Pendahuluan
Metode yang digunakan untuk menganalisis sampel saat ini sangat beragam. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sampel yang diteliti. Dalam elektroanalisis
dipelajari cara-cara analisis sampel dengan metode pendekatan menggunakan teknik elektro.
Salah satu metode yang ada di dalamnya ialah metode voltametri. Voltametri adalah metode
elektrokimia yang mengamati kelakuakn arus- potensial. Potensial divariasi secara sistematis
dari spesi kimia yang mengalami oksidasi- reduksi di permukaan elektroda. Arus yang
dihasilkan sebanding dengan konsentrasi spesi kimia di dalam larutan. Semua unsur yang
dapat mengalami oksidasi reduksi di permukaan elektroda dapat dianalisis secara voltametri.
Keunggulan voltametri dibandingkan metode lainnya adalah penyediaan cuplikan
yang sederhana dan waktu analisis yang cepat. Penyediaan cuplikan yang diperlukan
biasanya hanya pelarutan tanpa pemekatan dan pemisahan unsur- unsur mayornya, sehingga
mengurangi sumber kesalahan dengan batas deteksi sampai 0,1 g/L dengan peralatan yang
tidak begitu mahal (Adrian 1995). Namun tetap saja ada kekurangan yaitu dalam analisis
biasanya analisis voltametri berasal dari dekomposisi tidak sempurna sehingga masih ada
ion- ion yang tidak dalam keadaan bebas, masih terikat dengan matriks sehingga tidak dapat
terdeteksi. Pelarutan dan dekomposisi bahan biasa dilakukan dengan campuran asam kuat
dengan hidrogen peroksida (Iswani 2002)
Sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda
pembanding dimana ketiganya tercelup dalam sel voltametri yang berisi larutan sampel
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 3 Ilustrasi arus oksidasi dan reduksi, potensial puncak oksidasi dan reduksi.
Pembahasan
Percobaan ini menggunakan senyawa Fe(CN)63- dengan larutan KCl sebagai larutan
elektrolit. Larutan elektrolit berfungsi sebagai medium penghantar dengan transfer muatan
melalui pergerakan ion-ion elektrolit tersebut. Elektroda yang digunakan pada pengukuran ini
adalah elektroda karbon sebagai elektoda kerja, elektroda Ag/AgCl sebagai elektroda
pembanding, dan elektroda platina sebagai elektroda pembantu. Elektroda karbon yang
digunakan dibuat seteliti mungkin agar memperoleh voltamogram yang baik. Elektroda
pembantu yang digunakan adalah platina (Pt). elektroda padat Pt ini memiliki kelebihan yaitu
dapat digunakan pada daerah potensial yang lebih luas. Platina dapat digunakan pada +1,2 V
(-0,2) Volt (vs EKJ) dalam suasana asam dan +0,7 V 0,1 V dalam suasana basa. Faktorfaktor yang memengaruhi pengukuran ion dengan metode voltametri siklik ini adalah scan
rate, waktu akumulasi, elektroda tidak reproducible, sampling rate dan noise.
Percobaan ini akan menentukan jendela potensial, kecepatan payar, dan konsentrasi
analat terhadap arus puncak. Cara kerja dari voltameter pada percobaan ini adalah dialirkan
gas nitrogen ke dalam larutan selama beberapa saat. Hal ini dilakukan untuk membebaskan
larutan dari oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam larutan akan menyebabkan reaksi
redoks pada permukaan elektroda sehingga akan terlihat puncak-puncak oksigen pada
voltamogram. Puncak- puncak oksigen tersebut akan mengganggu analisis jika memberikan
puncak pada potensial yang mirip dengan potensial analit.
Pengujian awal dilakukan untuk menentukan jendela potensial yang baik pada proses
pengukuran. Penentuan jendela potensial dilakukan untuk mengetahui kisaran jendela
potensial yang cocok untuk pengukuran analit sampel dengan kecepatan payar tertentu. Jika
voltamogram dengan jendela potensial yang telah ditentukan menghasilkan voltamogram
yang terpotong atau tidak membentuk siklik yang baik, maka jendela potensial yang dipakai
tidak cocok (Fatimah & Endarko 2013). Senyawa yang dianalisis adalah Fe(CN) 63- dalam
larutan elektrolit KCl dan diperoleh jendela potensial yang baik pada daerah pemayaran -0,51,0 V ditunujukkan pada Gambar 4.
E(V)
I (A
)
Selanjutanya penentuan kecepatan yang baik pada analisis ini. Digunakan pengujian
kecepatan payar 50 mV/s, 100 mV/s, dan 200 mV/s dan diperoleh kecepatan payar yang
paling baik adalah 100 mV/s. Pengaruh kecepatan payar terhadap arus oksidasi maupun arus
reduksi dapat dilihat dengan seberapa besar arus yang dihasilkan. Kecepatan payar tinggi
akan menghasilkan arus oksidasi dan arus reduksi yang semakin meningkat dan sebanding
dengan jendela potensial yang digunakan pada analisis.
I (A
)
E(V)
Arus oksidasi
(A)
52.600
142.680
179.594
206.453
238.805
Arus reduksi
(A)
-121.197
-174.450
-219.523
-250.055
-286.414
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0
50
Gambar 6 Data arus oksidasi dan arus reduksi pada konsetrasi K3Fe(CN)6 0,02 M terhadap
perbedaan laju payar.
Selanjutnya pengaruh konsentrasi analit terhadap arus puncak dapat juga diamati
secara voltametri siklik pada gambar 7. Perilaku redoks pada senyawa Fe(CN) 63- ini diuji
dengan melihat pengaruh konsentrasi analit terhadap arus oksidasi dan arus reduksi senyawa
tersebut. Arus yang diukur pada analisis voltametri terjadi akibat adanya reaksi redoks pada
permukaan elektroda. Arus oksidasi terbentuk saat potensial dipayar ke nilai yang lebih
positif dan terjadi reaksi oksidasi. Arus oksidasi biasanya bernilai sama dengan arus
reduksinya, pengaruh konsentrasi berbanding lurus terhadap arus reduksi dan arus
oksidasinya. Semakin tinggi konsentrasi senyawa analit maka arus oksidasi dan arus reduksi
semakin tinggi (Taufik 2013).
I (A
)
E(V)
Gambar 7 Voltamogram pengaruh konsentrasi analit terhadap arus (B) Konsentrasi 0,02 M
(D) Konsentrasi 0.04 M (F) Konsentrasi 0,06 M (H) Konsentrasi0,08 M (J)
Konsentrasi 0,10 M
Tabel 2 Data arus oksidasi dan arus reduksi pada kecepatan payar 100 mV/s
[K3Fe(CN)6] (M)
0.0200
0.0400
0.0600
0.0800
0.1000
Arus oksidasi
(A)
102.420
294.359
319.200
456.000
597.600
Arus reduksi
(A)
-124.640
-379.358
-513.200
-652.000
-836.200
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0
50
100
150
200
250
300
Konsentrasi (M)
Gambar 8 Kurva hubungan konsentrasi K3Fe(CN)6 terhadap arus oksidasi pada kecepatan
payar 100 mV/s
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan adalah ketidak homogenan
pencampuran antara pasta karbon dengan parafin, pengisian pasta karbon ke dalam batang
kaca yang tidak rapat dan merata, ketidakstabilan arus listrik yang mengalir pada voltameter
sehingga menghasilkan noise saat pemayaran, dan kontaminasi zat lain pada analat.
Simpulan
Perilaku redoks senyawa K3Fe(CN)6 dapat diamati menggunakan metode voltametri.
Perilaku reaksi redoks senyawa K3Fe(CN)6 terhadap arus puncak diamati dengan variasi
kecepatan payar, dan konsentrasi analat. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa kecepatan payar dan konsentrasi analit berbanding lurus dengan tingginya arus puncak
yang dihasilkan pada anode dan katode.
Daftar Pustaka
Adrian W Bott. 1995. Voltammetry determination of trace concentration of metals
environment. Current Spearation 14(1):1-4.
in the