Anda di halaman 1dari 3

Tata laksana

Tata laksana komprehensif obesitas mencakup penanganan obesitas dan


dampak yang terjadi. Tujuan utama tata laksana obesitas adalah perbaikan
kesehatan fisik jangka panjang melalui kebiasaan hidup yang sehat secara
permanen. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat empat tahap tata laksana
dengan intensitas yang meningkat. Prinsip tata laksana obesitas adalah
mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi.
Tahap I: Pencegahan Plus
Pada tahap ini, pasien overweight dan obesitas serta keluarga memfokuskan diri
pada kebiasaan makan yang sehat dan aktivitas fisik sebagai strategi
pencegahan obesitas. Kebiasaan makan dan beraktivitas yang sehat adalah
sebagai berikut:
1. Mengonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari.
Setiap keluarga dapat meningkatkan jumlah porsi menjadi 9 porsi per hari
2. Kurangi meminum minuman manis, seperti soda, punch.
3. Kurangi kebiasaan menonton televisi (ataupun bentuk lain menonton)
hingga 2 jam per hari. Jika anak berusia < 2 tahun maka sebaiknya tidak
menonton sama sekali. Untuk membantu anak beradaptasi, maka televisi
sebaiknya dipindahkan dari kamar tidur anak.
4. Tingkatkan aktivitas fisik, 1 jam per hari. Bermain adalah aktivitas fisik
yang tepat untuk anak-anak yang masih kecil, sedangkan pada anak
yang lebih besar dapat melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti
olahraga atau menari, bela diri, naik sepeda dan berjalan kaki.
5. Persiapkan makanan rumah lebih banyak ketimbang membeli
makanan dari -restoran.
6. Biasakan makan di meja makan bersama keluarga minimal 5 atau 6 kali
per minggu.
-Mengonsumsi sarapan bergizi setiap hari
-Libatkan
seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup -Biarkan anak
untuk mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang
-perilaku makan anak, terutama pada anak < 12 tahun.
7. Bantu keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masing
Tahap II: Manajemen Berat Badan Terstruktur
Tahap ini berbeda dari tahap I dalam hal lebih sedikitnya target perilaku dan
lebih banyak dukungan kepada anak dalam mencapai perubahan perilaku.
Beberapa tujuan yang hendak dicapai, di samping tujuan-tujuan pada tahap I
adalah sebagai berikut:
1. Diet terencana atau rencana makan harian dengan makronutrien
seimbang sebanding dengan rekomendasi pada
Dietary Reference
Intake, diutamakan pada makanan berdensitas energi rendah.
2. Jadwal makan terencana beserta snack (3 kali makan disertai 2 kali
snack, tanpa makanan ataupun minuman mengandung kalori lainnya di
luar jadwal)

3. Pengurangan waktu menonton televisi dan kegiatan menonton lainnya


hingga 1 jam per hari.
4. Aktivitas fisik atau bermain aktif yang terencana dan terpantau selama 60
menit per hari.
5. Pemantauan perilaku ini sebaiknya tercatat
6. Reinforcement terencana untuk mencapai target perilaku
Tahap III: Intervensi multidisipliner menyeluruh
Pendekatan ini meningkatkan intensitas perubahan perilaku, frekuensi kunjungan
dokter, dan dokter spesialis yang terlibat untuk meningkatkan dukungan
terhadap perubahan perilaku. Untuk implementasi tahap ini, hal-hal berikut
harus diperhatikan:
1. Program
modifikasi
perilaku
dilaksanakan
terstruktur,
meliputi
pemantauan makanan, diet jangka pendek, dan penetapan target aktivitas
fisik
2. Pengaturan keseimbangan energi negatif, hasil dari perubahan diet dan
aktivitas fisik
3. Partisipasi orang tua dalam teknik modifikasi perilaku dibutuhkan oleh
anak < 12 -tahun
4. Orang tua harus dilatih untuk memperbaiki lingkungan rumah
5. Evaluasi sistemik, meliputi pengukuran tubuh, diet, aktivitas fisik harus
dilakukan pada awal program dan dipantau pada interval tertentu
6. Tim multidisipliner yang berpengalaman dalam hal obesitas anak saling
bekerja sama, meliputi pekerja sosial, psikologi, perawat terlatih,
dietiesien, physicial therapist, dokter spesialis anak dengan berbagai
subspesialisasi seperti nutrisi, endokrin, pulmonologi, kardiologi,
hepatologi, dan tumbuh kembang, ahli gizi, dokter spesialis olah
raga, psikolog, guru, dokter spesialis bedah ortopedi, dan ahli kesehatan
masyarakat.
7. Kunjungan ke dokter yang reguler harus dijadwalkan, tiap minggu selama
minimum 8-12 minggu paling efektif
8. Kunjungan secara berkelompok lebih efektif dalam hal biaya dan
bermanfaat terapeutik.
Tahap IV: Intervensi pelayanan tersier
Intervensi tahap IV ditujukan untuk anak remaja yang obesitas berat. Intervensi
ini adalah tahap lanjutan dari tahap III. Anak-anak yang mengikuti tahap ini
harus sudah mencoba tahap III dan memiliki pemahaman tentang risiko yang
muncul akibat obesitas dan mau melakukan aktivitas fisik berkesinambungan
serta diet bergizi dengan pemantauan.
1. Obat-obatan : yang telah dipakai pada remaja adalah Sibutramine
yaitu suatu inhibitor re-uptake serotonin yang meningkatkan penurunan
berat badan pada remaja yang sedang menjalani program diet dan
pengaturan aktivitas fisik, dan Orlistat yang menyebabkan malabsorpsi
lemak melalui inhibisi lipase usus. Manfaat obat-obatan ini cukup baik.

Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui penggunaan orlistat


pada pasien >12 tahun.
2. Diet sangat rendah kalori : yaitu pada tahap awal dilakukan pembatasan
kalori secara ekstrim lalu dilanjutkan dengan pembatasan kalori secara
moderat.
3. Bedah: mengingat semakin meningkatnya jumlah remaja dengan
obesitas
berat
yang tidak berespons terhadap intervensi perilaku,
terdapat beberapa pilihan terapi bedah, baik gastric bypassatau gastric
banding. Tata laksana ini hanya dilakukan dengan indikasi yang ketat
karena terdapat risiko perioperatif, pascaprosedur, dan perlunya
komitmen pasien seumur hidup. Kriteria seleksi meliputi BMI 40
kg/m2 dengan masalah medis atau 50 kg/ m 2, maturitas fisik
(remaja perempuan berusia 13 tahun dan anak remaja laki-laki berusia
15 tahun, maturitas emosional dan kognitif, dan sudah berusaha
menurunkan berat badan selama 6 bulan melalui program modifikasi
perilaku).
Hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan keamanan terapi
intensif ini jika
diterapkan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai