Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. MJD

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tgl lahir

: Pati, 06 Juli 2009 (5 tahun 1 bulan)

Alamat

: Menoreh Raya no 163 RT 001/RW 002

No CM

: C453866

Tanggal periksa

: 20 Agustus 2014

NAMA ORANG TUA


Nama ayah

: Tn. DY

Umur ayah

: 26 tahun

Pendidikan ayah

: SMA

Pekerjaan ayah

: Karyawan swasta

Nama ibu

: Ny. UN

Umur ibu

: 27 tahun

Pendidikan ibu

: SMA

Pekerjaan ibu

: Ibu rumah tangga

B. ANAMNESIS
20 Agustus 2014 pk.11.00 WIB (dengan ibu penderita dan data dari catatan medik)
Anak ke

:1

Jumlah anak meninggal

:-

Keguguran

Ibu kawin ke

: satu

Ayah kawin ke: satu

: tidak pernah

Saudara dalam keluarga : I.


II.

Keluhan utama: anak sulit konsentrasi


Riwayat Penyakit Sekarang:
Saat ini anak berusia 5 tahun 1 bulan. Anak dibawa periksa karena dikeluhkan guru
di sekolah anak susah fokus, harus selalu didampingi bila mengerjakan tugas karena sering

tidak konsentrasi, bila diberi tugas, anak bisa duduk mengerjakan, namun hanya tahan paling
lama 5 menit setelah itu anak pindah perhatian ke hal lain. Bila diajak bicara tidak ada
kontak mata. Anak bisa bicara kuranglebih 30 kata dan dapat dimengerti, namun kadang
suka membeo. Anak sudah mengerti nama-nama anggota tubuh, namun bila menyebut
warna masih sering tertukar. Bila dipanggil anak mau menoleh. Anak lebih suka bermain
sendiri. Tindakan yang berulang-ulang tanpa tujuan disangkal. Di rumah anak juga mudah
merasa bosan. Bila diberi mainan baru, anak akan memainkan sekali kemudian beralih ke
mainan lain.
Anak dapat berjalan, berlari dan melompat seperti teman-teman seusianya. Anak
sudah mulai dapat makan, memakai kaos dan celana sendiri.
III.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat kejang disangkal

Riwayat trauma kepala disangkal

Riwayat demam tinggi disangkal

IV. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keterbelakangan mental, kejang dan keterlambatan perkembangan dalam keluarga
disangkal. Tidak ada yang memiliki keluhan seperti os
Pohon Keluarga

V. Riwayat Sosial Ekonomi


Os adalah anak tunggal di keluarganya. Saat ini os tinggal bersama orangtua dan paman.
Ayah os seorang karyawan swasta, ibu os seorang ibu rumah tangga. Penghasilan Rp 3
juta/bulan. Biaya pengobatan: umum. Kesan sosial ekonomi: cukup.
VI. Riwayat Perinatal
a. Prenatal
Anak lahir dari ibu G1P1A0, usia ibu saat hamil 22 tahun, riwayat perdarahan saat hamil
(-), riwayat sakit saat hamil, trauma, konsumsi obat-obatan selama hamil (-). ANC di
bidan secara teratur.
b. Kelahiran
Anak lahir secara spontan di rumah sakit dibantu oleh dokter kandungan, 38 minggu,
berat badan lahir 3800 gram, panjang badan 50 cm. Lingkar kepala lupa. Anak lahir
langsung menangis, biru-biru (-), kuning (-).
c. Pemeliharaan Paska Natal
Riwayat kejang (-), demam tinggi (-), trauma (-).
VII.

Riwayat imunisasi (umur pemberian)


BCG

: 1 bln, skar (+)

Polio I

: 0 bln

Hepatitis I

: 0 bln

DPT I

: 2 bln

Polio II : 2 bln

Hepatitis II : 1 bln

DPT II

: 4 bln

Polio III : 4 bln

Hepatitis III : 5 bln

DPT III

: 6 bln

Polio IV : 6 bln

Campak

: 9 bln

Kesan : Imunisasi dasar lengkap


VIII.

Riwayat makan dan minum


a. ASI

: dari lahir hingga usia 6 bulan

b. Susu formula : sejak usia 6 bulan, NAN 15x60cc/hari


c. Makanan padat: anak mulai mendapat makanan pendamping susu bayi saat berusia 6
bulan yaitu 2 mangkuk bubur susu/hari, pada usia 8-9 bulan mendapat 3x bubur saring,
9-10 bulan 3x nasi tim, 10-12 bulan 3x nasi lembek, 1 tahun sampai sekarang 3x
makanan keluarga, anak selalu menghabiskan makanannya

IX. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan :
Saat lahir: Berat badan 3500 gr, PB 50 cm dan LK lupa
BB sekarang 17,5 kg, panjang badan sekarang 107 cm, LL=16,5 cm; LK=50 cm
WAZ

: -0,52

HAZ

: -0,58

BMI-for-age : -0,24
Kesan: gizi baik, perawakan normal, mesosefal
Riwayat perkembangan
Perkembangan:
Motorik kasar:

Miring
Tengkurap
Duduk
Merangkak
Berdiri
Berjalan
Berdiri 1 kaki 2 detik
Berdiri 1 kaki 6 detik

5 bulan
7 bulan
12 bulan
15 bulan
16 bulan
24 bulan
3 tahun
4 tahun

Motorik halus:

Memegang benda
Meraih
Memegang dengan ibu jari dan jari
Mencoret-coret
Membentur 2 kubus
Membuat menara
Menggambar orang 3 bagian

4 bulan
5 bulan
10 bulan
15 bulan
18 bulan
18 bulan
4,5 tahun

Bahasa :

Mengoceh

Papa mama spesifik


Satu kata
Dua kata
Menunjuk gambar
Kombinasi kata
Mengartikan kata
Personal sosial:
Tersenyum spontan
Mengamati tangannya

18 bulan
2,5 tahun
3 tahun
4 tahun
4 tahun
4,5 tahun
4 bulan
6 bulan

Main bola
Menggunakan sendok garpu
Membuka baju
Mengambil makan

14 bulan
20 bulan
2,5 tahun
5 tahun

X. Riwayat KB
Riwayat KB: Suntik 3 bulan
XI .Catatan Penting Lain
Keadaan rumah:
Status

: rumah kontrakan
: 7x12 m2

Ukuran
Tingkat

: 1 lantai

Teras rumah

: ada (2x3 m2)

Dinding rumah

: permanen (tembok)

Lantai rumah

: keramik

Ruangan

: 6 ruang (1 ruang tamu, 2 kamar tidur, ruang makan, dapur dan 1 kamar
mandi)

Penghuni

: 4 orang (os dan kedua orang tua, paman)

Kebiasaan sehari-hari

Asuh: pasien diasuh oleh orang tuanya sejak kecil dan tinggal bersama orangtuanya.
Asih: kasih sayang diberikan oleh ke 2 orangtua dan paman
Asah: stimulasi fisik maupun mental didapatkan dari kedua orang tua dan paman os. Di
rumah os sering bermain sendiri dengan pengawasan dari ibu.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Diperiksa tanggal: 20-08-2014, jam: 11.00 WIB
Keadaan umum
Anak laki-laki, 5 tahun 1 bulan, BB:17,5 kg, PB: 107 cm, LK 50 cm, aktif
Kesadaran: kompos mentis
Tanda vital: HR : 112x/mnt, Nadi : isi tegangan cukup, RR 24x/mnt, Suhu 36,9 0C
Kepala

: LK 50 cm, mesosefal (+),


5

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.


Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), strabismus (-),


hipertelorisme (), lipatan epikantal (-)

Telinga

: discharge (-), low set ear (-/-), bentuk kecil (-)

Hidung

: sekret (-), nafas cuping (-), sadle nose (-)

Mulut

: sianosis (-), drooling (-)

Leher

: simetris, pembesaran KGB (-)

Trunkus

: skoliosis (-)

Dada

Paru

I : simetris statis dan dinamis, retraksi ()


Pa: stem fremitus kanan = kiri
Pe: sonor seluruh lapangan paru
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan: ronkhi (-)/(-), suara hantaran (-/-), wheezing (-)/(-)

Jantung, I : iktus kordis tidak tampak


Pa: iktus kordis teraba di SIC V linea midklavikula sinistra,
tidak kuat angkat, tidak melebar, thrill (-)
Pe: konfigurasi jantung dalam batas normal
A: BJ I- II normal, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, lemas, venektasi ()
A : bising usus (+) N
Pa: defans muskular (-), hepar lien tidak teraba
Pe: timpani
Alat kelamin: laki-laki, dalam batas normal
Ekstremitas:
Ekstremitas
Motorik
Gerak
Kekuatan
Tonus
Trofi
Reflek fisiologis
Reflek patologis

Superior
+
Kesan 5
N
Eutrofi
+
-

+
Kesan 5
N
Eutrofi
+
-

Inferior
+
Kesan 5
N
Eutrofi
+
-

+
Kesan 5
N
Eutrofi
+
-

LGS pasif
Klonus

Full

Full

full
-

full
-

D. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan status gizi:
DENVER II
-

Personal sosial sesuai usia


Bahasa sesuai usia 4 tahun
Motorik kasar sesuai usia
Motorik halus sesuai usia

Kesan: Suspek developmental delayed sektor bahasa


Abbreviated Conners Rating Scale

: Skor 2

Kuesioner Masalah Mental Emosional

: tidak ada masalah mental emosional

E. RINGKASAN
Anamnesis :
Keluhan utama : anak susah konsentrasi
Riwayat penyakit sekarang :
Saat ini anak berusia 5 tahun 1 bulan. Anak dibawa periksa karena dikeluhkan
guru di sekolah anak susah fokus, harus selalu didampingi, bila diajak bicara tidak ada
kontak mata. Bila didampingi, anak dapat mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai.
Anak bisa bicara kuranglebih 30 kata dan dapat dimengerti, namun kadang suka membeo.
Bila dipanggil anak mau menoleh. Anak lebih suka bermain sendiri. Tindakan yang
berulang-ulang tanpa tujuan disangkal.
Riwayat penyakit keluarga

: tidak ada riwayat keterbelakangan mental, kejang dan


keterlambatan perkembangan dalam keluarga.

Riwayat sosial ekonomi

: kesan sosial ekonomi cukup

Riwayat prenatal

: ANC (+), di bidan, penyakit saat kehamilan tidak ada

Riwayat perinatal

: lahir di RS, spontan, langsung menangis, BB: 3500 gram,

Riwayat pasca natal

: Riwayat kejang (-), demam tinggi (-), kekuningan (-),


biru-biru (-), trauma (-) disangkal.

Riwayat imunisasi

: imunisasi dasar lengkap

Riwayat makan dan minum

: kuantitas dan kualitas cukup

Riwayat pertumbuhan

: gizi baik, perawakan normal, mesosefal

Riwayat Perkembangan

: speech delayed

Keluarga Berencana

: suntik 3 bulan

Pemeriksaan Fisik :
Heart Rate

: 112 x/mnt

Nadi

: isi & tegangan cukup

Frekuensi nafas

: 24 x/menit

Suhu : 36.9C

Kesan umum

: sadar, tampak sangat aktif

Kepala

: LK 50 cm (mesosefal)

Mata

: strabismus (-)

Mulut

: drooling (-)

Leher

: simetris, pembesaran KGB (-)

Dada

: jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen

: datar, supel, H/L tak teraba, turgor kembali cepat

Ekstremitas

: motorik dbn

Status gizi

: gizi baik, perawakan normal

Pemeriksaan Denver II :
keterlambatan pada sektor bahasa
Pemeriksaan Abbreviated Conners Rating Scale
Skor: 2 (belum memenuhi kriteria hiperaktif)
Kuesioner Deteksi Dini Masalah Mental Emosional
Kesan : tidak ada masalah mental emosional
F. DAFTAR MASALAH
Masalah Aktif
1.
2.

GPP
Speech Delayed

Tgl

N
o

Masalah Pasif

Tgl

20-8-2014
20-8-2014

G. DIAGNOSIS SEMENTARA
1. Diagnosa Utama

Gangguan

pemusatan

perhatian hiperaktif predominan tipe inatensi


2. Diagnosa komorbiditas

:-

3. Komplikasi

:-

4. Diagnosa pertumbuhan

: BB normal, perawakan normal, mesosefal


5. Diagnosa perkembangan

: Developmental delayed

(sektor bahasa)
6. Diagnosis Gizi

Gizi baik, perawakan

normal
7. Diagnosis imunisasi
8. Diagnosis sosial ekonomi

: Imunisasi lengkap
: Cukup

H. INITIAL PLANS
1. Gangguan pemusatan perhatian hiperaktif predominan tipe inatensi
Dx

: S :O : DDST, Abbreviated Conners Rating Scale, Tes IQ

Tx

: Program rehabilitasi medik

Mx

: Penilaian kemajuan dari program yang diberikan tiap 1 bulan

Ex

:
menjelaskan mengenai kondisi anak, dan pentingnya latihan secara teratur di
bagian rehabilitasi medik serta di rumah
melakukan aktifitas latihan yang dapat meningkatkan konsentrasi anak, misalnya
dengan bermain bola.
disarankan agar orang tua lebih sabar dalam mengasuh anak dengan kondisi
tersebut, membuat jadwal belajar secara teratur dengan waktu yang sama setiap
hari

2. Developmental Delayed (sektor bahasa)


Dx

: S : O : DDST II

Tx

: Program rehabilitasi medik

Mx

: Penilaian kemajuan dari program yang diberikan tiap 1 bulan

Ex

: Menjelaskan mengenai keterlambatan perkembangan yang dialami pasien dan


pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
Edukasi untuk melakukan latihan dirumah (home program)

J. PROBLEM REHABILITASI MEDIK


- Gangguan pemusatan perhatian hiperaktif predominan tipe inatensi
- Developmental delayed (sektor bahasa)
K. PROGRAM REHABILITASI MEDIK
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 1 bulan, dengan berat badan 17,5 kg, panjang
badan 107 cm dengan gangguan pemusatan perhatian, developmental delayed sektor bahasa.
Dalam keluarga pasien tidak terdapat riwayat keterlambatan perkembangan. Pasien seharihari di asuh oleh ibu os. Stasus sosial ekonomi orang tua os cukup.
Dari hasil pemeriksaan klinis, anak tampak aktif dan sulit berkonsentrasi, hasil
pemeriksaan DDST II didapatkan keterlambatan pada sektor bahasa (sesuai usia 4 tahun)
Hasil pemeriksaan Abbreviated Conners Rating Scale 2 (belum memenuhi kriteria
hiperaktif). Pada pemeriksaan status gizi pasien didapatkan kesan gizi baik dengan
perawakan normal.
1. Fisioterapi
Program:
-

Belum ada program

2. Okupasi terapi :
Program

- Latihan peningkatan konsentrasi dan atensi dengan aktivitas


3. Terapi Wicara
Program:
- Latihan peningkatan kemampuan bahasa ekspresif
4. Psikologi
Program:
- Tes IQ dilakukan bila anak mulai dapat berkonsentrasi
- Memotivasi orang tua untuk melakukan pendampingan dan terus menstimulasi
perkembangan anak serta melakukan terapi latihan secara teratur.
10

Memotivasi orang tua untuk selalu teratur membawa anaknya terapi di instalasi

Rehabilitasi Medik dan kontrol teratur di poli tumbuh kembang RSDK.


Menjelaskan kepada orangtua agar melakukan latihan yang diajarkan di instalasi

rehabilitasi medik sebagai home program


5. Sosial Medik
Program:
-

Memotivasi orang tua untuk membawa anaknya ke rehabilitasi medik untuk


menjalani program terapi dengan teratur

Memotivasi orang tua untuk kontrol teratur di poli tumbuh kembang anak, dan
monitoring perkembangan anak

LAMPIRAN FOTO PROGRAM REHABILITASI MEDIK

11

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN

A. DEFINISI
Gangguan pemusatan perhatian merupakan salah satu subtipe dari gangguan pemusatan
perhatian/hiperaktivitas (GPPH) dimana penderitanya menunjukkan kesulitan memusatkan
perhatian dibandingkan dengan anak normal dengan umur dan jenis kelamin sama. Biasanya
guru dan orangtua sering menggambarkan anak dengan gangguan ini dengan istilah seperti
melamun, tidak dapat berkonsentrasi, kurang konsentrasi, sering kehilangan barang-barang,
perhatian mudah beralih, belum dapat menyelesaikan tugas sendiri, bila belajar harus selalu

12

ditunggu, sering bengong, mudah beralih dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, ataupun
lambat dalam menyelesaikan tugas.1
B. EPIDEMIOLOGI
GPPH merupakan gangguan perilaku pada anak yang terbanyak, meliputi kira-kira 50%
yang dirujuk ke neurologis anak, neuropsikologis, behavioral pediatrician, dan psikiatri
anak.2 Berdasarkan penelitian Saputro dengan pedoman kriteria diagnostik dari Diagnostic
and Statistic Manual for Mental Disorder IV (DSM IV), prevalensi gangguan ini sebesar
2,2% untuk tipe hiperaktif-impulsif, 5,3% untuk tipe campuran hiperaktif-impulsif dan
inatensi, serta 15,3% untuk GPPH tipe inatensi.1 Di Amerika, GPPH terjadi pada 3-5%
populasi anak dan didiagnosa 4-12% dari anak usia sekolah.3 Penderita laki-laki
dibandingkan perempuan 3:1.4
C. ETIOLOGI
Penyebab dari GPP belum diketahui dengan jelas. Tidak ada faktor tunggal yang
mengatur munculnya GPPH.5 Sebagian besar anak dengan GPP tidak menunjukkan tandatanda cedera struktural pada sistem saraf pusat. Sebaliknya, sebagian besar anak dengan
gangguan neurologis yang diketahui disebabkan oleh cedera otak tidak menunjukkan defisit
atensi dan hiperaktivitas. Adapun faktor yang berperan penting pada GPP adalah :

Genetik2, 5
Saudara kandung dari penderita GPP memiliki risiko dua kali lebih besar
dibandingkan populasi umum. Pada GPPH terdapat 2 gen yang mungkin berperan,
yaitu gen transporter dopamin (dopamine transporter gene/DAT1) dan suatu bentuk
dari gen reseptor dopamin 4 (dopamine 4 receptor gene/DRD4). Gen lain yang
mungkin berperan adalah DOCK2 yang berkaitan dengan inversi persentrik 46N
inv(3)(p14:q21) yang terlibat dalam regulasi sitokin, gen pertukaran sodiumhidrogen, dan DRD5, SLC6A3, DBH, SNAP25, SLC6A4, dan HTR1B. Faktor
genetik ini sangat kuat pada riset kembar dimana riset dengan kembar identik dan
non identik menunjukkan faktor turunan 0,8.

Struktur otak5
Struktur otak yang abnormal berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya
GPPH. 20% anak dengan cedera kepala berat dilaporkan mempunyai gejala
13

impulsivitas dan inatensi. Abnormalitas struktur yang teridentifikasi pada anak GPPH
meliputi disregulasi dari sirkuit subkortikal frontal, volume kortikal yang kecil pada

area tersebut dan abnormalitas serebelum.


Psikososial2
Kejadian fisik yang menimbulkan stres, kurangnya keharmonisan dalam keluarga,
serta faktor-faktor lain yang menyebabkan gangguan kecemasan terkadang dapat
menjadi awal terjadinya GPP.

D. SUBTIPE
GPPH mempunyai 3 subtipe :
Predominan hiperaktif-impulsif (GPPH/HI)
o Simptom terbanyak (enam atau lebih) adalah kategori hiperaktif-impulsif
o Kurang dari enam simptom dari inatensi, walaupun inatensi masih ada pada beberapa
derajat.
Predominan inatensi
o Simptom terbanyak (enam atau lebih) adalah kategori inatensi dan kurang dari enam
simptom dari hiperaktif-impulsif, walaupun hiperaktif-impulsif masih ada pada beberapa
derajat.
o Anak dengan subtipe ini kurang berperan atau mempunyai kesulitan bersama dengan
anak lain. Mereka duduk tenang, tetapi tidak memberikan perhatian kepada apa yang
mereka lakukan. Orang tua dan orang tua mungkin tidak memperhatikan simptom ADHD
Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatensi
o Enam atau lebih simptom inatensi dan enam atau lebih simptom hiperaktif-impulsif .
o Kebanyakan anak dengan GPPH mempunyai tipe kombinasi.
E. DIAGNOSIS
Menurut DSM-V, gejala harus ditemukan pada sekurangnya dua keadaan seperti di
sekolah dan di rumah untuk memenuhi kriteria diagnostik GPPH.
Ktiteria diagnostik GPPH berdasarkan DSM-V
A. Salah satu (1) atau (2)
(1) Inatensi : terdapat enam (atau lebih) gejala tidak mampu meusatkan perhatian
seperti di bawah ini yang telah menetap selama paling sedikit enam bulan pada
derajat maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan :

14

Tidak mampu memusatkan perhatian


(a). Sering gagal memusatkan perhatian pada hal-hal kecil atau membuat
kesalahan yang ceroboh (tidak hati-hati) dalam pekerjaan sekolah,
pekerjaan, maupun selama kegiatan lainnya (melewatkan detail, pekerjaan
tidak akurat)
(b). Sering sulit mempertahankan perhatian pada waktu melaksanakan tugas atau
kegiatan bermain (mengalami kesulitan fokus selama pelajaran, percakapan,
(c).

atau membaca)
Sering seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak bicara langsung
(pikiran seperti berada pada tempat lain, walaupun tidak ada distraksi yang

tampak)
(d). Sering tidak mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah
(e).

dan tugas (dapat memulai tugas namun cepat kehilangan fokus dan beralih)
Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan (kesulitan melakukan tugas
sekuensial, kesulitan menjaga barang dengan teratur, berantakan, pekerjaan
tidak terorganisasi, manajemen waktu yang buruk, gagal memenuhi

(f).

deadline)
Sering menghindar, enggan melibatkan diri dalam tugas yang membutuhkan
ketekunan yang berkesinambungan (pekerjaan rumah atau pekerjaan
sekolah; bagi remaja lebih tua dan dewasa menyiapkan laporan, melengkapi

formulir, melihat artikel panjang)


(g). Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas atau kegiatan (perlengkapan sekolah, pensil, buku, dompet, kunci,
tugas, kacamata, telepon genggam)
(h). Perhatiannya sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari luar (bagi remaja
(i).

lebih tua dan dewasa mencakup pikiran yang tidak relevan)


Sering lupa dalam kegiatan sehari-hari (melakukan tugas; bagi remaja lebih

tua dan dewasa menelpon kembali, membayar tagihan, menepati janji)


(2) Hiperaktivitas-Impulsivitas : Enam (atau lebih) dari gejala hiperaktivitasimpulsivitas seperti di bawah ini yang telah menetap selama paling sedikit enam
bulan pada derajat maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan :
Hiperaktivitas
(a).

Sering bermain dengan jari atau menepuk tangan atau kaki atau tidak bisa
duduk diam

15

(b). Sering meninggalkan tempat duduk pada situasi dimana diharapkan untuk
tetap diam (meninggalkan tempat duduk di kelas, di kantor, atau tempat
kerja lainnya)
(c).

Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak
sesuai dengan hal tersebut (pada remaja dan dewasa, mungkin tampak
sebagai feeling restless

(d). Sering mengalami kesulitan bermain atau mengikuti kegiatan di waktu


senggang dengan tenang
(e).

Sering dalam keadaan siap bergerak, bertindak seperti digerakkan oleh


mesin (tidak mampu atau tidak nyaman diam dalam waktu lama, seperti di
rumah makan, saat rapat)

(f).

Sering bicara berlebihan

Impulsivitas
(g). Sering menjawab tanpa pikir dahulu terhadap pertanyaan sebelum
pertanyaan selesai ditanyakan (menyelesaikan kalimat orang lain, tidak
dapat menanti giliran berbicara)
(h). Sering sulit menunggu giliran (saat menunggu antrean)
(i).

Sering memotong atau memaksakan diri terhadap orang lain (memotong


percakapan atau mengganggu permainan atau aktivitas; menggunakan
barang orang lain tanpa ijin; pada remaja dan dewasa mengganggi atau
mengambil alih pekerjaan orang lain)

B. Gejala

hiperaktif-impulsif

atau

tidak

mampu

memusatkan

perhatian

yang

menimbulkan masalah telah ada sebelum usia 12 tahun.


C. Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala tersebut tampak pada dua atau lebih
tempat (misalnya di sekolah atau tempat kerja dan di rumah).
D. Didapatkan bukti yang jelas adanya kegagalan yang bermakna secara klinis pada
fungsi sosial, akademik, dan okupasional.
E. Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan pervasif,
gangguan skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak diakibatkan oleh adanya
gangguan mental lain (misalnya gangguan alam perasaan, gangguan cemas, gangguan
disosiatif, gangguan kepribadian)

16

Kode berdasarkan tipe :

314.01 GPPH tipe kombinasi : jika kriteria A1 dan A2 ditemukan selama 6 bulan yang lalu
314.00 GPPH predominan tipe inatensi : jika kriteria A1 ditemukan tetapi kriteria A2 tidak

ditemukan selama 6 bulan yang lalu


314.01 GPPH predominan tipe hiperaktif-impulsif : jika kriteria A2 ditemukan tetapi kriteria
A1 tidak ditemukan selama 6 bulan yang lalu.

F. TATA KELOLA
Karena sepertiga anak dengan GPPH mempunyai 1 atau lebih masalah lain (seperti
gangguan belajar, gangguan tingkahlaku, gangguan mood, kecemasan, tics, gangguan tidur),
diagnosa dan penanganan secara menyeluruh sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi
gejala GPPH. Intervensi perilaku dan psikologis diperlukan untuk menangani keseluruhan
spektrum pada anak dengan GPPH dan kondisi penyertanya.6
Bagi anak usia prasekolah (4 sampai 5 tahun) yang memenuhi kriteria GPPH, terapi awal
yang dianjurkan adalah terapi perilaku daripada medikamentosa. 7 Terapi perilaku dapat
dilakukan oleh orangtua maupun guru. Medikamentosa dapat ditambahkan apabila perilaku tidak
membaik dan fungsional anak bertambah buruk. Beberapa kondisi yang memerlukan
medikamentosa adalah risiko melukai anak lain atau caregiver, riwayat keluarga dekat terkena
GPPH, kecurigaan adanya cedera saraf pusat (terpapar alkohol atau kokain saat prenatal).
Sebagian kecil anak yang didiagnosa dengan GPPH saat pra sekolah atau usia sekolah dini
tidak lagi memenuhi kriteria GPPH setelah sekolah.8
1. Terapi perilaku
- Meliputi modifikasi lingkungan fisik dan sosial yang ditujukan untuk merubah
-

perilaku menggunakan konsekuensi reward and nonpunitive.7


Strategi spesifik :4, 9
Positive reinforcement (anak diberikan hadiah bila dapat menyelesaikan

tugas atau berperilaku baik)


Time out (contoh : anak yang memukul adiknya dihukum duduk di pojok

ruangan selama 5 menit)


Response cost : menarik reward atau ijin bila masalah perilaku timbul

(contoh : anak dilarang nonton tv bila tidak menyelesaikan PR)


Token economy : kombinasi positive reinforcement dan response cost (anak
mendapatkan bintang bila menyelesaikan tugas dan kehilangan bintang
bila berjalan-jalan di kelas jumlah bintang menentukan reward yang

diterima)
Dukungan bagi orang tua
17

Edukasi dan pelatihan pasien dan keluarga

2. Medikamentosa
Psikostimulan adalah golongan obat yang paling sering digunakan pada pasien
dengan GPPH. Meskipun obat ini disebut stimulan, namun pada dasarnya obat ini
memiliki efek yang menenangkan pada penderita GPPH.10
Yang termasuk stimulan antara lain:
Metifenidat (Ritalin, Concerta, Metadate, Daytrana) lebih dianjurkan
daripada golongan amfetamin7
Amfetamin-dekstroamfetamin (Adderall)
Deksmetilfenidat (Focalin)
Dekstroamfetamin (Dexedrine, Dextrostat)
Lisdeksamfetamin (Vyvanse)
Adapun beberapa obat GPPH memiliki efek samping yang berat (meskipun jarang)
yaitu kematian mendadak akibat penyakit jantung. Efek samping lainnya bersifat
ringan seperti insomnia, nafsu makan turun, sakit kepala, nyeri ulu hati, dan lainlain.
G. REHABILITASI MEDIK
Okupasi terapi
Terapis okupasional melakukan tes yang biasa digunakan untuk mengetahui
kemampuan kognitif pada anak yaitu Cognitive Abilities Screening Test (CAST) yang
meliputi tes :11
1. Atensi : meniru beberapa angka yang disebutkan
2. Daya ingat segera dan recall : daya ingat segera; menyebutkan apa saja yang masih
diingat dari cerita pendek yang baru dibacakan, daya ingat recall; menyebutkan apa saja
yang masih diingat dari cerita pendek yang sebelumnya dibacakan
3. Abstrak visual dan verbal : visual; menunjukkan gambar yang sama dan berbeda, verbal;
menyebutkan persamaan dalam hal tertentu dari beberapa kata yang disebutkan
4. Orientasi : menyebutkan tentang waktu, tempat, orang dan keadaan sekitar
5. Menyebutkan nama : dari gambar yang diberikan
6. Mengopi desain
7. Membuat kata

18

Terapi relaksasi
Terapi relaksasi merupakan terapi yang menggunakan kekuatan pikiran dan tubuh
untuk mencapai suatu perasaan relaks. Terapi relaksasi bertujuan untuk dapat mengontrol
ansietas, ketakutan dan ketegangan, memperbaiki konsentrasi, meningkatkan kontrol diri,
meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri, dan meningkatkan kreativitas.12

Cognitive behavior therapy


Penanganan rehabilitasi kognitif umumnya mencakup modalitas atensi, memori
dan fungsi eksekutif. Rehabilitasi kognitif melatih kemampuan berpikir, menggunakan
pendapat dan membuat keputusan, dengan fokus memperbaiki defisit memori,
konsentrasi dan atensi, persepsi, proses belajar, membuat rencana, peruntunan dan
pertimbangan. Tujuan rehabilitasi kognitif untuk meningkatkan kemampuan dalam proses
dan interpretasi informasi, dan memperbaiki kemampuan fungsional pasien pada semua
aspek kehidupan keluarga dan masyarakat.11
Salah satu caranya dengan menggunakan prosedur integrasi sensorik. Prosedur
integrasi sensorik mendorong anak mengorganisasikan aktivitasnya. Tujuannya agar anak
dapat mengorganisasikan tingkah laku, rutinitas sehari-hari dan perawatan diri dan dapat
lebih baik memfokuskan perhatian pada tugas yang relevan yang mensupport kebutuhan.
Salah satu bagian dari terapi integrasi sensorik adalah Snoezelen (stimulasi multisensorik
terkontrol). Digunakan pada orang dengan disabilitas mental dan untuk mengeksplorasi
mereka pada lingkungan yang menstimulasi dan tenang ("ruang snoezelen). Ruangan ini
khusus didesain untuk memberi stimulasi pada berbagai sensasi, menggunakan efek
lampu/cahaya, warna, musik, wangi-wangian dan sebagainya. Kombinasi dari bahan
berbeda pada dinding dieksplorasi menggunakan sensasi taktil, dan pada lantai
disesuaikan untuk merangsang sensasi keseimbangan. Idealnya, snoezelen merupakan
terapi yang tidak diarahkan dan dapat bertahap memberikan pengalaman multisensorik
atau fokus pada 1 sensorik saja, secara sederhana melalui adaptasi terhadap
lampu/cahaya, atmosfer, suara, dan tekstur kepada kebutuhan spesifik pasien.11

19

Psikologi
Meta-analisis menemukan bahwa modifikasi perilaku untuk GPPH sebagai terapi
mempunyai keefektifan tinggi.13 Psikoterapi termasuk dalam pelatihan kepada orang tua
untuk memperbaiki lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
-

Pendekatan psikoterapi
Ada berbagai pendekatan psikoterapi yang dapat dilakukan oleh psikolog dan
psikiatri, penggunaannya tergantung kepada pasien dan simptomnya. Meliputi support
groups, parent training, social skills training

Edukasi kepada keluarga


Memperbaiki lingkungan di sekitar rumah dan sekolah dapat memperbaiki
perilaku anak dengan GPP. Orang tua dari anak GPP memperlihatkan kekurangan
(deficit) yang sama terhadap diri mereka sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat
cukup membantu anaknya dengan kesulitannya. Memperbaiki pengertian orang tua
terhadap perilaku anaknya dan mengajari strategi kepada mereka untuk memperbaiki
fungsi, komunikasi dan sikap yang tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi anak
dengan GPP. Intervensi pendidikan yang berbeda untuk orang tua biasanya disebut
sebagai Parent Management Training. Teknik meliputi operant conditioning sebuah
aplikasi rewards konsisten bagi perilaku yang baik dan hukuman seperti pembatalan
reward atau ijin yang diberikan bila sikap yang jelek.

Manajemen di dalam kelas (edukasi kepada guru)


Dapat dicapai dengan modifikasi kelas seperti menulis tugas di papan tulis, anak
didudukkan dekat guru dan diberi waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas.
Beberapa terapi perilaku dan perubahan lingkungan pada anak GPP yang dapat

diterapkan oleh orangtua dan guru :


-

Menerapkan jadwal harian rutin


Menggunakan bagan dan checklist
Memberi reward untuk perilaku positif
Tips bagi orang tua penderita GPPH10

20

Komunikasi secara rutin pada guru/terapis


Buat jadwal aktivitas sehari-hari yang konsisten, seperti jam belajar, makan,
bermain, dan lain-lain
Batasi sesuatu yang mudah mengalihkan perhatian anak di sekitar anak

berada
Upayakan anak selalu dalam keadaan sehat dengan nutrisi yang cukup
Upayakan anak mendapatkan istirahat/tidur yang cukup
Berikan pujian ataupun hadiah jika anak berperilaku baik
Terapkan peraturan yang jelas dan konsisten kepada anak

21

PEMBAHASAN
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 1 bulan, dengan berat badan 17,5 kg, panjang
badan 107 cm dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktif predominan tipe inatensi.
Pasien merupakan anak yang diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya. Dalam keluarga
pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan tingkah laku. Status
sosial ekonomi orang tua pasien cukup.
Dari hasil pemeriksaan klinis, anak tampak sulit berkonsentrasi dan mudah teralihkan
perhatiannya, hasil pemeriksaan DDST II didapatkan keterlambatan pada sektor bahasa
(sesuai usia 4 tahun). Hasil pemeriksaan abbreviated conners rating scale 2 (belum
memenuhi kriteria hiperaktif). Pada pemeriksaan status gizi pasien didapatkan kesan gizi
baik dengan perawakan normal.
Pengelolaan pada pasien ini dilakukan secara komprehensif dan holistik serta
memerlukan kerjasama interdisipliner yaitu bagian Pediatri Sosial dan Rehabilitasi Medik,
sehingga diharapkan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Program Rehabilitasi Medik bertujuan untuk meningkatkan atensi dan konsentrasi dari
pasien serta meningkatkan kemandirian anak di rumah maupun di sekolah. Program
rehabilitasi medik terdiri dari program okupasi terapi, terapi wicara, sosial worker dan
psikologi.

BAGAN PENYELESAIAN MASALAH

pola asuh: demokratis


anak : kurang fokus

Lingkungan mikromini-meso-makro

22

Prenatal:
Ibu 22 tahun,
G1P1A0, hamil 38
minggu

Natal:
Lahir spontan,
langsung menangis

Pasca natal:
Trauma, kejang,
biru, kuning
disangkal

Seorang anak 5th 1bln,


BB:17,5 kg, TB: 107cm.
Inatentif .
Gizi baik, perawakan N,
mesosefal.
-Abbreviated Conner Rating
Scale : 2 (belum memenuhi
kriteria hiperaktif)
-DDST II : keterlambatan
sektor bahasa (4 tahun)

Tumbuh
kembang
anak yang
optimal

Asuh- Asih - Asah


Preventif : pantau perkembangan,
edukasi.
Promotif : dukungan aktif keluarga,
aktif melakukan home program.
Rehabilitatif : OT, Psikologi, TW,
SW

23

WAZ

HAZ

BMI-for-age

24

DAFTAR PUSTAKA
1.

Saputro D. ADHD. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009.

2.

Shaywitz B, Fletcher J, Shaywitz S. Attention deficit hyperactivity disorder. Dalam:


Swaiman K, Ashwal S, penyunting. Pediatric neurology principles and practice. ed 3. St
Louis Mosby; 1999. h. 585-594.

3.

Akinbami LJ, Liu X, Pastor PN, Reuben CA. Attention deficit hyperactivity disorder
among children aged 517 years in the United States, 19982009. NCHS Data Brief.
2011;70:1-8.

4.

Bahtera T. Manajemen

penderita gangguan perhatian dan hiperaktivitas. Dalam:

Purwanti A, Mexitalia, Wistiani, Mellyana O, penyunting. Symposium dan workshop


early detection on neurodevelopmental disorders. Semarang: Badan Penerbit UNDIP;
2007. h. 29-35.
5.

Cunningham NR, Jensen P. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder. Dalam: Kliegman


RM, Stanton BF, Schor NF, St.Gene JW, Behrman RE, penyunting. Nelson Textbook of
Pediatrics. ed 19. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.

6.

Horst RO, Hendren RL. Integrated pharmacologic treatment of attention-deficit


hyperactivity disorder (ADHD). Essent Psychopharmacol. 2005;6(250).

7.

Subcommittee on Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder, Steering Committee on


Quality Improvement and Management, Wolraich M, et al. ADHD: clinical practice
guideline for the diagnosis, evaluation, and treatment of attention-deficit/hyperactivity
disorder in children and adolescents. Pediatrics. 2011;128.

8.

Law EC, Sideridis GD, Prock LA, Sheridan MA. Attention-deficit/hyperactivity disorder
in young children: predictors of diagnostic stability. Pediatrics. 2014;133(4).

9.

Floet AM, Scheiner C, Grossman L. Attention-deficit/hyperactivity disorder. Pediatr Rev.


2010;31(2).

10.

National Collaborating Centre for Mental Health (UK). Attention Deficit Hyperactivity
Disorder Diagnosis and Management of ADHD in Children, Young People and Adults.
NICE

Clinical

Guidelines,

No.

72.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0034228. Published 2009.


11.

Challenor YB, Borkow RB. Central nervous system plasticity and cognitive remediation.
Boston: Butterworth Heinemann; 1996.
25

12.

Tamin TZ. Relaxation therapy. Workshop relaxation therapy. Manado: PERDOSRI;


2007.

13.

Wilkes MA, Cobb SM, Spratt EG. Pediatric Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
http://emedicine.medscape.com/article/912633-overview. Diperbaharui 29 Des 2014.

26

Anda mungkin juga menyukai