Anda di halaman 1dari 7

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan
A) Latar Belakang .....................................................................................1
B) Tujuan ........................................................................................................2
C) Rumusan Masalah ..................................................................................2
Bab II : Pembahasan
A) Pengertian Perkawinan Beda Kewarganegaraan ......................................3
B) Pelaksanaan Perkawinan Beda Kewarganegaraan .....................................4
Bab III : Penutup
A)
B)
C)
D)

Kesimpulan ...............................................................................................10
Saran .................................................................................................10
Daftar Pustaka .....................................................................................11
Tanya Jawab .............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang Masalah


Dalam era globalisasi ini, Indonesia mengalami perkembangan diberbagai

bidang, seperti perkembangan di bidang politik, sosial, budaya, ekonomi,


pertahanan dan keamanan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
bidang-bidang lainnya. Sehingga dengan adanya hal tersebut mengakibatkan
banyaknya warga negara asing dapat menetap di Indonesia dan begitu pula
sebaliknya. Dengan menetapkan warga negara asing di Indonesia akan terjadi
percampuran kebudayaan, demikian pula dengan warga Indonesia yang tinggal
diluar negeri, antara satu dengan yang lainnya akan terjalin suatu hubungan
emosional dan tumbuhlah benih kasih sayang atau cinta diantara mereka sehingga
timbul keinginan dalam hati mereka untuk meneruskan hubungannya sampai pada
perkawinan. Tidak sedikit warga negara asing yang melakukan perkawinan
dengan warga negara Indonesia meskipun berbeda kewarganegaraan. Setiap orang
mempunyai hak untuk melakukan perkawinan, membentuk rumah tangga yang
bahagia, dan melanjutkan keturunan.
Dewasa ini banyak terjadi perkawinan campuran di Indonesia. Pengertian
Perkawinan Campuran menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974
dalam pasal 57 adalah "Perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk
pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu
pihak berkewarganegaraan Indonesia". Untuk dapat melangsungkan perkawinan
campuran diperlukan syarat-syarat menurut undang-undang No. 1 Tahun 1974
(UUP). Perkawinan campuran diatur dalam BAB XII bagian ketiga dari pasal 57
sampai dengan pasal 62 UUP. Akibat hukum perkawinan campuran dapat
berdampak

terhadap

status

kewarganegaraan

suami

istri

dan

status

kewarganegaraan ibunya. Akibat hukum yang lain dari perkawinan campuran di


Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia dapat dianalogikan dengan akibat
perkawinan yang diatur dalam pasal 30 sampai dengan pasal 36 UUP.
1
B.

Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian perkawinan campuran/ beda negara


2. Memahami status anak dalam perkawinan beda kewarganegaraan
3. Mengetahui beberapa undang-undang yang mengatur tentang perkawinan
beda kewarganegaraan
C.

Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pengertian campuran ?
2. Bagaimana status anak dalam perkawinan beda kewarganegaraan ?
3. Apa saja undang-undang yang mengatur tentang perkawinan beda
kewarganegaraan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Perkawinan Beda Kewarganegaraan


Peraturan mengenai perkawinan campuran atau disebut juga perkawinan

beda kewarganegaraan yang pertama kali diatur dalam Staatsblaad tahun 1898
No.158 yang dikenal dengan nama Regeling Op De Gemengde Huwelijken (yang
disingkat GHR).
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 57 yang dimaksud
dengan perkawinan campuran ialah Perkawinan antara dua orang yang di
Indonesia

tunduk

pada

hukum

yang

kewarganegaraan dan salah satu pihak

berlainan,

karena

perbedaan

berkewarganegaraan Indonesia.

Menurut Pasal 58 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dikatakan bahwa bagi


orang-orang yang berlainan kewarganegaraan yang melakukan perkawinan
campuran, dapat memperoleh kewarganegaraan dari suami/istrinya dan dapat
pula kehilangan kewarganegaraan, menurut cara-cara yang telah ditentukan
dalam Undang-undang Kewarganegaraan (Asmin, 1986 : 9 ).
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalan perkawinan campur adalah
perkawinan dilakukan di wilayah hukum Indonesia dan masing-masing tunduk
pada hukum yang berlainan karena perbedaaan kewarganegaraan, yang salah satu
pihak harus warga negara Indonesia. Menurut Undang-undang kewarganegaraan
di dalam Undang-Undang Kewarganegaraan No.12 Tahun 2006 antara lain berisi
ketentuan sebagai berikut:
Pasal 26 (1) : Perempuan warga negara indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia jika
menurut hukum negara asal suaminya. Kewarganegaraan isteri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.
Pasal 26 (2) : Laki-laki warga negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan republik Indonesia jika
menurut Hukum asal Negara Istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti
kewarganegaraan istri sebagai perkawinan tersebut.
3
Perkawinan canpur yang dilangsungkan di indonesia dilakukan menurut
Undang-undang Perkawinan ini ,Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 59 (2)

Perkawinan campuran itu tidak dapat dilangsungkan sebelum terbukti bahwa


syarat-syarat perkawinan yang berlaku bagi pihak masing-masing telah di penuhi
(H. Saidus Syahar, 1981 : 18)
BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1. Perkawinan adalah salah satu sisi yang memiliki asas kesatuan hukum,
yaitu paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu.
Sedangkan pengertian perkawinan campuran menurut Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 pasal 57 yang dimaksud dengan perkawinan
campuran ialah Perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk
pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah
satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.
2. Seorang anak dari perkawinan campuran diberi kebebasan untuk memilih
kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan dalam
waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin. Undang-undang yang membahas tentang
diperbolehkannya kewarganegaraan ganda bagi anak hasil perkawinan
beda kewarganegaraan tercantum dalam UU Kewarganegaraan No. 12
Tahun 2006. Hal ini dalam rangka memecahkan masalah dalam
perkawinan beda kewarganegaraan, jadi anak yang lahir dapat diakui
sebagai warga negara Indonesia.
3. Undang-undang

yang

mengatur

tentang

perkawinan

beda

kewarganegaraan diatur dengan UU Nomor 1 Tahun 1974 pasal 57,


Undang-Undang Kewarganegaraan No.12 Tahun 2006, UU No. 62 Tahun
1958
B.

Saran

Demikian makalah yang kami buat. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi
contoh bagi penulis lain dalam tema / judul serupa. Sara dan kritik dari pembaca
sangat berguna agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Asmin. 1986. Status Perkawinan Antar Agama Ditinjau Dari Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974. Jakarta : Dian Rakyat.
Hadikusuma, Hilman. 1990. Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta: Mandar
maju.
Soetoprawiro, Koerniatmanto. 1996. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumarsono,S dan H. Mansyur. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.S
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : UNY Press.
Syahar, H. Saidus. 1981. Undang-Undang Perkawinan dan Masalah
Pelaksanaannya Ditinjau dari Segi Hukum Islam. Bandung: Alumni.
UUD 1945 Hasil Amandemen. 2002. Jakarta : Sinar Grafika.

11

Anda mungkin juga menyukai