Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN ARUS PADA SENYAWA K3Fe(CN)6

MENGGUNAKAN METODE VOLTAMETRI SIKLIK

Shofi Fajriah Ilmi1, Ika Rachmawati2, Zulhan Arif M.Si3


Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga-Indonesia
Abstrak
Elektroda pasta karbon telah banyak digunakan dalam pengukuran kadar suatu
sampel dalam larutan dengan menggunakan voltametri. Pada percobaan ini telah dibuat
elektroda pasta karbon untuk pengukuran larutan K3Fe(CN)6 menggunakan teknik voltametri
siklik, digunakan larutan elektrolit KCl. Dari percobaan diperoleh parameter yang baik
untuk pengukuran volatmetri siklik ini yaitu daerah pemayaran -0,5-1 V, kecepatan
pemayaran pada kecepatan 100 mV/s, dan konsentrasi analat sebesar 0,1000 M.

Pendahuluan
Metode yang digunakan untuk menganalisis sampel saat ini sangat beragam. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sampel yang diteliti. Dalam elektroanalisis
dipelajari cara-cara analisis sampel dengan metode pendekatan menggunakan teknik elektro.
Salah satu metode yang ada di dalamnya ialah metode voltametri. Voltametri adalah metode
elektrokimia yang mengamati kelakuakn arus- potensial. Potensial divariasi secara sistematis
dari spesi kimia yang mengalami oksidasi- reduksi di permukaan elektroda. Arus yang
dihasilkan sebanding dengan konsentrasi spesi kimia di dalam larutan. Semua unsur yang
dapat mengalami oksidasi reduksi di permukaan elektroda dapat dianalisis secara voltametri.
Keunggulan voltametri dibandingkan metode lainnya adalah penyediaan cuplikan
yang sederhana dan waktu analisis yang cepat. Penyediaan cuplikan yang diperlukan
biasanya hanya pelarutan tanpa pemekatan dan pemisahan unsur- unsur mayornya, sehingga
mengurangi sumber kesalahan dengan batas deteksi sampai 0,1 g/L dengan peralatan yang
tidak begitu mahal (Adrian 1995). Namun tetap saja ada kekurangan yaitu dalam analisis
biasanya analisis voltametri berasal dari dekomposisi tidak sempurna sehingga masih ada
ion- ion yang tidak dalam keadaan bebas, masih terikat dengan matriks sehingga tidak dapat
terdeteksi. Pelarutan dan dekomposisi bahan biasa dilakukan dengan campuran asam kuat
dengan hidrogen peroksida (Iswani 2002)
Sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda
pembanding dimana ketiganya tercelup dalam sel voltametri yang berisi larutan sampel
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Skema sel voltametri


Potensial luar (V) diberikan antara elektroda kerja dan elektroda pembanding. Bila ada reaksi
oksidasi maupun reduksi pada elektroda kerja, arus yang dihasilkan dilewatkan ke elektroda
pembantu, sehingga reaksi yang terjadi pada elektroda pembantu akan berlawanan dengan
reaksi yang terjadi pada elektroda kerja.
Voltametri siklik adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi
kualitatif tentang reaksi elektrokimia. Voltametri siklik merupakan suatu metode pengukuran
elektrokimia potensiodinamik. Bentuk gelombang potensial yang digunakan pada analisis
elektrokimia merupakan bentuk gelombang linear, yaitu potensial yang secara kontinyu
diubah sebagi fungsi linear terhadap waktu. Volatmetri siklik dilakukan dengan memayar
potensial dari V1 ke V2 dan mengembalikannya ke V1 pada kecepatan payar tertentu.

Gambar 2 Profil waktu vs tegangan pada voltametri siklik


Hasil pengukuran voltametri siklik dapat digunakan untuk menentukan sifat
termodinamika proses redoks, sifat kinetik reaksi transfer elektron dan reaksi adsorpsi. Scan
potensial dan kurva yang dihasilkan pada voltametri siklik ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Ilustrasi arus oksidasi dan reduksi, potensial puncak oksidasi dan reduksi.

Elektroda pasta karbon merupakan elektroda murah yang permukaannya dapat


diperbaharui sehingga modifikasi elektroda pasta karbon banyak dipilih sebagai elektroda
pengganti raksa Elektroda pasta karbon dapat dimodifikasi dengan mencampurkan modifier
sebagai salah satu bahan elektroda (bulk modified) maupun dengan melapisi permukaan
elektroda dengan film tipis dari modifier/surface modifier (Widodo dkk 2006).
Prosedur percobaan
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah software E-Chem, labu takar, gelas
piala, dan seperangkat alat gelas. Bahan yang digunakan meliputi grafit, parafin, lempeng
tembaga, elektroda reference, elektroda pembantu, KCl 1 M dan K3Fe(CN)6 .
Metode
Pembuatan elektrode pasta karbon
Ditimbang grafit sebanyak 70 mg dan dicampurkan dengan parafin cair 30 mg dalam
wadah kecil, lalu dipindahkan ke dalam mortar dan digerus hingga membentuk pasta yang
homogen (penggerusan dilakukan selama kurang lebih 30 menit). Sebuah tabung kaca dengan
diameter 2.5 mm digunakan sebagai badan elektrode. Kawat tembaga digunakan sebagai
penghubung elektrode ke sumber listrik dimasukkan ke dalam tabung hingga tersisa ruang
kosong sekitar 3 mm pada ujung tabung (untuk merekatkan kawat dengan tabung digunakan
lem lilin). Kemudian pasta dimasukkan ke ujung tabung tersebut hingga penuh dan padat.
Permukaan elektrode kemudian digosok menggunakan kertas minyak.
Penentuan jendela potensial
Larutan K3Fe(CN)6 dimasukkan ke dalam sel pengukuran. Elektrode kerja karbon
dihubungkan ke penjepit buaya berwarna hijau, elektrode pembanding Ag/AgCl ke penjepit
berwarna kuning, dan elektroda platina dihubungkan ke penjepit berwarna merah. Elektrode
dicelupkan ke dalam larutan dalam sel pengukuran Potensiostat dipastikan telah menyala dan
program Echem dibuka dan dipilih teknik voltametri siklik. Teknik pengukuran diatur
sehingga laju alir menjadi 100 mV/s, jendela potensial diatur dari 0 Volt hingga 1 Volt.
Pengaruh kecepatan payar terhadap arus puncak
Teknik pengukuran diatur dan laju payar divariasikan pada 100 mV/s, 150 mV/s, 200
mV/s, dan 250 mV/s pada jendela potensial yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya.
Pengukuran dilakukan 3 kali ulangan.
Pengaruh konsentrasi analat terhadap arus puncak
Larutan analat dibuat berbagai macam konsentrasi, yaitu 1 mM, 5 mM, dan 8 mM
dari larutan induk 1 mM K3Fe(CN)6 dengan pelarut KCl 1 M. Pengukuran dilakukan pada
jendela potensial dan kecepatan payar yang sesuai. Pengukuran masing-masing konsentrasi
dilakukan 3 kali ulangan. Hasil yang diperoleh diolah dan ditentukan nilai arus oksidasi dan
reduksinya. Selanjutnya voltamogram yang didapatkan diolah dalam software Origin.

Pembahasan
Percobaan ini menggunakan senyawa Fe(CN)63- dengan larutan KCl sebagai larutan
elektrolit. Larutan elektrolit berfungsi sebagai medium penghantar dengan transfer muatan
melalui pergerakan ion-ion elektrolit tersebut. Elektroda yang digunakan pada pengukuran ini
adalah elektroda karbon sebagai elektoda kerja, elektroda Ag/AgCl sebagai elektroda
pembanding, dan elektroda platina sebagai elektroda pembantu. Elektroda karbon yang
digunakan dibuat seteliti mungkin agar memperoleh voltamogram yang baik. Elektroda
pembantu yang digunakan adalah platina (Pt). elektroda padat Pt ini memiliki kelebihan yaitu
dapat digunakan pada daerah potensial yang lebih luas. Platina dapat digunakan pada +1,2 V
(-0,2) Volt (vs EKJ) dalam suasana asam dan +0,7 V 0,1 V dalam suasana basa. Faktorfaktor yang memengaruhi pengukuran ion dengan metode voltametri siklik ini adalah scan
rate, waktu akumulasi, elektroda tidak reproducible, sampling rate dan noise.
Percobaan ini akan menentukan jendela potensial, kecepatan payar, dan konsentrasi
analat terhadap arus puncak. Cara kerja dari voltameter pada percobaan ini adalah dialirkan
gas nitrogen ke dalam larutan selama beberapa saat. Hal ini dilakukan untuk membebaskan
larutan dari oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam larutan akan menyebabkan reaksi
redoks pada permukaan elektroda sehingga akan terlihat puncak-puncak oksigen pada
voltamogram. Puncak- puncak oksigen tersebut akan mengganggu analisis jika memberikan
puncak pada potensial yang mirip dengan potensial analit.
Pengujian awal dilakukan untuk menentukan jendela potensial yang baik pada proses
pengukuran. Penentuan jendela potensial dilakukan untuk mengetahui kisaran jendela
potensial yang cocok untuk pengukuran analit sampel dengan kecepatan payar tertentu. Jika
voltamogram dengan jendela potensial yang telah ditentukan menghasilkan voltamogram
yang terpotong atau tidak membentuk siklik yang baik, maka jendela potensial yang dipakai
tidak cocok (Fatimah & Endarko 2013). Senyawa yang dianalisis adalah Fe(CN) 63- dalam
larutan elektrolit KCl dan diperoleh jendela potensial yang baik pada daerah pemayaran -0,51,0 V ditunujukkan pada Gambar 4.

E(V)

I (A
)

Gambar 4 Voltamogram siklik jendela potensial -0,5-1,0 V larutan KCl 0,1 M

Selanjutanya penentuan kecepatan yang baik pada analisis ini. Digunakan pengujian
kecepatan payar 50 mV/s, 100 mV/s, dan 200 mV/s dan diperoleh kecepatan payar yang
paling baik adalah 100 mV/s. Pengaruh kecepatan payar terhadap arus oksidasi maupun arus
reduksi dapat dilihat dengan seberapa besar arus yang dihasilkan. Kecepatan payar tinggi
akan menghasilkan arus oksidasi dan arus reduksi yang semakin meningkat dan sebanding
dengan jendela potensial yang digunakan pada analisis.
I (A
)
E(V)

Gambar 5 Voltamogram siklik Fe(CN)63- pengaruh kecepatan payar terhadap arus


puncak (B) 50 mV/s (D) 100 mV/s (E) 200 mV/s
Tabel 1 Data arus oksidasi dan arus reduksi pada konsentrasi Fe(CN)63- 0,02 M terhadap
perbedaan laju payar.
Beda payar
(mV/s)
50
100
150
200
250

Arus oksidasi
(A)
52.600
142.680
179.594
206.453
238.805

Arus reduksi
(A)
-121.197
-174.450
-219.523
-250.055
-286.414

300.000
250.000

f(x) = 0.87x + 33.17


R = 0.93

200.000

Arus Oksidasi (A)

150.000
100.000
50.000
0.000
0

50

100 150 200 250 300

Beda payar (mV/s)

Gambar 6 Data arus oksidasi dan arus reduksi pada konsetrasi K3Fe(CN)6 0,02 M terhadap
perbedaan laju payar.

Selanjutnya pengaruh konsentrasi analit terhadap arus puncak dapat juga diamati
secara voltametri siklik pada gambar 7. Perilaku redoks pada senyawa Fe(CN) 63- ini diuji
dengan melihat pengaruh konsentrasi analit terhadap arus oksidasi dan arus reduksi senyawa
tersebut. Arus yang diukur pada analisis voltametri terjadi akibat adanya reaksi redoks pada
permukaan elektroda. Arus oksidasi terbentuk saat potensial dipayar ke nilai yang lebih
positif dan terjadi reaksi oksidasi. Arus oksidasi biasanya bernilai sama dengan arus
reduksinya, pengaruh konsentrasi berbanding lurus terhadap arus reduksi dan arus
oksidasinya. Semakin tinggi konsentrasi senyawa analit maka arus oksidasi dan arus reduksi
semakin tinggi (Taufik 2013).

I (A
)
E(V)

Gambar 7 Voltamogram pengaruh konsentrasi analit terhadap arus (B) Konsentrasi 0,02 M
(D) Konsentrasi 0.04 M (F) Konsentrasi 0,06 M (H) Konsentrasi0,08 M (J)
Konsentrasi 0,10 M
Tabel 2 Data arus oksidasi dan arus reduksi pada kecepatan payar 100 mV/s
[K3Fe(CN)6] (M)
0.0200
0.0400
0.0600
0.0800
0.1000

Arus oksidasi
(A)
102.420
294.359
319.200
456.000
597.600

Arus reduksi
(A)
-124.640
-379.358
-513.200
-652.000
-836.200

300.000
250.000

f(x) = 0.87x + 33.17


R = 0.93

200.000

Arus Oksidasi (A)

150.000
100.000
50.000
0.000
0

50

100

150

200

250

300

Konsentrasi (M)

Gambar 8 Kurva hubungan konsentrasi K3Fe(CN)6 terhadap arus oksidasi pada kecepatan
payar 100 mV/s
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan adalah ketidak homogenan
pencampuran antara pasta karbon dengan parafin, pengisian pasta karbon ke dalam batang
kaca yang tidak rapat dan merata, ketidakstabilan arus listrik yang mengalir pada voltameter
sehingga menghasilkan noise saat pemayaran, dan kontaminasi zat lain pada analat.
Simpulan
Perilaku redoks senyawa K3Fe(CN)6 dapat diamati menggunakan metode voltametri.
Perilaku reaksi redoks senyawa K3Fe(CN)6 terhadap arus puncak diamati dengan variasi
kecepatan payar, dan konsentrasi analat. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa kecepatan payar dan konsentrasi analit berbanding lurus dengan tingginya arus puncak
yang dihasilkan pada anode dan katode.
Daftar Pustaka
Adrian W Bott. 1995. Voltammetry determination of trace concentration of metals
environment. Current Spearation 14(1):1-4.

in the

Fatimah I, Endarko.2013.Fabrikasi dan karakterisasi elektroda untuk system capasitive


deionization (CDI) pada proses desalinasi larutan NaCl dengan metode Freezingthawing Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika 1(02): 137-144.
Iswani. 2002. Preparasi Contoh Lingkungan dan Makanan untuk Mendukung Deteksi Logam
Berat secara Elektrokimia Pelarutan Kembali. Prosiding Pertemuan dan Presentasi
Ilmiah Penelitian Dasar dan Teknologi nuklir, P3TM-BATAN.
Taufik M. 2013. Elektrode Pasta Karbon Termodifikasi Kuersetin untuk Analisis Ion
Tembaga(II) Secara Voltammetri. Bogor (ID): Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Widodo D.S, Kuncaka A, dan Siswanta D. 2006. Sintesis organik dengan pendekatan
elektrokimia : reduksi kurkumin. Jurnal Semnas Kimia. 2(1):13-15.

Anda mungkin juga menyukai