Anda di halaman 1dari 10

PEMBENTUKAN PATI

Pati yang merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk butiranbutirankecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Dan di alam, pati akan
banyak terkandungdalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang
hijau dan banyak juga terkandungdi dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang
atau ubi.Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer
molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer
glukosa dengan susunan yang bercabang cabang.Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin
ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan
amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padipadian, biji-bijian, danumbi-umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati
berbeda satu sama lain,
Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang merupakan hasil proses fotosintesis
(Dwidjoseputro, 1990). Hal ini dibuktikan bahwa pada daun kontrol berwarna bercak-bercak
ungu rata pada seluruh daunnya sedangkan pada daun yang diberi perlakuan yaitu bagian tengah
daun ditutup dengan aluminium foil, pada bagian tertutup ini berwarna hijau muda dan hampir
tidak berwarna. Warna ungu muncul saat daun ditetesi dengan larutan I-KI yang dibentuk oleh
ikatan antara amilum yang mampu mengikat iodium sehingga menghasilkan warna ungu. Bagian
daun yang tertutupi dengan aluminium foil tidak mampu menyerap cahaya sehingga tidak terjadi
fotosintesis menyebabkan amilum tidak terbentuk (Loveless, 1987).
Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati dan
selulosa. Pati atau amilum banyak terdapat pada kloroplas daun, yang merupakan tempat proses
fotosintesis. Karbohidrat tersimpan dalam bentuk amiloplas, yang terbentuk sebagai hasil
translokasi sukrosa atau karbohirat lain dari daun. Jumlah pati pada bagian jaringan bergantung
pada banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta lama cahaya. Pati terbentuk pada siang hari
ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian hilang pada
waktu malam melalui kedua proses tersebut (Dwidjoseputro, 1990).

Pengangkutan amilum dari sel ke sel adalah dalam bentuk gula karena gula larut dalam
air. Reaksi iodium dengan amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Amilum terdiri
atas 2 bagian, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa lebih mudah larut dalam air. Untuk
mengetahui adanya karbohidrat dalam tanaman dapat dilakukan suatu pengujian. Menurut
Tjitrosomo (1985), bahwa akumulasi pati dalam daun sebagai cadangan sementara mudah
diperlihatkan.
Proses pembentukan amilum melalui fotosintesis adalah sebagai berikut:
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 CO2 + Energi
Menurut Salisbury and Ross (1992) amilum terbentuk dari hasil fotosintesis. Pada proses
fotosintesis dibutuhkan cahaya matahari dan klorofil, apabila tidak ada cahaya matahari yang
diserap oleh klorofil maka fotosintesis tidak akan terjadi dan amilum pun tidak akan terbentuk.
Hal inilah yang akan menyebabkan tidak adanya warna ungu (mengindikasikan adanya amilum)
pada daun yang ditutupi oleh aluminium foil. Proses pembentukan amilum menurut Borner dan
Varner (1976) yaitu:
1. Pertama-tama melalui reaksi antara sukrosa dengan air sehingga terbentuk fruktosa
ADP UDP
Sukrosa + H2O Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP + Fruktosa
(s) (I) (s) (s)
2. Fruktosa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa tadi akan mengalami interkonversi
menjadi Glukosa-1P. Selanjutnya glukosa-1P akan mengalami dua jalur reaki yang
berbeda. Jalur pertama yaitu Glukosa-1P bereaksi dengan ATP atau UTP menghasilkan
Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP. Jalur ke dua yaitu glukosa-1P akan bereaksi dengan
enzim fosforilase dan berunah menjadi amilum.
Fruktosa Glukosa-1P
Glukosa-1P + ATP atau UTP Glukosa-ADP atau Glukosa UDP
Glukosa-1P + Fosforilase Amilum
3. Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP yang dihasilkan bereaksi dengan enzim amilum
sintetase dan berubah menjadi amilum.
Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP + Amilum sintetase Amilum

Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin. Amilosa
bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah ungu. Warna ini
ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod.
Faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan amilum menurut Dwidjoseputro (1990) adalah:
1. Temperatur.
Pada umumnya temperatur yang rendah memiliki pengaruh yang baik bagi pengubahan
amilum menjadi gula. Menurut Purvis dan Yelenosky (1983), sumber karbohidrat yang
terdapat di dalam daun akan terkumpul di dalamnya pada saat tumbuhan berada pada kondisi
dengan temperatur rendah.
2. Pengaruh air.
Persediaan air yang agak berlebihan menambah kegiatan penyusunan amilum.
3. Konsentrasi ion-ion H+
Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Ada beberapa enzim yang bekerja
berlawanan, jika lingkunganya mengalami perubahan pH.
4. Konsentrasi gula.
Di dalam sel terdapat suatu keseimbangan antar gula dan persediaan amilum. Pada malam hari,
sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula sekedar untuk menjaga ketetapan
konsentrasinya.
Tidak terbentuknya warna biru kehitaman pada daerah yang tidak terkena cahaya
matahari menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak mengalami fotosintesis. Cahaya merupakan
faktor utama dalam proses fotosintesis dan jika tidak ada cahaya maka fotosintesis tidak dapat
berlangsung. Intensitas cahaya yang tinggi terjadi pada siang hari yang panjang saat musim
panas dapat menyebabkan terjadinya penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan
penyimpanan pati di amiloplas sebagai organ cadangan sel non-fotosintesis. Jumlah pati yang
disimpan atau dibentuk akan semakin meningkat dengan meningginya intensitas cahaya. Pati
merupakan produk berlebih atau kelebihan produk dari fotosintesis (Taiz, 1995).
Praktikum karbohidrat dalam tanaman, daun yang akan mengalami perlakuan ditutup
dengan aluminium foil dan dijepit dengan penjepit. Selanjutna, daun yang ditutup aluminium foil
dan daun kontrol dipotong dan dimasukkan ke dalam alkohol panas selama 20 menit. Alkohol

panas digunakan untuk melarutkan klorofil yang terdapat pada daun, sehingga kandungan
amilum dalam daun akan mudah diamati. Pencucian dalam air panas dilakukan untuk
menghilangkan alkohol dari perlakuan sebelumnya yang melekat pada daun. Pemberian larutan
I-KI berguna sebagai indikator warna, sehingga memudahkan dalam mengamati karbohidrat
yang terdapat dalam daun. Amilosa menjadi ungu apabila diwarnai dengan larutan Iodin-Kalium
Iodida, suatu campuran yang menghasilkan ion reaktif I5 (Manners, 1985). Reaksi antara
Amilum dan I-KI adalah sebagai berikut:
C5H8O4 + I-KI C5H8O4 + I-5 + KI
Warna pada daun yang diuji akan berwarna cokelat Iodin sedangkan pada daun yang
digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap, sedangkan daun yang diberi perlakuan
akan berwarna putih atau hijau muda. Hal ini karena daun yang diberi perlakuan tidak
menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu (Dwidjoseputro, 1990).
Penemuan susunan sel dalam organisme adalah bersamaan dengan permulaan pemakaian
Mikroskop. Dari hasil penelitian beberapa para ahli dihasilkan beberapa teori sel diantaranya: Sel
berasal dari sel dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sel adalah suatu unit struktural
dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel adalah suatu unit aktifitas Biologi yang dibatasi
oleh membran semipermiabel dan dapat melakukan reproduksi sendiri pada medium di luar
makhluk hidup. Di dalam sel terdapat beberapa bagian diantaranya mitokondria dan kloroplas.
Mitokondria pertama-tama diobservasi oleh Kolliker tahun 1880 pada otot serangga. Ia
mendapati bahwa granula tersebut dapat mengembang dalam air. Pada tahun 1882 Fleming
memberinya nama Fila dan tahun 1890 Altman memberi nama Biobblas. Nama mitokondria
berasal dari Benda (1897-1898) tahun 1948 Hogeboom melihat bahwa mitokondria sebagai
tempat (lokasi) respirasi sel. Nass (1963) membuktikan bahwa di dalam mitokondria terdapat
ADN. Kloroplas merupakan organel yang mengandung klorofil, untuk digunakan pada saat
fotosintesis. Kloroplas dapat memperbanyak dengan membelah diri (replikasi). Kloroplas
mempunyai ADN yang sirkulasi ADN kloroplas berisi informasi genetik untuk pembentukan r
ARN, t ARN (d ARN) untuk pembentukan protein struktural. Kloroplas mempunyai derajat
otonomi karena mempunyai genom tersendiri, tapi pada replikasi dan dan diferensiasinya
sebagian dipengaruhi ADN inti dan sebagian lagi oleh ADN kloroplas. Replikasi dan diferensiasi
kloroplas dipengauhi oleh faktor-faktor lingkungan tertentu seperti cahaya, suhu, regulator
pertumbuhan dan mineral.

Subfraksi Membran Dalam ATP sintetase merupakan kompleks lain pada membran dalam
mitokondria yang terdiri atas 10 polipeptida. Setengahnya merupakan protein intrinsik dan
setengahnya merupakan protein ekstrinsik. Protein intrinsik merupakan agregat yang tidak larut
yang berisi reseptor untuk oligomisin dan disiklo heksilkarbodlimida yang merupakan inhibitor
yang spesifik untuk produksi ATP. Protein ekstrinsik merupakan suatu agregat dari kompleks
tempat terjadi aktivitas ATPase. Jalur-Jalur (pathways) Oksidasi Hidrat Arang Fase-fase oksidasi
hidrat arang adalah :
Glikolisis
Glikolisis terjadi di sitoplasma yang bersifat anaerob selama glikolisis molekul glukosa
dipecah menjadi asam piruvat dan melepaskan energi untuk mensintesis 2 (dua) molekul ATP.
Asam piruvat asetal dehid etil alkohol + energi Asam piruvat dehidrogenaselaktat

asam laktat

+ energi +NADH
Dekarboksilasi Oksidatif
Yaitu asam piruvat masuk ke mitokondria dan diubah menjadi asetil ko A. Disebut
dekarboksilasi oksidatif karena terjadi oksidasi dan kehilangan gugusan karboksil menjadi
karbondioksida
Daur Krebs
Terjadi dalam matriks mitokondria. Daur krebs juga disebut daur asam sitrat atau daur
asam trikarboksilat. Daur krebs dimulai dengan dilepaskannya gugusan asetil dari asetil ko A dan
bereaksi dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat. Rantai Pernafasan dan Fosforilasi
Oksidatif Rantai respirasi yaitu, koenzim yang telah direduksi dioksidasi oleh molekul oksigen
melalui sebuah sistem enzim dan koenzim. Rantai respirasi terjadi pada membran dalam
mitokondria.fosforilasi oksidatif yaitu sintesis ATP pada protein ekstrinsik waktu proses oksidasi.
ADN dan Biogenesis Mitokondria ADN mitokondria Mitokondria berisi ADN yang membentuk
D ARN (M RNA) dan t ARN untuk mensintesis sejumlah protein enzim mitokondria. Tetapi
protein, ribosom, ARN dan ADN polimerase dan enzim-enzim yang penting untuk translasi
sintesisnya ditentukan oleh ADN inti. Jadi dua genom (dari ADN inti dan ADN mitokondria)
bekerja sama untuk membentuk mitokondria yang sempurna struktural dan fungsional.
Biogenesis Mitokondria Berbagai hipotesis tentang bagaimana terjadinya mitokondria di
dalam sel yaitu hipotesi de novo yaitu mitokondria berasal dari yang ada didalam sel itu

sendiri. Hipotesis lain mengatakan bahwa mitokondria berasal dari RE atau membran plasma
yang juga kurang dapat diterima. Hipotesis yang paling banyak diterima adalah mitokondria
berasal dari mitokondria yang telah ada, telah ditemukan pula bahwa berubah memanjang
kemudian memisahkan diri menjadi bagian-bagian kecil (fragmen). Tiap fragmen dapat
membentuk mitokondria baru, selama pembelahan sel mitokondria kelihatan membelah secara
transfersal menjadi dua dan tiap bagian berkembang menjadi mitokondria baru[5].
Pembentukkan Amilum dalam proses reaksi gelap fotosintesis.
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini
tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma.
Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang
berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat
diperlukan bagi reaksi katabolisme. Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa
gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat
kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya
akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan
membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul
beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam
fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat.
Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi.
Fase reduksi,dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian
berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom
3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1
molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa
kemudian masuk ke dalam fase regenerasi.
Fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul
fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus
fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian
kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi gelap.
Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid),

RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6)


Pada tanaman yang mengalami defisiensi unsur tertentu mengakumulasi pati, dan ini
agaknya untuk menghalangi sintesis sukrosa di sitosol atau menurunkan kebutuhan karbohidrat
dalam sel. Akumulasi pati di daun adalah route sekunder dari metabolisme P. Umumnya nampak
nyata

bila

kecepatan

asimilasi

CO2

melebihi

produksi

dan

eksport

sukrosa.

Urutan sintesis pati dari triose fosfat dikloroplas dapat digambarkan sebagai berikut.
Dua molekul triose-P akan mengalami aldolasi oleh enzim aldolase membentuk satu molekul
Fruktose 1.6 bifosfat yang kemudian oleh enzim fructose 1.6 P2 fosfatase dalam kloroplas
dikalalisis menghasilkan Fruktose-6P dan selanjutnya dengan enzim heksosa P isomerase dan
glucose P mutase diubah menjadi glucose 1P. Hal penting ialah bahwa glukosa-P kemudian
diaktivasi oleh ATP (bukan UTP) dengan adanya enzim ADP glukose pirofosforilase,enzim
spesifik di kloroplas menghasilkan ADP glukose dan pirofosfat (Ppi). Terakhir dengan
pemanjangan oligomer glukose oleh penambahan satu molekul glukose pada ikatan (14)
dan eliminasi ADP dan seterusnya untuk menghasilkan pati. Pati inipun lebih lanjut dapat
dimetabolismekan untuk menghasilkan sucrose di sitosol bila kebutuhan karbon di sitosol
melebihi kecepatan asimilasi karbon dioksida. Aliran senyawa karbon di sel mesofil tanaman C3
secara ringkas, enzim yang terlibat :
(1) fruktose1.6 P2 fosfatase,
(2) ADP glukose-pirofosforilase,
(3) fosfofruktokinase,
(4) fosfat translokator,
(5) fruktose 1.6 P2 fosfatase sitosol,
(6) sukrose P sintetase,
(7) sukrose sintetase,
(8) fruktose 6P-PPi fosfotransferase,
(9) fosfofruktose kinase sitosol

Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat


dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil.
Kahadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang tertutup ketas
alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan

aquades panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna
ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu. Dwijoseputro (1986),
menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi berikut:
C5H8O4 + I KI C5H8O4 + I5- + KI
Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit
glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa
(ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-p.
Tentunya warna pada daun yang diuji seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada daun
yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap. Hal ini karena daun yang di beri
perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu (Dwijosapoetro,
1994).
Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukoplas sebagai tempat untuk
menyimpan. Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-1-pospat serta bantuan
enzim berupa posporilase amilum. Molekul glukosa-1-pospat dapat digandeng-gandengkan
dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan itu terlepaslah molekul pospat
(Dwidjoseputro, 1994). menyatakan bahwa setelah semua klorofil larut, semua bagian daun
ditetesi I-KI maka, warna daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal
ini menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam amilum
menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Sedangkan pada daun yang ditutup alumunium foil
akan berwarna coklat. Namun dalam percobaan tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini dikarenakan
larutan IKI yang dipakai sudah tidak berfungsi.
Menurut Salisbury dan Ross (1992) pembentukan pati atau amilum terjadi terutama
melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida
serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG
berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya.
Reaksi berikut merangkum pembentukan pati dari ADPG :
ADP + amilosa kecil (unit n-glukosa) amilosa (lebih besar dengan unit n+1glukosa) + ADP.
Menurut Lakitan (2000) karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati
atau amilum. Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama

secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang mirip UDPG
yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dalam
kloroplas atau plastida lainnya menggunakan Atp dan glukosa-1-p :
(n-glukosa) amilosa (n+1 glukosa) amilosa
ADPG ADP
Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit
glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa,
ADPG. Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan unit glukosa yang
mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan
dari ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Cabang pada
amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh berbagai
isoenzim dari beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim percabangan atau enzim Q.
Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang, menguntungkan fotosintesis dan
translokasi karbohidrat. Sehingga menyebabkan penimbunan satu atau lebih butir pati di
kloroplas dan penyimpanan pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas diuntungkan oleh
cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG secara alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan
dihambat secara alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA agak meningkat saat terang sewaktu
penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena ditambah ADP untuk membentuk
ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury & Ross,1992).
Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi gula tinggi sedangkan kadar
amilum menyusut, bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang berlabihan
menambah kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim.
pH 7 merupakan pH optimal untuk pembentukan gula, sedang gula akan terbentuk menjadi
amilum jika pH sampai dibawan 7 (Kimball, 1989).

Daftar Pustaka
Sasmita, Djamhur Winata.1986. Biologi Sel. Karunika, Jakarta.
Aryulina, Dyah, dkk. 2003. Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Tim penulis Biologi, Biologi SMU kelas 3, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kimball, Jhon. 1983. Biologi jilid I, Erlangga, Jakarta
Pratiwi, D.A, Dkk.1998. Penuntun Biologi, Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai