Mass_spring_damper.svg.png
(diakses
35
http://blog.ub.ac.id/raka/files/2010/02/image007.gif
(diakses
36
http://domsavmania.files.wordpress.com/2012/08/dbb2.png?w=560
(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous
37
https://www.google.com/search?q=
source=lnms&tbm=isch
Model+Getaran&
&sa=X&ei=StmiUZHWDcuSrgf-
goG4CA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1236&bih=606#tbm=
isch&sa=1&q=satu+derajat+kebebasan&oq=satu+derajat+kebebasan
&gs_l=img.3..0i24.185972.186743.6.187626.9.5.0.0.0.3.145.384.4j1.
5.0...0.0...1c.1.14.img.FPpTc4ioT5E&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&fp=9f6
c79ae835f9049&biw=1236&bih=606 (diakses tanggal 20 Febriuari
2013)
Anonymous
38
http://blog.ub.ac.id/raka/files/2010/02/image008.gif
(diakses
40
http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/12/macam-macam-
tumpuan.html
Anonymous 41. 2013. kk.mercubuana.ac.id/files/11001-11-631556113579.pdf
(diakses tanggal 20 Febriuari 2013)
Anonymous
42.
2013.
http://repository.binus.ac.id/2006-
1/maincourse/S002436947.12. Energi_Regangan_
(diakses tanggal
20 Febriuari 2013)
Anonymous
43.
2011.
http://www.slideshare.net/Bayulibels/kesetimbangan-