KATA PENGANTAR
Kelautan
dan
Perikanan,
Universitas
Hasanuddin,
Makassar,
yang
mengambil mata kuliah Iktiologi. Penulis mengakui bahwa bahan ajar ini belum
mampu menjawab seluruh permasalahan yang berkaitan dengan Iktiologi. Namun
demikian,
bahan
ajar
ini
diharapkan
dapat
membantu
mahasiswa
untuk
mengucapkan
terima
kasih
yang
sebesar-sebesarnya
kepada
karena
terbitnya
buku
ajar
ini
merupakan
bantuan
yang
diberikan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
halaman
vii
viii
I.
PENDAHULUAN
II.
IKAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
III.
IV.
V.
Sasaran Pembelajaran
Pengertian Iktiologi
Nomenklatur / Tata Nama
Kedudukan Ikan dalam Dunia Hewan
Jumlah Spesies Ikan
Distribusi Ikan
Daerah Distribusi Ikan-ikan di Indonesia
Sistem Klasifikasi Ikan
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
9
9
10
14
15
19
23
26
29
30
MORFOLOGI IKAN
32
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
32
32
34
38
43
48
50
55
55
Sasaran Pembelajaran
Bagian-bagian Tubuh Ikan
Bentuk-bentuk Tubuh Ikan
Kepala Ikan
Badan Ikan
Anggota Gerak
Ekor Ikan
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
57
A.
B.
C.
D.
E.
57
57
64
71
72
Sasaran Pembelajaran
Morfometrik
Meristik
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
IDENTIFIKASI
74
A.
B.
C.
D.
E.
VI.
VII.
IX.
X.
halaman
74
74
79
79
ANATOMI IKAN
82
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
82
82
85
85
87
89
Sasaran Pembelajaran
Pengertian Anatomi
Prosedur Pembedahan
Istilah-istilah Anatomi
Gelembung Berenang
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka89
SISTEM INTEGUMEN
A.
B.
C.
D.
E.
VIII.
Sasaran Pembelajaran
Identifikasi
Catatan
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka79
Sasaran Pembelajaran
Kulit dan Derivat Kulit
Ikan Beracun
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
90
90
90
96
99
100
101
A.
B.
C.
D.
E.
101
101
109
111
111
Sasaran Pembelajaran
Otot atau Urat Daging Ikan
Sistem Rangka
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
SISTEM PENCERNAAN
116
A.
B.
C.
D.
E.
116
116
121
122
122
Sasaran Pembelajaran
Alat Pencernaan
Sistem Pencernaan
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
SISTEM PERNAPASAN
124
A.
B.
C.
D.
E.
124
124
126
128
128
Sasaran Pembelajaran
Organ Pernapasan
Organ Pernapasan Tambahan
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
vi
XI.
XII.
XIII.
Sasaran Pembelajaran
Jantung
Darah
Saluran Pembuluh Darah
Limfa (Lien)
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
halaman
132
132
132
134
134
141
141
141
SISTEM UROGENITAL
143
A.
B.
C.
D.
E.
143
143
144
150
150
Sasaran Pembelajaran
Sistem Uropoetica (Sistem Ekskresi)
Sistem Genitalia (Sistem Kelamin)
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
SISTEM SARAF
151
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
151
151
151
152
157
158
158
Sasaran Pembelajaran
Sistem Saraf
Jenis-jenis Saraf
Otak
Saraf Cranial
Soal-soal Latihan
Daftar Pustaka
LAMPIRAN (Glosarium)
160
vi
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
halaman
Jumlah peserta mata kuliah Iktiologi pada Semester Awal
tahun akademik 2010/2011 dan 2011/2012
17
4.
23
5.
63
99
6.
Vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
halaman
1.
16
2.
20
3.
22
4.
24
5.
33
6.
35
7.
37
8.
39
9.
Bentuk-bentuk mulut
40
10.
40
11.
42
12.
42
13.
44
14.
46
15.
47
16.
49
17.
51
18.
52
19.
52
20.
54
21.
60
Ix
Nomor
halaman
22.
61
23.
Jari-jari sirip
65
24.
67
25.
67
26.
67
27.
70
28.
70
29.
83
30.
84
31.
86
32.
88
33.
Gelembung berenang
88
34.
92
35.
93
36.
Jari-jari sirip
95
37.
103
38.
104
39.
105
40.
105
41.
106
42.
106
43.
107
44.
107
45.
108
x
Nomor
halaman
46.
108
47.
112
48.
112
49.
113
50
113
51
114
52.
114
53.
118
54.
118
55.
119
56.
119
57.
120
58.
125
59.
125
60.
125
61.
127
62.
127
63.
129
64.
129
65.
130
66.
133
67.
133
68.
135
69.
135
xi
Nomor
70.
halaman
Sistem peredaran darah pada organ dalam bagian kiri ikan
Osteichthyes
136
136
72.
137
73.
137
74.
138
139
140
77.
146
78.
147
79.
149
80.
153
81.
155
82.
83.
71.
75.
76.
155
156
xii
I. PENDAHULUAN
Perikanan, dan Sosial Ekonomi Perikanan; dan mata kuliah Iktiologi Fungsional (3
sks) yang wajib diikuti oleh mahasiswa dari Prodi MSP dan Budidaya Perairan.
Sejak Semester Awal Tahun Akademik 2010/2011, mata kuliah ini wajib diberikan
kepada seluruh mahasiswa di FIKP. Jumlah peserta mata kuliah Iktiologi dua
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1.
Semester
Awal
tahun
Awal 2011/2012
50
35
56
34
28
203
akibat jumlah peserta yang cukup banyak pada setiap kelas (lebih dari 40 orang)
maka efektivitas proses pembelajaran menjadi berkurang. Oleh karena itu, agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif diperlukan sarana penunjang,
satu di antaranya adalah buku ajar. Buku ajar yang diberikan dapat menjadi salah
satu bahan acuan mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata
kuliah Iktiologi.
Adanya buku ajar Iktiologi dapat membantu mahasiswa untuk memahami
proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menambah wawasannya
terhadap Iktiologi. Keberadaan buku ajar Iktiologi
juga dapat menciptakan
interaksi yang lebih intens antara mahasiswa dan dosen sehingga proses
pembelajaran berlangsung lebih efektif. Materi yang tercantum di dalam buku ajar
disesuaikan
dengan
Garis-garis
Besar
Rencana
Pembelajaran
mata
kuliah
tersebut (Tabel 2).
Tabel 2.
2. Program Studi
3. Nama Mata kuliah
4. Kode Mata kuliah
5. Semester
6. Prasyarat dari Mata kuliah
7. Nama Dosen
:
:
:
:
:
:
8. Kategori Kompetensi
Minggu
Ke
1, 2,
dan 3
Sasaran Pembelajaran
Agar mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan
pengertian iktiologi, ikan,
sistematika, nomenklatur / tata
nama, kedudukan ikan di
dalam dunia hewan, jumlah
spesies ikan, distribusi ikan,
dan sistematika ikan
Strategi
Kriteria Penilaian
Pembelajaran
Pengertian iktiologi
Ceramah dan Ketepatan dalam menyebutkan
diskusi
ruang lingkup iktiologi,
Nomenklatur /
nomenklatur, kedudukan ikan
Tatanama
dalam dunia hewan, jumlah
Kedudukan ikan
spesies ikan di dunia,
dalam dunia hewan
pengertian dan teori distribusi,
Jumlah spesies ikan
faktor-faktor penghalang
Distribusi ikan
distribusi, dan distribusi ikan di
Daerah distribusi ikanIndonesia
ikan di Indonesia
Sistem klasifikasi ikan
Materi Pembelajaran
Bobot
Nilai (%)
20
- Bagian-bagian tubuh
ikan
- Bentuk-bentuk tubuh
ikan
- Kepala ikan
- Badan ikan
- Anggota gerak
- Ekor ikan
- Morfometrik
- Meristik
Ceramah dan
diskusi
10
Ceramah dan
diskusi
10
- Identifikasi
- Kunci identifikasi
- Hirarki taksonomi
Ceramah dan
diskusi
10
Minggu
Ke
Sasaran Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Strategi
Pembelajaran
Kriteria Penilaian
Bobot
Nilai (%)
7
8
10
11
- Istilah-istilah anatomi
- Gelembung berenang
Ceramah dan
diskusi
10
- Kulit
- Derivat-derivat kulit
- Ikan beracun
Ceramah dan
diskusi
- Otot
- Sistem rangka
Ceramah dan
diskusi
10
- Alat pencernaan
- Sistem pencernaan
Ceramah dan
diskusi
Minggu
Ke
Sasaran Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Strategi
Pembelajaran
Kriteria Penilaian
Bobot
Nilai (%)
organ-organ pencernaan
beserta modifikasinya, serta
fungsi kelenjar pencernaan
12
13
14
15
16
- Sistem pencernaan
- Organ pernapasan
- Alat pernapasan
tambahan
Ceramah dan
diskusi
- Sistem peredaran
- darah
- Jantung
Ceramah dan
diskusi
- Sistem urogenital
- Ginjal
- Gonad
Ceramah dan
diskusi
- Sistem saraf
- Otak
Ceramah dan
diskusi
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.
Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Sistematika Dasar. Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown Company Publishers, Dubuque, Iowa.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi.
Periplus Editions Limited, Hong Kong.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New
York.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey.
Nikolsky, C.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta, Jakarta.
Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran Sistematika Ikan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy. Second edition. W. H. Freeman and Company, San
Francisco.
II. IKAN
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
pengertian
iktiologi,
dan
menjelaskan
kedudukan
ikan
mahasiswa
mampu
memahami
di
B. Pengertian Iktiologi
Iktiologi merupakan cabang dari Ilmu Hayat (Biologi), atau secara tepatnya
merupakan
cabang dari
Ilmu
arti
singkat berarti
yaitu
ichthyologia.
iktiologi
berasal
dari
bahasa
Yunani,
Ichthyes berarti ikan, sedangkan logos berarti ajaran atau ilmu. Dengan demikian,
ichthyologi
(iktiologi)
adalah
suatu
ilmu
pengetahuan
yang
khusus
mempelajari
tahun
1985
tentang
Perikanan
yang
ditetapkan
pada
tanggal
19
Juni
1985 tercantum pengertian ikan, yaitu: sumber daya ikan adalah semua jenis ikan
termasuk
biota
perairan
lainnya.
Tanggal
Oktober
2004
ditetapkan
Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Pada Bab I
Ketentuan
Umum,
Bagian
Kesatu,
Pasal
ayat
undang-undang
ini
tercantum
pengertian bahwa ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian
dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Pengertian yang sama
seperti di atas tercantum kembali pada Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Republik
Indonesia
Nomor
Republik
Indonesia
45
tahun
Nomor
31
2009
tentang
tahun
2004
Perubahan
tentang
atas
Undang-undang
Perikanan
yang
ditetapkan
(filum
Coelenterata),
dan
siput,
teripang
kerang,
(filum
dan
cumi-cumi
Echinodermata),
(filum
udang,
Moluska),
kepiting,
dan
rajungan
(kelas
(filum
Crustacea),
Mamalia).
Istilah
ini
bahkan
sering
penyu
dikenal
(kelas
sebagai
Reptilia),
ikan
duyung
menurut
dan
paus
undang-undang.
Arti yang kedua adalah ikan merupakan binatang vertebrata yang berdarah dingin
(poikilotherm),
badannya
hidup
dalam
terutama
menggunakan
lingkungan
menggunakan
insang.
Istilah
air,
sirip,
untuk
arti
pergerakan
dan
yang
dan
umumnya
kedua
ini
kesetimbangan
bernapas
dikenal
dengan
sebagai
ikan
secara taksonomi.
Kata
biasa
sistematika
digunakan
berasal
sebagai
dari
bahasa
suatu
cara
Latin,
atau
yaitu
systema.
sistem
untuk
Kata
systema
mengelompokkan
tumbuhan dan binatang. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Carolus Linnaeus
pada saat menulis bukunya Systema Naturae pada tahun 1773.
Selain
istilah
sistematika,
ini
diusulkan
juga
dikenal
istilah
taksonomi
yang
berasal
dari
Candolle
pada
tahun
1813
yang
dimaksudkan
sebagai
taksonomi
baik
dalam
adalah
istilah
bidang
pengertian
yang
ilmu
yang
sistematika
klasifikasi
telah
disebutkan
digunakan
maupun
tumbuhan
istilah
dan
untuk
di
maka
sistematika
mengklasifikasikan
taksonomi,
hewan.
atas,
dipakai
Selanjutnya,
biota.
Saat
saling
bergantian
iktiologi
sistematika
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jenis dan keanekaragaman
ikan serta segala hubungan di antara mereka.
C. Nomenklatur / Tata-nama
Istilah
nomenklatur
berarti
pemberian
berasal
dari
bahasa
Latin,
yaitu
nomenklatural,
nama/tata-nama/penamaan.
Pada
umumnya
ada
tiga
yang
macam
nama
ilmiah
dari
suatu
binatang
dan
nama
ilmiah
ini
merupakan
Synonym
Synonym
2.
nama
ikan.
umum
Pada
yang
setiap
lazim
negara
digunakan
biasanya
untuk
memiliki
nama
sesuatu
nama-nama
binatang
umum
untuk
sesuatu ikan dan hal ini tergantung kepada bahasa nasional negara tersebut.
Namun
demikian,
seluruh
dunia,
nama-nama
terutama
jika
umum
tersebut
sering
mempergunakan
pula
bahasa
berlaku
Inggris,
untuk
Perancis,
Common name
Scientific name
Common name
nama
daerah
atau
nama
lokal
untuk
sesuatu
binatang
atau
ikan.
11
bervariasi.
Keanekaragaman
nama
lokal
ini
tergantung
kepada
banyak
Nama local
betok
Nama local
(Kalimantan); betrik, boreg (Bandung); puyupuyu ( Padang); bale balang (Makassar), bale
oseng (Bugis).
Sistim
dalam
penamaan
karyanya
modern
Systema
telah
dirintis
Naturae
(edisi
oleh
Carolus
sepuluh,
Linnaeus
1758).
(1707-1778),
Penamaan
ini
menggunakan sistim binomial atau sistim nama dengan memakai dua kata. Kata
pertama
ditujukan
menunjukkan
untuk
sifat
umum
nama
genus
(jamaknya:
dari
binatang
tersebut.
ditujukan untuk
nama
spesies
genera)
Kata
Atropus,
(jamaknya:
yang
ini
maksudnya
selalu
diawali
Barbonymus,
spesies)
untuk
dengan
Channa. Kata
khusus dari binatang tersebut. Kata kedua ini biasanya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: Atropus atropos, Barbonymus gonionotus, Channa striata.
Dalam
saja
perkembangan
berkembang
menjadi
nomenklatur
sistim
trinial
selanjutnya,
atau
sistim
sistim
binomial
mungkin
dengan
memakai
penamaan
tiga kata. Kata ketiga di sini menunjukkan nama subspesies atau varietas, karena
dalam hal ini didapatkan sifat-sifat yang lebih khusus lagi daripada sifat spesies.
Misalnya:
Cyprinus
carpio
carpio
belakang
nama
Linnaeus,
1758
dan
Auxis
thazard
thazard
(Lacepede, 1800).
Biasanya
di
nama
penemunya.
name.
Nama
yang
Nama
tersebut
author bukanlah
bertanggung
jawab
atau
ilmiah
dikenal
dari
sesuatu
sebagai
ikan,
authority name
tetapi
ditulis
secara
atau
keterangan
tambahan
dicantumkan
lengkap, kecuali
bagi
pula
descriptor
nama orang
untuk
tempat
nama author
yang
sudah
12
terkenal
atau
mempunyai
ketentuan
lain
untuk
mempermudah
penulisan
saja.
Misalnya: Cyprinus carpio carpio L. atau Cyprinus carpio carpio Linn. yang berasal
dari
nama
Linnaeus;
serta
Ctenopharyngodon
idellus
(C.V.)
yang
merupakan
suatu
spesies
dipindahkan
ke
dalam
suatu
genus
yang
berbeda
dengan genus tempat dia pertama kali ditempatkan, maka nama author yang asli
ditulis
dalam
kurung.
Misalnya:
Cheilopogon
katoptron
(Bleeker),
Clarias
batrachus (L.). Penggunaan kurung juga dipakai bila terdapat seorang author yang
menerangkan
satu
spesies
baru,
kemudian
menghubungkan
pada
genus
yang
salah atau apabila genus yang dimaksud telah dipecah menjadi beberapa genera,
sehingga suatu spesies berada dalam genus baru, maka nama author spesies tadi
diberi tanda kurung (
).
Penulisan nama ilmiah ikan yang paling baik adalah jika selain nama ilmiah
itu sendiri juga terdapat nama author dan tahun ketika ikan tersebut pertama kali
dideskripsi. Misalnya nama ilmiah untuk salah satu
Cypselurus
sebuah
ilmiah
poecilopterus
yang
sama
mendeskripsikan
name)
tetapi
lebih
sedangkan
(Valenciennes,
berbeda
awal
persamaan).
Sebagai
Scatophagus
multifasciatus
nama
dinyatakan
deskripsi
yang
contoh,
1846).
author,
sebagai
belakangan
nama
ilmiah
Richardson,
Jika
1844,
ikan
maka
nama
dianggap
memiliki
nama
author
ilmiah
sebagai
ikan
kiper
dan
nama
nama
(valid
scientific
synonym
yang
yang
(nama
sah
adalah
persamaannya
adalah
suatu singkatan: sp., spp., atau n.sp. Singkatan sp. artinya jika satu jenis ikan
belum
diketahui
spesiesnya
dengan
tepat
atau
analisanya
belum
lengkap.
Arti
spp. adalah jika ada beberapa jenis ikan yang termasuk dalam satu genus tetapi
nama spesiesnya belum diketahui secara lengkap atau analisanya belum lengkap.
Seringkali
ditemukan
pustaka
yang
mencantumkan
nama
ikan
dan
diikuti
dengan
tulisan n.gen. dan n.sp., yang merupakan singkatan dari new genus dan new
species. Hal ini menunjukkan
yang
baru.
Sebagai
contoh
misalnya ikan
Celestichthys
margaritatus
n.gen.,
n.sp.
13
dua
subkingdom,
yaitu
Protozoa
(unicellulair
animals)
dan
Metazoa
Ciri
Metazoa
khas
filum
terdiri
atas
Chordata
21
fila,
satu
di
antaranya
antara
lain
mempunyai
chorda
adalah
filum
dorsalis
atau
batang penguat tubuh. Filum Chordata dapat dibagi atas dua grup yang meliputi
lima subfila, yaitu:
Grup A. Acrania
Subfilum:
Hemichordata
Subfilum:
Urochordata (Tunicata)
Kelas:
Larvacea / Appendicularia
Kelas:
Ascidiacea
Kelas:
Thaliacea
Subfilum:
Cephalochordata
Kelas:
Kelas:
Subfilum:
Superkelas:
Kelas:
Kelas:
Kelas:
Superkelas:
Tetrapoda
Kelas:
Amphibia
Kelas:
Reptilia
Kelas:
Aves
Kelas:
Mammalia
Recce et al. (2011) menyatakan bahwa saat ini telah diketahui sekitar 1,3
juta spesies yang termasuk ke dalam 23 fila. Fila tersebut adalah: Porifera (5500
14
spesies),
Placozoa
spesies),
Acoela
spesies),
Ectoprocta
(1100
500
spesies),
000
(4500
Moluska
berdasarkan
spesies),
data
molekuler,
Cephalochordata
Petromyzontida
(ikan
sejati),
spesies),
Chordata
Recce
et
al.
(2011),
spesies),
Priapula
(16
Nematoda
(25
filogeni
filum
Myxini
Chordata
(hagfishes),
rawan),
(lungfishes),
spesies),
Secara
membedakan
bertulang
Dipnoi
(16
(7000
spesies),
(1800
Annelida
spesies),
(tunicata),
(ikan
(coelacanth),
Acanthocephala
spesies),
000
Urochordata
Chondrichthyes
spesies),
Echinodermata
(52
(100
Rotifera
(10
(800
Ctenophora
spesies),
(900
Loricifera
dan
Actinistia
000
(335
Tardigrada
000
(lancelets),
(lamprey),
bersirip
000
(20
spesies),
Nemertea
spesies),
spesies),
(1
000
Brachiopoda
spesies),
000
Arthropoda
(85
(1
(110
(10
Platyhelminthes
spesies),
(93
Onychophora
Hemichordata
Cnidaria
spesies),
Cycliophora
spesies),
atas:
spesies),
(400
spesies),
spesies),
(1
Actinopterygii
Amphibia,
Reptilia
membagi
Cnidaria,
dunia
hewan
Ctenophora,
Platyhelminthes,
Nemertea,
Brachiopoda,
Chaetognatha,
ini,
Chordata
Cephalochordata,
dan
(hagfishes,
Chondrichthyes
fishes,
30
Bryozoa
dibedakan
Vertebrata.
30
spesies),
spesies),
fila.
Fila
tersebut
Micrognathozoa,
Nematoda,
atas
dan
Selanjutnya,
Sarcopterygii
spesies),
(lobe-finned
Di
subfila,
subfilum
750
Cycliophora,
Moluska,
Tardigrada,
Arthropoda,
dalam
yaitu
terdiri
(lamprey,
35
Actinopterygii
fishes,
klasifikasi
Urochordata,
Vertebrata
Cephalaspidomorphy
fishes,
Porifera,
Annelida,
Chordata,
tiga
adalah:
Rotifera,
(Ectoprocta),
Echinodermata,
(cartilaginous
000
22
Kinorhyncha,
Onychophora,
Myxini
dalam
Acoela,
Loricifera,
filum
ke
et al. (2011)
atas:
spesies),
(ray-finned
spesies),
Amphibia,
spesies/jenis
spesies hewan
ikan
adalah
yang
vertebrata lainnya.
terbanyak
Menurut
Lagler
jika
dibandingkan
et
al.
dengan
(1977), jumlah
dari sekitar 40 000 jenis ikan yang ada. Persentase spesies hewan menurut Lagler
et al. (1977) dari lima kelas Vertebrata adalah sebagai berikut (Gambar 1): Pisces
20
000
spesies
(48,1%),
Aves
8600
spesies
(20,7%),
Reptilia
6000
spesies
(14,4%), Mammalia 4500 spesies (10,8%), dan Amphibia 2500 spesies (6,0%).
15
16
Menurut
taksiran
Nelson
Ordo-ordo
Ceratodiformes,
formes,
yang
seluruhnya
Cypriniformes,
Jumlah
pertambahan
yaitu
hidup
terbagi
di
air
menjadi
723
ordo,
antara
lain:
Semionotiformes,
Polypteryformes,
tersebut
21
46
merupakan
tawar,
Indostomiformes,
ikan
atas
di antaranya
Percopsiformes,
spesies
waktu,
Pisces
spesies (6851
Osteoglossiformes,
formes.
(1976),
meningkat
spesies
445
famili,
spesies air
Amiiformes,
Lepidosireni-
dan
terus
dalam
450
Mormyri-
seiring
dengan
famili
(Nelson,
1984), 24 618 spesies dalam 482 famili (Nelson, 1994). Klasifikasi yang terakhir
(Nelson,
2006)
menunjukkan
saat
ini
terdapat
27
977
spesies
yang
termasuk
dalam 62 ordo dan 515 famili (Tabel 3). Jumlah spesies Vertebrata yang telah
diketahui
saat
dikemukakan
gabungan
ini
oleh
adalah
Nelson
Vertebrata
54
(2006)
lainnya
771
jauh
spesies
lebih
(Tetrapoda),
dan
banyak
yaitu
27
jumlah
spesies
ikan
yang
dibandingkan
jumlah
977
berbanding
spesies
spesies
26
734 spesies.
Tabel
3.
Distribusi
jumlah
spesies
ikan
berdasarkan
ordo,
famili
dan
genera
(Nelson, 2006)
17
Tabel 3. Lanjutan
18
Di antara 515 famili tersebut di atas, terdapat 9 famili yang memiliki jumlah
spesies
atau
lebih
sekitar
(6106
dari
33%
spesies)
Cyprinidae,
Labridae,
400,
dengan
dari
seluruh
merupakan
Gobiidae,
dan
jumlah
total
seluruhnya
spesies
ikan.
Sekitar
spesies
Cichlidae,
Scorpaenidae.
air
tawar.
Characidae,
Lebih
lanjut
mencapai
66%
Kesembilan
Loricariidae,
pada
dari
famili
9302
spesies
spesies
tersebut
tersebut
Balitoridae,
klasifikasi
yang
adalah
Serranidae,
terakhir
terdapat
64 famili yang hanya memiliki satu spesies, 33 famili yang memiliki dua spesies,
dan 67 famili yang memiliki 100 spesies atau lebih, bahkan tiga famili di antaranya
memiliki lebih dari 1000 spesies.
Ikan
terkecil
yang
pernah
diketemukan
adalah
Paedocypris
progenetica
Kottelat, Britz, Tan & Witte, 2006. Ikan ini termasuk kerabat ikan mas, hidup di
perairan rawa gambut Sumatera. Panjang maksimum ikan jantan 9,8 mm dan ikan
betina 10,3 mm. Ikan betina pertama kali matang gonad pada ukuran 7,9 mm
(Kottelat
et
al.,
2006).
Ikan
Photocorynus
spiniceps
Regan,
1925
merupakan
kelamin memiliki panjang tubuh 6,2 mm dan hidup parasit pada ikan betina yang
memiliki
panjang
tubuh
46
mm
(Pietsch,
2005).
Ikan
Schindleria
brevipinguis
Watson & Walker, 2004 merupakan kerabat ikan gobi yang hanya ditemukan di
Great
Barrier
Reef,
Australia
(Gambar
2).
Ikan
betina
matang
kelamin
pada
ukuran panjang 7 8 mm, sedangkan yang jantan pada ukuran 6,5 7 mm.
Spesimen
terbesar
(Watson
dan
cucut
Rhincodon
yang
Walker,
pernah
2004).
typus
ditemukan
Ikan
Simth,
terbesar
1828
memiliki
yang
(whale
panjang
pernah
shark)
tubuh
didapatkan
yang
8,4
mm
adalah
ikan
mempunyai
ukuran
panjang tubuh sampai mencapai 20 m dan bobot tubuh 34 000 kg (Rohner et al.,
2011).
Ikan
ocean
sunfish
bertulang
yang
sejati
terbesar
adalah
Mola
memiliki
panjang
tubuh
suatu
peristiwa
penyebaran
3,3
mola
dan
(Linnaeus,
bobot
1758)
tubuh
atau
2300
kg
(Summers, 2007).
F. Distribusi Ikan
Distribusi
adalah
organisme
pada
suatu
tempat
dan pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan unsur tempat dan waktu, Storer dan
Usinger
(1957)
membedakan
distribusi
binatang
sebagai
berikut:
distribusi
19
Gambar
2.
Ikan
Schindleria
brevipinguis, kerabat
ikan
gobi berukuran
kecil yang
20
1.
Distribusi geografis:
adalah distribusi spesies hewan berdasarkan daerah di mana hewan tersebut
diketemukan.
Berdasarkan
distribusi
geografis,
Bond
(1979)
menyatakan
ada
enam daerah distribusi hewan atau zoogeographic realms (Gambar 3), yaitu:
a.
Australian:
meliputi
Australia,
Selandia
Baru,
Papua
Nugini,
dan
Oriental:
meliputi
Srilanka,
Asia
Malaysia,
Selatan
dari
Sumatera,
Himalaya,
Kalimantan,
antara
Jawa,
lain
India,
Sulawesi,
dan
Filipina.
c.
Neotropical:
meliputi
daerah
Amerika
Selatan
dan
Amerika
Tengah,
Pasir
Sahara,
Ethiopian:
meliputi
Afrika,
termasuk
Gurun
Nearctic:
meliputi
daerah
Amerika
daerah
Eurasia
Utara,
Dataran
Tinggi
Mexico
sampai ke Greenland.
f.
Palearctic:
meliputi
Himalaya,
Afghanistan,
Persia,
menuju
dan
ke
Afrika
Selatan
bagian
sampai
Utara
ke
Gurun
Sahara.
2.
Distribusi ekologis:
adalah
persebaran
lingkungan
(habitat)
hewan
tersebut
hutan,
padang
termasuk
hewan
spesies
di
dapat
mana
yang
mereka
berada.
digolongkan
rumput,
air,
hewan
dan
antara
padang
sehingga
Secara
lain:
pasir.
distribusi
berhubungan
habitat
Berkaitan
ekologisnya
dengan
keadan
ekologis,
distribusi
air
laut,
dengan
terbatas
air
tawar,
hal
ini,
ikan
pada
air,
baik
3.
Distribusi geologis:
merupakan
waktu
atau
diketemukan.
distribusi
zaman
suatu
dan
Pembagian
spesies
periode
zaman
organisme
umur
dan
bumi
periode
yang
di
umur
berhubungan
mana
bumi
spesies
dengan
hewan
secara
itu
geologis
21
22
Tabel 4. Periode zaman dan umur bumi (Storer dan Usinger, 1957)
Ikan
hidup
pada
lalu)
adalah
yang
pertama
zaman
ikan
kali
Paleozoic
hadir
di
periode
Ostracodermis.
atas
permukaan
Ordovician
Spesies
ikan
bumi
dan
diperkirakan
400
juta
tahun
(kira-kira
yang
ada
yang
sekarang
ini
terdapat
Indonesia
diperkirakan
sekitar 50 juta tahun yang lalu sampai sekarang (Lagler et al. 1977).
spesies
ikan
yang
mendiami
perairan
di
kurang lebih 6000 spesies. Menurut Alamsjah (1974), berdasarkan hasil penelitian
Wallace (dalam karya taksonomi Pieter Bleeker) yang dibukukan oleh Weber dan
de
Beaufort,
serta
hasil
penelitian
zoogeografi
Molengraff
dan
Weber
(1919),
pada
zaman
dahulu
Sunda
4).
merupakan
Hal
Jawa,
ini
dan
bagian
dari
menyebabkan
Kalimantan,
benua
ikan-ikan
sangat
mirip
Asia
yang
dengan
terdapat
ikan
di
yang
Pulau
berasal
23
24
Ikan
di
air
tawar
ketiga
perairan
yang
pulau
di
terdapat
tersebut,
ketiga
di
rawa-rawa,
kira-kira
pulau
tersebut
sungai-sungai,
sebanyak
dihuni
500
oleh
dan
spesies.
jenis-jenis
danau-danau,
Pada
ikan
umumnya
karnivor
dan
spp.),
spp.),
dan
antara
(Leptobarbus
penghuni
gabus
belida
lain
dihuni
spp.),
daerah
(Channa
dan
jambal
(Notopterus
oleh:
hampal
rawa-rawa
spp.),
antara
spp.).
nilem
(Hampala
lain:
(Wallago
patin
Perairan
sungai
dataran
(Osteochillus
spp.),
jelawat
spp.).
sepat
spp.),
Sebaliknya,
(Trichogaster
ikan-ikan
spp.),
tambakan
(Helostoma spp.), dan betok (Anabas spp.). Ikan-ikan yang mendiami sungaisungai dan danau-danau di daerah dataran tinggi (ketinggian di atas 500 m)
antara
lain
adalah
(Labeobarbus
spp.),
ikan
arengan
namun
ikan-ikan
(Labeo
ini
tidak
spp.)
dan
ikan
suka
hidup
sengkaring
bersama
dengan
2.
Wallacea
meliputi
daerah
Nusa
Tenggara
ikan-ikan
pemakan
epifit
(famili
dan
Sulawesi.
Spesies
Cyprinidae),
demikian
juga
ikan-ikan
karnivor dari famili Siluridae. Daerah ini didominasi oleh jenis sidat (Anguilla
spp.), jenis betok (Anabas spp.), dan dua jenis beloso (famili Eleotridae).
3.
ikan belum
dilakukan
berdasarkan
terbatas
di
hasil
pada
banyak
daerah
diketahui karena
ini.
penelitian
daerah
Spesies
ikan
Hardenberg
pesisir
Irian
belum
Jaya,
pada
yang
begitu
diketahui
tahun
sebagian
banyak
di
1950,
besar
penelitian
daerah
ini
dan
hanya
termasuk
dalam
Walaupun
bahwa
ketiga
berdasarkan
daerah
tersebut
hasil-hasil
penelitian
masing-masing
tersebut
mempunyai
di
atas
penghuni
diketahui
yang
khas,
akan tetapi pemasukan ikan dari satu daerah ke daerah yang lain dapat saja
25
terjadi.
Hal
ini
terjadi
karena
adanya
campur
tangan
manusia
atau
oleh
faktor
distribusi lainnya.
ini
telah
tersebut
banyak
memiliki
dipublikasikan
perbedaan
sistem
dan
klasifikasi
persamaan
ikan.
antara
Sistem-sistem
satu
dan
yang
lainnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh perbedaan kedudukan hirarki berbagai
kategori,
dalam
perbedaan
penentuan
perincian
dasar
di
dalam
penamaan,
kategori
dan
yang
sama,
perbedaan
perbedaan
penggolongan
di
ciri-ciri
dalam
dari
sistem
klasifikasi
biasanya
ikan
memiliki
kawasan
yang
yang
telah
pengikut.
sama
dikemukakan
Pengikut-pengikut
dengan
ahli
oleh
seorang
ahli
tersebut
tidak
saja
berasal
dari
tersebut, tetapi
juga
klasifikasi
direvisi
oleh
ikan
Sunier,
yang
sering
Weeber
dan
digunakan
de
adalah
Beaufort.
sistem
Beberapa
Bleeker
sistem
yang
klasifikasi
telah
ikan
Boulenger,
digunakan
di
Inggris
dan
bekas
jajahannya,
selain
bekas
jajahannya,
selain
Schultz,
digunakan
di
Jerman
dan
Bleeker,
digunakan
di
Belanda,
Belgia,
Perancis,
dan
bekas
jajahannya.
5. Sistem
Ian
S.
R. Munro,
digunakan
di
Sri
Lanka,
merupakan
modifikasi
sistem L. S. Berg.
6. Sistem Chote Suvatti, digunakan di Thailand.
7. Sistem Nikolsky, digunakan di Rusia.
Perbedaan
jumlah
hirarki
kategori
pada
beberapa
sistem
klasifikasi
ikan
yang pernah digunakan dapat dilihat dalam publikasi Berg (1965), Lagler
et al.
(1977),
sistem
Saanin
(1984),
dan
Sjafei
et
al.
(1989).
Berikut
ini
diberikan
klasifikasi Bleeker yang telah direvisi oleh Sunier, Weber dan de Beuafort seperti
26
klasifikasi Lagler
et al. (1977). Di
Pisces
Subkelas
Elasmobranchii
Ordo
Hatoidei
Ordo
Selachii
Subkelas
Chondrostei
Subkelas
Dipnoi
Subkelas
Teleostei
Ordo
Allotriognathi
Ordo
Anacanthini
Ordo
Apodes
Ordo
Berycomorphi
Ordo
Blennoidea
Ordo
Discocephali
Ordo
Gobioidea
Ordo
Heteromi
Ordo
Heterosomata
Ordo
Hypostomides
Ordo
Labyrinthici
Ordo
Malacopterygii
Ordo
Microcyprini
Ordo
Myctophoidea
Ordo
Ophistomi
Ordo
Ostariophysi
Ordo
Pediculati
Ordo
Percesoces
Ordo
Percomorphi
Ordo
Plectognathi
Ordo
Scleroparei
Ordo
Solenichthys
Ordo
Synbranchoidea
27
Ordo
Sypnentognathi
Ordo
Xenopterygii
Kelas
Cephalaspidomorphi
Subkelas
Cyclostomata
Ordo
Myxiniformes
Ordo
Petromyzontiformes
Golongan
Kelas
Chondrichthyes
Subkelas
Ordo
Subkelas
Holocephali
Chimaeriformes
Elasmobranchii (Selachii)
Ordo
Heterodontiformes
Ordo
Hexanchiformes
Ordo
Pristiophoriformes
Ordo
Rajiformes (Batoidei)
Ordo
Squaliformes
Kelas
Osteichthyes
Subkelas
Ordo
Subkelas
Ordo
Subkelas
Crossopterygii
Coelacanthiformes
Dipnoi
Dipteriformes
Actinopterygii
Ordo
Acipenceriformes
Ordo
Amiiformes
Ordo
Anguilliformes
Ordo
Beloniformes
Ordo
Beryciformes
Ordo
Cetomiformes
Ordo
Clupeiformes
Ordo
Cypriniformes (Ostariophysi)
Ordo
Cyprinodontiformes
28
Ordo
Dactylopteryformes
Ordo
Elopiformes
Ordo
Gadiformes (Anacanthini)
Ordo
Gasterosteiformes
Ordo
Gobiesociformes
Ordo
Gonarynchiformes
Ordo
Lampridiformes
Ordo
Lepisosteiformes
Ordo
Lophiiformes
Ordo
Mastacembeliformes
Ordo
Mugiliformes
Ordo
Myctophiformes
Ordo
Notacanthiformes (Heteromi)
Ordo
Osteoglossiformes
Ordo
Pegasiformes
Ordo
Perciformes
Ordo
Percopsiformes (Salmopercae)
Ordo
Pleuronectiformes
Ordo
Polypteriformes
Ordo
Salmoniformes
Ordo
Scorpaeniformes
Ordo
Synbranchiformes
Ordo
Tetraodontiformes
Ordo
Zeiformes
I. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok),
kemudian
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
selama
10
deskripsi
ikan-ikan
yang
berasal
dari
perairan
Indonesia
sepuluh
sebabnya
ikan-ikan
yang
berada
di
perairan
sebelah
timur
Indonesia
29
J. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu
Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Biologi
Perairan.
Fakultas
Identifikasi Ikan.
Institut
Pertanian
1977.
Ichthyology.
Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. Wiley-Interscience, New York. 416 p.
Nelson, J.S. 1984. Fishes of the World. Second edition. John Wiley and Sons,
New York. 523 p.
Nelson, J.S. 1994. Fishes of the World. Third edition. John Wiley and Sons, New
York. 600 p.
Nelson, J.S. 2006. Fishes of the World. Fourth edition. John Wiley and Sons, Inc.
New York. 601 p.
Pietsch,
Rahardjo,
M.F.
1980.
Ichthyologi.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Raven,
Biologi
Perairan.
modes of
(Teleostei:
Fakultas
2011.
30
Recce,
C.A., Richardson, A.J., Marshall, A.D., Weeks, S.J., and Pierce, S.J.,
2011, How large is the worlds largest fish? Measuring whale sharks,
Rhyncodon typus, with laser photogrammetry, Journal of Fish Biology 78:
378-385.
Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran
Sistematika Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Storer,
1957.
General
Zoology.
McGraw
Hill
Book
Summers, A., March 2007, No bones about em. Natural History 116(2): 36-37.
Watson,
W., and Walker, H.J. Jr., 2004, The worlds smallest vertebrate,
Schindleria brevipinguis, a new paedomorphic species in the family
Schindleriidae (Perciformes: Gobioidei), Records of the Australian Museum
56: 139-142
31
A. Sasaran Pembelajaran
1.
Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagian
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bentuk-bentuk
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagian
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagan
tubuh ikan
2.
Agar
mahasiswa
tubuh ikan
3.
Agar
mahasiswa
kepala ikan
4.
Agar
mahasiswa
badan ikan
5.
Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
anggota
gerak
pada ikan
6.
Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagian
ekor ikan
B. Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian (Gambar 5), yaitu:
1.
Caput:
bagian
kepala,
yaitu
mulai
dari
ujung
moncong
terdepan
sampai
Truncus:
bagian badan,
yaitu mulai
dari ujung
tutup
insang bagian
belakang
bagian
organ-organ
badan
dalam
terdapat
seperti
sirip
hati,
punggung,
empedu,
sirip
dada,
sirip
perut,
lambung,
usus,
gonad,
serta
gelembung
Cauda:
bagian
ekor,
yaitu
mulai
dari
permulaan
sirip
dubur
sampai
dengan
bagian
ekor
terdapat
anus,
sirip
dubur,
sirip
ekor,
dan
kadang-kadang
tubuh
ikan
mempunyai
ukuran
yang
sangat
bervariasi.
Ukuran
bagian badan pada ikan tambakan (Helostoma temminckii Cuvier, 1829) sangat
32
33
pendek,
sirip
dubur
sangat
panjang,
dan
permulaan
sirip
dubur
tidak
jauh
dari
bagian kepala. Sebaliknya, ukuran bagian badan pada ikan belut sangat panjang.
C. Bentuk-bentuk Tubuh Ikan
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka
hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
berarti jika ikan tersebut dibelah
(potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi
kiri.
Selain
bilateral,
itu,
yang
ada
beberapa
mana
jika
jenis
tubuh
ikan
ikan
yang
tersebut
mempunyai
dibelah
bentuk
secara
non-simetris
melintang
(cross
section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya
pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah
(Cynoglossus bilineatus (Lacepde, 1802)).
Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas (Gambar 6):
1.
Fusiform
atau
sangat
stream-line
banyak
bentuk
hambatan.
sedangkan
panjang
torpedo
(bentuk
cerutu),
untuk
bergerak
dalam
Tinggi
tubuh
hampir
tubuh
beberapa
kali
yaitu
suatu
medium
sama
tinggi
suatu
bentuk
tanpa
dengan
tubuh.
Bentuk
yang
mengalami
lebar
tubuh,
tubuh
hampir
2.
kembung lelaki
tongkol
cakalang
Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi
badan
jauh
lebih
besar
bila
dibandingkan
dengan
tebal
ke
samping
(lebar
3.
peperek bondolan
bawal hitam
Depressed
badan
kapas-kapas
jauh
atau
picak,
lebih
kecil
yaitu
bila
bentuk
tubuh
dibandingkan
yang
dengan
gepeng
ke
bawah.
tebal
ke
arah
Tinggi
samping
pare kekeh
pare totol
pare kelapa
34
Gambar
6.
Bentuk-bentuk
tubuh
ikan.
A.
Fusiform;
B.
Compressed;
C.
Depressed; D. Anguilliform; E. Filiform; F. Taeniform; G. Sagittiform;
H. Globiform (Bond, 1979)
35
4.
Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut, yaitu bentuk tubuh ikan
yang
memanjang
dengan
penampang
lintang
yang
agak
silindris
dan
kecil
tubuh
yang
menyerupai
anak
bola.
5.
sidat
belut
sembilang
Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali.
Contoh: Pseudophallus straksii (Jordan & Cuvier, 1895) pipefish
Nemichthys scolopaceus Richardson, 1848
6.
Taeniform
atau
flatted-form
atau
bentuk
snipe eel
pita,
yaitu
bentuk
ikan layur
Sagittiform
atau
bentuk
panah,
yaitu
bentuk
tubuh
yang
panah.
Contoh: Esox lucius Linnaeus, 1758
8.
Globiform atau
bentuk bola,
pike
buntal landak
Ostraciform
atau
bentuk
kotak,
yaitu
lumpfish
bentuk
tubuh
ikan
yang
menyerupai
kotak.
Contoh: Tetraodon baileyi Sontirat, 1989
hairy puffer
semua
ikan
mempunyai
bentuk
toadfish
tubuh
sebagaimana
yang
telah
disebutkan di atas. Beberapa jenis ikan mempunyai bentuk tubuh yang berbeda,
misalnya pada ikan Eurypegasus draconis (Linnaeus, 1766) dari famili Pegasidae,
ikan
sapi
Acanthostracion
tangkur
kuda
Hippocampus
Bentuk
tubuh
ikan
golongan
lele
dan
beberapa
bentuk
quadriformis
kuda
Ictalurus
Clarias
tubuh,
Bleeker,
punctatus
batrachus
yaitu
(Linnaeus,
1852
(famili
(Rafinesque,
(Linnaeus,
bagian
1758)(famili
kepala
ikan
Syngnathidae)(Gambar
1818)
1758)
Ostraciidae),
dari
merupakan
berbentuk
picak,
famili
7).
Ictaluridae
kombinasi
bagian
dari
badan
Gambar
7.
37
D. Kepala Ikan
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagianbagian pada kepala ikan yang penting adalah:
1.
Os
operculare,
berupa
tulang
yang
paling
besar
dan
letaknya
paling
dorsal.
-
Os
preoperculare,
berupa
tulang
sempit
yang
melengkung
seperti
sabit
Os
interoperculare,
juga
merupakan
tulang
yang
sempit
dan
terletak
di
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis
yang
menutupi
Membrana
ini
tulang-tulang
diperkuat
di
oleh
atasnya,
radii
disebut
branchiostega
membrana
yaitu
branchiostega.
berupa
tulang-tulang
Bentuk mulut.
Ada
berbagai
macam
bentuk
mulut
ikan
dan
hal
tersebut
berkaitan
erat
dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan
atas (Gambar 9):
-
Bentuk
tabung
(tube
like),
misalnya
pada
ikan
tangkur
kuda
Bentuk
paruh
(beak
like),
misalnya
pada
ikan
julung-julung
Bentuk
gergaji
(saw
like)
misalnya
pada
ikan
cucut
gergaji
(Pristis
Bentuk
terompet,
misalnya
pada
Campylomormyrus
elephas
(Boulenger,
1898)
Berdasarkan
dapat
tidaknya
mulut
ikan
tersebut
disembulkan,
maka
bentuk
38
39
Gambar 10. Mulut yang dapat dan tidak dapat disembulkan (Affandi et al., 1992)
40
Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio
carpio Linnaeus, 1758)
Mulut
yang
tidak
dapat
disembulkan,
misalnya
pada
ikan
lele
(Clarias
Letak mulut.
Letak atau posisi mulut ikan dapat dibedakan atas (Gambar 11):
-
Inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung, misalnya pada ikan
pare kembang (Neotrygon kuhlii (Mller & Henle, 1841)) dan ikan cucut
(Chaenogaleus macrostoma (Bleeker, 1852)).
Subterminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung agak ke bawah,
misalnya
pada
ikan
kuro/senangin
(Eleutheronema
tetradactylum
(Shaw,
Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung, misalnya pada ikan
tambangan (Lutjanus johni (Bloch, 1792)) dan ikan mas (Cyprinus carpio
carpio Linnaeus, 1758).
Superior,
yaitu
julung-julung
mulut
yang
terletak
(Hemirhamphus
far
di
atas
hidung,
misalnya
(Forsskl,
1775))
dan
ikan
peraba
dalam
mencari
pada
kasih
ikan
madu
Letak sungut.
Sungut
ikan
umumnya
hari
berfungsi
terdapat
(nokturnal)
Ikan-ikan
canius
pada
atau
yang
sebagai
Hamilton,
ikan-ikan
ikan-ikan
memiliki
1822),
alat
yang
sungut
ikan
yang
aktif
antara
lele
aktif
mencari
mencari
lain
(Clarias
makan
makan
adalah
ikan
batrachus
makanan
di
pada
dan
malam
dasar
perairan.
sembilang
(Plotosus
(Linnaeus,
1758)),
dan
sungut
mulut,
berbeda-beda.
dan
Ada
yang
sebagainya.
terletak
Bentuk
pada
hidung,
sungut
dapat
bibir,
berupa
dagu,
rambut,
pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki
satu
lembar
sungut,
satu
pasang,
dua
pasang,
atau
beberapa
pasang
(Gambar 12).
41
Gambar 12. Letak, bentuk, dan jumlah sungut ikan (Affandi et al. 1992)
42
E. Badan Ikan
Seluruh
badan
ikan
umumnya
mempunyai
sisik
(squama).
squama
membentuk
rangka
luar
terutama
(Hippocampus
pada
Sisik
disebut
primitif,
misalnya
sangat keras.
Sisik
yang
sangat
fleksibel
ditemukan
pada
ikan-ikan
moderen.
Ikan-ikan
yang tidak mempunyai sisik antara lain Ameiurus nebulosus (Lesueur, 1819) dari
famili
Ictaluridae,
Petromyzontidae,
Lampetra
dan
ikan
Synbranchidae.
Beberapa
tubuh
saja,
tertentu
tridentata
belut
ikan
Monopterus
hanya
misalnya
(Richardson,
albus
mempunyai
Polyodon
(Zuiew,
sisik
spathula
1836)
hanya
dari
1793)
pada
(Walbaum,
famili
dari
famili
bagian-bagian
1792)
dan
ikan
beberapa
tipe
bentuknya,
sisik
ikan
dapat
dibedakan
atas
Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yang
termasuk kelas Chondrichthyes.
Ganoid,
merupakan
sisik
yang
terdiri
atas
garam-garam
ganoin,
banyak
Cycloid,
berbentuk
seperti
lingkaran,
umumnya
terdapat
pada
ikan
yang
Ctenoid,
berbentuk
seperti
sisir,
ditemukan
pada
ikan
yang
berjari-jari
ditemukan
baik
pada
ikan
yang
mempunyai
sisik
maupun
tidak
bersisik.
Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori.
Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan, yaitu untuk mengetahui
perubahan
tekanan
air
yang
terjadi
sehubungan
dengan
aliran
arus
air,
untuk
mengetahui jika ikan itu mendekati atau menjauhi benda-benda keras, dan untuk
osmoregulasi.
43
Gambar 13.
Garis
rusuk
yang
biasa
disingkat
dengan
L.l.
berbeda
dengan
garis
sisi
(linea transversalis) yang biasa disingkat dengan L.tr. atau l.l.. Sisik-sisik yang
dilalui
oleh
garis
rusuk
mempunyai
lubang
di
tengah-tengahnya
sedangkan
sisik-
sisik yang dilalui oleh garis sisi tidak mempunyai lubang atau pori
Setiap
jenis
memperlihatkan
ikan
mempunyai
beberapa
contoh
garis
rusuk
yang
berbeda-beda.
garis
rusuk
yang
ditemukan
Gambar
pada
14
berbagai
jenis ikan. Ada yang hanya memiliki satu dan ada yang lebih, ada yang lengkap
tetapi ada pula yang terputus-putus, ada yang berbentuk garis lurus dan ada pula
yang bengkok, ada yang menyerupai garis melengkung ke atas dan ada pula yang
seperti garis melengkung ke bawah.
Selain
beberapa
bagian-bagian
yang
telah
disebutkan
di
atas,
pada
badan
Finlet
yang
(jari-jari
tipis
mempunyai
sirip
dan
tambahan),
pendek,
satu
merupakan
umumnya
jari-jari. Finlet
berbentuk
terletak
di
sembulan-sembulan
segitiga,
antara
kulit
kadang-kadang
sirip
punggung
dan
sirip ekor, dan di antara sirip dubur dan sirip ekor. Finlet ditemukan
misalnya
pada
(Bleeker,
1851))
ikan
kembung
dan
ikan
perempuan
tenggiri
(Rastrelliger
brachysoma
(Scomberomorus
commerson
(Lacepde, 1800))
-
Scute (skut, sisik duri), merupakan kelopak tebal yang mengeras dan
tersusun
seperti
genting.
disebut
abdominal
Bleeker,
1866),
scute
sedangkan
Skut
yang
(misalnya
skut
ditemukan
pada
yang
pada
daerah
Clupeoides
terdapat
pada
perut
hypselosoma
daerah
pangkal
Caranx
heberi
(Bennet, 1830)).
-
Keel
(kil,
lunas),
merupakan
rigi-rigi
yang
pada
bagian
tengahnya
Kil
misalnya
terdapat
pada
ikan
tongkol
(Thunnus
tonggol
Gambar 14. Berbagai bentuk garis rusuk pada ikan (Affandi et al., 1992)
46
Gambar 15. Beberapa ciri khusus pada badan ikan (Affandi et al., 1992)
47
1847)
dan
ikan
jambal
(Pangasius
(Ketengus
pangasius
typus
(Hamilton,
1822)).
-
Interpelvic
process
(cuping),
merupakan
pertumbuhan
kulit
yang
ditemukan
(Lacepde,
misalnya
1800))
pada
dan
ikan
ikan
tongkol
cakalang
(Auxis
(Katsuwonus
thazard
pelamis
thazard
(Linnaeus,
1758).
F. Anggota Gerak
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada
pada
posisi
yang
diinginkannya
karena
adanya
sirip-sirip
tersebut.
Sirip
ini
ada
Sirip
dada
(pinnae
pectoralis
pinnae
thoracicae
pectoral
fins),
depan) disingkat
D1,
dengan
Ikan-ikan
sirip
juga
tunggal
yang
disebut
ikan-ikan
Lesson,
1831)
yang
mempunyai
ikan
tidak
tidak
bersirip
baik
sirip-sirip
lengkap
bersirip
(Gambar
lengkap.
mempunyai
yang
sirip
Ikan
perut,
berpasangan
16).
buntal
maupun
Namun
demikian
(Triodon
sedangkan
sirip perut
siripada
macropterus
ikan
bawal
beberapa
jenis
ikan,
ada
sirip
yang
mengalami
modifikasi
menjadi
semacam alat peraba, penyalur sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain.
48
Gambar 16. Posisi sirip-sirip pada tubuh ikan (Lagler et al., 1977)
49
Ikan
gurami
yang
(Osphronemus
bermodifikasi
remora
gouramy
menjadi
alat
Lacepde,
peraba.
Sirip
penempel.
sebagai
Jari-jari
alat
mengeras
penyalur
cairan
sirip
dada
beracun.
1801)
punggung
berubah
ikan
Ikan
mempunyai
lele
pertama
fungsinya
(Clarias
terbang
sirip
perut
pada
ikan
menjadi alat
batrachus)
(Hyrundichthys
berfungsi
oxycephalus
(Bleeker, 1852)) memiliki sirip dada yang sangat panjang sehingga ikan ini dapat
terbang di atas permukaan air (Gambar 17).
Setiap sirip disusun oleh membrana, yaitu suatu selaput yang terdiri dari
jaringan lunak, dan radialia atau jari-jari sirip yang terdiri dari jaringan tulang
atau tulang rawan. Radialia ini ada yang bercabang
letak
sirip
perut
terhadap
sirip
dada,
dapat
dibedakan
empat
Abdominal, yaitu jika letak sirip perut agak jauh ke belakang dari sirip
dada,
misalnya
(Broussonet,
pada
1782)
dan
ikan
bulan-bulan
ikan
japuh
(Megalops
(Dussumieria
cyprinoides
acuta
Valenciennes,
1847).
-
Subabdominal, yaitu jika letak sirip perut agak dekat dengan sirip dada,
misalnya
pada
ikan
kerong-kerong
(Therapon
theraps
Cuvier,
1829)
dan
Thoracic,
yaitu
jika
sirip
perut
misalnya
pada
ikan
layang
terletak
(Decapterus
tepat
di
russelli
bawah
(Rppell,
sirip
1830))
dada,
dan
Jugular, yaitu jika sirip perut terletak agak lebih ke depan daripada sirip
dada, misalnya pada ikan kasih madu (Kurtus indicus Bloch, 1786) dan
ikan tumenggung (Priacanthus tayenus Richardson, 1846).
G. Ekor Ikan
Kent
seperti terlihat
pada Gambar 19. Pembagian ini berdasarkan perkembangan arah ujung belakang
notochord atau vertebrae, yaitu:
-
Protocercal,
pada
ujung
ujung
ekor,
belakang
umumnya
notochord
ditemukan
atau
pada
vertebrae
ikan-ikan
berakhir
lurus
yang
masih
50
Gambar 17. Modifikasi berbagai sirip pada ikan (Affandi et al., 1992)
51
Gambar 18.
52
Heterocercal,
ujung
belakang
notochord
pada
bagian
ekor
agak
secara
terdapat
pada
simetris
ikan
baik
dari
Dipnoi
dan
arah
dalam
Latimeria
maupun
dari
arah
menadoensis
luar,
Pouyaud,
ditinjau
dari
bentuk
luar
sirip
ekor,
maka
secara
morfologis
dapat
Rounded
(membundar),
misalnya
pada
ikan
kerapu
pada
ikan
bebek
(Cromileptes
Truncate
(berpinggiran
tegak),
misalnya
misalnya
pada
tambangan
(Lutjanus
Pointed
(meruncing),
ikan
sembilang
(Plotosus
canius
Hamilton, 1822).
-
Emarginate
(berpinggiran
berlekuk
tunggal),
misalnya
pada
ikan
lencam
Double
emarginate
(berpinggiran
berlekuk
ganda),
misalnya
pada
ikan
Forked
Furcate
(bercagak),
misalnya
pada
ikan
cipa-cipa
(Atropus
Lunate
(bentuk
sabit),
misalnya
pada
ikan
tuna
mata
besar
(Thunnus
Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), misalnya pada ikan cucut
martil (Eusphyra blochii (Cuvier, 1816)).
Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar), misalnya pada ikan
terbang (Exocoetus volitans Linnaeus, 1758).
53
54
H. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok),
kemudian
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
selama
10
dalam
dilalui
oleh
laboratorium,
gurat
sisi
masing-masing
(linea
lateralis)
kelompok
dan
yang
diskusi
tidak
memeriksa
dilalui
oleh
sisik
garis
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu
Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Biologi
Perairan.
Fakultas
Identifikasi Ikan.
Institut
Pertanian
Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date.
FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and
Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.
Andy
Dasar.
Jurusan
Vertebrata.
Armico,
T. 1982.
Bandung.
Anatomi
dari
Empat
Species
Hewan
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Kent,
of
the
Vertebrates.
McGraw
Hill
Book
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus
Editions Limited,
Hong Kong.
55
Lagler,
Mayr,
Moyle,
1977.
Ichthyology.
Zoology.
to
Second
Ichthyology.
M.F.
1980.
Ichthyologi.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Biologi
Perairan.
Fakultas
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta.
Scott,
the
Sea
Fishes
of
Malaya.
Ministry
of
Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran
Sistematika Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
56
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
pengertian
morfometrik
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian meristik
B. Morfometrik
Setiap
jenis
ikan
kelamin,
dapat
mempunyai
dan
keadaan
mempengaruhi
ukuran
yang
lingkungan
kehidupan
ikan
berbeda-beda,
hidupnya.
di
tergantung
Faktor-faktor
antaranya
adalah
pada
umur,
lingkungan
yang
makanan,
derajat
keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendirisendiri
maupun
secara
terhadap
pertumbuhan
mempunyai
umur
bersama-sama,
ikan.
yang
mempunyai
Dengan
sama
namun
pengaruh
demikian,
ukuran
yang
walaupun
mutlak
di
sangat
dua
antara
besar
ekor
ikan
keduanya
dapat
saling berbeda.
Morfometrik
(measuring
adalah
methods).
ukuran
Ukuran
bagian-bagian
ikan
adalah
tertentu
jarak
dari
antara
struktur
satu
tubuh
bagian
ikan
tubuh
ke
bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur
antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan,
tinggi
dan
panjang
sirip,
dan
diameter
mata
(Hubbs
dan
Lagler,
1958;
Parin,
1999).
Satuan
Indonesia,
milimeter
ukuran
ukuran
satuan
(mm),
mutlak.
menggunakan
yang
ukuran
digunakan
yang
tergantung
Untuk
jangka
di
umum
kepada
morfometrik
digunakan
keinginan
memperoleh
sorong
dalam
peneliti.
pengukuran
(calipper).
adalah
Adalah
bervariasi.
sentimeter
Ukuran-ukuran
yang
suatu
sangat
lebih
hal
(cm)
ini
teliti,
yang
tidak
Di
atau
disebut
sebaiknya
mungkin
untuk memberikan ukuran bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm)
pada
saat
hanyalah
melakukan
merupakan
identifikasi.
ukuran
Ukuran
perbandingan.
yang
Seekor
digunakan
untuk
ikan
memiliki
yang
identifikasi
panjang
buku-buku
identifikasi
adalah
panjang
kepala
sama
dengan
seperlima
57
Berbagai
ukuran
bagian
tubuh
ikan
yang
sering
digunakan
di
dalam
ujung
bagian
baku
(panjang
yang
paling
biasa),
depan
yaitu
jarak
(biasanya
garis
ujung
lurus
antara
salah
satu
dari
ikan
yang
diukur
rahang
yang
dari
ujung
cagak
(fork
length),
adalah
panjang
kepala yang terdepan sampai ujung bagian luar lekukan cabang sirip ekor.
c. Panjang
total,
adalah
jarak
garis
lurus
antara
ujung
kepala
yang
terdepan
antara
bagian
dorsal
yang
melewati
garis
badan,
dengan
diukur
ventral,
pada
dimana
tempat
bagian
yang
dari
tertinggi
dasar
sirip
batang
ekor,
diukur
pada
batang
ekor
di
tempat
yang
mempunyai
tinggi terkecil.
f.
Panjang
batang
ekor,
merupakan
jarak
miring
antara
ujung
dasar
sirip
dasar
sirip
punggung
pangkal
jari-jari
pertama
dan
dengan
sirip
tempat
dubur,
merupakan
selaput
sirip
di
jarak
antara
belakang
jari-jari
terakhir bertemu dengan badan. Jarak ini diukur melalui dasar sirip.
h. Panjang
di
bagian
depan
sirip
punggung,
merupakan
jarak
antara
ujung
Tinggi
sirip
punggung
dan
sirip
dubur,
diukur
dari
pangkal
keping
pertama
Panjang
jari-jari
dari
sirip
dan
dada
diukur
puncak
rambut
harus
dari
sirip
atau
lebih
dan
sirip
bagian
sampai
benang
halus,
waspada.
perut,
adalah
dasar
ke
puncak
oleh
Pengukuran
panjang
sirip
yang
sirip
beberapa
panjang
terbesar
paling
ini.
depan
Sambungan
ahli
juga
ikut
sirip
dada
hanya
menurut
arah
atau
terjauh
sirip
berupa
diukur,
sehingga
dilakukan
jika
jari-jari
jika
jari-jari
tengah
sampai
sirip
ke
sirip.
ujung
dada
yang
yang
terpanjang,
terpanjang
terletak
Pengukuran
jari-jari
dilakukan
tersebut.
pengukuran
di
mulai
Jika
jari-jari
ini
tengah-tengah
dari
lain
hanya
atau
pertengahan
yang
di
dasar
dimaksudkan
58
l.
Panjang
jari-jari
keras
panjang
pangkal
yang
walaupun
ujung
sambungan
dan
jari-jari
sebenarnya
ini
masih
seperti
lemah.
sampai
disambung
rambut.
Panjang
Panjang
ke
oleh
jari-jari
keras
adalah
keras,
ujung
bagian
yang
bagian
yang
lemah
atau
jari-jari
lemah
diukur
dari
pangkal
termuka
dari
kepala
hingga
sampai ke ujungnya.
m. Panjang
kepala,
adalah
jarak
antara
ujung
ujung
terbelakang
dari
keping
tutup
insang.
pengukuran
tutup
sampai
insang
ke
pinggiran
(membrana
Beberapa
terbelakang
branchiostega)
selaput
sehingga
peneliti
yang
melakukan
melekat
diperoleh
pada
panjang
kepala
kepala,
merupkan
panjang
garis
tegak
antara
pertengahan
terbesar
antara
kedua
pangkal
kepala,
merupakan
jarak
lurus
keping
tutup
hidung,
merupakan
jarak
antara
pinggiran
terdepan
dari
hidung
ruang
antar
mata,
merupakan
jarak
antara
pinggiran
atas
dari
bagian
belakang
kepala
dari
orbita
di
belakang
sampai
pinggir
mata,
adalah
belakang
jarak
selaput
antara
keping
pinggiran
tutup
insang
bawah
orbita
(membrana branchiostega).
t.
Tinggi
bawah
mata,
merupakan
jarak
kecil
antara
pinggiran
Tinggi
pipi,
merupakan
jarak
tegak
antara
orbita
dan
pinggiran
bagian
antara
preoperculare),
preoperculare.
mata
adalah
Pada
dan
sudut
panjang
antara
saat
pengukuran,
keping
sisi
tutup
rongga
senantiasa
insang
mata
juga
depan
dengan
(os
sudut
os
turut
diukur
panjang
menengah
orbita
(rongga
atau
lebar
mata,
adalah
panjang
garis
mata).
x.
Panjang
rahang
atas,
adalah
panjang
tulang
rahang
atas
yang
diukur
mulai
59
Gambar
21.
Berbagai ukuran pada tubuh ikan. PT. Panjang total; PB. Panjang
baku; PC. Panjang cagak; PK. Panjang kepala; A. Sirip dubur; C.
Sirip
ekor;
D1.
Sirip
punggung
depan;
D2.
Sirip
punggung
belakang; P. Sirip dada; V. Sirip perut; 1. Moncong; 2. Sungut; 3.
Tutup insang; 4. Sisik pada linea lateralis; 5. Scute batang ekor; 6.
Sisik di atas linea lateralis; 7. Sisik di bawah linea lateralis; 8. Sisik
tambahan (auxillary scales); 9. Scute pada bagian perut; 10.
Filamen (rambut) yang dapat bergerak sendiri; 11. Kell; 12. Sirip
lemak; 13. Filamen (Affandi et al., 1992)
60
Gambar 22. Berbagai ukuran pada kepala ikan. a. Panjang hidung; b. Panjang
kepala di belakang mata; c. Panjang antara mata dengan sudut os
preoperculare; d. Tinggi pipi; e. Tinggi di bawah mata; f. Lebar
mata; g. Panjang rahang atas; h. Panjang rahang bawah; i.
Panjang di depan mata; j. Tinggi kepala; 1. Maxilla; 2. Premaxilla;
3. Dentary; 4. Hidung; 5. Os interoperculare; 6. Os preoperculare;
7.
Os
operculare;
8.
Os
suboperculare;
9.
Membrana
branchiostega (Affandi et al., 1992)
61
y. Panjang
rahang
bawah,
adalah
panjang
tulang
rahang
bawah
yang
diukur
Selain
pengukuran
secara
langsung,
juga
dilakukan
nisbah
atau
pembandingan beberapa ukuran tubuh seperti tersebut di bawah ini dan hasilnya
ditabulasikan seperti terlihat pada Tabel 5.
(a)
Indeks
panjang
kepala,
yaitu
perbandingan
antara
panjang
total
dan
panjang kepala
(b)
Indeks panjang bahu, yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang
bahu
(c)
Indeks
tinggi
badan,
yaitu
sirip
punggung,
perbandingan
antara
panjang
total
dan
tinggi
badan
(d)
Indeks
yaitu
perbandingan
antara
panjang
total
dan
Indeks
sirip
dubur,
yaitu
perbandingan
antara
panjang
total
dan
panjang
Indeks
batang
ekor
(1),
yaitu
perbandingan
antara
panjang
total
dan
Indeks batang ekor (2), yaitu perbandingan antara panjang batang ekor dan
tinggi batang ekor
(h)
Indeks tinggi kepala, yaitu perbandingan antara panjang kepala dan tinggi
kepala
(i)
Indeks
lebar
mata,
yaitu
perbandingan
antara
panjang
kepala
dan
lebar
mata
(j)
Indeks rahang atas, yaitu perbandingan antara panjang kepala dan panjang
rahang atas
62
Tabel 5. Hasil pengukuran dan perbandingan berbagai ukuran pada tubuh ikan
63
C. Meristik
Berbeda
dengan
bagian-bagian
penghitungan
termasuk
jumlah
tertentu
jumlah
dalam
gigi,
karakter
morfometrik
tubuh
ikan,
bagian-bagian
karakter
jumlah
meristik
tapis
yang
menekankan
karakter
meristik
tubuh
ikan
(counting
antara
lain
jumlah
insang,
jumlah
kelenjar
pada
berkaitan
methods).
jari-jari
buntu
pengukuran
Variabel
yang
jumlah
sisik,
sirip,
(pyloric
dengan
caeca),
jumlah
dahulu
harus
vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
1. Menghitung jari-jari sirip
Untuk
menentukan
dicantumkan
huruf
rumus
kapital
yang
suatu
sirip
menentukan
tertentu,
sirip
yang
terlebih
dimaksud.
Sirip
punggung
disingkat dengan D, sirip ekor dengan C, sirip dubur dengan A, sirip perut dengan
V, dan sirip dada dengan P.
Menghitung
terletak
pada
melakukan
jari-jari
sisi
sirip
sebelah
pemeriksaan,
yang
kiri,
harus
berpasangan
kecuali
jika
diingat
bahwa
dilakukan
ada
pada
ketentuan
ikan
khusus.
diletakkan
sirip
yang
Pada
saat
dengan
kepala
Jari-jari
dapat
keras
tidak
dibengkokkan.
berbuku-buku,
Jari-jari
keras
pejal
ini
(tidak
biasanya
berlubang),
berupa
duri,
keras,
dan
cucuk,
atau
lemah
dibengkokkan,
dan
bersifat
agak
berbuku-buku
tergantung
pada
jenis
ikannya.
mengeras,
pada
salah
satu
cerah,
atau
Jari-jari
sisinya
seperti
beruas-ruas.
lemah
ini
bergigi-gigi,
tulang
rawan,
Bentuknya
mungkin
bercabang,
berbeda-beda
sebagian
atau
mudah
keras
satu
atau
sama
lain
saling berlekatan.
Perumusan
jari-jari
keras
digambarkan
dengan
angka
Romawi,
walaupun
jari-jari itu pendek sekali atau rudimenter. Sirip punggung ikan yang terdiri dari 10
jari-jari keras maka rumusnya ditulis D.X.
Untuk
jari-jari
lemah,
Arab
(angka
biasa).
Jari-jari
ikan
mas
(Cyprinus
carpio
perumusan
lemah
carpio
yang
digambarkan
mengeras,
Linnaeus,
1758),
dengan
seperti
harus
memakai
yang
angka
terdapat
digambarkan
pada
tersendiri
(Gambar 23-A). Jika pada ikan mas terdapat 4 jari-jari lemah yang mengeras dan
sekitar 16 22 jari-jari lemah, maka rumusnya harus ditulis D. 4.16 22.
64
65
Cara
perumusan
semacam
ini
juga
dipergunakan
untuk
menggambarkan
jumlah cabang jari-jari yang bersatu menjadi satu jari-jari keras. Jari-jari seperti
ini
misalnya
ditemukan
pada
ikan
baung
(Hemibagrus
nemurus
(Valenciennes,
jenis
jari-jari
harus
digambarkan
berdampingan.
Pada
Gambar
23-B
terlihat sirip punggung yang disusun oleh 10 12 jari-jari keras dan 12 15 jarijari
lemah, maka rumusnya adalah D.X-XII.12-15.
Seandainya
sekali
terpisah
bagian
dari
sirip
bagian
punggung
sirip
pertama
yang
berjari-jari
keras
jelas
kedua
yang
berjari-jari
lemah,
atau
punggung
dengan kata lain terdapat dua buah sirip punggung, maka untuk ikan tersebut di
atas mempunyai rumus D1.X-XII. D2.12-15.
Pada
cabang.
Gambar
Biasanya
24
yang
terlihat
umum
perbedaan
digambarkan
antara
adalah
jari-jari
hanya
pokok
jumlah
dan
jari-jari
pangkal
jari-jari
yang nyata terlihat. Hal ini penting dilakukan karena cabang jari-jari tidak mudah
ditentukan dan jumlahnya pun berbeda-beda.
Untuk
sama
ikan-ikan
dengan
bercabang,
sehingga
jumlah
karena
famili
jari-jari
hanya
mencapai
dimaksudkan
dari
hanya
bercabang
satu
pinggiran
jumlah
Cyprinidae,
jari-jari
atas
jari-jari
ditambah
tidak
dari
jumlah
dengan
bercabang
keping
yang
jari-jari
satu
yang
sirip
bercabang
pokok
jari-jari
begitu
(Gambar
saja,
senantiasa
tidak
panjangnya
25).
Jika
yang
ini
harus
harus
selalu
morfologi
agak
maka
hal
dinyatakan pula.
Pada
diingat
saat
untuk
mengeras.
menghitung
jumlah
menganggap
Jari-jari
satu
bercabang
jari-jari
jari-jari
adalah
yang
lemah
semua
tidak
bercabang,
yang
secara
jari-jari
yang
punggung
dan
mempunyai
cabang,
sirip
dihitung
jari-jari
yang
terakhir
pada
sirip
dubur
sebagai satu jari-jari pokok. Jari-jari pokok yang terakhir ini sering tampak sebagai
dua
duri
yang
penghitungan
berdekatan.
jari-jari
yang
Cara
menghitung
seperti
ini
nyata
bercabang.
Sebaliknya
biasa
cara
dilakukan
ini
pada
tidak
dapat
pokok.
Pada
sirip
ekor
biasanya
menggambarkan
jumlah
jari-jari
ikan yang sirip ekornya berjari-jari yang bercabang maka jumlah jari-jari sirip ini
ditetapkan sebanyak jumlah jari-jari yang bercabang ditambah dua.
66
Gambar 24. Jari-jari pokok dan jari-jari cabang (Andy Omar, 1987)
Gambar 26. Perbedaan jari-jari pada sirip ikan (Andy Omar, 1987)
67
Pada
terkecil
dan
pangkal
berpasangan,
pada
sisi
Seringkali
untuk
jari-jari
sehingga
semua
paling
Kadang-kadang
besar,
jumlah
yang
terletak
sirip.
pembesar.
yang
sirip
yang
harus
jari-jari
bawah
atau
keperluan
kecil
dihitung,
paling
ini
terlebih
sebelah
digunakan
kadang-kadang
dipisahkan
termasuk
dalam
sebuah
merapat
dahulu
yang
kaca
pada
sebelum
dari
jari-jari
menghitung
jari-jari. Jari-jari kecil ini ikut dihitung jika kita menghitung jumlah jari-jari
diketahui.
lengkap
atau
Kedua
sirip
kelihatan
asal
simetri
masih
pada
terlihat
kedua
jelas
bagian
karena
yang
bersatu
kurang
membentuknya.
Pada
keadaan tersebut di atas ini, jumlah jari-jari sirip hanya dihitung pada salah satu
bagian saja.
Pada
jari-jari
ikan-ikan
mengeras
selaput
yang
hanya
pembungkus
bersirip
ada
dari
perut
sebagai
jari-jari
kurang
suatu
lemah
sempurna,
penunjang
pertama.
kadang-kadang
yang
terletak
Dengan
di
satu
bawah
menggunakan
kaca
pembesar, hal ini dapat diketahui karena adanya buku-buku pada jari-jari tersebut
dan struktur kembar secara keseluruhan.
2. Menghitung jumlah sisik
Garis rusuk dibentuk oleh sisik-sisik yang berlubang atau berpori. Di bawah
sisik ini terletak seutas urat syaraf yang disebut neuromast. Jika garis rusuk tidak
ada
maka
dihitung
Penghitungan
belakang
jumlah
berakhir
bagian
pada
sisik
pada
garis
permulaan
dimana
pangkal
Tempat
biasa
ekor,
garis
atau
ini dengan
rusuk
pada
mudah
berada.
ruas
tulang
dapat ditetapkan
yaitu dengan cara menggoyang-goyangkan sirip ekor, dan pada pelipatan pangkal
sirip ekor itu terletak ruas tulang belakang yang dimaksud. Sisik yang berada di
atas pelipatan ini tidak ikut dihitung, demikian juga sisik pada pangkal sirip ekor,
walaupun sisik-sisik ini berlubang. Sisik garis rusuk yang paling depan ialah sisik
di belakang lengkung bahu yang sama sekali tidak menyentuh lagi lengkung bahu
ini.
Ada
tiga
cara
yang
dapat
digunakan
untuk
menghitung
sisik-sisik
di
atas
dengan
cara
menjatuhkan
garis
tegak
dari
permulaan
sirip
punggung
68
menghitung
jumlah
sisik-sisik
yang
dilalui
oleh
garis
tersebut
(lihat
Gambar 27-A).
-
dasar sirip perut, maka harus diambil garis tegak dari ujung dasar sirip
perut
sampai
ke
punggung
dan
kemudian
menghitung
jumlah
sisik-sisik
cara yang lain yaitu jumlah sisik di atas garis rusuk dihitung mulai dari
permulaan
sirip
sedangkan
permulaan
punggung
untuk
sirip
pertama
jumlah
dubur
sisik
dan
terus
di
ke
bawah
dihitung
bawah
garis
miring
naik
dan
rusuk
ke
atas
ke
belakang,
dimulai
dan
pada
ke
muka
(Gambar 27-C).
Pada
penghitungan
jumlah
sisik-sisik
seperti
tersebut
di
atas
ini,
jumlah
sisik
di
muka
sirip
punggung
adalah
jumlah
semua
sisik
yang
dikenai oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip punggung sampai ke belakang
kepala.
Biasanya
merupakan
garis
sisik
ini
dihitung
perbatasan
antara
pada
kuduk
ikan
yang
yang
garis
bersisik
dan
pangkal
kepala
kepalanya
yang
tidak
bersisik. Jumlah baris sisik di muka sirip punggung (biasanya lebih kecil daripada
jumlah sisik di muka sirip punggung) adalah jumlah baris sisik pada suatu sisi dari
garis antara permulaan sirip punggung dengan kuduk.
Untuk
mengetahui
jumlah
sisik
pipi,
terlebih
dahulu
dibuat
sayatan
garis
yang ditarik dari mata ke sudut keping tulang insang depan atau os preoperculare.
Selanjutnya,
jumlah
sisik
pipi
adalah
jumlah
badan
dapat
baris
sisik
yang
melewati
garis
sisik
di
sekeliling
dikenai
oleh suatu
diketahui
dengan
cara
menghitung
badan
dan
terletak di muka sirip punggung. Jumlah sisik ini sangat penting untuk digunakan
dalam mengidentifikasi famili Cyprinidae.
Jumlah sisik batang ekor adalah jumlah sisik yang dikenai oleh suatu garis
yang mengelilingi batang ekor.
69
Gambar 27. Sisik di atas dan di bawah garis rusuk (Andy Omar, 1987)
70
3. Jumlah finlet
Finlet
merupakan
sirip-sirip
tambahan
rudimenter
yang
terpisah-pisah
dan
terletak di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Contoh ikan yang mempunyai
finlet
1800))
di
antaranya
dan
ikan
adalah
layang
ikan
tenggiri
(Decapterus
(Scomberomorus
russeli
(Rppel,
commerson
1830)).
(Lacepde,
Jumlah
finlet
perlu
4. Insang
Insang terdiri dari tapis insang, tulang lengkung insang, dan lembaran atau
daun
Untuk
insang.
Lengkung
identifikasi
insang
biasanya
terdiri
digunakan
dari
lengkung
jumlah
tapis
atas
insang
dan
lengkung
bawah.
pada
lengkung
insang
yang pertama pada satu sisi badan, kecuali jika ada ketentuan lain. Jumlah tapis
insang ialah jumlah seluruh tapis insang pada lengkung insang pertama pada satu
sisi badan, termasuk yang rudimenter.
5. Organ-organ Dalam
Beberapa
untuk
jumlah
organ
kepentingan
vertebra,
dalam
identifikasi.
jumlah
pilorik
sebagai
ciri
Organ-organ
kaeka
taksonomis
dalam
(pyloric
dapat
tersebut
caeca),
dijadikan
di
bentuk
pegangan
antaranya
adalah
gelembung
renang
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok),
kemudian
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
selama
10
71
E. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Biologi
Perairan.
Fakultas
Identifikasi Ikan.
Institut
Pertanian
Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date.
FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.
Andy
Dasar.
Jurusan
K.E. and V.H. 1998. FAO Species Identification Guide for Fishery
Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Volume 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Food
and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Carpenter,
K.E. and V.H. 1999. FAO Species Identification Guide for Fishery
Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Volume 3. Batoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishes Part 1 (Elopidae to
Linophrynidae). Food and Agriculture Organization of the United Nations,
Rome.
Carpenter,
K.E. and V.H. 1999. FAO Species Identification Guide for Fishery
Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Volume 4. Bony Fishes Part 2 (Mugilidae to Carangidae). Food and
Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Carpenter,
K.E. and V.H. 2001. FAO Species Identification Guide for Fishery
Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Volume 5. Bony Fishes Part 3 (Menidae to Pomacentridae). Food and
Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Carpenter,
K.E. and V.H. 2001. FAO Species Identification Guide for Fishery
Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Volume 6. Bony Fishes Part 4 (Labridae to Latimeriidae). Food and
Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
72
Direktorat
Jenderal
Perikanan.
1979.
Buku
Pedoman
Pengenalan
Sumber
Perikanan Laut. Bagian I (Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting). Direktorat
Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Hubbs, C.L. and K.F. Lagler. 1958. Fishes of the Great Lakes Region. Universityof Michigan
Press, Ann Arbor, Michigan.
Kent,
of
the
Vertebrates.
McGraw
Hill
Book
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited,
Hong Kong.
Lagler,
1977.
Moyle,
to
Ichthyology.
Ichthyology.
M.F.
1980.
Ichthyologi.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Biologi
Perairan.
Fakultas
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta.
Scott,
the
Sea
Fishes
of
Malaya.
Ministry
of
Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran
Sistematika Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
73
V. IDENTIFIKASI
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
cara-cara
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
cara-cara
menyusun
mampu
memahami
dan
menjelaskan
cara-cara
menyusun
ciri-ciri
taksonomik
kunci identifikasi.
3. Agar
mahasiswa
B. Identifikasi
Identifikasi
individu
yang
Pengertian
adalah
tugas
beraneka
identifikasi
untuk
ragam
berbeda
mencari
dan
dan
mengenal
memasukkannya
sekali
dengan
ke
dalam
pengertian
suatu
klasifikasi.
takson.
Identifikasi
berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke
dalam
suatu
upaya
mengevaluasi
klasifikasi
urutan
kunci
identifikasi,
sejumlah
merupakan
besar
penataan
sedangkan
ciri-ciri.
klasifikasi
Menurut
hewan-hewan
Mayr
ke
berhubungan
dengan
dan
(1991),
dalam
Ashlock
kelompok-kelompok
berdasarkan kesamaan dan hubungan di antara mereka. Ditinjau dari segi ilmiah,
identifikasi
sangat
penting
tergantung
kepada
hasil
artinya
identifikasi
karena
yang
seluruh
benar
urutan
dari
pekerjaan
suatu
sampel
selanjutnya
yang
sedang
diteliti.
Pada
Indonesia,
saat
melakukan
diperlukan
identifikasi
bantuan
ikan-ikan
buku-buku
yang
berasal
identifikasi.
dari
Beberapa
perairan
buku
di
kunci
Weber,
M. and
L.
F.
de
Beaufort.
1911.
The
Fishes
of
the
Indo
The
Fishes
of
the
Indo
The
Fishes
of
the
Indo
The
Fishes
of
the
Indo
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1913.
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1916.
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1922.
74
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1929.
The
Fishes
of
the
Indo
The
Fishes
of
the
Indo
The
Fishes
of
the
Indo
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1931.
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1936.
de
Beaufort,
L.
F.
1940.
The
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
M.
and
L.
F.
de
Beaufort.
1953.
The
Fishes
of
the
Indo
Munro,
I.
S.
R.
1955.
The
Marine
and
Freshwater
Fishes
of
Ceylon.
Fishes
of
Western
Indonesia
and
Sulawesi.
Periplus
Purposes.
The
Living Marine
Pacific.
Volume
2.
Cephalopods,
Resources
of
Crustaceans,
and
Purposes.
Pacific.
Volume
3.
The
Living Marine
Batoid
Fishes,
Resources
Chimaeras
of
and
Fishes
Part
Purposes.
The
Living
Marine
Resources
75
Purposes.
Pacific.
Volume
The
5.
Living Marine
Bony
Fishes
Resources
Part
of
(Menidae
to
Pomacentridae).
FAO, Rome
-
Purposes.
The
Living Marine
Resources
of
ciri-ciri
pertama
dapat
yang
sesuai
terdapat
dengan
meneruskan
pada
ciri-ciri
sesuai
yang
dengan
sampel
ikan
terdapat
nomor
yang
yang
pada
kita
sampel
berada
di
amati.
Jika
tersebut
sebelah
pilihan
maka
kanan
kita
pilihan
tersebut. Sebaliknya, jika pilihan pertama tidak sesuai maka kita harus mengambil
pilihan kedua, ketiga, atau keempat. Pada nomor ini kita juga dapat meneruskan
sesuai dengan nomor yang berada di sebelah kanan.
Salah
bawah
ikan
ini
contoh
diberikan
opudi,
Selatan.
satu
salah
dalam
menggunakan
langkah-langkah
satu
Langkah-langkah
ikan
yang
endemik yang
identifikasi
ini
buku
harus
kunci
dilakukan
terdapat
identifikasi,
untuk
di Danau
berdasarkan
buku
berikut
di
mengidentifikasi
Matano, Sulawesi
identifikasi
Saanin
(1984).
1.
3.
Kepala simetris.
4.
6.
7
9
7.
9.
Tidak demikian.
10
76
10.
12
12.
57
Ordo PERCESOCES
Sirip dada biasa tidak memakai rambut-rambut di bawahnya
58
59
57.
58.
59.
622.
625.
626.
622
Familia ATHERINIDAE
Permulaan sirip dubur sedikit di belakang sirip punggung
pertama. Perut terletak pada setengah yang di belakang
dari jarak antara hidung dan sirip ekor. Permulaan sirip
punggung pertama di muka perut. Batang ekor lebih pendek
daripada sirip dubur; 15 20 buah tulang saringan insang
yang panjang. A. I. 11 13.
genus THELMATHERINA.
Hidung sama panjang dengan atau lebih pendek dari lebar
mata. Kurang panjang
625
626
pilihan
yang
tercantum
pada
nomor-nomor
tersebut.
Huruf
menunjukkan pilihan pertama, huruf b untuk pilihan kedua, huruf c untuk pilihan
ketiga, dan huruf d untuk pilihan keempat.
Berdasarkan
langkah-langkah
yang
telah
dilakukan
di
atas,
maka
kunci
622b
genus
THELMATHERINA
625a
626a
Thelmatherina
celebensis Blgr.
77
Setelah
memperoleh
dari
kategori-kategori
hirarki
Carolus
kelas,
Linnaeus
ordo,
identifikasi
taksonomi.
maka
Hirarki
hanya
meliputi
lima
genus,
spesies,
dan
varietas
kunci
identifikasi
menggunakan
dan
kunci
ini
selanjutnya
pertama
kategori
sebagaimana
kali
dapat
dicetuskan
dalam
dunia
dan
Ashlock
(Mayr
tersebut
di
atas,
disusun
hewan,
1991).
maka
oleh
yaitu:
Jika
kategori
Rahardjo.
Perairan.
Biologi
Perairan.
Fakultas
Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date.
FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.
79
Andy
Sistematika
Dasar.
Jurusan
de Beaufort, L.F. and W.M. Chapman. 1951. The Fishes of the Indo Australian
Archipelago. Volume IX. E. J. Brill, Leiden.
Direktorat
Jenderal
Perikanan.
1979.
Buku
Pedoman
Pengenalan
Sumber
Perikanan Laut. Bagian I (Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting). Direktorat
Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited,
Hong Kong.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.
Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
80
Mayr,
Systematic
Zoology.
Second
Munro, I.S.R. 1955. The Marine and Freshwater Fishes of Ceylon. Department of
External Affairs, Canberra.
Munro, I.S.R. 1967. The Fishes of New Guinea. Department of Agriculture, Stock
and Fisheries, Port Moresby, New Guinea.
Rahardjo,
M.F.
1980.
Ichthyologi.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Biologi
Perairan.
Fakultas
to
the
Sea
Fishes
of
Malaya.
Ministry
of
Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran
Sistematika
Ikan.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1911.
Archipelago. Volume I. E. J. Brill, Leiden.
The
Fishes
of
the
Indo
Australian
The
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
Weber,
Fishes
of
the
Indo
Australian
81
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
beberapa
istilah
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
cara-cara
B. Pengertian Anatomi
Anatomi
mempelajari
sangat
merupakan
organ-organ
penting
salah
dalam
untuk
satu
cabang
suatu
diketahui
dari
organisme.
karena
Ilmu
Hayat
Anatomi
merupakan
(Biologi)
suatu
dasar
yang
spesies
dalam
ikan
mempelajari
dengan
bentuk
tubuh,
spesies
pola
ikan
adaptasi
lainnya.
spesies
Hal
ini
ikan
disebabkan
tersebut
adanya
perbedaan
terhadap
lingkungan
anatomis
pada
tempat
lain:
makanan,
organ
otak,
limpa,
yang
rongga
dapat
mulut,
kelenjar
diamati
insang,
kelamin,
secara
jantung,
gelembung
hati,
renang,
empedu,
dan
tubuh
alat
lain-lain
ikan
pencernaan
(Gambar
29
dan 30).
Ada
dua
tindakan
pengamatan
yang
dilakukan
untuk
mengamati
anatomis
ikan yaitu:
a. Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
b. Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh
ikan.
Agar
berada
ikan-ikan
organ-organ
pada
yang
posisi
yang
diamati
masing-masing,
telah
diawetkan
berada
maka
pada
kondisi
sebaiknya
sebelumnya.
Jika
yang
ikan
yang
sampel
ikan
baik
dan
diamati
telah
tetap
adalah
diawetkan
maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati, dan
lain-lain,
dilakukan
telah
menggumpal
pembedahan.
atau
Bahan
mengeras
pengawet
dan
yang
tidak
akan
digunakan
terganggu pada
adalah
larutan
saat
formalin
10%.
82
Gambar 29. Letak organ dalam pada ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)
83
Gambar 30. Letak organ dalam pada ikan Chondrichthyes (Affandi et al., 1992)
84
C. Prosedur Pembedahan
Untuk
melakukan
pembedahan
yang
baik
haruslah
dilakukan
dengan
urutan sebagai berikut (Gambar 31):
1. Ikan yang akan diamati, diletakkan di atas papan bedah atau baki bedah
dengan kepala menghadap ke sebelah kiri dan bagian punggung terletak di
bagian atas.
2. Dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dibuat sayatan
membujur, dimulai dari pertengahan mulut kemudian terus ke arah bagian
atas kepala sehingga otak akan tampak.
3. Jika sayatan telah melewati daerah tengkuk (kuduk) maka penyayatan
4.
5.
6.
7.
harus dilakukan dengan hati-hati agar ujung pisau tidak melewati dasar
tulang punggung. Hal ini dimaksudkan agar organ yang berada di bawah
tulang punggung tidak terganggu.
Penyayatan atau pembedahan harus diarahkan ke bagian bawah pada saat
pisau
bedah
telah mendekati
bagian
ekor.
Ujung sayatan
kemudian
berakhir di daerah belakang anus.
Dengan menggunakan gunting bedah, bagian dasar tubuh (dasar perut)
kemudian digunting mengarah ke bagian depan sehingga otot-otot yang
membungkus organ-organ dalam dapat dibuka secara keseluruhan.
Bagian yang dikelupas (telah dibuka) hanya bagian sebelah depan saja
sehingga dengan demikian letak organ dalam, mulai dari organ-organ yang
terletak di bagian kepala sampai ke organ-organ yang terletak di bagian
belakang, akan nampak jelas terlihat.
Organ-organ yang tidak nampak dalam preparat dapat dicari dengan cara
menelusuri dan membandingkannya dengan pustaka.
D. Istilah-istilah Anatomi
Beberapa istilah anatomi yang sering ditemukan adalah:
- cranial
= ke arah kepala
- caudal
= ke arah ekor
- superior
= ke arah atas (atas)
- inferior
= ke arah bawah (bawah)
- dorsal
= ke arah punggung
- ventral
= ke arah perut
85
86
abdominal
thoracal
= ke arah dada
anterior
= ke arah muka
posterior
= ke arah belakang
dexter
= sebelah kanan
sinister
= sebelah kiri
lateral
= ke arah sisi/samping
medial
= ke arah tengah
proximal
distal
Untuk
menentukan
kedudukan
atau
posisi
organ-organ,
maka
badan
ikan
garis
tengah
dan
Bidang
medial,
yaitu
bidang
yang
jalannya
memotong
Bidang
sagittal,
yaitu
bidang
yang
jalannya
sejajar
dengan
bidang
median,
Bidang frontal,
Bidang transversal, yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang frontal.
E. Gelembung Berenang
Pada
beberapa
natatoria
hidrostatik,
ikan
tertentu
pneumatocyst).
untuk
ditemukan
Gelembung
menentukan
gelembung
berenang
tekanan
air
berenang
berfungsi
sehubungan
(vesica
sebagai
dengan
alat
kedalaman
perairan.
Pneumatocyst
ventral dari
oval
ren,
dengan
terdapat
aorta
warna
di
bagian
abdominalis,
keputih-putihan,
dorsal
dan
rongga
columna
terdiri
atas
badan,
yaitu
di
vertebralis. Umumnya
dua
bagian
yang
sebelah
berbentuk
tidak
sama
besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan antara bagian anterior dan bagian
posterior,
esophagus.
keluar
Saluran
sebuah
ini
saluran
disebut
yang
ductus
menghubungkan
pneumaticus
dan
pneumatocyst
berfungsi
dengan
sebagai
jalan
87
88
Berdasarkan
ada
tidaknya
ductus
pneumaticus,
ikan-ikan
dapat
dibedakan
Physostomi,
adalah
ikan-ikan
yang
memiliki
ductus
pneumaticus,
misalnya
Physoclysti,
adalah
ikan-ikan
yang
tidak
memiliki
ductus
pneumaticus,
F. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok).
carilah
Selanjutnya,
lima
jenis
ikan
setiap
yang
kelompok
melakukan
termasuk
golongan
penelusuran
physostomi
pustaka
dan
dan
physoclisti.
G. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Andy
Biologi
Ichthyologi.
Perairan.
Jurusan
Fakultas
Perikanan
Moyle,
Wischnitzer,
1977.
to
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
89
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
mengenali
beberapa
organ
kelengkapan
tubuh
mahasiswa
mampu
mengenali
dan
menunjukkan
posisi
derivat-derivat
ikan
yang
terletak
paling
luar.
dari
kulit
merupakan
atau
Derivat-derivat
systema
kulit
bagian
tubuh
integumentum
tersebut
adalah
terdiri
sisik,
jari-jari
sirip,
dan
scute
Sistem
derivat-derivatnya.
(skut),
keel
(kil),
1.
Kulit
Kulit
merupakan
pembungkus
luar
dan
berfungsi
sebagai
alat
pertahanan
pertama terhadap serangan penyakit serta juga dapat mencegah pengaruh faktorfaktor
luar
terhadap
tubuh
ikan.
Dalam
beberapa
hal,
kulit
juga
dapat
berfungsi
Sisik (squama)
Ada
ikan
yang
mempunyai
sisik,
tetapi
ada
juga
yang
tidak
memiliki.
Umumnya, ikan-ikan yang tidak bersisik mempunyai lapisan lendir yang lebih tebal
pada bagian kulitnya dibandingkan ikan-ikan yang memiliki sisik.
Sisik
dimana
yang
satu
terdapat
sisik
di
menutupi
sebelah
bawah
sebagian
sisik
epidermis
di
tersusun
belakangnya.
seperti
Bagian
genteng
sisik
yang
tampak dari luar yaitu yang tidak tertutup oleh sisik lain disebut exposed part
(bagian terbuka), sedangkan bagian yang tidak tampak karena tertutup oleh sisik
di
depannya
disebut
embedded
part
(bagian
tertutup).
Bagian
yang
terbuka
tersebut merupakan bagian posterior dari sisik dan pada bagian ini terdapat butirbutir
zat
warna
(pigmen,
chromatophora),
sedangkan
pada
bagian
yang
90
Sel-sel
bintang,
pigmen
yang
mengandung
dijumpai
terdapat
pigmen
kristal-kristal
hitam
guanin
pada
sisik
yang
disebut
yang
ikan
tampak
umumnya
melanophora.
mengkilap,
dan
(Gambar
garis-garis
disebut
garis
garis-garis
radiair
pertumbuhan.
konsentris
ini
34).
Di
Garis-garis
daerah
digunakan
konsentris
ugahari
sebagai
alat
berbentuk
itu,
kebiru-biruan
juga
seperti
garis-garis konsentris
pada
(temperate,
untuk
Selain
seperti
sisik
ikan
bermusim
menduga
umur
juga
empat),
ikan
dan
Cosmoid,
umumnya
terdapat
pada
ikan-ikan
primitif,
misalnya
Latimeria
chalumnae.
b.
Ganoid,
lapisan
berbentuk
basal
menyerupai
yang
homolog
kubus
dengan
dan
terdiri
atas
dua
sentin
dan
dibuat
lapisan,
yaitu
corium
serta
oleh
lapisan luar yang homolog dengan email dan terdiri atas guanin dan dibuat
oleh epidermis. Sisik ini ditemukan pada ikan sturgeon.
c.
Placoid, berbentuk belah ketupat, pipih dengan bentuk seperti duri mencuat
di
tengah-tengahnya
dijumpai
pada
dan
ikan-ikan
menghadap
bertulang
ke
rawan
belakang
(caudal).
(Chondrichthyes),
Banyak
misalnya
ikan
cucut.
d.
Cycloid
(sisik
lingkaran),
dan
garis-garis
konsentris
pigmen
melanophora.
berbentuk
radiair,
bulat
pipih
mengandung
Ditemukan
pada
dengan
kristal-kristal
ikan-ikan
garis-garis
guanin
berjari-jari
dan
lemah
Ctenoid (sisik sisir), bentuknya agak mirip dengan sisik cycloid, tetapi pada
bagian
pada
posterior
ikan-ikan
terdapat
berjari-jari
ctenii
keras
(duri
halus
berupa
(Acanthopterygii),
rigi-rigi).
misalnya
ikan
Ditemukan
tambakan,
sirip
disusun
oleh
selaput
yang
terdiri
atas
jaringan
lunak
yang
disebut membrana dan rangka yang terdiri atas jaringan tulang atau tulang rawan
(cartilago)
yang
dan
juga
ada
disebut
yang
jari-jari
tidak,
sirip
tergantung
atau
pada
radialia.
Ada
jenisnya.
radialia
Radialia
ini
yang
bercabang
bersendi
pada
suatu basalia. Pada sirip yang letaknya di median, basalia berhubungan langsung
91
92
93
dengan ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), yaitu pada spina neuralis atau
pada spina haemalis. Sebaliknya, pada sirip yang lain, basalia bersendi pada
tulang lain yang disebut cingulum. Pada pinna caudalis, basalia berhubungan
langsung dengan spina vertebra caudalis.
Jari-jari sirip pada ikan dapat dibedakan atas (Gambar 36):
a. Jari-jari keras, dengan ciri-ciri: sulit dibengkokkan, pejal, tidak berbukubuku.
Jari-jari keras ini dapat berupa cucuk, duri, atau patil.
b. Jari-jari
lemah,
mempunyai
ciri-ciri:
mudah
dibengkokkan,
berbuku-buku,
nampak transparan, dan biasanya bercabang pada bagian ujungnya.
c. Jari-jari lemah mengeras, dengan ciri-ciri seperti yang terdapat pada jari-jari
lemah, tetapi mengalami pengerasan sehingga agak sulit dibengkokkan.
4. Lendir
Lendir pada ikan dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada bagian
epidermis
kulit.
Kelenjar
ini
menghasilkan
mucin
(glikoprotein)
yang
jika
bercampur dengan air akan membentuk lendir. Fungsi lendir pada ikan antara lain:
a. untuk mengurangi gesekan
b. untuk mencegah infeksi
c. untuk mencegah kekeringan
d. untuk mempertahankan diri
e. untuk membantu dalam proses reproduksi
f. untuk osmoregulasi
5.
Kelenjar Racun
Pada beberapa jenis ikan terdapat kelenjar racun yang merupakan derivate
dari kulit. Kelenjar ini akan mensekresikan zat yang bila disuntikkan kepada
manusia akan menyebabkan rasa sakit, bahkan dapat menimbulkan kematian.
Beberapa contoh ikan yang mempunyai kelenjar racun adalah:
a. Cucut (Heterodontus francisci (Girard, 1855)), memiliki kelenjar racun pada
duri sirip punggung.
b. Pari (Pteroplatytrygon violacea (Bonaparte, 1832)), memiliki kelenjar racun
pada duri yang terdapat di sirip ekor.
c. Sembilang (Plotosus lineatus (Thunberg, 1787)), memiliki kelenjar racun
pada duri di bagian kepala.
94
95
C. Ikan Beracun
Ikan beracun adalah ikan-ikan yang menyebabkan berbagai gangguan
saluran pencernaan dan syaraf bila daging atau anggota tubuh ikan itu dimakan
oleh manusia. Secara umum, ikan beracun (poisonous fishes) ditujukan kepada
ikan-ikan yang jaringannya, baik sebagian maupun secara keseluruhan, bersifat
toksik (beracun). Ikan berbisa (venomous fishes) biasanya terbatas hanya pada
ikan-ikan yang mampu menghasilkan racun dan menyebarkan racun tersebut
pada saat menggigit atau menusuk korbannya. Kenyataannya, semua ikan
berbisa adalah beracun tetapi tidak semua ikan beracun adalah berbisa. Ikan-ikan
yang
secara
nyata
mempunyai
organ
berbisa
(venom
apparatus)
disebut
phanerotoxic, sedangkan ikan-ikan yang jaringan tubuhnya mengandung racun
disebut cryptotoxic.
Ikan-ikan beracun dapat dibedakan atas:
a. Ichthyosarcotoxic fishes = ikan-ikan yang mengandung racun di antara otot,
viscera, atau kulit
b. Ichthyootoxic fishes = ikan-ikan yang menghasilkan racun terbatas hanya
pada gonad. Umumnya pada ikan-ikan air tawar. Termasuk ikan-ikan yang
mempunyai telur-telur yang beracun.
c. Ichthyohemotoxic fishes = ikan-ikan yang mempunyai racun di dalam
darahnya. Ditemukan pada belut air tawar dan beberapa ikan laut.
d. Ichthyocrinotoxic
fishes
=
ikan-ikan
yang
menghasilkan
racun
melalui
adalah
peristiwa
keracunan
akibat
memakan
ikan
yang
mengandung racun di dalam otot, kulit, atau kotoran tubuhnya. Meliputi antara
lain:
ciguatera poisoning, tetraodon poisoning,
scombroid poisoning, clupeoid
poisoning,
elasmobranch
poisoning,
hallucinatory
poisoning,
cyclostomes
poisoning,
chimaera
poisoning,
dan
gempylid
poisoning.
Ichthyocrinotoxism
adalah peristiwa
pada kulitnya.
keracunan
akibat
terserang
oleh
ikan-ikan
yang
memiliki
racun
96
umumnya
disebabkan
oleh
ikan-ikan
yang
hidup
di
terumbu karang daerah tropis dan ikan-ikan laut yang semipelagis; hidup di dasar
tetapi jarang ditemukan pada kedalaman 200 kaki; di antara 35LU dan 34LS;
pemakan alga bentik, ikan bentik, atau organisme bentik lainnya, dan jarang yang
bersifat
plankton-feeder. Ada
sekitar 440
spesies ikan laut yang bersifat
ciguatoxic. Racun ini juga ditemukan pada beberapa Echinodermata, Moluska,
dan Arthropoda, yang hidup di laut. Sebagian besar ikan laut di perairan tropis
dapat
menyebabkan
ciguatera
poisoning,
walaupun
beberapa
spesies
dapat
bersifat toksik di lokasi geografis tertentu sedangkan di lokasi lainnya tidak.
Ikan-ikan yang sering menyebabkan ciguatera poisoning antara lain adalah:
morays (Muraenidae), barracuda (Sphyraenidae), snappers (Lutjanidae), groupers
(Serranidae), jack (Carangidae), milkfish (Chanidae), tarpons (Elopidae), herrings
(Clupeidae),
anchovies
(Engraulidae),
lizardfishes
(Synodontidae),
conger
eels
(Congridae),
flyingfishes
(Exocoetidae),
squirrelfishes
(Holocentridae),
surgeonfishes
(Acanthuridae),
butterflyfishes
(Chaetodontidae),
mackerels
dan
tuna
(Scombridae),
trunkfishes
(Ostraciidae),
puffer
(Tetraodontidae),
porcupinefishes (Diodontidae), goatfishes (Mullidae), porgies (Sparidae), wrasses
(Labridae), parrotfishes (Scaridae).
Tetrodotoxin adalah racun yang terdapat di viscera ikan buntal dan
kerabatnya (Tetraodontidae, Diodontidae, dan Molidae). Ovari dan hati merupakan
organ yang paling toksik, sedangkan perut dan usus dapat menyebabkan
kematian,
demikian
juga
mata
dan
ginjal.
Beberapa
spesies
ikan
buntal
mempunyai kulit, jaringan sub-cutaneous, dan testis yang beracun. Struktur kimia
tetrodotoxin mirip dengan tarichatoxin, racun yang ditemukan pada kadal air
Taricha torosa. Tetraodon poisoning merupakan peristiwa keracunan disebabkan
oleh makan ikan buntal (viscera,
Tetrodotoxin (TTX)
disebut
juga
liver)
fugu
dan kerabatnya.
poison ditemukan
pada
97
beberapa
puffers,
ocean
sunfishes,
porcupinefishes,
triggerfishes,
spikefishes,
poisoning
adalah
peristiwa
keracunan
disebabkan
oleh
makan
ikan tongkol dan cakalang (mackerel, tuna, skipjack, bonito, dan Japanese saury
Cololabis
dalam
aksi
saira).
ototnya,
enzim
Jika
ikan
dikenal
dan
scombroid
dengan
bakteri
diawetkan,
istilah
saurine.
pada
saat
ikan
oleh
makan
peristiwa
keracunan
disebabkan
tarpons,
bonefishes
dan
slickheads).
substansi
Substansi
mati.
terbentuk
tersebut
Clupeoid
ikan
Toksisitas
beracun
dibentuk
di
oleh
poisoning
merupakan
(herrings,
anchovies,
tembang
racun
berasosiasi
dengan
rantai
yang
disebabkan
oleh
karena
makanan.
Beberapa
peristiwa
keracunan
lainnya
Fish
poisoning
atau
ichthyotoxism
adalah
keracunan
karena
makan
ikan
(bersifat umum).
-
Elasmobranch
poisoning
adalah
peristiwa
keracunan
disebabkan
oleh
makan daging, viscera, gonad, dan hati ikan cucut dan ikan pari. Ikan cucut
yang
beracun
sharks
di
antaranya
(Hexanchidae),
adalah
dogfish
requiem
sharks
sharks
(Squalidae),
(Carcharhinidae),
dan
mackerel
cow
sharks
(Lamnidae).
-
Hallucinatory
poisoning
adalah
peristiwa
keracunan
disebabkan
oleh
Cyclostome
poisoning
adalah
peristiwa
keracunan
disebabkan
oleh
makan
disebabkan
oleh
makan
Gempylid
daging
poisoning
ikan
(semacam
lilin)
adalah
peristiwa
famili
Gempylidae.
dalam
konsentrasi
keracunan
Daging
yang
tersebut
tinggi.
Wax
mengandung
terdiri
atas
cetyl
wax
dan
asal
dari
racun
yang
terdapat
di
dalam
tubuh
ikan,
maka
daging
ikan,
tidak
terdapat beberapa istilah berkaitan dengan hal tersebut, antara lain yaitu:
-
Ichthyosarcotoxin
adalah
racun
yang
terdapat
pada
98
Ichthyoacanthotoxin
adalah
racun
yang
disekresikan
oleh
organ-organ
beracun (venom apparatus), seperti spina, alat penyengat, atau gigi ikan.
-
Ichthyocrinotoxin
dihasilkan
oleh
adalah
ikan
racun
hagfishes,
yang
berasal
lampreys,
dari
morays
kelenjar
kulit
(Muraenidae),
yang
soapfishes
Ostracitoxin
adalah
substansi
racun
yang
berasal
dari
kulit
ikan
Ostracion
lentiginosus (ikan buntal, boxfish atau trunkfish) untuk membunuh ikan atau
hewan laut lainnya. Racun ini disebut juga pahutoxin.
Kadar
tergantung
racun
kepada
yang
jenis
terdapat
ikan
dan
pada
organ
organnya.
Namun
dalam
ikan
demikian,
berbeda-beda,
ovari
dan
hati
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok). Selanjutnya, setiap kelompok melakukan penelusuran pustaka dan
99
carilah lima jenis ikan ikan-ikan air tawar yang beracun yang terdapat di lokasi
anda. Carilah pula lima jenis ikan-ikan air laut yang beracun. Presentasikan tugas
tersebut di dalam kelas.
E. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Andy
Biologi
Ichthyologi.
Perairan.
Jurusan
Fakultas
Perikanan
Halstead,
Animals
Lagler,
Moyle,
of
1977.
to
the
World.
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
100
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagian
dari
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
bagian-bagian
dari
rangka ikan.
4. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak dan nama-nama tulang ikan
dengan
vertebrata
lainnya,
ikan
mempunyai
susunan
otot
yang relatif jauh lebih sederhana. Berdasarkan histologisnya, otot pada tubuh ikan
dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
-
Berdasarkan
cara
kerjanya,
otot-otot
yang
terdapat
pada
tubuh
ikan
dipengaruhi
oleh
dipengaruhi
oleh
sehingga
setiap
voluntary
muscle,
yaitu
otot
yang
bekerja
karena
involuntary
muscle,
yaitu
otot
yang
bekerja
tanpa
Urat
urat
daging
daging
tempat
sehingga
tersebut
dimana
mempunyai
pada
dia
fungsi
secara
Untuk
ikan
mempunyai
terdapat.
untuk
dengan
hampir
peranan
Namun
menggerakkan
keseluruhan
melihat
tersebar
seluruh
atau
fungsi
demikian,
ikan
bagian-bagian
tubuh
tersendiri
secara
bagian-bagian
menyebabkan
jelas
di
urat
daging,
dengan
urat
daging
umum
tertentu
mampu
sesuai
dari
bergerak
maka
tubuh
ikan
(berenang).
perlu
dibuat
sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui
tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun
dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran
101
lingkaran
dari
cranial
disebut
ke
coni
myomer
oleh
konsentris
disebabkan
caudal
musculi.
atau
suatu
ini
oleh
Coni
myotome.
otot-otot
lapisan-lapisan
musculi
Antara
pembungkus
karena
ini
satu
yang
otot
tersusun
myomer
disebut
tersebut
tersusun
secara
rapi
dan
yang
berbentuk
kerucut
secara
segmental
dan
dengan
myomer
myocommata
atau
lainnya
disebut
dipisahkan
myoseptum.
Otot-otot
yang terletak di bagian sebelah kiri dan kanan tubuh dipisahkan oleh suatu sekat
yang disebut
septum
vertical. Oleh
suatu
septum
horizontale
atau horizontale skeletogenous septum, otot-otot pada tubuh ikan terbagi atas dua
daerah yaitu (Gambar 37):
-
musculi
dorsalis
atau
musculi
epaxialis,
yaitu
kumpulan
otot-otot
yang
yaitu
kumpulan
otot-otot
yang
musculi
ventralis
atau
musculi
hypaxialis,
Pada
dan
daerah
banyak
septum
mengandung
horizontale
lemak
terdapat
yang
jaringan
disebut
mud
otot
stripe
berwarna
(red
merah
muscle)
atau
dilihat
dari
arah
lateral
maka
bentuk
otot-otot
bergaris
melintang
(lateral skeletal musculature) dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu (Gambar 38):
-
yang
terdapat
(Gambar
pada
bagian
kepala
pada
bagian
punggung
pada
39),
(Gambar
tubuh
pada
41),
ikan
bagian
pada
sirip
Osteichthyes
di
bawah
dada
dapat
kepala
(Gambar
ditemukan
(Gambar
42),
pada
40),
sirip
perut (Gambar 43), dan pada sirip ekor (Gambar 44). Pada ikan Chondrichthyes,
otot-otot
tersebut
dapat
dibedakan
atas:
otot-otot
appendicular,
otot-otot
102
103
104
Gambar 39. Otot-otot pada bagian kepala ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)
Gambar
40.
Otot-otot pada
Omar, 1987)
bagian
di
bawah
kepala
ikan
Osteichthyes
(Andy
105
Gambar 41. Otot-otot pada bagian punggung ikan Osteichthyes (Affandi et al.,
1992)
106
Gambar 43. Otot-otot pada sirip perut ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)
Gambar 44. Otot-otot pada sirip ekor ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)
107
Gambar
Gambar
45.
46.
Otot-otot appendicular
(Wischnitzer, 1972)
Otot-otot
dan
hypobranchial
branchiomeric
pada
ikan
pada
ikan
Chondrichthyes
Chondrichthyes
(Wischnitzer,
1972)
108
C. Sistem Rangka
Yang termasuk ke dalam sistem rangka antara lain tulang belakang, tulang
sejati, tulang rawan, jaringan pengikat (connective tissue), sisik-sisik, komponenkomponen
gigi,
jari-jari
sirip,
dan
penyokong
sel
pada
sistem
saraf.
Rangka
merupakan struktur yang berfungsi sebagai penyokong tegaknya tubuh dan dapat
dibedakan atas:
-
rangka
dalam
(endoskeleton),
berupa
tulang-tulang
yang
menyusun
rangka
tubuh ikan
Tulang
banyak
mengandung
sebagainya.
Pada
ikan
sebenarnya
berasal
dari
garam
bertulang
tulang
sejati
rawan.
kalsium,
fosfor,
(Osteichthyes),
Proses
magnesium,
tulang
dan
yang
keras
dari
tulang
pembentukan
tulang
seperti
jantung,
melindungi
bagian
tubuh
sebelah
dalam,
otak,
hati,
alat
berfungsi sebagai alat penyalur sperma pada beberapa jenis ikan tertentu
Berdasarkan
jenisnya,
rangka
tulang
dapat
dibedakan
atas
dua
golongan,
yaitu:
-
osteum (tulang sejati, tulang benar), yaitu tulang-tulang yang terdapat pada
ikan golongan Osteichthyes
cartilago
(tulang
rawan),
golongan
Chondrichthyes
yaitu
dan
tulang-tulang
juga
ikan
yang
terdapat
Osteichthyes
yang
pada
ikan
masih
muda
dan
tulang
rangka
axial,
terdiri
dari
tulang
tengkorak,
tulang
punggung,
rusuk
109
rangka
appendicular,
yaitu
rangka
anggota
badan,
seperti
jari-jari
sirip
dan
tulang-tulang penyokongnya.
Untuk
preparat
mengamati
tulang.
rangka
Preparat
ikan
tulang
secara
dibuat
umum,
dari
terlebih
ikan
yang
dahulu
harus
dibuat
berukuran
cukup
besar
sehingga memudahkan dalam pembuatannya. Ada tiga cara yang dapat dilakukan
untuk membuat preparat tulang, yaitu:
a. Cara fisik
Ikan
termasuk
dengan
tidak
Teleostei
sisik-sisik
air
ikan
panas
rapuh.
yang
Otot-otot
pinset
pada
tulang,
dibersihkan
tidak
mengalami
besar
tersebut
secara
menggunakan
agak
ada.
perlahan-lahan
yang
dan
jika
(misalnya
terdapat
pisau.
Jika
dengan
pembusukan
Setelah
diperoleh
pada
tubuh
masih
ada
rangka
cakalang)
bersih,
agar
menggunakan
maka
ikan
tersebut
siramlah
rangka
ikan
yang
yang
Agar
ikan
bagus
dibersihkan
otot-otot
sikat.
dibersihkan,
dicelupkan
ke
dan
dengan
tersisa
otot-otot
itu
melekat
yang
tersisa
dalam
larutan
formalin selama 5 7 jam. Diusahakan agar pada saat merendam rangka tersebut
keadaan
preparat
dalam
keadaan
lurus
seperti
sebelum
diberikan
perlakuan.
sambil
dibersihkan
potongan-potongan
maka
potongan
perekat.
jika
tulang
tersebut
Preparat
yang
masih
ada
yang
terlepas
ditempel
pada
sudah
selesai
otot-otot
kecil
yang
selama
proses
tempatnya
semula
sebaiknya
disimpan
melekat.
Jika
ada
penyikatan/penjemuran
dengan
di
menggunakan
dalam
kotak
agar
tidak terganggu.
b. Cara kimiawi
Ikan yang sudah bersih dan tidak bersisik lagi direbus selama 3 5 menit
dalam
panci
yang
berukuran
besar
agar
posisi
ikan
tersebut
tidak
bengkok.
sampai
daging
ikan
tersebut
mudah
dikelupas.
Jika
masih
sulit
terkelupas,
ikan tersebut direndam kembali ke dalam larutan NaOH yang lebih encer. Setelah
otot-otot
ikan
tersebut
terkelupas,
rangka
preparat
disimpan
pada
wadah
yang
aman.
110
c. Cara biologis
Pembuatan
rangka
ikan
secara
biologis
dilakukan
dengan
membiarkan
ikan
R.,
Alamsjah,
Biologi
Perairan.
Fakultas
Andy
Biologi
Bogor.
Perairan.
Fakultas
Perikanan.
Institut
Ichthyologi.
Pertanian
Jurusan
Bogor,
Perikanan
111
Gambar 48. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak lateral (Chiasson, 1980)
112
Gambar 49. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak dorsal (Chiasson, 1980)
113
Gambar 50. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak ventral (Chiasson, 1980)
Gambar 51. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak caudal (Chiasson, 1980)
114
Gambar 52. Tulang belakang ikan Teleostei tampak depan (Andy Omar, 1987)
Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown
Company Publishers, Dubuque, Iowa.
Lagler,
Moyle,
Wischnitzer,
1977.
to
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
115
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu mengenali dan mengetahui posisi organ-organ
pencernaan beserta modifikasinya
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi organ-organ
pencernaan beserta modifikasinya.
3. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
fungsi
kelenjar
pencernaan
B. Alat Pencernaan
Pencernaan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Fungsi alat
pencernaan adalah untuk menghancurkan zat makanan (molekul makro) menjadi
zat terlarut (molekul mikro) sehingga zat makanan tersebut mudah diserap dan
kemudian dapat digunakan pada proses metabolisme di dalam tubuh ikan. Proses
pencernaan pada ikan terjadi dalam dua bentuk yaitu secara fisik yang terjadi di
dalam rongga mulut dan lambung, dan secara kimiawi yang terjadi di dalam
lambung dan usus.
Alat pencernaan pada ikan sering berbeda antar satu spesies dengan
spesies lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam pola
adaptasi terhadap makanannya. Alat pencernaan yang sering mengalami adaptasi
adalah bibir, gigi, mulut, dan saluran pencernaan.
Alat pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan yang
meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, duodenum,
intestinum, rectum, dan anus; serta kelenjar pencernaan yang terdiri dari hati,
empedu, dan pancreas.
Setiap
alat
pencernaan
memiliki
tugas
masing-masing.
Mulut
berguna
untuk menangkap atau mengambil makanan. Adaptasi mulut ikan terhadap
makanannya menyebabkan ditemukannya beraneka macam bentuk mulut ikan.
Ikan-ikan yang biasanya mencari makanan dengan memangsa jenis ikan lain,
umumnya
mempunyai
mulut
yang
lebar,
sedangkan
ikan-ikan
yang
biasa
mengambil makanan dengan jalan mengisap organisme yang menempel pada
substrat (perifiton) biasanya mempunyai bentuk bibir yang tebal (misalnya ikan
tambakan, Helostoma temmincki). Sebaliknya ikan belanak (Liza sp.) yang
116
mencari makanan di dasar perairan mempunyai bibir yang tebal dan kadangkadang
mulutnya dapat disembulkan.
Rongga
makanan.
mulut
Di
berfungsi
untuk
tempat
rongga
mulut
terdapat
dalam
mencabik
atau
gigi-gigi.
memotong-motong
Berdasarkan
letaknya,
terdapat tiga macam gigi pada ikan bertulang sejati, yaitu gigi mulut, gigi rahang,
dan gigi pharynx (Gambar 53). Sebaliknya berdasarkan bentuknya, gigi ikan dapat
dibedakan
atas:
cardiform
(untuk
merobek),
villiform
(untuk
merobek),
canine
merupakan
kelenjar
cairan
ini
yang
tergantung
herbivora
berbeda
mempunyai
palsu
beberapa
untuk
dengan
merupakan
mempunyai
sedangkan
sp.),
proses
yang
pada
ikan
lambung
tertentu
lambung
ikan
yang
ikan
ada
usus
bagian
berbentuk
seperti
lambung
mengalami
modifikasi.
makanan
gizzard
55).
Gizzard
(Gambar
lambung
sangat
Lambung
merupakan
yang
lambung
ikan
(Gambar
55),
(Gambar
ikan
56).
Pada
belanak
(Liza
berfungsi
mempunyai
tidak
Umumnya
tabung
Pada
ikan
herbivora
depan.
kantung
menjadi
dimana
Ikan
seperti
dindingnya
lambung
tersebut.
maka
berbentuk
modifikasi
asam
carnivora.
kalaupun
Pada
anatomi
omnivora
mengalami
menggiling
makanan
penggelembungan
dan
Bentuk
kebiasaan
sebenarnya,
makanan.
enzim
pencernaan.
lambung
ikan
penampungan
menghasilkan
kepada
lambung
yang
carnivora
dapat
membantu
bervariasi
tempat
sebagai
dinding
alat
(lapisan
otot) yang lebih tebal dibanding dengan dinding lambung biasa. Pada ikan cucut,
usus
mengalami
(spiral
valve).
modifikasi
Dengan
dimana
adanya
pada
spiral
bagian
valve
dalamnya
ini,
daerah
membentuk
spiral
penyerapan
zat-zat
terletak
setelah
lambung,
berperan
dalam
mengatur
keluarnya
makanan yang dicerna di lambung dan masuk ke dalam usus. Sedangkan usus
merupakan
tempat
selanjutnya
sisa
mempunyai
lambung,
proses
makanan
penyerapan
dibuang
pencernaan
zat
melalui
yang
makanan
anus.
intensif
ikan-ikan
herbivora
memiliki
usus
yang
tubuhnya,
sedangkan
ikan-ikan
carnivora
Ikan-ikan
terjadi
panjangnya
memiliki
yang
usus
di
telah
tercerna,
herbivora
dalam
usus.
beberapa
yang
yang
pendek
dan
tidak
Umumnya
kali
atau
panjang
sangat
117
118
Gambar 55. Alat pencernaan ikan carnivora dan gizzard (Afandi et al., 1992)
119
120
C. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan ikan umumnya terdiri dari:
a. Saluran pencernaan (tractus digestivus),
Walaupun
hampir
bentuk
sama,
saluran
tetapi
pencernaan
masih
dapat
ikan
dari
dibedakan
depan
sampai
masing-masing
ke
belakang
bagian,
sebagai
berikut:
-
lidah
(lingua),
banyak
melekat
mengandung
pada
dasar
kelenjar
lendir
mulut
dan
(glandula
tidak
dapat
mucosa)
tetapi
lanjutan
rongga
digerakkan,
tidak
memiliki
pangkal
tenggorokan
(pharynx),
merupakan
mulut
yang
lanjutan
dari
kerongkongan
(esophagus),
sangat
pendek
dan
merupakan
ventikulus
saluran
jelas.
(lambung),
merupakan
beberapa
tonjolan-tonjolan
(appendices
permukaan
pyloricae).
dinding
dari
membesar.
spesies
berbentuk
lanjutan
tertentu,
kantong
Kantong
ventrikulus
agar
dan
di
bagian
buntu
buntu
esophagus
akhir
yang
ini
berguna
pencernaan
dan
tidak terlalu
ventrikulus
disebut
berupa
terdapat
pyloric
untuk
caeca
memperluas
penyerapan
makanan
usus
(intestinum),
berbentuk
seperti
pipa
panjang
yang
berkelok-kelok
dan
sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus ini
diikat
oleh
suatu
alat
penggantung
yang
disebut
mesenterium,
yang
hati
(hepar),
bentuknya
besar,
berwarna
merah
kecoklat-coklatan,
letaknya
kantong
empedu
berwarna
kehijau-hijauan,
saluran
empedu
yang
(vesica
disebut
berfungsi
fellea),
terletak
ductus
untuk
bentuknya
pada
cysticus
menampung
bagian
yang
dan
bulat
depan
bermuara
bila
dari
pada
berisi
hati,
penuh,
mempunyai
usus.
Kantong
121
mencurahkannya
ke
dalam
usus
bila
diperlukan.
lain
yang
Empedu
berguna
untuk
mencernakan lemak.
Suatu
pada
kelenjar
ikan
melekat
karena
pada
pencernaan
bersifat
mesenterium
mikroskopis.
di
antara
disebut
Limpa
usus
atau
dan
pancreas
lien
gonad,
tidak
berwarna
tidak
ditemukan
merah
masuk
ke
tua,
dalam
garis
besarnya,
perbedaan
antara
struktur
alat
pencernaan
ikan
tidak
memiliki
lambung
tetapi
usus
bagian
depan
membesar
membentuk
lambung palsu
-
lambung memanjang
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok),
kemudian
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
selama
10
E. Daftar Pustaka
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Biologi
Perairan.
Fakultas
122
Alamsjah,
Andy
Omar,
Ichthyologi.
Jurusan
Perikanan
K.F.,
Moyle,
P.B.
Wischnitzer,
1977.
to
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
123
X. SISTEM PERNAPASAN
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
apa
yang
dimaksud
mahasiswa
mampu
mengenali
bagian-bagian
dari
organ
pernapasan
dan
pelepasan
B. Organ Pernapasan
Pernapasan
karbon
merupakan
dioksida
diperlukan
oleh
organ
proses
suatu
pernapasan.
pengambilan
organisme
Pada
ikan,
oksigen
hidup.
Untuk
dapat
proses
pernapasan
bernapas
umumnya
maka
dilakukan
ikan
Pada
juga
stadia
mengalami
larva,
insang
perkembangan
belum
sempurna
sebagaimana
dan
belum
organ-organ
dapat
berfungsi.
Untuk dapat bernapas, larva ikan biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac)
atau pada beberapa ikan tertentu menggunakan insang luar (Gambar 58).
Setiap insang ikan terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Gambar 59):
-
Filamen
insang
(hemibranchia
gill
filament),
berwarna
merah,
terdiri
dari
jaringan lunak, berbentuk seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak
mengandung kapiler-kapiler darah sebagai cabang dari arteri branchialis dan
merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.
-
Tulang
lengkung
melekatnya
darah
insang
filamen
(arteri
dan
afferent
(arcus
tapis
dan
branchialis
insang,
arteri
gill
berwarna
efferent)
arch),
putih,
yang
merupakan
dan
tempat
memiliki
memungkinkan
saluran
darah
dapat
Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek
dan
insang,
berfungsi untuk
pemakan
sesuai
sedikit
plankton,
bergerigi,
tapis
dengan fungsinya
melekat
menyaring air
insangnya
sebagai
pada
bagian
pernapasan.
rapat
dan
depan
dari
lengkung
Pada ikan-ikan
herbivore
ukurannya
panjang.
Hal
ini
Sedangkan pada
124
Gambar 58. Alat pernapasan pada larva ikan (Affandi et al., 1992)
Gambar 60. Insang pada ikan herbivora (A) dan karnivora (B)(Affandi et al., 1992)
125
(apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri bagian
belakang
dari
kepala,
berbentuk
seperti
setengah
membundar.
Setiap
tutup
os
interoperculare,
merupakan
tulang
kecil
yang
terletak
di
antara
os
Membrana
operculum
branchiostega,
dan
berakhir
merupakan
bebas
di
selaput
tepi
tipis
belakang
yang
dari
melekat
operculum.
pada
Berfungsi
sebagai klep untuk menahan agar supaya air tidak masuk ke dalam rongga
insang dari arah belakang.
-
Ikan-ikan
penutup
insang.
bertulang
Insang
rawan
ikan
(Chondrichthyes)
tersebut berada
di
tidak
dalam
memiliki
tulang-tulang
rongga dan
berhubungan
keluar melalui celah-celah insang yang berjumlah sekitar 5 7 buah (Gambar 62).
C. Organ Pernapasan Tambahan
Ada beberapa jenis ikan tertentu yang selain bernapas dengan insang juga
menggunakan
mempunyai
forsteri
paru-paru
organ
(Krefft,
annectens
paru-paru
1870)),
(Owen,
sebagai
adalah
ikan
1839)),
organ
dan
ikan
paru-paru
ikan
pernapasannya.
paru-paru
Afrika
paru-paru
Ikan-ikan
Australia
Timur
Amerika
(Neoceratodus
(Protopterus
Selatan
yang
annectens
(Lepidosiren
insang
dan
paru-paru,
beberapa
jenis
ikan
tertentu
memiliki
alat
derivate
126
Gambar 61. Tulang penutup insang pada ikan Teleostei (Andy Omar, 1987)
127
Pada
ikan
betok
(Anabas
testudineus
(Bloch,
1792)),
organ
labyrinth
(Linnaeus,
1758))
alat
pernapasan
tambahan
ini
terletak
ruang
pharynx,
di
lipatan
kulit
pada
bagian
mulut
dan
misalnya
pernapasan
tambahan
berupa
tabung,
misalnya
pada
ikan
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok),
blodok
kemudian
(Periophthalmus
masing-masing
argentilineatus
kelompok
menjelaskan
Valenciennes,
mengapa
1837)
dapat
ikan
bertengger
E. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Andy
Biologi
Ichthyologi.
Perairan.
Jurusan
Fakultas
Perikanan
Gambar 63. Labyrinth pada ikan betok (Anabas testudineus)(Affandi et al., 1992)
Gambar
64.
Organ
1992)
arborescent
pada
ikan
lele
(Clarias
batrachus)(Affandi
et
al.,
129
Gambar
65.
Diverticula
1992)
pada
ikan
gabus
(Ophiocephalus
striatus)(Affandi
et
al.,
130
Lagler,
1977.
Introduction
for
to
Comparative
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
131
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
sistem
peredaran
mahasiswa
mampu
mengenali
dan
menjelaskan
fungsi-fungsi
bagian
jalur
peredaran
sirkulasi
darah
pada
peredaran
ikan
darah.
bersifat
Pada
tunggal,
sistem
artinya
tersebut
hanya
darah
terdapat
mengalir
dari
jantung, menuju ke insang, kemudian ke seluruh tubuh, dan akhirnya kembali lagi
ke jantung.
Pada
sejati
ikan,
jantung
(Osteichthyes)
umumnya
memiliki
terletak
letak
jantung
di
belakang
relatif
lebih
insang.
ke
Ikan
depan
bertulang
dibandingkan
dengan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Jantung disusun oleh otot jantung
yang
bekerja
terdapat
66)
dan
tidak
sedikit
ikan
di
bawah
perbedaan
bertulang
pengaruh
antara
rawan
rangsang
struktur
(Gambar
jantung
67).
(involuntary).
ikan
Namun
Secara
bertulang
demikian,
sejati
anatomis
(Gamba
fungsinya
sama
yaitu memompakan darah yang kadar oksigennya rendah menuju ke insang untuk
mengikat oksigen dan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Jantung
terdapat
di
dalam
rongga
pericardium.
Jantung
ini
dibungkus
oleh
terdapat
pada
Sinus
venosus,
berdinding
tipis
dan
berwarna
merah
coklat,
bagian caudo-dorsal dari bagian jantung yang lain. Menerima darah dari vena
hepatica dan ductus Cuvier.
-
Atrium
bersifat tunggal
Ventikel
(bilik),
berwarna
merah
muda
karena
dindingnya
tebal,
bersifat
Bulbus
arteriosus
(conus
arteriosus),
merupakan
lanjutan
dari
ventrikel,
132
133
C. Darah
Darah
dan
adalah
bahan-bahan
cairan
yang
tersuspensi.
di
dalamnya
Darah
tersusun
terkandung
dari
dua
bahan-bahan
komponen
terlarut
yaitu
plasma
darah dan sel darah. Plasma darah antara lain tersusun atas air, mineral, nutrien,
gas terlarut,
bagian
enzim, hormon,
yaitu
(leucocyte).
granula)
dan
butir
agranulocyte
atas
acidophil,
penyusun
darah
Selanjutnya,
dibedakan
yaitu
butir-butir
dan antibodi.
tiga
putih
(yang
tidak
dan
butir-butir
(eryhtrocyte)
darah
komponen
neutrophil,
terbesar
merah
terdiri
darah
putih
atas
butir-butir
granulocyte
memiliki
berdasarkan
basophil.
dan
granula).
kemampuannya
Sebaliknya,
terdiri
(yang
putih
memiliki
Granulosit
dapat
menyerap
warna,
agranulosit
atas
darah
yang
lymphocyte,
merupakan
monocyte,
dan
zat
berfungsi
sisa-sisa
imunitas
mengandung
oksigen,
yang
ke
bagian
selanjutnya
dan
beberapa
mengedarkan
metabolisme
haemoglobine
pembentukan
Pada
untuk
tubuh
(Hb)
akan
pembersihan
jenis
untuk
ikan
zat
makanan
dibuang,
yang
memiliki
digunakan
untuk
tertentu,
dilakukan
seluruh
mengedarkan
memerlukannya.
yang
darah
ke
enzim,
Butir
kemampuan
organ
untuk
darah
dibuat
pada
sistem
pembuluh
limfa
bagian
hormon,
darah
proses metabolisme.
pada
tubuh,
merah
mengikat
Pada
ikan,
(spleen,
lien).
tubuh
lainnya,
pembuluh
darah
atau
darah
dalam
tubuh
ikan
Pembuluh utama, yaitu arteri dan vena, yang terdapat di sepanjang tubuh.
Arteri (pembuluh nadi) merupakan pembuluh darah yang mempunyai dinding
yang
tebal
membawa
dan
darah
kuat
tetapi
meninggalkan
tidak
mempunyai
jantung.
Vena
klep-klep,
(pembuluh
berfungsi
balik)
untuk
merupakan
pembuluh darah yang berdinding tipis dan mempunyai klep-klep pada setiap
jarak tertentu, berfungsi untuk membawa darah kembali ke jantung.
-
134
Gambar
68.
Gambar
69.
Sistem peredaran
(Chiasson, 1980)
darah
di
bagian
organ
kepala
dalam
ikan
bagian
Osteichthyes
kanan
ikan
135
Gambar
71.
Sistem peredaran
(Chiasson, 1980)
darah
pada
aorta
dorsalis
ikan
Osteichthyes
136
Gambar
1980)
Gambar
72.
73.
Sistem
peredaran
darah
Sistem
peredaran
(Wischnitzer, 1972)
pada
darah
ginjal
pada
ikan
insang
Osteichthyes
ikan
(Chiasson,
Chondrichthyes
137
Gambar
74.
Sistem peredaran
(Wischnitzer, 1972)
darah
pada
aorta
dorsalis
ikan
Chondrichthyes
138
Gambar 75. Sistem peredaran darah pada organ pencernaan ikan Chondrichthyes
(Wischnitzer, 1972)
139
Gambar
76.
Sistem peredaran
(Wischnitzer, 1972)
darah
pada
daerah
ginjal
ikan
Chondrichthyes
140
Cabang-cabang
organ-organ
pembuluh
tubuh
adalah
darah
kapiler
yang
kontak
darah.
Pada
langsung
kapiler
dengan
darah
sel-sel
inilah
dari
terjadi
E. Limfa (Lien)
Limfa
berfungsi
dalam
pembentukan
sel
darah
dan
untuk
mengembalikan
darah yang masuk jaringan ke sistim-sistim sirkulasi. Sistem limfatik adalah suatu
bagian
penting
dalam
keluar
dari
saluran
selain
mengumpulkan
sirkulasi
darah
dan
limfa
sehubungan
masuk
juga
ke
untuk
dengan
dalam
kembalinya
jaringan.
memurnikannya
Fungsi
dan
plasma
sistem
yang
limfatik
mengembalikannya
F. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok).
terhadap
Setiap
ukuran
kelompok
dan
jumlah
menjelaskan
butir-butir
pengaruh
darah
perbedaan
merah
ketinggian
pada
ikan
lokasi
pada
saat
dipresentasikan.
G. Daftar Pustaka
Affandi,
R.,
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
Andy
Omar,
Biologi
Perairan.
Fakultas
Ichthyologi.
Jurusan
Perikanan
141
Lagler,
K.F.,
Moyle,
P.B.
Wischnitzer,
1977.
to
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
142
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
apa
yang
dimaksud
mahasiswa
mampu
mengenali
organ
yang
berperan
dalam
ekskresi
mahasiswa
mampu
menjelaskan
perbedaan
antara
gonad
jantan
dan
betina
4.
B. Sistem Uropoetica (Sistem Ekskresi)
Organ
utama
dari
sistem
pembuangan
sisa-sisa
hasil
metabolisme
adalah
ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan
kulit.
Pada
ikan, pembuangan
sisa-sisa metabolisme
terutama
melalui
insang dan
ginjal.
Bahan
dan
yang
penguraian
dikurangi
yang
dibuang
lainnya
dalam
asam
amino
dengan
cara
tersebut
bentuk
dan
sebagian
urine.
bersifat
merubahnya
besar
berbentuk
Ammoniak
sangat
toksik.
menjadi
ammoniak
(NH3)
merupakan
hasil
sisa
Toksisitas
NH3
ini
dapat
seperti
urea,
persenyawaan
lain
dari
asam urat, atau trimetil oksida (TMO), atau dengan pengenceran dalam air yang
cukup.
Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem uropoetica adalah:
-
peritoneum,
menempel
di
bawah
tulang
punggung
memanjang
dari
dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas.
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan ammonia dan persenyawaanpersenyawaannya
yang non-toksik.
-
Ureter
(ductus
mengalirnya
dorsal
mesonephridicus
urine
rongga
(air seni)
badan
dan
yang
menuju
saluran
berasal
ke
Wolffian),
dari
belakang.
ginjal,
Pada
merupakan
tempat
terdapat
di
pinggiran
ikan
jantan,
kedua
saluran ini terlihat merupakan tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari
ujung belakang ginjal sampai kantung urine, sedangkan pada ikan betina ia
menuju ke sinus urogenitalia.
143
Kantong urine (vesica urinaria), merupakan lanjutan dari ureter kiri dan kanan,
dan
merupakan
tempat
penampungan
urine
sebelum
dikeluarkan.
Pada
beberapa jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak dekat
anus dan bentuknya menyerupai kantung kecil.
-
Urethra,
merupakan
saluran
yang
pendek,
berasal
dari
kantong
urine
dan
menuju ke porus urogenitalia, merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.
Pada
ikan
Chondrichthyes,
ginjal
berbentuk
sepasang
lembaran
(pita)
sangat panjang berwarna kecoklatan yang terletak pada tiap sisi garis tengah atap
ruang
pleuroperitoneum
berbeda,
ketebalan
(posisi
ginjal
retroperitoneum).
berbeda.
Bagian
Pada
depan
beberapa
lebih
tipis,
bagian
sedangkan
yang
bagian
belakang lebih tebal dan berfungsi sebagai alat ekskresi. Bagian ginjal depan ikan
betina
berdegenerasi.
ligamen
yang
sederetan
Badan-badan
tersebut.
dorsal
coprodeum,
bagian
kuat.
lembaran
ini
Papilla
sedangkan
terpisah
Pada
bagian
oleh
pucat
urinaria
lubang rectum.
ginjal
tersebut
suprarenal
bercak-bercak berwarna
ginjal-ginjal
sebelah
Kedua
(badan-badan
terletak
berbentuk
bagian
setengah
lipatan-lipatan
dihubungkan
setengah
dan
dekat
runcing
dorsal
ventralnya
kecil
chromaffin)
memanjang di
kecil
dari
disebut
membujur
di
oleh
sebuah
berbentuk
sisi tengah
terletak
di
cloaca
disebut
urodeum.
Kedua
sepanjang
tiap
dinding
sisi luar dari cloaca. Ductus Wolffian (mesonephridicus) terletak di antara oviduct
dan
ginjal-ginjal.
Pada
ikan
betina
muda,
ductus-ductus
ini
susah
ditemukan.
Sebaliknya pada ikan betina yang matang gonad, ductus-ductus ini terletak pada
garis
penempel
dari
mesotubaria
dan
merupakan
sebuah
tabung
yang
kecil
menuju ke cloaca.
kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun
Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang
jernih,
terdapat
bintik-bintik
karena
berisi
sel
telur
(ova).
Alat
penggantung
144
Saluran
telur
pendek
dan
(oviduct),
bersatu
merupakan
pada
bagian
saluran
tempat
belakangnya
lewatnya
untuk
ova,
selanjutnya
sangat
bermuara
agak
spermatozoa.
Bentuk
kompak
dan
Proses
pembentukan
spermatozoa
bermacam-macam
tergantung
spermatozoa
berwarna
putih.
Di
dalam
testes
disebut
kepada
dihasilkan
spermatogenesis.
spesies
ikan.
Alat
Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada
bagian
belakangnya
membentuk
suatu
ruang
genital
yang
terbuka
ke
arah
Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar
dan tempat pelepasan sperma.
Alat reproduksi ikan cucut betina (Gambar 78) adalah:
Ovari, merupakan dua buah kelenjar yang halus, memanjang berwarna coklat
keputihan
(krem),
terletak
pada
tiap
sisi
dari
lembaran-lembaran
(lobi)
hati.
Pada ikan yang matang gonad, pada ovari ini terdapat tonjolan-tonjolan yang
bulat pada sisi bagian atas. Tonjolan tersebut merupakan telur dari beberapa
stadia
perkembangan.
Ovari
tergantung
pada
bagian
atas
ruang
Ostium (ostium tubae abdominale), merupakan sebuah celah yang tegak lurus
di antara dua lapisan ligamen yang berbentuk bulan sabit (falciform). Pada ikan
yang masih muda celah tertutup, sedangkan pada ikan dewasa ia terbuka dari
ruang pleuroperitoneum ke dalam saluran telur (oviduct) untuk memindahkan
telur dari ovari.
Saluran
telur
dimana
ova
(oviduct,
tabung
Fallopia,
biasanya
dibuahi
(karena
atau
ductus
pembuahan
Mller),
terjadi
di
adalah
ruang
dalam
tubuh
induk).
-
Kelenjar
pembungkus
(kelenjar
nidamental),
menghasilkan
suatu
lapisan
tipis
145
Gambar
77.
146
Gambar 78. Sistem urogenital ikan Chondrichthyes betina (Affandi et al., 1992)
147
Mesotubarium,
jaringan
ikat
penggantung
oviduct,
kelenjar
pembungkus,
dan
Uterus,
adalah
bagian
dari
oviduct
yang
membesar
tempat
telur-telur
yang
Testes, merupakan dua buah kelenjar yang halus, terletak di sebelah atas lobi
hati, berisi banyak sekali saluran-saluran halus (microtubuli) yang merupakan
suatu epitel yang disebut epitelium germinalis. Testes merupakan tempat selsel
kelamin
atap
jantan
ruang
(spermatozoa)
pleuroperitoneum
diproduksi.
dengan
Testes
tersebut
perantaraan
tergantung
mesorchium
pada
(jamak
mesorchia).
-
Saluran-saluran
efferen, merupakan
terdapat
lima
Epididymis,
efferen
bagian
dari
saluran
testes
penghubung
bersambung
sperma
dengan
yang
saluran
halus.
halus
Saluran-saluran
epididymis
dan
Kantong
ductus
seminalis
deferensia
(vesicula
yang
lurus
seminalis),
dan
merupakan
berkembang,
bagian
tempat
belakang
dari
spermatozoa
dan
Papilla urogenitalia, besar dan kadang-kadang pada ikan yang matang gonad
tampak melengkung (bengkok), sedangkan pada ikan betina lebih kecil dan
biasanya lurus.
148
Gambar 79. Sistem urogenital ikan Chondrichthyes jantan (Affandi et al., 1992)
149
Sinus
urogenitalia,
belakang
bertemu.
tempat
Urine
kedua
dan
saluran
sperma
spermatozoa masuk
pada
bagian
ke
dalam
urine
dari
sebelah
cloaca melalui
Saluran-saluran
urine
pembantu
yang
menerima
tubuli
uriniferi.
Saluran-saluran ini terletak sejajar sisi tengah dari ginjal, memasuki kantong
sperma
seminalis
melalui
sebuah
(kantong
lubang
sperma).
kecil
Pada
yang
ikan
terdapat
betina
tidak
di
tengah
terdapat
dari
papilla
saluran-saluran
pembantu ini.
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok).
Masing-masing
kelompok
menjelaskan
perbedaan
sistem
genital
ikan
E. Daftar Pustaka
Affandi,
R.,
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Biologi
Perairan.
Fakultas
Alamsjah,
Moyle,
P.B.
Wischnitzer,
1977.
to
Ichthyology.
Ichthyology.
Anatomy.
150
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar
mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
apa
yang
dimaksud
menerima
rangsang
tersebut
selanjutnya
Rangsangan
dari
lingkungannya
diteruskan
dalam
melalui
bentuk
organ
impuls
perasa.
ke
otak.
Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku.
Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan stadia embrio dan berasal
dari
lapisan
germinal
terluar
(ectoderm).
Unit
terkecil
dari
sistem
saraf
disebut
neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel).
Perpanjangan
axon
sel
(berfungsi
terdiri
sebagai
atas
dendrite
penerus
(berfungsi
impuls).
sebagai
Pertemuan
penerima
antara
axon
impuls)
dan
dan
dendrite
Sistem
saraf
pusat
(systema
nervorum
centrale),
disusun
oleh
otak
Sistem saraf tepi (systema nervorum periphericum), disusun oleh saraf otak
(nervi cerebralis) dan saraf spinal (nervi spinalis).
Sistem
saraf otonom,
system
saraf symphatic.
-
Organ perasa khusus (special sense organs), terdiri atas organ gurat sisi (linea
lateralis), hidung, telinga, dan mata.
C. Jenis-jenis Saraf
Berdasarkan
pada
fungsi
organ
yang
dirangsang,
saraf
dapat
digolongkan
atas:
-
Saraf
cerebrospinalis,
yaitu
saraf
yang
merangsang
otot
bergaris
(striated
merangsang
jantung
(cardiac
muscle).
-
Saraf
otonom
(vegetatif),
yaitu
saraf
yang
151
Berdasarkan
atas
fungsi
dari
rangsang
itu
sendiri,
saraf
dapat
digolongkan
atas:
-
Saraf sensibel (afferent), yaitu saraf yang meneruskan rangsang dari perifer
(sistem saraf tepi) ke pusat (sistem saraf pusat).
Saraf motoris (efferent), yaitu saraf yang meneruskan rangsang dari pusat ke
perifer.
Saraf penghubung, yaitu saraf yang menghubungkan antara jenis saraf yang
satu
dengan
yang
lainnya,
misalnya
antara
saraf
sensibel
dengan
saraf
pembungkusnya
telah
motoris.
D. Otak
Otak
ikan
hanya
dapat
dilihat
jika
tulang-tulang
dibuka. Untuk itu maka perlu terlebih dahulu dilakukan pembedahan secara hatihati
terhadap
bagian
kepala
ikan
agar
otak
yang
akan
diamati
dapat
terlihat
dengan jelas. Pembuatan preparat otak akan lebih mudah jika menggunakan ikan
yang sudah diawetkan karena otak tersebut telah mengeras.
Kepala ikan dipotong tepat pada bagian tengkuk dengan pisau yang tajam
sehingga
tegak
pada
kepala
dengan
bagian
terlepas
mulut
atas
dari
terletak
kepala
badan.
di
tersebut
Potongan
sebelah
kepala
atas.
sampai
tersebut
Kemudian
pisau
diletakkan secara
pemotongan
mencapai
daerah
dilakukan
sekitar
mata.
Setelah itu, pisau diarahkan pada bagian pinggir saja untuk mencegah agar otak
tidak
teriris.
Bagian
atas
kepala
tersebut
dikuakkan
sehingga
otak
ikan
akan
tersebut
dikuakkan
maka
akan
terlihatlah
dari
rongganya.
menggunting
(nervus
Pemotongan
beberapa
opticus),
saraf
urat
harus
saraf
olfaktori
ikan
dari
arah
samping.
(nervus
(nervus
otak
secara
cerebralis),
olfactorius),
hati-hati
karena
di
antaranya
saraf
dan
beberapa
saraf
lainnya.
152
Gambar 80. Cara pembedahan untuk melihat otak ikan (Affandi et al., 1992)
153
Tractus
olfactorius,
merupakan
lanjutan
dari
lobus
olfactorius
merupakan
lanjutan
dari
tractus
bola,
mempunyai
dan
berfungsi
Bulbus
olfactorius,
sebagai
sepasang
olfactorius
lanjutan
sebagai
dan
berakhir
benang-benang
Hemisphaerium
Bagian
cerebri,
dasarnya
terdapat
disebut
di
corpus
bagian
striatum,
posterior
sedangkan
lobus
olfactorius.
bagian
atap
dan
terletak
Bersama-sama
di
sebelah
dengan
(prosencephalon).
belakang
telencephalon
Pada
dari
telencephalon
termasuk
diencephalon
terdapat
bagian
bagian
ventral.
otak
muka
dari
thalamus,
hypothalamus,
lobus
organ
yang
merupakan
menonjol
adalah
otak
lobus
bagian
tengah
opticus.
Lobus
dengan
opticus
utama
berbentuk
bulat
dan
ventral
merupakan
terletak
tempat
lobi
melekat
hypophyse
chiasma
nervi
optici.
inferior
(bagian
dari
(hypothalamus).
lobus
diencephalon)
Pada
bagian
yang
anterior
opticus,
pada
mesencephalon
juga
relatif
besar
dan
terletak
di
belakang
mesencephalon.
e. Myelencephalon,
disebut
sebagai
sumsum
tulang
canalis
vertebralis.
juga
medulla
belakang
Bersama-sama
oblongata,
(medulla
melanjutkan
spinalis)
dengan
yang
cerebellum,
diri
ke
caudal
berjalan
di
dalam
medulla
oblongata
154
Gambar 82. Otak ikan Osteichthyes tampak dorsal dan ventral (Chiasson, 1980).
155
156
E. Saraf Cranial
Dari
otak,
organ-organ
tersebut
terdapat
sensori
11
saraf
tertentu
berhubungan
dan
dengan
otak
(nervi
otot-otot
cerebralis)
tertentu.
bagian-bagian
yang
Sebagian
kepala,
menyebar
ke
besar
saraf
otak
ada
juga
yang
tetapi
terminalis
(NC
0),
saraf
kecil
yang
bergabung
dengan
NC
I,
olfactorius.
Fungsinya
mungkin
meliputi
sensori
somati
dan
olfactorius
dengan
pusat
sensori khusus.
2. Nervus
olfactorius
(NC
I),
menghubungkan
organ
opticus
(NC
II),
menghubungkan
retina
mata
dengan
tectum
oculomotoris
mengatur
otot
musculus
(NC
mata
rectus
III),
merupakan
musculus
inferior,
obliquus
dan
saraf
inferior,
musculus
motor
somatik
muculus
rectus
rectus
internal.
yang
superior,
Berhubungan
trochlearis
merupakan
(NC
saraf
IV),
motor
berhubungan
somatik
yang
dengan
otak
menginervasi
otot
mesencephalon,
mata
musculus
obliquus superior.
6. Nervus
trigeminalis
ophthalmicus
serta
(NC
dan
nervus
nervus mandibularis
Nervus
ini
oblongata.
V),
maxillaris
(saraf
menghubungkan
Fungsinya
terbagi
tiga
(merupakan
sensori somatik
bagian
berkaitan
atas
kepala
dengan
saraf
dan
dan
kepekaan
cabang
nervus
sensori
somatik)
saraf motor
somatik).
rahang
kulit
yaitu
dengan
terhadap
medulla
panas
dan
sentuhan.
7. Nervus
abducens
menghubungkan
musculus
(NC
bagian
rectus
VI),
merupakan
saraf
depan
medulla
oblongata
external.
Fungsinya
berhubungan
motor
somatik
dengan
dengan
yang
otot
mata
penarikan
otot
facialis
ophthalmicus
Saraf
cabang
(NC
VII),
superficialis,
ini
berkaitan
tersusun
nervus
dengan
atas
tiga
buccalis,
dan
saluran
garis
cabang
nervus
rusuk
yaitu
nervus
hyomandibularis.
(linea
lateralis)
di
atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, serta penerima
157
rangsangan
medulla
sentuhan.
oblongata.
Berhubungan
Saraf
ini
dengan
punya
NC
komponen
dan
NC
yang
VIII
berkaitan
pada
dengan
acousticus
acousticofacialis
(NC
pada
VIII),
sering
ikan,
dianggap
mempunyai
sebagai
fungsi
cabang
sensori
dari
nervus
somatik
yang
glossopharyngeal
motoris
yang
(NC
melayani
IX),
bagian
terdiri
insang
dari
komponen
pertama.
sensori
Fungsinya
dan
berkaitan
dengan garis rusuk, organ pengecap pada pharynx dan otot-otot insang.
11. Nervus
vagus
supratemporal
Cabang
(NC
dan
branchial
visceral
melayani
X),
cabang
menuju
memiliki
garis
ke
beberapa
rusuk
bagian
organ-organ
percabangan.
melayani
posterior
internal.
sistem
celah
Cabang
Cabang
garis
rusuk.
insang.
Caban
dorsal
recurrent
F. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok).
Selanjutnya,
setiap
kelompok
melakukan
penelusuran
pustaka
dan
carilah urat saraf-urat saraf cranial yang menginervasi garis rusuk serta urat sarafurat
saraf
cranial
yang
menginervasi
mata.
Presentasikan
tugas
tersebut
di
dalam
kelas.
G. Daftar Pustaka
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z.
1974.
Ichthyologi
I.
Departemen
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Andy
Biologi
Ichthyologi.
Perairan.
Jurusan
Fakultas
Perikanan
158
Wischnitzer,
to
Ichthyology.
Anatomy.
159
LAMPIRAN
Glosarium
abdominal
adipose fin
anak jenis
lihat: subspecies
anatomi
anguilliform
anterior
ke arah muka
apparatus opercularis
arborescent organ
arcus branchialis
arteri
atrium
authority name
160
axon
badan
lihat: truncus
bilik
lihat: ventrikel
bulbus arteriosus
caput
cartilago
cauda
caudal
ke arah ekor
clupeoid poisoning
ciguatera poisoning
common name
compressed
coni musculi
conus arteriosus
cranial
ke arah kepala
cryptotoxic
cyclostome poisoning
cyclostomine
dendrite
depressed
descriptor name
dexter
sebelah kanan
diencephalon
distal
diverticula
dorsal
ke arah punggung
double emarginate
ductus pneumaticus
ekor
lihat: cauda
elasmobranch poisoning
emarginate
epicercal
erythrocyte
filamen insang
lihat: hemibranchia
filiform
finlet
flatted-form
lihat: taeniform
forked
fork length
fugu poison
lihat: tetrodotoxin
furcate
lihat: forked
fusiform
garis rusuk
gempylid poisoning
gill arch
gill filament
lihat: hemibranchia
gill rakers
globiform
gurat sisi
hallucinatory poisoning
hemibranchia
horizontale skeletogenous
septum
163
hypocercal
ichthyoacanthotoxin
(venom apparatus),
ichthyocrinotoxic fishes
ichthyocrinotoxin
ichthyocrinotoxism
ichthyohemotoxic fishes
ichthyohemotoxin
ichthyootoxic fishes
ichthyootoxin
ichthyosarcotoxic fishes
ichthyosarcotoxin
ichthyosarcotoxism
ichthyotoxin
ichthyotoxism
identifikasi
ikan
ikan berbisa
iktiologi
iktiologi sistematika
inferior
inspectio
interpelvic process
involuntary muscle
jari-jari keras
jari-jari lemah
165
jenis
lihat: spesies
jugular
keel
kepala
klasifikasi
lihat: caput
penataan ikan ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan kesamaan dan hubungan di antara
mereka
labyrinth
lateral
ke arah sisi/samping
leucocyte
linea lateralis
lunate
medial
ke arah tengah
membrana branchiostega
meristik
mesencephalon
metencephalon
myelencephalon
morfometrik
mud stripe
musculi dorsalis
musculi epaxialis
musculi hypaxialis
musculi ventralis
musculus lateralis
superficialis
myocommata s
myomer
myoseptum
lihat: myocommata
myotome
lihat: myomer
neuron
n.gen.
n.sp.
orbita
osifikasi
osteum
ostraciform
167
ostracitoxin
pahutoxin
lihat: ostracitoxin
panjang baku
panjang cagak
panjang total
pembuluh balik
lihat: vena
pembuluh nadi
lihat: arteri
phanerotoxic
piscine
pneumatocyst
pointed
poisonous fishes
posterior
ke arah belakang
prosencephalon
proximal
puffer poison
lihat: tetrodotoxin
radialia
radii branchiostega
red muscle
rhombexcephalon
rounded
sagittiform
saraf cerebrospinalis
saraf motoris
saraf otonom
saraf penghubung
saraf sensibel
scientific name
scombroid poisoning
scute
sectio
septum horizontale
septum verticale
serambi
lihat: atrium
sinister
sebelah kiri
sinus venosus
169
sirip
sistematika
sistem binomial
sistem integumen
sisik
lihat: squama
spesies
standard length
subabdominal
subspesies
170
subterminal
superior
synapse
synonym
systema integumentum
systema nervorum
centrale
systema nervorum
periphericum
taeniform
taksonomi
lihat: sistematika
tapis
telencephalon
tetraodon poisoning
tetrodotoxin
terminal
thoracal
ke arah dada
thoracic
total length
truncate
171
truncus
tulang rawan
lihat: cartilage
tulang sejati
lihat: osteum
varietas
vena
venomous fishes
ventral
ke arah perut
ventrikel
vernacular name
vesica natatoria
voluntary muscle
wedge shape
172