Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FISIOLOGI HEWAN

“HISTOLOGIS SISTEM URINARIA IKAN GABUS (Channa striata) “

“Di ajukan untuk memenuhi tugas kuliah Fisiologi Hewan”

OLEH:

NAMA : DITAMAULINA

NIM : E1A017015

KELAS :A/ VII

Dosen pengampu:

Dr. Syachruddin AR., MS.,Drs.

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah FISIOLOGI HEWAN dengan judul “HISTOLOGIS SISTEM
URINARIA IKAN GABUS (Channa striata) “

Penyusunan makalah ini saya lakukan untuk memenuhi tuntutan tugas Mata Kuliah
Fisiologi Hewan. Dalam pembuatan makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Fisiologi Hewan. Sebagai manusia biasa, saya pun tak luput dari kesalahan dalam
menyusun skripsi penelitian ini. Saya sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Mataram, 20 November

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..….2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..…3

ABSTRAK …………………………………………………………………………..…...4

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...…...5

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………...….5

B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………...…….6

C. TUJUAN …………………………………………………………………....……..6

D. MANFAAT ……………………………………………………………....………..6

E. BATASAN MASALAH ………………………………………………………......6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………………….......7

A. KAJIAN TEORITIS …………………………………………………………….....7

B. KAJIAN EMPIRIS …………………………………………………………….......8

C. HIPOTESIS …………………………………………………………………….......8

D. KERANGKA BERFIKIR ……………………………………………………….....8

BAB III METODE PENULISAN ……………………………………………………….....9

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ………………………………………………......10

BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………....15

A. KESIMPULAN ………………………………………………………………….....15

B. SARAN …………………………………………………………….....…………….15

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………….16 

3
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur histologi sistem urinaria ikan gabus
(Channa striata). Sampel yang diambil adalah ginjal dan vesika urinaria yang berasal dari
enam ekor ikan gabus. Sampel kemudian dibuat menjadi preparat histologi dengan pewarnaan
hematoksilin-eosin (HE) dan diteliti strukturnya menggunakan metode histologi eksplorasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ginjal ikan gabus terdiri dari head kidney dan kidney.
Kidney terdiri atas glomerulus, tubulus dan pembuluh darah. Glomerulus ikan gabus
berbentuk bulat dan berukuran besar. Kapsula Bowman terbagi menjadi stratum visceral dan
stratum parietal. Tubulus terdiri dari tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Tubulus kontortus distal tidak mempunyai brush border. Kedua tubulus ini disusun oleh epitel
kuboid selapis. Vesika urinaria pada ikan gabus mempunyai tiga lapisan yaitu tunika serosa,
tunika muskularis dan tunika mukosa yang ditemukan adanya epitel transisional.

Kata kunci : ginjal, tubulus, vesika urinaria

ABSTRACT

The study aims to determine the histological urinary system in snakehead (Channa striata).
The samples were kidney and urinary bladder came from of six snakehead. Samples were
stained by haematoxylin-eosin (HE) then observed histologically. The result showed that
kidney was consisted of head kidney and kidney, including glomerulus, Bowman’s capsule,
tubules and vein. Glomerulus of snakehead was round and large. Bowman’s capsule divided
into stratum viscerale and stratum parietale. Tubules consisted of proximal tubule and distal
tubule. Distal tubule do not have brush border. Both of this tubules structured by cuboidal
epithelia. The urinary bladder of snakehead have three layers; tunica serous; tunica
muscularis muscularis; and tunica mucosa which have transitional epithelium.

Keywords: kidney, tubule, urinary bladder

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan merupakan hewan vertebrata berdarah dingin (poikilotherm) hidup di air,


bernapas dengan insang, serta menggunakan siripnya untuk pergerakan dan keseimbangan
badan. Hingga sekarang terdapat sekitar 25.000 spesies ikan terdiri dari 483 famili dan 57
ordo. Jenis ikan lebih banyak berada di perairan laut, karena hampir 70% permukaan bumi
terdiri dari laut dan hanya sekitar 1% terdapat ikan perairan tawar. Ikan gabus (Channa striata
atau Ophiocephalus striata) adalah ikan dari famili Channidae hidup di kawasan tropis Afrika,
Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur. Ikan gabus adalah karnivora bersifat predator,
tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air . Ikan gabus
memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk bulat, panjang dan semakin ke belakang berbentuk pipih,
punggung berbentuk cembung dan perut yang rata serta kepala yang pipih, tidak memiliki
jari-jari sirip yang keras. Ukuran tubuh bervariasi dengan panjang 90-110 cm. Secara umum
sistem urinaria berfungsi untuk membuang berbagai zat-zat sisa metabolisme seperti sisa
metabolisme protein, residu obat, sisa hormon dan berbagai zat toksik . Pada ikan sistem
urogenital dibangun oleh dua sistem, yaitu sistem urinaria (sistem uropoetika) dan genitalia.
Sistem urinaria bisa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang
tidak diperlukan dan membahayakan bagi kesehatan, dikeluarkan dari tubuh sebagai larutan
dalam air dengan perantara ginjal dan salurannya . Sistem urinaria atau ekskresi pada ikan
terdiri dari mesonepros (ginjal), ureter yang terjadi dari duktus mesoneprodikus, vesika
urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ginjal yang memanjang sepanjang dinding dorsal
abdomen, kanan dan kiri dari linea mediana. Studi tentang histologi ginjal dan vesika urinaria
ikan gabus di habitat aslinya belum banyak dilaporkan baik jurnal lokal maupun internasional.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai struktur histologi
sistem urinaria ikan gabus yang hidup di rawa-rawa (habitat aslinya).

5
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. struktur histologi sistem urinaria ikan gabus (Channa striata)


2. alat ekskresi pada ikan
3. Histologis Ginjal Ikan Gabus

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini yakni:
1. Untuk mengetahui struktur histologi sistem urinaria ikan gabus (Channa striata)
2. Untuk mengetahui alat ekskresi pada ikan
3. Untuk mengetahui Histologis Ginjal Ikan Gabus

D. Manfaat
1. Sebagai sumber belajar bagi mahasiswa menegenai histologi sistem urinaria
ikan gabus (Channa striata), alat ekskresi pada ikan, dan Histologis Ginjal Ikan
Gabus
2. Sebagai referensi dalam menulis mengenai histologi sistem urinaria ikan gabus
(Channa striata)

E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Materi yang disampaikan yakni pokok bahasan histologi sistem urinaria ikan gabus
(Channa striata)

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
Pisces mempunyai sepasang ginjal yang memanjang sepanjang selom, terletak
retroperitoneal, diantara gelembung renang dan tulang punggung. Umumnya ginjal
hewan jantan lebih panjang dari pada betina. Sistem Ekskresi ialah sistem
pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit,
ginjal, dan saluran pencernaan). Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain,
yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga
keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein.
Pada ikan sendiri setidaknya terdapat 3 alat ekskresi, yaitu insang, kulit serta sepasang
ginjal. Setiap ikan tentu memiliki insang yang terdapat pada bagian tubuh depannya,
lebih tepatnya pada kepala mereka. Akan tetapi beberapa diantaranya letaknya berbeda
beda. Insang ini memiliki fungsi utama sebagai alat gerak sekaligus tempat untuk
mengeluarkan CO2 dan H2O. Selain itu insang juga berfungsi sebagai stabilitas tubuh
pada saat berenang didalam air. Dimana apabila salah satu insang ikan tersebut
terluka, maka ikan akan kesulitan dalam berenang. Seperti halnya aves, ikan juga
memiliki kulit yang terdapat pada seluruh bagian tubuhnya. Kulit pada ikan ini
memiliki fungsi yang sama dengan fungsi kulit pada aves, yaitu untuk mengeluarkan
semacam lendir pada seluruh bagian tubuhnya agar tubuh ikan tersebut menjadi licin
dan tidak meresap air. Selain itu hal ini juga dapat memudahkan ikan dalam bergerak
didalam air.

B. Kajian Empiris

7
Menurut Burhanuddin, 2014 , Ikan merupakan hewan vertebrata berdarah
dingin (poikilotherm) hidup di air, bernapas dengan insang, serta menggunakan
siripnya untuk pergerakan dan keseimbangan badan. Hingga sekarang terdapat sekitar
25.000 spesies ikan terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis ikan lebih banyak berada
di perairan laut, karena hampir 70% permukaan bumi terdiri dari laut dan hanya
sekitar 1% terdapat ikan perairan tawar. alat ekskresi ikan berupa sepasang ginjal yang
memanjang (opistonepros) dan berwarna kemerah-merahan. ginjal merupakan unit
ekskretoris pada vertebrata tingkat tinggi, tetapi fungsi utamanya pada hewan tingkat
rendah seperti ikan adalah untuk osmoregulasi. Duktus-duktus ginjal dan sistem
reproduksi sangat terkait satu sama lain, sehingga banyak ahli yang mempelajari kedua
sistem tersebut sebagai satu sistem urogenital (uro berarti urin).

C. Hipotesis
Ginjal ikan gabus secara makroskopis terbagi atas head kidney dan
kidney. Head kidney berfungsi sebagai jaringan hematopoietik dan kidney
berfungsi sebagai sistem urinaria.

D. Kerangka Berpikir

HISTOLOGIS SISTEM
URINARIA IKAN GABUS Pelaksanaan praktikum
(Channa striata)

mengetahui alat ekskresi


Penelitian menggunakan
ikan
sampel ginjal dan vesika
urinaria dari enam ekor ikan
gabus.

8
diteliti strukturnya dibahas secara deskriptif dan
menggunakan metode disajikan dalam bentuk gambar.
histologi eksplorasi
BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan


penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui
internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari skripsi, media elektronik, dan
beberapa pustaka yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka yang
menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulismengenai
lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan
2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh,
diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data tersebut dapat
dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga diperoleh suatu
solusi dan kesimpulan.

3.2. Pengolahan Data dan Informasi

Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data,
kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif berdasarkan data
sekunder.

3.3. Analisis dan Sintesis

Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu perkebunan kelapa sawit sebagai komoditi
strategis nasional dengan permasalahan lingkungan akibat dari pengembangan
perkebunan kelapa sawit. Sintesis yang dijelaskan yaitu alternatif solusi untuk mengatasi
permasalah yang dianalisis

9
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

Sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darahsehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zatyang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larutdalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih). Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren) dengan saluran keluar urine
berupa ureterdari setiap ginjal. Ureter bermuara pada sebuah kandung kemih
(vesika urinaria) di ventral bagian bawah di belakang tuang kemaluan (pubic bone)
urine selanjutnya dialirkan keluar melalui sebuah uretra . Pada umumnya ren ada
sepasang (dua buah) yang terdapat di dalam rongga ventral,mempunyai bentuk
menyerupai kacang buncis dengan hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh
darah dan keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang rata. Selubung ginjal
(Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran jaringan konektif yakni
serabut kolagendan beberapa serabut elastis.

Ikan merupakan hewan vertebrata berdarah dingin (poikilotherm) hidup di air,


bernapas dengan insang, serta menggunakan siripnya untuk pergerakan dan
keseimbangan badan. Hingga sekarang terdapat sekitar 25.000 spesies ikan terdiri
dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis ikan lebih banyak berada di perairan laut, karena
hampir 70% permukaan bumi terdiri dari laut dan hanya sekitar 1% terdapat ikan
perairan tawar. Ikan gabus memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk bulat, panjang dan
semakin ke belakang berbentuk pipih, punggung berbentuk cembung dan perut
yang rata serta kepala yang pipih, tidak memiliki jari-jari sirip yang keras. Ukuran
tubuh bervariasi dengan panjang 90-110 cm. Secara umum sistem urinaria
berfungsi untuk membuang berbagai zat-zat sisa metabolisme seperti sisa

10
metabolisme protein, residu obat, sisa hormon dan berbagai zat toksik . Pada ikan
sistem urogenital dibangun oleh dua sistem, yaitu sistem urinaria (sistem
uropoetika) dan genitalia. Sistem urinaria bisa disebut sistem ekskresi. Sistem
eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi
antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan
mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Pada ikan sendiri
setidaknya terdapat 3 alat ekskresi, yaitu insang, kulit serta sepasang ginjal. Setiap
ikan tentu memiliki insang yang terdapat pada bagian tubuh depannya, lebih
tepatnya pada kepala mereka. Akan tetapi beberapa diantaranya letaknya berbeda
beda. Insang ini memiliki fungsi utama sebagai alat gerak sekaligus tempat untuk
mengeluarkan CO2 dan H2O.S

Bentuk dan struktur ren berbeda-beda pada setiap hewan. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh perbedaan fungsi dari setiap individu hewan. Organ utama dalam
sistem eksresi adalah ginjal. Ginjal vertebrata merupakan sepasang organ yang
pepat (masif) yang terletak retroperitonel (di luar/ belakang rongga perut), di kedua
sisi aorta. Untuk menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi dan osmoregulasi,
ginjal di bangun menurut pola dasar yang terdiri atas tiga komponen, yaitu: (1)
glomerulus, (2) tubulus ginjal, dan (3) pembuluh penampung (duktus koligen).
Glomerulus adalah anyaman kapiler-kapiler darah yang berfungsi sebagai alat
filtrasi darah untuk melepaskan air dan substansi-substansi lain dari aliran darah.
Glomerulus yang paling primitif disebut glomerulus eksterna, terletak menggantung
pada rongga tubuh. Sedangkan glomerulus yang lebih maju disebut glomerulus
interna, terlindung di dalam dinding tubulus ginjal. Hasil filtrasi zat-zat dari darah
oleh glomerulus disebut filtrat glomerulus.

Tubulus ginjal disebut juga tubulus konvoluta atau tubulus kontortus.


Saluran ini berfungsi untuk mereabsorbsi beberapa macam zat dari filtrat
glomerulus. Zat-zat yang tidak direabsorbsikan dialirkan ke dalam pembuluh

11
penampung. Bagian tubulus ginjal yang terspesialisasi sebagai pembungkus
glomerulus interna di sebut kapsula bowman, tubulus ini berujung buntu dan
menerima filtrat glomerulus. Glomerulus beserta kapsula Bowman yang
membungkusnya, disebut korpuskulus renalis atau badan Malpighi. Korpukulus
renalis beserta tubulus-tubulus ginjal yang berhubungan dengannya disebut nefron,
yang merupakan unit fungsional ginjal. Pembuluh penampung (duktus koligen)
bukan termasuk bagian nefron, karena tidak berfungsi untuk filtrasi maupun
reabsorbsi, tetapi merupakan saluran yang menampung zat-zat yang diekskresikan
dari nefron dan mengalirkannya menuju keluar ginjal.

Pisces mempunyai sepasang ginjal yang memanjang sepanjang selom,


terletak retroperitoneal, diantara gelembung renang dan tulang punggung.
Umumnya ginjal hewan jantan lebih panjang dari pada betina. Pada hewan jantan,
tubulus mesonefros bagian anterior mengalami modifikasi menjadi duktus efferens,
yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefros di bagian anterior. Selain
berfungsi sebagai penyalur urin, duktus mesonefros juga berfungsi sebagai duktus
deferens, yaitu penyalur sperma. Urin maupun sperma ditampung dalam sinus
urogenitalia, dan dikeluarkan dari tubuh melalui porus urogenitalia.

Pada hewan betina, ujung duktus mesonefros bermuara di dalam sinus urinaria, dan
dikeluarkan dari tubuh melalui porus urinaria. Dalam hal ini, porus urinaria terpisah
dari porus genitalia dan anus. Pada beberapa jenis ikan terdapat kantung urin
(vesika urinaria), yang merupakan persatuan antara bagian posterior duktus
mesonefros kiri dan kanan, terletak disebelah anterior sinus urogenitalia.

 Histologis Ginjal Ikan Gabus

Pada penelitian ini, sistem urinaria ikan gabus yang diamati terdiri dari ginjal
dan vesika urinaria. Ginjal ikan secara anatomi terbagi menjadi head kidney dan
kidney. Secara umum, struktur histologi ginjal terdiri dari unsur utama yaitu
glomerulus, tubulus dan pembuluh darah . Berdasarkan hasil penelitian, struktur

12
histologi ginjal ikan gabus ditandai dengan adanya glomerulus berbentuk bulat dan
kapsula Bowman yang terlihat rapi membungkus glomerulus. Ginjal ikan gabus
memiliki ukuran glomerulus yang relatif besar yang mengisi kapsula Bowman,
pada ginjal ikan, head kidney terdiri dari jaringan hematopoietik yang tidak
mempunyai fungsi eksretori. Kidney terdiri atas nefron, jaringan limfoid dan
jaringan hematopoietik interstisial. Hasil penelitian ini menunjukkan ginjal ikan
gabus terdapat nefron. Nefron pada ginjal ikan terdiri atas badan malphigi
(corpusculum renalis) yang meliputi glomerulus dan kapsula Bowman, tubulus
yang terbagi menjadi tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Pada ginjal ikan terdapat tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.

Tubulus pada ginjal ikan gabus memiliki tubulus kontortus proksimal


lebih pendek dibandingkan dengan tubulus kontortus distal. Pada tubulus kontortus
proksimal biasanya dijumpai limbus mikrofilosus atau yang lebih dikenal dengan
brush border. Akan tetapi pada tubulus kontortus distal tidak dijumpai brush
border . Pada ginjal ikan, tubulus memiliki karakteristik berbentuk pendek, dinding
tubulus terdiri atas epitel kuboid selapis dengan silia dan inti berbentuk bulat.
Tubulus kontortus proksimal dibedakan atas luas lumen dan bentuk dari brush
border. Berdasarkan ketebalan dan kepadatannya tubulus kontortus proksimal
terbagi ke dalam bagian pertama, tubulus kontortus proksimal dilindungi oleh epitel
kuboid selapis dengan sitoplasma yang berwarna eosin pudar. Pada bagian kedua,
tubulus kontortus proksimal terlihat mempunyai isi dimana terdapat lapisan
mikrofili pada permukaan sel epitel yang disebut dengan brush border. Pada ginjal
ikan gabus, tubulus kontortus distal tidak ditemukan adanya brush border, inti sel
berbentuk bulat dan warna tubulus kontortus distal terlihat lebih pudar ketika
diwarnai dengan eosin. Hal ini dikarenakan sitoplasmanya memiliki granula yang
lebih sedikit dibandingkan dengan tubulus kontortus proksimal.

13
 Histologis Vesika Urinaria Ikan Gabus

vesika urinaria ikan gabus terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika
muskularis yang terdiri dari longitudinal muscularis dan circular muscularis se, dan
tunika serosa. Dinding vesika urinaria mirip dengan sepertiga bagian bawah ureter
kecuali pada ketebalannya karena vesika urinaria memiliki lapisan mukosa dan otot
polos yang lebih tebal. dinding vesika urinaria ditemukan tiga lapisan otot polos
yang tersusun longgar, yaitu longitudinal dalam, sirkular tengah dan longitudinal
luar. Ketiga lapisan tersebut membentuk anastomosis berkas otot polos dan jaringan
ikat ditemukan juga diantaranya.

Vesika urinaria merupakan organ penampung urin sementara sebelum


dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada kebanyakan ikan, pembesaran dari saluran
urinaria (ureter) berfungsi sebagai vesika urinaria. Pada vesika urinaria di bagian
tunika mukosa ditemukan adanya sel epitel transisional. Epitel transisional yang
ditemukan pada ikan gabus terdiri dari 3-4 lapisan. Secara umum, lapisan epitel
transisional pada ikan berkisar antara 3-8 lapisan. Epitel transisional merupakan
epitel peralihan dan memiliki banyak lapisan. Permukan lapisan epitel ini
mengalami perubahan bentuk ketika dinding vesika urinaria teregang atau
membesar saat terisi urin. pada ikan bandeng yang menyatakan bahwa ketika
kantong urinaria kosong terlihat adanya sel epitel kolumnar sedangkan ketika
vesika urinaria menggelembung terlihat sel epitel kuboid dengan memiliki puncak
kubah menyerupai sel berbentuk payung yang disebut dengan facet cells.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
(air kemih). Pisces mempunyai sepasang ginjal yang memanjang sepanjang
selom, terletak retroperitoneal, diantara gelembung renang dan tulang punggung.
Umumnya ginjal hewan jantan lebih panjang dari pada betina. Pada hewan jantan,
tubulus mesonefros bagian anterior mengalami modifikasi menjadi duktus
efferens, yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefros di bagian
anterior. Ginjal ikan gabus secara makroskopis terbagi atas head kidney dan
kidney. Head kidney berfungsi sebagai jaringan hematopoietik dan kidney
berfungsi sebagai sistem urinaria. Glomerulus pada ginjal ikan gabus berbentuk
bulat dengan ukuran yang relatif besar sedangkan tubulusnya memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda. Vesika urinaria ikan gabus sama seperti ikan pada
umumnya yaitu mempunyai tiga lapisan yang terdiri dari tunika serosa, tunika
muskularis dan tunika mukosa yang ditemukan adanya epitel transisional.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Pratiwi, D.A, Sri Maryati, Srikini, dkk. 2006. Biologi Jilid II. Erlangga :Jakarta
2. Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi
Hewan. Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta
3. Burhanuddin, A.I. 2014. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.
Deepublish, Yogyakarta.
4. Amri, K. dan T. Sihombing. 2012. Mengenal dan Mengenalikan Predator
Benih Ikan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. Aryulina, D., C. Muslim., S. Manaf dan E.W. Winarni. 2006. Biologi 2.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Eroschenko, V.P. 2012. Atlas Histologi Difiore. EGC, Jakarta.
7. Fried, G.H. dan George J.H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
8. Groman, D.B. 1982. Histology of the Striped Bass. American Fisheries
Society, USA.
9. Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
10. Kordi, Ghufran H. 2015. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar Di
Kolam Terpal. Lily Publishser, Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai