Guillain-Barr Syndrome
Pembimbing:
Dr. Joko Nafianto, Sp. S
Presentan
Erika Angelina
FK UPH
07120090039
Identitas Pasien
Jenis kelamin
Usia : 57 tahun
Status : menikah
Agama : Islam
: laki-laki
Pekerjaan
: Polisi
Alamat
Tanggal masuk RS
Ruang perawatan
: 19 April 2013
: Bangsal Teratai I
Anamnesis
(autoanamnesa pada 15 Mei 2013)
Keluhan utama :
Pasien merasakan kelemahan pada kedua
kaki semenjak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
Keluhan tambahan :
Pasien merasakan rasa kram pada tangan
kanan dan kiri.
Riwayat Penyakit
Pasien menyatakanSekarang
pada awalnya keluhan dirasakan semenjak
bulan Desember 2012. Keluhan pada awalnya hilang timbul
namun kemudian
memburuk perlahan
dan dirasakan
terus
Keluhan diawali dengan telapak kaki kiri terasa panas. Rasa panas
merambat ke atas hingga ke lutut kiri. Rasa panas juga disertai
dengan
rasa
tajam
seperti
ditusuk-tusuk.
Pasien
juga
hari
dan
belum
merasakan
adanya
berjalan.
Kini
pasien
harus
namun
kesulitan
untuk
Riwayat Kebiasaan
Merokok
(-)
Minuman
Minum
keras (-)
Kopi (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS=E4M6V5
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi
: 80 kali per menit
Respirasi
: 18 kali per menit
Suhu
: 36,5oC
Hasil pemeriksaan
Kepala
Mata
Hidung
mulut
Hasil pemeriksaan
Telinga
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi:
-cor
-pulmo
Hasil pemeriksaan
Ekstremitas
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
N I (N. Olfaktorius)
ND
NS
N II (N. Optikus)
OD
Visus Normal.
Lapang pandang Normal.
Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
OS
Visus Normal.
Lapang pandang Normal.
Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
N. V (N. Trigerminal)
Sensorik :
V1, V2, V3
Refleks kornea:
Motorik:
- Menggigit
- Membuka rahang
Normal
+/+
Baik, tidak ditemukan parese pada
otot pengunyah
Baik, mulut lurus, tidak miring ke
salah satu sisi
Hasil pemeriksaan
baik
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Simetris dekstra dan sinistra
Hasil pemeriksaan
N. VIII (N.
Vestibulocochlear)
Gesekan jari:
AD
AS
Detik jam
AD
AS
Tes berbisik
AD
AS
Garpu Tala
Rinne
Weber
Schwabach
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Hasil pemeriksaan
N. VIII (N.
Vestibulocochlear)
Tidak dilakukan
Dix-Hallpike
Post-pointing
tangan kanan
tangan kiri
Romberg
Tandem
Stepping test
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dapat dilakukan
Tidak dapat dilakukan
Tidak dapat dilakukan
Hasil pemeriksaan
N. IX(N. Glossopharyngeal)
Sensorik :
Pengecapan 1/3 anterior
Tidak dilakukan
Motorik:
N. X (N. Vagus)
Arcus faring
Letak uvula
Simetris
Di tengah
Hasil pemeriksaan
N. XI(N. Accesorius)
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
Kekuatan otot aksesorius
Normal
Normal
normal
Hasil pemeriksaan
Kekuatan otot
Ekstremitas atas:
Ekstremitas bawah:
4455 5544
0034 4300
Tonus
Ekstremitas atas:
Ekstremitas bawah
Normotonus/normotonus
Normotonus/normotonus
Klonus
Patella
Achilles
TAK
TAK
Trophy
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Eutrophy/eutrophy
Eutrophy/eutrophy
Hasil pemeriksaan
Refleks Fisiologis
Biceps
Triceps
Patella
Achilles
+1/+1
+1/+1
+1/+1
+1/+1
Refleks Patologis
Hoffman-Trommer
Babinski
Chaddock
Schaefer
Gordon
Oppenheim
-/-/-/-/-/-/-
Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Sensorik
Ekstremitas atas
Rangsang raba
Rangsang nyeri
Rangsang suhu
Rangsang getar
Proprioseptif
Diskriminasi dua titik
Ekstremitas bawah
Rangsang raba
Rangsang nyeri
Rangsang suhu
Rangsang getar
Proprioseptif
Diskriminasi dua titik
Hasil pemeriksaan
Normoestesia/normoestesia
Normoalgesia/normoalgesia
Thermohipesthesia pada distal
phalanges
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Hipoestesia/hipoestesia
Normoalgesia/normoalgesia
Thermohipesthesia pada distal
phalanges
Tidak dilakukan
Normal
Melebar
Dekstra: plantar (8,5cm) dorsal (7cm)
Sinistra:plantar (10,5cm) dorsal (8cm)
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Normal
Normal
Normal
Baik
Baik
Baik
Pemeriksaan koordinasi
Disdiadokinesia
Tes telunjuk-hidung
Normal
normal
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
15,1 gr/dl
13-16 gr/dl
Leukosit
9000/ul
5000-10000/ul
Hematokrit
45%
40-48%
Trombosit
232.000/ul
150.000-
Ureum
28
400.000/ul
10-50 mg/dl
Kreatinin
0,9
0,5-1,5 mg/dl
Hematologi
Gula
sewaktu
darah 141
<200 mg/dl
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Natrium
139
135-145 mmol/l
Kalium
3,5
3,8-5,0 mmol/l
Klorida
106
98-106 mmol/l
GDS
116
<200 mg/dl
Elektrolit
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Natrium
139
135-145 mmol/l
Kalium
3,9
3,8-5,0 mmol/l
Klorida
107
98-106 mmol/l
GDS
94
<200 mg/dl
Elektrolit
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
16,3 gr/dl
13-16 gr/dl
Leukosit
9700/ul
5000-10000/ul
10
<15
Basophil
0-1%
Eosinophil
1-3%
Batang
2-6%
Segmen
82
50-70%
Limfosit
10
20-40%
monosit
2-8%
Kolesterol total
143
<200
Kolesterol HDL-direk
24
35-55
Kolesterol LDL-indirek 88
<160
Trigliserida
152
<200
Asam Urat
5,5
3,4-7,0 mgdl
71
70-110 mg/dl
95
<140 mg/dl
Hematologi
Kimia klinik
LEMAK LENGKAP
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
0,82
Dws: <1,5 ;
SGOT/AST
13,4
SGPT/ALT
9,5
< 40 U/L
Kolesterol
134
<200 mg/dl
total
trigliserida
148
<200 mg/dl
Kimia Klinik
Bilirubin total
Pemeriksaan penunjang
Resume
Pasien
laki-laki
usia
57
tahun
datang
dengan
keluhan
4455 5544
hiporefleks: +1/+1
Sensorik:
Pemeriksaan hematologi:
eosinophil: 5% (1-3%)
neutrophil segmen: 82% (50-70%)
limfosit 10%(20-40%).
Diagnosis
Neurologi
Diagnosis Klinis
: GBS-AMSAN
Diagnosis Topis : sistem saraf tepi
Diagnosis Etiologis : autoimmune
Diagnosis Umum
: Hipertensi Grade II
Diagnosis Banding
Diabetic Neuropathy
Parese et causa hipokalemia
Terapi
Neuroprotektor:
Vitamin B12: Injeksi mecobalamin 3x1
Adenosine Triphosphate, vitamin B1, B12 Vitamin E: Bio ATP 3X1
Vitamin B1: Alinamin F 3x1 tab
Immunoglobulin (IVIg):
Drip Gamarras 4 botol per hari (5 hari)
Prognosis
Quo
ad vitam
: dubia at bonam
Quo ad functionam : dubia at bonam
Quo ad Sanactionam : dubia at
bonam
Follow up
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
- pemeriksaan lebih lanjut
- cek elektrolit
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
- IVFD Asering/12 jam
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
- pemeriksaan EMG/NCV
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-IVFD Asering/12 jam
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
- amlodipine 1x5mg
- fisioterapi
- rencana pemberian drip Gamarras 4 botol per hari selama 5 hari.
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
- amlodipine 1x5mg
- Na diclofenac 3x500mg
- fisioterapi
- gabiten 2x1
-cek SGPT dan SGOT
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
- IVFD Asering/12 jam
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
- amlodipine 1x5mg
- Drip Gamarras 4 botol per hari (hari ke1)
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
- amlodipine 1x5mg
- Drip Gamarras 4 botol per hari (hari ke2)
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
amlodipine 1x5mg
- OBH syrup 3x1 cth
- fisioterapi
- Drip Gamarras 4 botol per hari (hari ke3)
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
- Alinamin F 3x1tab
amlodipine 1x5mg
- fisioterapi
- Drip Gamarras 4 botol per hari (hari ke4)
S: Lemas pada kedua kaki, sesak singkat (+15menit) saat tengah malam, sehingga terbangun saat
tidur, membaik tanpa pemberian obat-obatan.
O:
R. Meningeal
: (-)
R. Fisiologis
R. Patologis: (-)
Motorik:
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
: TAK
P. Sensorik
P:
-injeksi Mecobal 3x1
- Bio ATP 3X1
Alinamin F 3x1tab
Aminofilin 3x1tab
amlodipine 1x5mg
- fisioterapi
- Drip Gamarras 4 botol per hari (hari ke5)
GUILLAIN-BARRE SYNDROME
(GBS)
Epidemiologi
Penyakit ini terjadi di seluruh dunia,
kejadiannya pada semua musim. Mortalitas
kebanyakan terjadi karena ketidakstabilan
otonom yang berat atau komplikasi intubasi
yang lama dan paralysis. Angka kematian di
USA berkisar 5-10% kasus.
Angka kejadian pada pria dibanding wanita
adalah 1,5:1.3 Insidensi sindroma GuillainBarre bervariasi antara 0.6 sampai 1.9
kasus per 100.000 orang/tahun.
Etiologi
Etiologi GBS sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti. Beberapa
penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungan dengan terjadinya GBS,
antara lain:
Vaksinasi
- Grup A Streptococci
- Rabies
- Influenza
Penyakit sistemik
- Keganasan
-Sistemic Lupus Erythematosus
-Tiroiditis
-Penyakit Addison
Infeksi
SGB seringkali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi 56-80%
yaitu 1-4 minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran
pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal.
Infeksi
Definite
Probable
Possible
Virus
CMV
HIV
Influenza
EBV
Varicella-
Measles
Zoster
Mumps
Vaccinia/Smal Rubella
lpox
Hepatitis
Coxsackie
Echo
Bakteri
Campylobacter
Typhoid
Borreila B
Jejuni
Paratyphoid
Mycoplasma
Brucellosis
Pneumonia
Chlamydia
Legionella
Listeria
Patogenesis
KLASIFIKASI GBS:
1. Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy (AIDP)
Gejala Klinis
1.Kelemahan
4. Perubahan Sensorik
sensorik
serupa.
Gejala
sensorik
sering
mendahului kelemahan.
4. Nyeri
Dalam sebuah studi tentang nyeri pada pasien dengan SGB, 89% pasien melaporkan
nyeri yang disebabkan SGB pada beberapa waktu selama perjalanannya.
Nyeri paling parah dapat dirasakan pada daerah bahu, punggung, pantat, dan paha
dan dapat terjadi bahkan dengan sedikit gerakan. Rasa sakit ini sering digambarkan
sebagai sakit atau berdenyut.
Gejala dysesthetic diamati ada dalam sekitar 50% dari pasien selama perjalanan
penyakit
mereka.
Dysesthesias
sering
digambarkan
sebagai
rasa
terbakar,
kesemutan, atau sensasi shocklike dan sering lebih umum di ekstremitas bawah
daripada di ekstremitas atas.
Dysesthesias dapat bertahan tanpa batas waktu pada 5-10%pasien. Sindrom nyeri
lainnya yang biasa dialami oleh sebagian pasien dengan SGB adalah sebagai berikut;
Myalgic, nyeri visceral, dan rasa sakit yang terkait dengan kondisi imobilitas
(misalnya, tekanan palsi saraf, ulkus dekubitus).
5. Perubahan otonom
Perubahan
Takikardia,
otonom
dapat
Bradikardia,
mencakup
Facial
sebagai
flushing,
berikut;
Hipertensi
paresis
lambung
dan
dismotilitas
usus
dapat
ditemukan.
6. Pernapasan
di
beberapa
penyakit mereka.
waktu
selama
perjalanan
DIAGNOSIS
Umum dipakai adalah criteria dari National
Institute of Neurological and Communicative
Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu:
I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis:
Terjadinya kelemahan yang progresif
Hiporefleksi
Relatif simetris
Gejala saraf kranial 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral. Saraf otak lain
dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan otot-otot menelan,
kadang < 5% kasus neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain
Varian:
Adanya
anamnesis
penggunaan
senyawa
hexacarbon,
Diagnosis Banding
Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motoric,
gangguan sensorik, autonom dan melemahnya refleks tendon. Dapat
terjadi secara akut maupun kronik. Polineuropati adalah neuropati dengan
lesi utama pada neuron. Merupakan proses umum yang menyebabkan
kelainan simetris dan bilateral pada sistem saraf tepi. Kelainan dapat
berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau autonomic. Distribusinya
dapat proksimal, distal ataupun umum. Pembagian utama polineuropati:
Mononeuropati multiple
GBS
Porphyria
Diphtheritic neuropathy
Vasculitic Neuropathy
c. Myopathies
Periodic paralysis
Rhabdomyolysis
Polymyositis
Pemeriksaan penunjang
Elektrolit
Pada sebagian besar pasien, namun tidak semua pasien mengalami peningkatan
kadar protein pada cairan serebrospinal ( >500 mg/L ) tanpa peningkatan jumlah sel
(disosiasi sitoalbumin). Gamma globulin juga meningkat.Peningkatan protein dengan
tekanan normal dan tanpa leukosit dicurigai berhubungan dengan infeksi HIV
Skrining antibodi
Electrocardiogram
and
T,depresi
atrioventricular
ST,pelebaran
(AV)
QRS
block,
dan
abnormalisasi
berbagai
macam
kekacauan ritme
Pemeriksaan EMG
Terdapat
menurun.
konduksi
saraf
menurun,
latensi
memanjang,
F-respon
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
Perawatan darurat
agents,seperti
beta-blocker
atau
nitropuside.
Hypotension
dari
Perawatan Hospitalis
Monitor status neurologis dan fungsi pernafesan pasien setiap hari atau lebih
sering pemeriksaan neurologis dan pengukuran kapitas vital dan tekanan
inspirasi maksimal setiap 4-6 jam.
Intubasi
Membersihkan sekret
Terapi pada dada harus dilakukan sejak awal. Menyedot sekret jalan nafas
sangat penting dan dilakukan dengan steril.
Pertukaran plasma
B. Penatalaksanaan Medikamentosa
secara
umum
bersifat
simtomatik.
1. Plasmafaresis
Plasmafaresis
atau
plasma
exchange
bertujuan
untuk
Pengobatan
plasma/kg
dilakukan
BB
dalam
dengan
7-14
mengganti
hari.
200-250
Plasmaparesis
ml
lebih
2. Pengobatan imunosupresan:
Imunoglobulin IV (IVIg)
Obat sitotoksik
3. Heparin
Pemberian heparin dengan berat jenis rendah
yang terfraksi yaitu enoxaparine (Lovenox)
5000IU subkutan diberikan 2 kali sehari untuk
mencegah deep vein thrombosis pada pasien
dengan imobilisasi lama.
c. Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi :
Latihan pernafasan
2. Terapi Okupasi :
Prognosis
bulan
bila
dengan
keadaan
antara
lain
pada
dalam
minggu
mulai
saat
onset,
PEMBAHASAN
Kondisi Pasien
Teori
anamnesa
Onset:
akut (2-4 minggu) dan pada Pada pasien onset kelemahan bersifat
(semenjak
Desember-April
Riwayat
infeksi
gejala
saluran
pernafasan
paraparesis
menjadi
ada
perbaikan
keluhan
pemberian terapi.
klinis
muncul
dari
hingga
Teori
Kondisi Pasien
Gejala Klinis
1. kelemahan
-Kelemahan ascending
-ascending
-Simetris
-Anggota
bawah
tubuh
terkena
bagian dari
kaki
bagian
duluan phalanges
hingga
distal
ke
bagian femur.
Teori
Gejala Klinis
2. Keterlibatan saraf
Pada
kranial
didapatkan
-Wajah droop
saraf kranial.
-Diplopia
-Dysarthria
-Disfagia
-Opthalmoplegia
-Gangguan pupil
Kondisi Pasien
pasien
tidak
keterlibatan
Teori
Kondisi Pasien
Gejala Klinis
3. Perubahan sensorik
Pada
pasien
dirasakan
-Mati rasa/baal
Diawali
dengan
rasa
perubahan
panas,
tajam
-Parestesia umumnya dimulai pada jari seperti ditusuk-tusuk pada ujung kaki
kaki dan ujung jari, berproses ke atas kiri
tapi
tidak
melebar
keluar
getaran,
merambat
hingga
kemudian
kiri
mulai
dari
ujung
jari
hingga
Teori
Kondisi Pasien
Gejala Klinis
4. Nyeri
Pasien
-Dysesthetic
rasa
terbakar, panas
umum
ekstrimitas
dirasakan
bawah
merasakan
dan
sensasi
kesemutan
rasa
sebelum
kedua
daripada Keluhan
dirasakan
kedua
kaki
lebih
buruk
ekstremitas atas
pada
dibandingkan
-Myalgic
-Nyeri visceral
Teori
Kondisi Pasien
Gejala Klinis
5.
Perubahan
system
autonomy.
Disfungsi
simpatis
parasimpatis
-Takikardia/bradikardia
-Facial flushing
-Hipertensi/hipotensi
-Anhidrosis/diaphoresis
-Retensi urin
-Dismotilitas usus
dan
Teori
Kondisi Pasien
Gejala Klinis
6. Pernafasan
-Sesak nafas
-Kesulitan menelan
-Bicara cadel
malam
hari,
yaitu
saat
pasien
Teori
Kondisi Pasien
Pemeriksaaan Fisik
Penurunan kekuatan motorik
Penurunan sensorik
4455/5544
: melebar
Teori
Kondisi Pasien
Pemeriksaaan Fisik
Refleks
fisiologis
menurun
menghilang
hiporefleks: +1/+1
Pemeriksaan penunjang
EMG: perlambatan konduksi saraf bahkan Penurunan NCV motoric, sensorik N. Medianus dan N.
blok. Biasa kecepatan hantar <60% dari Ulnaris
normal
dekstra.
Hilangnya
respon
motoric
N.
Tidak dilakukan
Teori
Kondisi Pasien
Diagnosis
Terapi
Triphosphate,
vitamin
Hipertensi:
ca channel blocker (Amlodipin) 1x5mg
B1,
B12
Terima Kasih
Daftar Pustaka
Evil