Anda di halaman 1dari 5

1.

Algoritma penatalaksanaan klaudikasio intermitten


Penatalaksanaan kaludikasio intermitten

Terapi Konservatif
(kontrol faktor resiko, latihan fisik, farmakoterapi selama 3-6 bulan)

Hasil Tercapai

Hasil Tidak Tercapai


Gambaran Lesi
Endovaskular dapat dilakukan ?

Ya
Tidak
Terapi endovaskular
Bedah bypass

Follow up
Gejala
Kontrol risiko kardiovaskular

Penatalaksanaan klaudikasio intermitten


Penatalaksanaan klaudikasio intermitten meliputi kontrol faktor resiko untuk
memperbaiki prognosis dan gejala. Pilihan terapi untuk meringankan gejala terdiri
dari metode non invasif (terapi latihan dan medikamentosa) dan terapi
revaskularisasi invasif. Terapi medikamentosa juga bertujuan untuk menurunkan
resiko morbiditas dan mortalitas terkait kardiovaskular. Pada pasien yang
menjalani terapi latihan, ABI seharusnya dimonitor rutin, walaupun peningkatan
fungsi yang substansial tidak segera mengikuti perubahan ABI yang signifikan.
Pada kasus yang berat, terapi revaskularisasi invasif perlu di pertimbangkan.
Perkembangan teknologi endovaskular membuat revaskularisasi ini menjadi
pilihan untuk terapi klaudikasio yang berat. Pasien lesi aorto-iliaka dapat segera di
pertimbangkan untuk revaskularisasi karena probabilitas perbaikan gejala yang
rendah hanya dengan terapi non invasif.

2. Algoritma pentalaksanaan iskemia tungkai akut

Iskemia Tungkai Akut

Viabel

Mengancam

Permanen

Heparin

Heparin

Amputasi

Pelaksanaan,
Evaluasi risiko

Pencitraan darurat

Pembuatan keputusan Treombektomi


Teknik pencitraan semi darurat
Trombolisis melalui

Memungkinkan

Tidak memungkinkan

Lesi penyebab
Revaskularisasi terbuka
Tidak

Ya
Memungkinkan
Tidak memungkinkan
~> Lakukan
Revaskularisasi endovaskular

Tidak memungkinkan
Memungkinkan
~> Lakukan

Terapi medis

Penatalaksanaan Iskemia tungkai akut


Iskemia tungkai akut adalah kondisi dimana terjadi penurunan mendadak
perfusi tungkai yang biasa melibatkan trombus dan emboli.
Obat terpilih adalah heparin, sebab bekerja cepat dan cepat dimetabolisme.
Dosis 100 - 200 unit/kilogram berat badan bolus, diikuti 15 - 30 unit/kilogram
berat badan/jam. Jika perlu 300 unit/kilogram berat badan bolus, diikuti 60 - 70
unit/kilogram berat badan/jam dengan infus kontinu. Dengan pemantauan APTT
1,5 - 2,5 kontrol atau waktu pembekuan darah. penggunaan dosis tinggi dengan
tujuan supaya distal penyumbatan pada daerah iskemia dan kolateral tidak terjadi
pembekuan darah yang meluas.
Ekstermitas yang sudah tidak dapat di selamatkan biasanya membutuhkan
amputasi. Penatalaksanaannya berfokus pada penyelamatan tungkai atau paling
tidak membatasi ketinggian amputasi. Tungkai yang masih viable membutuhkan
pencitraan segera serta pemeriksaan komorbid. Namun pada kondisi kegawatan,
angiografi bisa dilakukan tanpa pemeriksaan ultrasound sebelumnya untuk
mencegah keterlambatan.
Modalitas revaskularisasi yang digunakan dapat berupa trombolitik
menggunakan kateter perkutan, trombo-ekstrasi dan trombo-aspirasi (dengan atau
tanpa trombolitik) serta bedah trombektomi dan bedah bypass. Pemilihan metode
didasarkan pada jenis sumbatan, lokasi, durasi iskemia, komorbiditas, risiko dan
hasil terkait terapi. Trombolisis sistemik tidak memiliki peranan dalam
penatalaksanaan pasien iskemia tungkai akut.
Teknik endovaskular merupakan terapi awal pilihan. Metode ini memiliki
mortalitas dan morbiditas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan bedah
terbuka. Khususnya pada pasien dengan komorbid berat, derajat keperahan sesuai.
Hasil tindakan paling baik bila dilakukan pada pasien iskemik tungkai akut dalam
14 hari setelah gejala dan derajat keperahan awal (kelas II). Tindakan
endovaskular yang biasa digunakan adalah pemberian agen trombolisis
intratrombosis melalui kateter. Dapat juga digunakan alat untuk menyingkirkan
trombus secara mekanik atau aspirasi.

3. Algoritma penatalaksanaan iskemia tungkai kritis

Iskemia Tungkai Kritis

Nyeri saat istirahat

Gangren, lesi iskemia

Kontrol nyeri
Kontrol nyeri (morfin), Rawat luka, Terapi infeksi (antibio

Revaskularisasi segera

Memungkinkan

Tidak memungkinkan

Revaskularisasi endovaskular
Teknik gagal
endovaskular tidak sesuai
Revaskularisasi bedah
Penilaian klinis dan non klinis
Tidak baik
Kontrol
Baikfaktor resiko, Kontrol nyeri (morfin), Rawat luka
Kontrol faktor resiko kardiovaskular
Prostaglandin, pertimbangkan stimulasi korda spinalis
Amputasi
Rehabilitasi

Penatalaksanaan Iskemia Tungkai Kritis


Iskemia tungkai kritis adalah kondisi PAP tungkai bawah paling berat
dimana didapatakan nyeri iskemik saat istirahat, lesi iskemik atau gangren
dikarenakan penyakit obstruksi arteri.
Terapi komprehensif meliputi kontrol faktor resiko aterosklerosis,
reavskularisasi, rawat luka, adaptasi sepatu, penanganan infeksi bila ada dan terapi
rehabilitasi secara awal. Tujuan utama terapi adalah perbaikan arteri dan
penyelamatan tungkai. Revaskularisasi dilakukan secara cepat tanpa penundaan
bersamaan dengan pemberian terapi dasar (antiplatelet dan statin).
Revaskularisasi dapat dilakukan secara endovaskular maupun bedah
terbuka. Endovaskular lebih diprioritaskan mengingat resiko komplikasi yang
lebih rendah dibandingkan dengan bedah terbuka. Meskipun demikian bedah
bypass dapat dijadikan rencana cadangan bila dibutuhkan seperti bila terjadi
kegagalan pada pelaksanaan terapi endovaskular. Pada pasien yang tidak dapat
dilakukan revaskularisasi, satu-satunya obat yang direkomendasikan adalah
prostaglandin 120 ug/hari per oral atau 60 ug/hari parental, namun efektifitasnya
belum terbukti secara penuh. Selain itu dapat pula dilakukan stimulasi korda
spinalis dan angiogenesis terapetik (terapi gen dan stem cell) namun belum ada uji
acak mengenai efikasi dan keamanannya.
( Setiati, 2014 )
Daftar Pustaka :
Setiati,S,dkk.2014.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.Edisi ke 6.Jakarta.Interna
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai