Chapter II-4-2
Chapter II-4-2
TINJAUAN PUSTAKA
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan darah
oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm hg dan tingkat ini hemoglobinnya
95%. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan. Metabolisme
menembus membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
SISTEM SALURAN PERNAFASAN
antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah menyebabkan karbondioksida berdifusi
kedalam alveolus. Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfir (Price,1994)
Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler
darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak
selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal memiliki cukup
cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal
dan difusi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu
berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung
terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama (Rab,1996).
2. 2. Sistem Pertahanan Paru
Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan
terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana
mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan
humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi
atas(Rab,1996) :
1. Filtrasi udara
Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan :
-
Yang berdiameter 0,5 dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula di
keluarkan bersama sekresi.
2. Mukosilia
Baik mucus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus akan digerakkan oleh
silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mucus ini tergantung
pada kekentalan mucus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin
terganggu oleh iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia.
3. Sekresi Humoral Lokal
zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari :
- Lisozim, dimana dapat melisis bakteri
- Laktoferon, suatu zat yang dapat mengikat ferrum dan bersifat bakteriostatik
- Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan dalam
membunuh virus.
- Ig A yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah terjadinya infeksi
virus. Kekurangan Ig A akan memudahkan terjadinya infeksi paru yang berulang.
4. Fagositosis
Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan kemudian
menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivate monosit berperan
sebagai fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen.
Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah :
- Gerakan mukosiliar.
- Faktor humoral lokal.
- Reaksi sel.
- Virulensi dari kuman yang masuk.
- Reaksi imunologis yang terjadi.
- Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti
alkohol, stress, udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik.
2.3. Sistem Pernafasan
2.3.1. Pengertian Pernafasan
Pernafasan atau ekspirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Syaifuddin,1996).
2.3.2. Fungsi Pernafasan
Fungsi pernafasan adalah
1. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh
tubuh).
3. dan melembabkan udara (Syaifuddin, 1996)
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung di
alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya aliran
udara timbal balik (pernafasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam
darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas dan uap yang
terhirup paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan berbahaya lewat
udara pada paparan kerja (WHO, 1993).
Proses sistem pernafasan atau sistem respirasi berlangsung dengan beberapa tahap
yaitu :
1. Ventilasi yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru.
2. Pertukaran gas dalam alveoli dan darah atau disebut pernapasan luar.
3. Transportasi gas melalui darah.
4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan atau disebut pernapasan
dalam.
5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang disebut
pernapasan seluler.
2.3.3. Mekanisme Kerja Sistem Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :
1. Inspirasi (menarik napas)
2. Ekspirasi (menghembus napas)
Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra pulmonal
(intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa, tekanan ini
berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi dalam tekanan intra
alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra pulmonal pada waktu
inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot
inspirasi.
Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan intra
pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar paru.
Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi bila volume rongga paru mengecil
akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis jaringan paru.
Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi. Pada proses ekspirasi
biasa tekanan intra alveoli berkisar antara + 1 mmHg sampai dengan + 3 mmHg
(Alsagaff, 2002).
Bahan yang dapat mengganggu sistem pernapasan adalah bahan yang mudah
menguap dan terhirup saat kita bernafas. Tubuh memiliki mekanisme pertahanan untuk
mencegah masuknya lebih dalam bahan yang dapat mengganggu sistem pernapasan, akan
tetapi bila berlangsung cukup lama maka sistem tersebut tidak dapat lagi menahan
masuknya bahan tersebut ke dalam paru-paru.
Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk atau spasme laring
(penghentian napas), bila zat-zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dapat menyebabkan
bronchitis kronik, edema paru atau pneumonitis. Para pekerja menjadi toleran terhadap
paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mucus, suatu mekanisme
yang khas pada bronchitis dan juga terlihat pada perokok tembakau (WHO, 1995).
2.3.4. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Fungsi Pernapasan
Gangguan pada fungsi pernapasan di tandai dengan keluhan-keluhan utama
berupa : batuk, sesak, batuk darah, nyeri dada (Danusantoso, 2000).
1. Batuk
Batuk adalah suatu
pernapasan dari sekrit (berupa mucus), bahan nekrotik, benda asing, dan sebagainya.
Refleks ini bisa pula ditimbulkan berbagai rangsangan pada mukosa saluran
pernapasan dan juga dari rangsangan pleura parietalis (Danusantoso, 2000).
Batuk yang menetap cenderung di dapat pada perokok, bronchitis, asma, simesitis,
dan kanker paru (Rab, 1996).
2. Sesak
Keadaan ini merupakan akibat kurang lancarnya pemasukan udara pada saat inspirasi
atau pengeluaran udara saat ekspirasi, yang disebakan oleh adanya penyempitan
ataupun penyumbatan pada tingkat bronkeolus/bronkus/trakea/larings. Sebab lain
adalah karena berkurangnya volume paru yang masih berfungsi
baik, juga
berkurangnya elastis paru, bisa juga karena ekspansi paru terhambat (Danusantoso,
2000).
3. Batuk darah
Adanya lesi saluran pernapasan dari hidungn sampai paru yang juga mengenai
pembuluh darah. Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus memastikan
bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan bawah, dan bukan berasal
dari nasofaring atau gastro instestinal. Dengan perkataan lain bahwa penderita
tersebut benar-benar batuk darah bukan muntah darah (Alsagaff, 2002).
4. Nyeri dada
Keluhan ini dapat bersumber pada pleura parietalis, jantung, mediastinum dan
dinding toraks (Danusantoso, 2000).
Adanya bermacam-macam nyeri dada, nyeri yang terdapat pada sentral dan dada
menunjukkan adanya infeksi pada trakea, nyeri yang terdapat pada samping dada
yang karakteristik seperti ditusuk dan semakin sakit pada inspirasi menunjukkan
adanya pleuritis, nyeri juga dapat disebabkan oleh herpes dan sulit dibedakan dengan
nyeri yang berasal dari serabut saraf kolumna vertebralis, nyeri juga terjadi akibat
fraktur (Rab,1996).
Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan dengan
debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002) menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja seseorang semakin lama terpajan
dengan debu, aerosol dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru.
Alat pelindung diri adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja
terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Alat
yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernafasan dari partikel-partikel berbahaya
yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan. Perlindungan terhadap sistem
pernafasan sangat diperlukan terutama bila tercemar partikel-partikel berbahaya, baik
yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker,
baik yang terbuat dari kain atau kertas wol (Irga, 2009).
Riwayat merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan,
karena asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa
saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam saluran
napas. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan nafas. Perubahan struktur
jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Perubahan struktur
jalan nafas kecil bervariasi dari inflamasi ringan sampai penyempitan dan obstruksi jalan
nafas karena proses inflamasi, hiperplasia sel goblet dan penumpukan secret intraluminar.
Perubahan struktur karena merokok biasanya di hubungkan dengan perubahan/kerusakan
fungsi. Perokok berat dikatakan apabila menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok
sehari, memiliki resiko memperpendek usia harapan hidupnya 0,9 tahun lebih cepat
ketimbang perokok yang menghabiskan 20 batang sigaret sehari (Antaruddin, 2003).
5. Opsis
Debu atau partikel basah atau lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang
dapat terlihat dalam kamar gelap.
2.5. Hubungan Debu Padi Dengan Gejala Gangguan Fungsi Paru
Debu kilang padi menurut asalnya terdiri dari 2 macam yaitu debu yang berasal
dari biji padi dan debu yang berasal dari biji beras. Debu yang berasal dari biji padi sudah
terdapat di udara sebelum di sentuh oleh mesin sewaktu dituang kedalam corong
penggilingan. Debu yang berasal dari biji beras partikel-partikelnya terbentuk dari proses
penggilingan, lalu menyebar di udara sewaktu pindah tempat (Anonim,2006).
Debu padi bersifat respirable dimana mempunyai ukuran yang dapat terhirup dan
masuk ke dalam saluran pernapasan. Lambat laun debu yang masuk ke dalam saluran
pernapasan tersebut akan mengganggu kesehatan karena dapat tertahan pada saluran
pernapasan itu sendiri. Debu tersebut juga akan tertimbun mulai dari bronkhiolus
terminalis atau saluran napas kecil paling ujung sampai ke alveoli atau gelumbunggelembung udara yang merupakan akhir dari saluran pernapasan (Suzaina, 2006).
Meskipun bahaya kesehatan paru pekerja disebabkan oleh debu biji-bijian dari
hasil pertanian yaitu padi telah dikenal secara dini, tetapi penanggulangannya tidak
diperhatikan secara baik. Pemeriksaan terhadap bahaya-bahaya kesehatan paru pada
pertanian telah jauh ketinggalan dibanding bahaya-bahaya industri baja dan industriindustri lainnya. Masalah klinis pada pekerja-pekerja pertanian saat ini adalah masalah
penyakit saluran pernapasan. Gangguan pernapasan pada pekerja kilang padi seharusnya
perlu mendapat perhatian, karena penyakit tersebut dapat di cegah, namun karena
keuntungan-keuntungan sosial ekonomi, hal tersebut terabaikan (Antaruddin, 2003)
Sumber : Ikawati,2009.
1. Volume Paru
Ada empat volume paru yang bila dijumlahkan sama dengan volume maksimal
paru yang mengembang (Syaifuddin, 2009).
1. Volume Tidal (VT) : merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan disetiap pernapasan normal, jumlahnya 500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi : merupakan volume tambahan udara yang dapat
diinspirasikan di atas volume tidl normal, jumlahnya 3000 ml.
3. Volume Cadangan Ekspirasi : merupakan jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi tidal yang jumlah normalnya 1100 ml.
4. Volume Sisa : volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah
ekspirasi kuat, volume ini 1200 ml.
2. Kapasitas Paru
Dalam peristiwa siklus paru-paru diperlukan menyatukan dua volume atau lebih
kombinasi seperti ini disebut kapasitas paru-paru. Jenis kapasitas paru-paru ada empat
yaitu kapasitas inspirsi, kapasitas fungsional, kapasitas vital dan kapasitas total paru
(Syaifuddin, 2009).
1. Kapasitas Inspirasi : merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang
mulai pada tingkat normal dan mengembangkan paru-parunya sampai jumlah
maksimum.
2. Kapasitas Fungsional : merupakan jumlah udara yang tersisa didalam paru-paru
pada akhir ekspirasi normal 2300 ml.
3. Kapasitas Vital : merupakan jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari
paru-paru setelah mengisi sampai batas maksimum dan kemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya 4600 ml.
4. Kapasitas Total Paru : volume maksimum pengembangn paru-paru dengan usaha
inspirasi yang sebesar-besarnya 5800 ml.
2.6.2. Test Fungsi Paru
Pada test ini digunakan alat spirometer yang dapat menggambarkan fungsi paru
(Somantri 2009).
1. Isi Alun Napas (Tidal volume TV)
Merupakan volume udara yang masuk dan keluar paru pada pernapasan biasa
ketika dalam keadaan istirahat (N = 500 ml).
Debu Kilang
Padi
Karekterisrik Pekerja:
1. Umur
2. Masa kerja
3. APD
4. Riwayat merokok
5. Riwayat penyakit
Fungsi Paru
Pekerja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sepuluh kilang padi, penulis hanya meneliti 4 kilang padi saja
sehungan dengan kesediaan kilang padi yang mau diteliti serta keterbatasan waktu dan
biaya dengan jumlah pekerja sebanyak 35 orang yaitu :
1. Kilang Padi Mampe Tua = KP I dengan jumlah pekerja = 8 orang
2. Kilang Padi Horas
3. Kilang Padi RM
sedalam-dalamnya
dan
buang
napas
dengan
cara
cepat
dan
Restriktif (%)
80
a. Normal
Obstruktif (%)
75
b. Ringan
60
79
60 74
c. Sedang
30
59
30 59
d. Berat
< 30
< 30
yang
diperoleh
dikelompokkan
kedalam
tabel
distribusi
dengan
menggunakan kankomputer SPSS untuk melihat gambaran fungsi paru pekerja dan
disajikan secara deskriftif.