Anda di halaman 1dari 53

1

Lampiran 1. Metode Kerja

1.

Modifikasi Pati Jagung (Zea Mays) dan Pati Ubi Kayu (Manihot
Esculenta) dengan Enzim Pullullanase (Wong, 2007)

Sampel (Pati jagung)

Hasil

dibuat masing-masing dengan konsentrasi 10% (b/v)


dilarutkan dalam buffer asetat pH 5 dengan volume 250 ml
dipanaskan pada suhu 110C selama 15 menit dalam
autoclave
didinginkan sampai suhunya 40C dengan diaduk
ditambahkan enzim pullullanase sebanyak 2% (v/b pati)
diinkubasi dalam shaker incubator pada suhu optimal enzim
pullulanase (40 C), 150 rpm selama 6, 12,18 dan 24 jam
dihentikan (inaktifasi enzim) reaksi dengan memanaskan
suspensi pati pada suhu 85oC selama 5 menit dalam water bath
didinginkan
dikeringkan dengan oven pada 50oC selama 24 jam.
diulang untuk sampel pati ubi kayu

2.

Analisa Kadar Amilosa dengan Metode Iodometri (IRRI, 1971


Apriyantono, et.al, 1989)
a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum.
Amilosa (p.a)
-

ditimbang 40 mg
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N
ditutup tabung reaksi
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai
semua bahan membentuk gel
didinginkan.

Campuran
- dipindahkan dalam labu takar 100 ml
- ditempatkan sampai tanda tera dengan air
- dipipet 4 ml larutan
- dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
- ditambahkan asam asetat 1 N ke dalam tiap labu takar
masing-masing 0,8 ml
- ditambahkan 2 ml larutan iod
- ditempatkan tiap campuran dalam labu takar sampai tanda
tera dengan air
- dibiarkan selama 20 menit
- diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 200-800 nm
- dibuat kurva antara panjang gelombang amilosa sb X
dengan absorbansi sb Y.
Hasil

b. Penentuan Waktu Kestabilan Pembentukan Warna Kompleks


Amilosa (p.a)
-

ditimbang 40 mg
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N
ditutup tabung reaksi
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai
semua bahan membentuk gel
didinginkan.

Campuran
- dipindahkan dalam labu takar 100 ml
- ditempatkan sampai tanda tera dengan air
- dipipet masing-masing 4 ml larutan
- dimasukkan masing-masing ke dalam 5 labu takar 100 ml
- ditambahkan asam asetat 1 N ke dalam tiap labu takar
0,8 ml
- ditambahkan masing-masing 2 ml larutan iod
- ditempatkan tiap campuran dalam labu takar sampai tanda
tera dengan air
- dibiarkan selama 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit.
- diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang optimum yang diperoleh pada point a diatas
- dibuat kurva antara waktu inkubasi optimum sb X dengan
absorbansi sb Y.
Hasil

c. Pembuatan Kurva Standar Amilosa


Amilosa (p.a)
-

ditimbang 40 mg
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N
ditutup tabung reaksi
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai
semua bahan membentuk gel
didinginkan.

Campuran
- dipindahkan dalam labu takar 100 ml
- ditempatkan sampai tanda tera dengan air
- dipipet masing-masing 1, 2, 3, 4 dan 5 ml larutan
- dimasukkan masing-masing ke dalam 5 labu takar 100 ml
- ditambahkan asam asetat 1 N ke dalam tiap labu takar
masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml
- ditambahkan masing-masing 2 ml larutan iod
- ditempatkan tiap campuran dalam labu takar sampai tanda
tera dengan air
- dibiarkan selama waktu kestabilan pembentukan warna
kompleks
- diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang optimum yang diperoleh pada point a diatas
- dibuat kurva standar antara konsentrasi sb X dengan
absorbansi sb Y.
Hasil

d. Analisis Kadar Amilosa Pada Sampel dengan Metode Iodometri


(IRRI, 1971, Apriyantono, et.al, 1989)

Masing masing
Sampel
-

ditimbang 100 mg
dimasukkan kedalam tiap tabung reaksi
ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N pada
tiap tabung reaksi
ditutup tabung reaksi
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai
semua bahan membentuk gel
didinginkan.

Campuran
Hasil

dipindahkan dalam labu takar 100 ml


ditempatkan sampai tanda tera dengan air
dipipet 5 ml campuran sampel
dimasukkan masing-masing ke dalam labu takar 100 ml
ditambahkan asam asetat 1 N ke dalam tiap labu takar
masing-masing 1 ml
ditambahkan masing-masing 2 ml larutan iod
ditempatkan tiap campuran dalam labu takar sampai tanda
tera dengan air
dibiarkan hingga mencapai waktu stabil dalam
pembentukan warna kompleks
diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang optimum
dihitung kadar amilosa dalam sampel

3. Penentuan Kadar Pati dengan Metode Hidrolisis Asam (Apriyantono,


et.al, 1989)
a. Penentuan Panjang Gelombang Optimum
Glukosa standar
1%
- ditimbang 10 mg lalu dilarutkan dalam 100 ml aquades
- dipipet 1 ml
- dimasukkan kedalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, lalu tabung tersebut
ditutup
- dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit
- didinginkan dalam air sampai suhu 25C
- ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat dalam tabung
reaksi
- dicampur hingga merata
Campuran
-

Hasil

diencerkan hingga volume 50 ml


diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 200-800 nm
dibuat kurva antara panjang gelombang sb X dengan
absorbansi sb Y.

b. Penentuan Kestabilan Pembentukan Warna Kompleks


Glukosa standar
1%
- ditimbang 10 mg lalu dilarutkan dalam 100 ml aquades
- dipipet 1 ml
- dimasukkan kedalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, lalu tabung tersebut
ditutup
- dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit
- didinginkan dalam air sampai suhu 25C
- ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat dalam tabung
reaksi
- dicampur hingga merata
Campuran
Hasil

diencerkan hingga volume 50 ml


dibiarkan selama masing-masing 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit

diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang


gelombang 753 nm
dibuat kurva antara waktu pada sb X dengan absorbansi sb
Y.

c. Pembuatan Kurva Standar Glukosa (Sudarmadji, et.al, 1997).


Glukosa standar
1%
-

ditimbang 10 mg lalu dilarutkan dalam 100 ml aquades


diencerkan hingga didapatkan larutan glukosa standar
dengan konsentrasi 2,4,6,8, dan 10 %
dipipet masing-masing 1 ml
dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi
ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, lalu tabung tersebut
ditutup
dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit
didinginkan dalam air sampai suhu 25C
ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat dalam tabung
reaksi
dicampur hingga merata

Campuran
-

Hasil

diencerkan hingga volume 50 ml


dibiarkan hingga mencapai waktu kestabilan pembentukan
kompleks yang berwarna (20-25 menit)
diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 753 nm
dibuat kurva standar antara konsentrasi amilosa sb X
dengan absorbansi sb Y.

d. Penentuan Kadar Glukosa Pada Dengan Metode Nelson Somogyl


(Apriyantono, et.al, 1989).
Sampel
-

dipipet 1 ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml pereaksi tembaga sulfat, lalu tabung
tersebut ditutup
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit
didinginkan dalam air mengalir selama 5 menit
ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat dalam tabung
reaksi
dicampur hingga merata

Campuran
Hasil

Diencerkan hingga volume 50 ml


dibiarkan hingga mencapai waktu kestabilan pembentukan
kompleks yang berwarna (20-25 menit)
diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 753 nm
ditentukan kadar glukosa pada sampel.

10

e.

Analisis Kadar Pati dengan Metode Hidrolisis Asam (Apriyantono,


et.al, 1989)
Sampel
- ditimbang 5 g dalam gelas piala 250 ml
- ditambahkan 50 ml alkohol 80%
- diaduk selama 1 jam
Suspensi
- disaring dengan kertas saring
- dicuci hingga volume filtrat 250 ml

Residu
-

Filtrat
dipindahkan secara kuantitatif
- dibuang
dicuci dengan 200 ml air
ditambah 20 ml HCl 25%
ditutup dengan pendingin balik
dipanaskan diatas penangas air sampai mendidih selama 2,5 jam
dibiarkan dingin
dinetralkan dengan larutan NaOH 45%
diencerkan sampai volume 500 ml
disaring kembali campuran di atas pada kertas saring

Filtrat
- ditentukan gula pereduksi dengan metode Nelson Somogly
- dihitung kadar pati dengan cara mengalikan kadar gula dengan faktor
0,9
Hasil

11

f.

Analisis Kadar Abu dengan Metode Langsung (Cara Kering)


(Sudarmadji, et.al, 2007)
Krus Porselen
-

dikeringkan dalam oven selama 15 menit


didinginkan dalam eksikator selama 15 menit
ditimbang beratnya

Sampel
Sampel
- dimasukkan dalam krus porselen
- ditimbang beratnya dipijarkan dalam tanur pengabuan pada
suhu 400C sampai mengeluarkan asap
- dinaikkan suhu menjadi 550C setelah asap habis
- dipijarkan selama 3 jam
- dinginkan krus dalam tanur semalaman
- dimasukkan dalam eksikator selama 15 menit
- ditimbang krus porselin dan diulangi hingga berat konstan
- dihitung kadar abu
Hasil

g.

Analisis Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Metode


Pemanasan) ( AOAC, 1970, Rangana, 1979, Sudarmadji, et.al, 2007)
Sampel
- ditimbang 2 g
- dimasukkan dalam botol timbang yang telah ditimbang dan
dikeringkan dan didinginkan dalam esikator
- dioven pada suhu 105 oC selama 3 jam
- didinginkan dalam eksikator selama 15 menit
- ditimbang sampai berat konstan
- dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit jika belum
konstan lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang hingga
konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2
mg)
- dihitung kadar air
Hasil

12

Lampiran 2. Pembuatan Reagen


1.

Pembuatan buffer asetat pH 5


Dalam pembuatan buffer asetat dengan pH 5, maka dibutuhkan reagen
sebagai berikut:
a. Asam asetat (CH3COOH) 0,2 M
Konsentrasi asam asetat yang tersedia

= 2,163 M

Konsentrasi asam asetat yang dibutuhkan = 0,2 M


M1 x V1

= M2 x V2

2,163 M x V1 = 0,2 M x 250 ml


V1 = 0,2 M x 250 ml
2,163 M
= 2,88 ml
Jadi untuk membuat asam asetat 0,2 M, dibutuhkan 2,88 ml asam asetat
2,163 M dalam 250 ml aquades.
b. Natrium asetat (CH3COONa.3H2O) 0,2 M
Untuk membuat natrium asetat dengan konsentrasi 0,2 M adalah dengan
cara sebagai berikut:
Menimbang 4,1 gr CH3COONa.3H2O dalam 250 ml aquades
c. Maka untuk membuat buffer asetat pH 5 adalah dengan cara:
Asam asetat 0,2 M

= 74 ml

Natrium asetat 0,2 M = 176 ml


Kedua larutan tersebut ditempatkan pada labu ukur 500 ml, kemudian
ditambahkan aquades hingga tanda tera.

13

2.

Pembuatan etanol 95 %
Konsentrasi etanol yang tersedia = 99,9 %
M1 x V1

= M2 x V2

99,9 % x V1= 95 % x 100 ml


V1 = 95 % x 100 ml
99,9 %
V1 = 95, 1 ml
Untuk membuat etanol 95 % dibutuhkan 95.1 ml etanol 99,9 % dalam 100
ml aquades.
3.

Pembuatan NaOH 1 N
NaOH 1 N = m x 1000 ml
40 sma 250 ml
NaOH 1 N = m x 4 ml
40 sma
m = 40 sma
4 ml
m = 10 gr
Untuk membuat NaOH 1 N Maka dibutuhkan 10 gr NaOH dalam 250 ml
aquades

4.

Pembuatan asam asetat 1 N


Konsentrasi asam asetat yang tersedia = 17,31 N
M1 x V1

= M2 x V2

17,31 N x V1= 1 N x 250 ml


V1 = 1 N x 250 ml
17,31 N

14

V1 = 14,44 ml
Untuk membuat asam asetat 1 N dibutuhkan 14,44 ml asam asetat 17, 31 N
dalam 250 ml aquades
5.

Pembuatan larutan Iod


KI (Kalium Iodida) = 2 gr
I2 (Iodin)

= 0,2 gr

Kedua bahan tersebut dilarutkan dalam 100 ml aquades pada labu ukur.
6.

Pembuatan alkohol 80%


Konsentrasi alkohol yang tersedia

= 96 %

Konsentrasi alkohol yang diinginkan = 80 %


M1 x V1

= M2 x V2

96% x V1= 80 % x 250 ml


V1 = 80 % x 250 ml
96 %
V1 = 208,33 ml
Untuk membuat aklohol 80 %, maka dibutuhkan 208,33 ml alkohol 96 %
dalam 250 ml aquades.
7.

Pembuatan HCl 25%


Konsentrasi HCl yang tersedia

= 35 %

Konsentrasi HCl yang dibutuhkan = 25 %


M1 x V1

= M2 x V2

35 % x V1= 25 % x 250 ml
V1 = 25 % x 250 ml
35 %

15

V1 = 178,57 ml
Untuk membuat HCl 25 % dibutuhkan 178,57 ml HCl 35 % dalam 250 ml
aquades.
8.

Pembuatan NaOH 45%


Densitas NaOH

= 2.13 g cm3

Mr NaOH

= 40 sma

Mol = m/Mr = 2,13/40

= 0,053 mol

Mol = 45% x 0,053

= 0,024 mol

Molaritas = mol / 10-3 l

= 0,024/0,001 = 23,85 M

Jadi 45 % = 23,85 M
NaOH 23,85 M = m

x 1000 ml

40 sma

250 ml

NaOH 23,85 M = m x 4 ml
40 sma
m = 40 gr x 23,85 M
4 ml
m = 238,5 gr
Untuk membuat NaOH 45% Maka dibutuhkan 238,5 gr NaOH dalam 250
ml aquades
9. Pembuatan reagensia Nelson (Sudarmadji, et.al, 1997)
Reagensia Nelson A:
Larutkan 12,5 gr Natrium karbonat anhidrat, 12,5 gr garam Rochelle, 10 g
Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml
aquades, kemudian diencerkan sampai volume 500 ml.

16

Reagensia Nelson B:
Larutkan 7,5 gr CuSO4.5H2O dalam 50 ml aquadeslalu ditambahkan 1 tetes
asam sulfat pekat.
Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian reageansia
Nelson A dan 1 bagian reagensia Nelson B. Pencampuran dilakukan ketika
akan digunakan.
10. Pembuatan reagensia arsenomolibdat (Sudarmadji, et.al, 1997)
Larutkan 25 gr amonium molibdat dalam 450 ml aquades, lalu ditambahkan
25 ml H2SO4 pekat, lalu campur hingga merata. Larutkan pada wadah yang
lain 3 gr Na2H2SO4.7H2O dalam 25 ml aquades. Lalu tuanglah larutan
tersebut pada larutan yang pertama, kemudian simpan dalam botol warna
coklat dan diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam. Reagensia ini baru
bisa digunakan setelah masa inkubasi tersebut. Reagensia ini berwarna
kuning.

17

Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi yang Digunakan Dalam Penelitian


1.

Pembuatan konsentrasi enzim


Konsentrasi enzim pullulanase adalah 2 % (v/b pati) :
2 % = 0,5 ml enzim pullulanase
25 gr pati

2.

x 100 %

Pembuatan konsentrasi sampel pati jagung dan ubi kayu


Konsentrasi 10 % (b/v) :
10 % = 25 gr pati
x 100 %
250 ml buffer

3.

Pembuatan konsentrasi larutan standart amilosa


Konsentrasi amilosa standart = 40 mg/ 0,1 l = 400 ppm
Konsentrasi amilosa 1 ml :
V1 x M1
1 ml x 400 ppm
M2

= V2 x M2
= 100 x M2
= 400/100
= 4 ppm

konsentrasi 2 ml :
V1 x M1
2 ml x 400 ppm
M2

= V2 x M2
= 100 x M2
= 800/100
= 8 ppm

konsentrasi 3 ml :
V1 x M1
3 ml x 400 ppm
M2

= V2 x M2
= 100 x M2
= 1200/100
= 12 ppm

konsentrasi 4 ml:
V1 x M1
4 ml x 400 ppm
M2

= V2 x M2
= 100 x M2
= 1600/100
= 16 ppm

18

konsentrasi 5 ml:
V1 x M1
5 ml x 400 ppm
M2

4.

= V2 x M2
= 2000 x M2
= 400/100
= 20 ppm

Perhitungan Konsentrasi Sampel pada Analisis Kadar Amilosa


Konsentrasi sampel = 100 mg/ 0,1 l = 1000 ppm

5.

Pembuatan konsentrasi larutan glukosa standart


Konsentrasi glukosa standart = 10 mg/ 0,1 l = 100 ppm
konsentrasi 2 ml:
V1 x M1
2 ml x 100 ppm
M2

= V2 x M2
= 50 x M2
= 200/50
= 4 ppm

konsentrasi 4 ml :
V1 x M1
4 ml x 100 ppm
M2

= V2 x M2
= 50 x M2
= 400/50
= 8 ppm

konsentrasi 6 ml :
V1 x M1
6 ml x 100 ppm
M2

= V2 x M2
= 50 x M2
= 600/50
= 12 ppm

konsentrasi 8 ml :
V1 x M1
8 ml x 100 ppm
M2

= V2 x M2
= 50 x M2
= 800/50
= 16 ppm

konsentrasi 10 ml :

6.

V1 x M1
= V2 x M2
10 ml x 100 ppm = 50 x M2
M2
= 1000/50
= 20 ppm
Perhitungan Konsentrasi Sampel pada Analisis Kadar Glukosa:
Konsentrasi sampel = 2500 mg/ 0,5 l = 5000 ppm

19

Lampiran 4. Data Hasil Analisis Kadar Amilosa


1.

Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Pada Analisis Kadar


Amilosa

Scan Analysis Report


Report Time : Tue 04 May 10:51:20 PM 2011
Range
Wavelength (nm)

799.9nm to 200.0nm
Abs

________________________________
624.0

0.530

354.0

0.587

288.1

0.722

243.0

2.430

237.0

1.922

232.0

1.873

230.0

10.000

218.0

2.834

210.0

2.809

205.9

2.879

20

2.

Hasil Penentuan Waktu Inkubasi Optimum pada Panjang Gelombang


624 nm

Advanced Reads Report


Wavelength (nm)

624.0

Zero Report
Read

Abs

nm

________________________________________________
Zero

(0.0959)

624.0

Analysis
Collection time
Sample

5/4/2011 11:00:26 PM
F

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
5 menit

0.5274
0.5266
0.5277

0.0012

0.23

10 menit

0.5290
0.5315
0.5302

0.5309

0.0006

0.12

15 menit

0.5309
0.5344
0.5339

0.5343

0.0003

0.06

20 menit

0.5345
0.5352
0.5345

0.5351

0.0005

0.10

25 menit

0.5355
0.5351
0.5369

0.5352

0.0015

0.29

0.5338

21

3.

Kurva standart amilosa

C (ppm)
4
8
12
16
20

Absorbansi
0,094
0,186
0,269
0,361
0,488

Kurva Standar Amilosa


0,6
0,5
0,4
0,3

absorbansi
y = 0,024x - 0,009
R = 0,993

0,2

Linear (absorbansi)

0,1
0
0

y = 0,024 x - 0,009

keterangan:
y = absorbansi
x = konsentrasi

10

15

20

25

22

4.

Hasil Absorbansi Amilosa Pada Sampel Dengan Panjang Gelombang


624 nm

Absorbansi Amilosa ulangan 1


Advanced Reads Report
Report time

5/12/2011 2:19:41 AM

Method
Batch name
1

D:\Eka Yuliani'07\Absorbansi amilosa ulangan


(12-05-2011).BAB

Application

Advanced Reads 3.00(339)

Operator

Rika

Instrument Settings
Instrument

Cary 50

Instrument version no.

3.00

Wavelength (nm)

624.0

Ordinate Mode

Abs

Ave Time (sec)

0.1000

Replicates

Sample averaging

OFF

Comments:

Zero Report

Read

Abs

nm

________________________________________________
Zero

(0.0895)

624.0

Analysis
Collection time

5/12/2011 2:19:41 AM

23

Sample

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
JT 0

0.3077
0.3080
0.3076

0.0004

0.14

JT 1

0.3071

0.3340
0.3339
0.3337

0.0004

0.12

JT 2

0.3333

0.3850
0.3839
0.3836

0.0004

0.12

JT 3

0.3829

0.3291
0.3292
0.3292

0.0001

0.02

JT 4

0.3293

0.3185
0.3280
0.3221

0.0001

0.12

KT 0

0.3199

0.2817
0.2816
0.2816

0.0001

0.03

KT 1

0.2815

0.3436
0.3438
0.3440

0.0004

0.13

KT 2

0.3445

0.4200
0.3999
0.4132

0.0004

0.13

0.4198

24

KT 3

0.3002
0.3005
0.3004

0.0002

0.05

KT 4

0.3003

0.2810
0.2812
0.2817

0.0004

0.13

0.2830

Results Flags Legend


R = Repeat reading

Pembacaan ulang (Reread)


Advanced Reads Report
Report time

5/12/2011 2:26:45 AM

Method
Batch name
Application

Advanced Reads 3.00(339)

Operator

Rika

Instrument Settings
Instrument

Cary 50

Instrument version no.

3.00

Wavelength (nm)

624.0

Ordinate Mode

Abs

Ave Time (sec)

0.1000

Replicates

Sample averaging

OFF

Comments:

Zero Report

Read

Abs

nm

________________________________________________

25

Zero

(0.0895)

624.0

Analysis
Collection time

Sample

5/12/2011 2:26:45 AM

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
JT 0

0.3358

0.3366

KT 3

0.3362

0.0004

0.12

0.3361

0.3054

0.3078

0.3070

0.0014

0.45

0.3078

Results Flags Legend


R = Repeat reading

Absorbansi Amilosa ulangan 2


Advanced Reads Report
Report time

5/13/2011 10:09:31 PM

Method
Batch name
2

D:\Eka Yuliani'07\Absorbansi amilosa ulangan

(13-05-2011).BAB
Application

Advanced Reads 3.00(339)

Operator

Rika

Instrument Settings
Instrument

Cary 50

Instrument version no.

3.00

Wavelength (nm)

624.0

Ordinate Mode

Abs

26

Ave Time (sec)

0.1000

Replicates

Sample averaging

OFF

Comments:

Zero Report

Read

Abs

nm

________________________________________________
Zero

(0.0880)

624.0

Analysis
Collection time

Sample

5/13/2011 10:09:31 PM

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
JT0

0.3017
0.3022
0.3022

0.0004

0.15

JT1

0.3026

0.4048
0.4057
0.4055

0.0006

0.14

JT2

0.4059

0.3920
0.3911
0.3913

0.0006

0.14

JT3

0.3908

0.2926
0.2931
0.2959

JT4

0.0003

0.09

0.3020

0.3126

27

0.3231
0.3212

0.0003

0.09

KT0

0.3280

0.2629
0.2628
0.2631

0.0004

0.15

KT1

0.2636

0.2756
0.2760
0.2757

0.0003

0.11

KT2

0.2754

0.4050
0.4050
0.4050

0.0003

0.11

KT3

0.4050

0.3073
0.3083
0.3078

0.0005

0.16

KT4

0.3077

0.2802
0.2802
0.2802

Results Flags Legend


R = Repeat reading

0.0003

0.11

0.2802

28

Pembacaan ulang (Reread)


Advanced Reads Report
Report time

5/1

3/2011 10:17:57 PM
Method
Batch name
Application

Advanced Reads 3.00(339)

Operator

Rika

Instrument Settings
Instrument

Cary 50

Instrument version no.

3.00

Wavelength (nm)

624.0

Ordinate Mode

Abs

Ave Time (sec)

0.1000

Replicates

Sample averaging

OFF

Comments:

Zero Report
Read

Abs

nm

________________________________________________
Zero

(0.0880)

624.0

Analysis
Collection time

Sample

5/13/2011 10:17:57 PM

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
JT3

0.2958

0.2955

0.2957

0.0002

0.05

0.2957

29

Absorbansi Amilosa ulangan 3


Tgl. 13 Mei 2011
Advanced Reads Report
Report time

5/13/2011 11:32:11 PM

Method
Batch name
3

D:\Eka Yuliani'07\Absorbansi amilosa ulangan


(13-05-2011).BAB

Application

Advanced Reads 3.00(339)

Operator

Rika

Instrument Settings
Instrument

Cary 50

Instrument version no.

3.00

Wavelength (nm)

624.0

Ordinate Mode

Abs

Ave Time (sec)

0.1000

Replicates

Sample averaging

OFF

Comments:

Zero Report

Read

Abs

nm

________________________________________________
Zero

(0.0882)

624.0

Analysis
Collection time

Sample

5/13/2011 11:32:11 PM

Mean

SD

%RSD

Readings

____________________________________________________________
JT3 ulangan 2

0.2404
0.2406
0.2404

0.0002

0.08

0.2402

30

JT0

0.2391
0.2389
0.2397

0.0014

0.57

JT1

0.2413

0.3298
0.3259
0.3272

0.0022

0.69

JT2

0.3259

0.3400
0.3400
0.3400

0.0022

0.69

JT3

0.3400

0.3017
0.3023
0.3008

0.0021

0.69

JT4

0.2984

0.2826
0.2826
0.2826

0.0022

0.69

KT0

0.2826

0.2637
0.2636
0.2639

0.0004

0.14

KT1

0.2643

0.2749
0.2745
0.2757

0.0018

0.65

KT2

0.2778

0.2778
0.2778
0.2778

0.0018

0.65

0.2778

31

KT3

0.2966
0.3006
0.2984

0.0020

0.67

KT4

0.2980

0.2300
0.2300
0.2300

0.0018

0.65

0.2300

Results Flags Legend


R = Repeat reading

Absorbansi amilosa pati jagung sebelum dimodifikasi= 0,226


Absorbansi amilosa pati ubi kayu sebelum dimodifikasi= 0,095
U
1

JT0
0.30
71

JT1
0.333
9

JT2
0,38
5

JT3
0.329
3

JT4
0,26
51

KT0
0.281
5

KT1
0.34
45

KT2
0,412
4

KT3 KT4
0.30 0,27
05 75

0.29
26

0.405
9

0,39
2

0.302
6

0,26
3

0.262
8

0.27
60

0,405

0.30 0,28
83 02

0.26
36

0.329
8

0,34

0.302
3

0,28
26

0,267
7

0.27
78

0,41

0.30 0,23
06

Keterangan:
U= ulangan
Jt0= jagung kontrol 0 jam
Jt1= jagung dengan lama waktu inkubasi 6 jam
Jt2= jagung dengan lama waktu inkubasi 12 jam
Jt3= jagung dengan lama waktu inkubasi 18 jam
Jt4= jagung dengan lama waktu inkubasi 24 jam
kt0= ubi kayu kontrol 0 jam
kt1= ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 6 jam
kt2= ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 12 jam
kt3= ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 18 jam
kt4= ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 24 jam

32

5.

Perhitungan Kadar Amilosa


y = 0,024 x - 0,009

keterangan:
y = Absorbansi
x = Konsentrasi
% Amilosa Sampel =

[amilosa pada kurva standart]


x fp x 100 %
[sampel yang dianalisa ]

Sampel pati jagung sebelum dimodifikasi:


a. Konsentrasi amilosa pada kurva standart
y 0,009
x100%
0,096
0,226 0,009
x=
x 100%
0,024

x=

x=

0,235
x100%
0,024

x = 9,79

b. Konsentrasi amilosa pada jagung


% jagung =

[amilosa pada kurva standart]


x fp x 100 %
[sampel yang dianalisa ]
9,79 ppm 100
x
x 100 %
1000 ppm 5

= 19,58 %

33

6. Tabel Hasil Analisis Kadar Amilosa

Sampel
Jagung
ubi kayu
JT0(1)
JT0(2)
JT0(3)
JT1 (1)
JT1 (2)
JT1 (3)
JT2 (1)
JT2 (2)
JT2 (3)
JT3 (1)
JT3 (2)
JT3 (3)
JT4 (1)
JT4 (2)
JT4 (3)
KT0 (1)
KT0 (2)
KT0 (3)
KT1 (1)
KT1 (2)
KT1 (3)
KT2 (1)
KT2 (2)
KT2 (3)
KT3 (1)
KT3 (2)
KT3 (3)
KT4 (1)
KT4 (2)
KT4 (3)

Absorbansi=y
0,226
0,095
0,3071
0,2926
0,2636
0,3339
0,4059
0,3298
0,385
0,392
0,34
0,3293
0,3026
0,3023
0,2651
0,263
0,2826
0,2815
0,2628
0,2677
0,3445
0,276
0,2778
0,412
0,405
0,41
0,3005
0,3083
0,3006
0,2775
0,2802
0,23

konsentrasi
standart=x
9,79
4,33
13,17
12,57
11,35
14,29
17,29
14,12
16,42
16,71
14,54
14,10
12,98
12,97
11,42
11,33
12,15
12,10
11,33
11,53
14,73
11,90
11,95
17,54
17,25
17,46
12,90
13,22
12,90
11,92
12,05
9,96

Kadar
amilosa(%)
19,58
8,67
26,34
25,13
22,72
28,58
34,58
28,23
32,83
33,42
29,08
28,19
25,97
25,94
22,84
22,67
24,30
24,21
22,65
23,06
29,46
23,75
23,90
35,08
34,50
34,92
25,79
26,44
25,80
23,88
24,10
19,92

rata-rata
kadar
amilosa (%)
19,58
8,67
24,73

30,46

31,77

26,70

23,27
23,30

25,70

34,83

26,01

22,633

34

Lampiran 5. Hasil Analisis Kadar Pati


7.

Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Pada Analisis Kadar


Pati

Scan Analysis Report


Report Time : Mon 30 May 01:33:19 AM 2011
Batch: D:\Eka Yuliani'07\Panjang gelombang maksimum glukosa 200-800 nm
Software version: 3.00(339)
Operator: Rika

Sample Name: glukosa


Collection Time
Peak Table
Peak Style
Peak Threshold
Range

5/30/2011 1:33:46 AM
Peaks
0.0100
800.0nm to 200.0nm

Wavelength (nm)
Abs
________________________________
753.0
0.424
329.0
2.890
322.0
10.000
319.0
10.000

8.

Hasil Penentuan Waktu Inkubasi Optimum pada Panjang Gelombang


753 nm
Zero Report
Read
Abs
nm
________________________________________________
Zero
(0.1030)
753.0

Analysis
Collection time

5/30/2011 9:57:47 PM

Sample
F
Mean
SD
%RSD
Readings
____________________________________________________________
5 menit
0.4211
0.4226
0.4214
0.0011
0.25
0.4206
10 menit
0.4268
0.4255
0.4257
0.0010
0.24
0.4248
15 menit
0.4257
0.4261
0.4260
0.0003
0.06
0.4262
20 menit
0.4327
0.4325
0.4326
0.0001
0.02
0.4325
25 menit
0.4384
0.4373
0.4365
0.0023
0.53
0.4339
30 menit
0.4340
0.4352
0.4349
0.0008
0.19
0.4356

35

9.

Kurva Standart Glukosa


Kurva Standar Glukosa
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0

y = 0,025x - 0,054
R = 0,956

absorbansi
Linear (absorbansi)

10

Report time
Comments:

15

20

25

5/30/2011 1:50:26 AM

Zero Report
Read
Abs
nm
________________________________________________
Zero
(0.1572)
753.0

Calibration
Collection time

5/30/2011 1:50:30 AM

Standard

Concentration F
Mean
SD
%RSD Readings
%
______________________________________________________________________
Std 1
0.0517
0.0524
4.0
0.0519 0.0005
0.89
0.0516
Std 2
8.0

0.1328

0.0006

0.48

0.1332
0.1321
0.1332

0.14

0.2370
0.2364
0.2370

Std 3
12.0

0.2368

0.0003

Std 4
16.0

0.4080

0.0006

0.14

Std 5
20.0
Calibration eqn
Correlation Coefficient
Calibration time

0.4212

0.0007

Abs = 0.025*Conc -0.054


0.95675
5/30/2011 1:55:22 AM

0.16

0.4085
0.4073
0.4081
0.4208
0.4220
0.4208

36

10. Hasil Absorbansi Glukosa


Absorbansi Glukosa
Tgl : 01 Juli 2011

Advanced Reads Report


Report time
Method
Batch name
Application
Operator

1/07/2011 10:29:48 PM
D:\Eka Yuliani'07\Absorbansi glukosa
(01-07-2011).BAB
Advanced Reads 3.00(339)
Rika

Instrument Settings
Instrument
Instrument version no.
Wavelength (nm)
Ordinate Mode
Ave Time (sec)
Replicates
Sample averaging

Cary 50
3.00
753.0
Abs
0.1000
3
OFF

Comments:

Zero Report
Read
Abs
nm
________________________________________________
Zero
(0.1130)
753.0

Analysis
Collection time

1/07/2011 10:29:48 PM

Sample
F
Mean
SD
%RSD
Readings
____________________________________________________________
JT 2
1.9109
1.8509
1.8511
0.0597
3.23
1.7914
KT 2
1.7834

0.0012

0.15

Results Flags Legend


R = Repeat reading

11. Perhitungan Kadar Glukosa Standart (ppm)


y=axb
y = 0.025*x -0.054
Keterangan:
y = absorbansi
x = konsentrasi

1.7844
1.7837
1.7821

37

1. Kadar glukosa pati jagung sebelum modifikasi


y 0,05397
x=
0,025
2,32 0,05397
x=
0,025
x = 95,1 ppm
2. Kadar glukosa pati ubi kayu sebelum modifikasi
y 0,05397
0,05068
2,2543 0,05397
x=
0,025
x = 92,33 ppm

x=

3. Kadar glukosa sampel pati jagung terbaik


y 0,05397
0,025
1,8511 0,05397
x=
0,025
x = 76,2 ppm

x=

4. Kadar glukosa sampel pati ubi kayu terbaik


y 0,05397
0,05068
1,7834 0,05397
x=
0,025
x = 73,49 ppm

x=

12. Perhitungan Konsentrasi Glukosa (%)

Konsentrasi Sampel =

[glukosa pada kurva standart]


x fp x 100 %
[sampel yang dianalisis ]

1. Kadar glukosa pati jagung sebelum modifikasi


95,1
Konsentrasi jagung (%)=
x100 %
100
= 95,1 %

38

2. Kadar glukosa pati ubi kayu sebelum modifikasi


Konsentrasi ubi kayu (%) =

92,33
x 100 %
100

= 92,33 %
3. Kadar glukosa sampel pati jagung terbaik
76,20
x 100 %
100
= 76,20 %
4. Kadar glukosa sampel pati ubi kayu terbaik

Konsentrasi JT2 (%)

Konsentrasi KT2 (%)

73,49
x 100 %
100

= 73,49 %
13. Perhitungan Kadar Pati
Kadar Pati = Kadar Glukosa (%) x faktor 0,9
1. Kadar pati jagung sebelum dimodifikasi
Kadar Pati = Kadar Glukosa x faktor 0,9
= 95,1 % x 0,9
= 85,6 %
2. Kadar pati ubi kayu sebelum dimodifikasi
Kadar Pati = Kadar Glukosa x faktor 0,9
= 92,33 % x 0,9
= 83,1 %
3. Kadar pati jagung terbaik
Kadar Pati = Kadar Glukosa x faktor 0,9
=76,20 % x 0,9
= 68,58 %
4. Kadar pati ubi kayu terbaik
Kadar Pati = Kadar Glukosa x faktor 0,9
=73,49% x 0,9
=66,14 %
14. Hasil Analisis Kadar Pati

Sampel absorbansi
2,32
Jagung
2,25
Ubi
1,85
JT2
1,78
KT2

konsentrasi
standart (ppm)
95,1
92,33
76,20
73,49

konsentrasi
glukosa (%)
95,1
92,33
76,20
73,49

kadar pati
(%)
85,60
83,10
68,58
66,14

39

Lampiran 6. Hasil Analisis Kadar Air


15. Perhitungan Kadar Air
Kadar air =

ab
x100%
a c

Keterangan:
a= massa sampel ditambah massa krus porselen
b= massa sampel setelah dipanaskan ditambah massa krus porselen
c= massa krus porselen

1. Kadar air pati jagung sebelum modifikasi


% Jagung

ab
x100%
a c

31,4739 31,225
x100 %
31,4739 29 ,4403

= 12,23%
2. Kadar air pati ubi kayu sebelum modifikasi
% Ubi kayu =
=

ab
x100%
a c

30 ,3777 30 ,1006
x100 %
30,3777 28,3771

= 13,85%

3. Kadar air JT0 (pati jagung kontrol) ulangan 1


% JT0 (U1) =
=

ab
x100%
a c

30 ,4406 30 ,2011
x100 %
30,4406 28,3922

= 11,6 %

40

4. Kadar air JT0 (pati jagung kontrol) ulangan 2


% JT0 (U2) =
=

ab
x100%
a c

30 ,3777 30 ,1006
x100 %
30,3777 28,3771

= 11,51%
5. Kadar air JT0 (pati jagung kontrol) ulangan 3
% JT0 (U3) =
=

ab
x100%
a c

44 ,8128 44 ,5791
x100 %
44,8128 42 ,7153

= 11,3 %
6. JT1 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 1
% JT1 (U1) =
=

ab
x100%
a c

29 ,387 29 ,2786
x100 %
29,387 28,3919

= 10,89 %
7. JT1 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 2
% JT1 (U2) =
=

ab
x100%
a c

29 ,4896 29 ,3761
x100 %
29,4896 28,462

= 11,05 %

41

8. JT1 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 3

% JT1 (U3) =
=

ab
x100%
a c

30 ,1295 30 ,0229
x100 %
30,1295 29 ,1548

= 10,93 %
9. JT2 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 1

% JT2 (U1) =
=

ab
x100%
a c

42 ,1741 41,9368
x100 %
42,1741 40 ,17

= 11,84 %
10. JT2 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 2

% JT2 (U2) =
=

ab
x100%
a c

31,3094 31,0674
x100 %
31,3094 29 ,2159

= 11,56 %
11. JT2 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 3

% JT2 (U3) =
=

ab
x100%
a c

30 ,3526 30 ,1357
x100 %
30 ,3526 28,3747

= 11 %

42

12. JT3 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 1

% JT3 (U1) =
=

ab
x100%
a c

42 ,3734 42 ,2823
x100 %
42 ,3734 41,3432

= 8,8 %
13. JT3 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 2

% JT3 (U2) =
=

ab
x100%
a c

43,7693 43,6876
x100 %
43,7693 42 ,7499

= 8%
14. JT3 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 3

% JT3 (U3) =
=

ab
x100%
a c

41,1785 41,0931
x100 %
41,1785 40 ,1716

= 8,48 %
15. JT4 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 1

% JT4 (U1) =
=

ab
x100%
a c

65,6231 65,4187
x100 %
65,6231 63,62

= 10,2 %

43

16. JT4 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 2

% JT4 (U2) =
=

ab
x100%
a c

31,4575 31,2587
x100 %
31,4575 29 ,4373

= 9,8 %
17. JT4 (pati jagung dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 3

% JT4 (U3) =
=

ab
x100%
a c

31,4876 31,249
x100 %
31,4876 29 ,4381

= 11,6 %
18. KT0 (pati ubi kayu kontrol) ulangan 1

% KT0 (U1) =
=

ab
x100%
a c

31,1880 30 ,9404
x100 %
31,1880 29 ,1180

= 12%

19. Kadar air KT0 (pati ubi kayu kontrol) ulangan 2

% KT0 (U2) =
=

ab
x100%
a c

31,526 31,3923
x100 %
31,526 30 ,4779

= 12,76%

44

20. Kadar air KT0 (pati ubi kayu kontrol) ulangan 3

% KT0 (U3) =
=

ab
x100%
a c

41,208 41,0801
x100 %
41,208 40 ,1720

= 12,3 %

21. KT1 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 1
% KT1 (U1) =
=

ab
x100%
a c

30 ,1587 30 ,0455
x100 %
30,1587 29 ,1169

= 10,84 %
22. KT1 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 2

% KT1 (U2) =
=

ab
x100%
a c

30 ,4491 30 ,3097
x100 %
30,4491 29 ,4365

= 12,77 %
23. KT1 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 6 jam) ulangan 3

% KT1 (U3) =
=

ab
x100%
a c

29 ,425 29 ,3117
x100 %
29,425 28,3925

= 10,97 %

45

24. KT2 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 1

% KT2 (U1) =
=

ab
x100%
a c

44 ,75 44 ,4930
x100 %
44,75 42 ,75

= 12,85 %
25. KT2 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 2

% KT2 (U2) =
=

ab
x100%
a c

65,6423 65,413
x100 %
65,6423 63,6237

= 11,3 %
26. KT2 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 12 jam) ulangan 3

% KT2 (U3) =
=

ab
x100%
a c

30 ,4137 30 ,1846
x100 %
30 ,4137 28,3751

= 11,2%
27. KT3 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 1

% KT3 (U1) =
=

ab
x100%
a c

30 ,2423 30 ,1496
x100 %
30,2423 29 ,2147

=9%

46

28. KT3 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 2

% KT3 (U2) =
=

ab
x100%
a c

30 ,4932 30 ,4086
x100 %
30,4932 29 ,4376

= 8,01 %
29. KT3 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 18 jam) ulangan 3

% KT3 (U3) =
=

ab
x100%
a c

29 ,3934 29 ,3005
x100 %
29,3934 28,3739

= 9,11 %
30. KT4 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 1

% KT4 (U1) =
=

ab
x100%
a c

65,32 65,152
x100 %
65,32 63,32

= 8,37 %
31. KT4 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 2

% KT4 (U2) =
=

ab
x100%
a c

67,6307 67,4116
67,6307 63,8292

= 10,65 %

x100%

47

32. KT4 (pati ubi kayu dengan lama waktu inkubasi 24 jam) ulangan 3

% KT4 (U3) =
=

ab
x100%
a c

44 ,7571 44 ,566
44 ,7571 42 ,7498

x100 %

= 9,5 %

16. Hasil Analisis Kadar Air


Kadar air pati jagung sebelum modifikasi = 12,23%
Kadar air pati ubi kayu sebelum modifikasi = 13,85%
N U JT0
O
(%)

JT1
(%)

JT2
(%)

JT3
(%)

JT4
(%)

KT0 KT1
(%) (%)

KT2
(%)

10,8
9
11,0
5
10,9
3
10,9
5

11,8
4
11,5
6
11

8,8

10,2

12

12,85

9,8

8,48

11,6

12,7
6
12,3

11,4
6

8,42

10,5
3

12,3
5

11,6

11,5
1
11,3

11,4
7

10,8
4
12,7
7
10,9
7
11,5
2

11,2

KT
4
(%)
8,3
7
8,01 10,
65
9,11 9,5

11,78

8,7

11,3

KT
3
(%)
9

9,5

48

Lampiran 7. Hasil Analisis Kadar Abu


17. Perhitungan Kadar Abu

Kadar abu =

ca
x100%
ba

Keterangan:
a = massa krus porselen
b = massa sampel ditambah krus porselen
c = massa sampel setelah diabukan ditambah krus porselen
33. Kadar abu pati jagung sebelum modifikasi
% Jagung

ca
x100%
ba

28,3951 28,3928
x100 %
30,4597 28,3928

= 0,11 %
34. Kadar abu pati ubi kayu sebelum modifikasi

% Ubi kayu =
=

ca
x100%
ba

41,3999 41,3933
x100 %
43,4415 41,3933

= 0,3 %
35. Kadar abu sampel pati jagung terbaik
% JT2

ca
x100%
ba

15,8652 15,893
x100 %
17,835 15,893

= 1,3 %

49

36. Kadar abu pada sampel ubi kayu terbaik (KT2)


% KT2

ca
x100%
ba

17 ,5418 17 ,5162
x100 %
19,5126 17 ,5162

= 1,28 %

18. Hasil Analisis Kadar Abu


No
1
2
3
4

Sampel
Kadar abu pati jagung sebelum modifikasi
Kadar abu pati ubi kayu sebelum modifikasi
Kadar abu pada sampel jagung terbaik
Kadar abu pada sampel ubi kayu terbaik

Kadar Abu
0,11 %
0,30 %
1,30 %
1,28 %

50

Lampiran 8. Hasil Analisis Variasi (Anova) Two Way ANOVA


1.

Rata-rata kadar amilosa

u JT0 JT1 JT2 JT3 JT4 KT0 KT1 KT2


KT3
KT4
1 26,3 28,5 32,8 28,1 22,8 24,2 29,4
4
8
3
9
4
1
6 35,08 25,79 23,88
2 25,1 34,5 33,4 25,9 22,6 22,6 23,7
3
8
2
7
7
5
5 34,50 26,44 24,10
3 22,7 28,2 29,0 25,9 24,3 23,0
2
3
8
4
0
6 23,9 34,92 25,80 19,92

2.

24,7
3

30,4
6

31,7
8

26,7
0

23,2
7

23,3
1

25,7
0

34,83

26,01

Hasil Analisis Varian Menggunakan SPSS

Univariate Analysis of Variance


Betw e e n-Subjects Factors
N
PA TI
LA MA

ULA NGA N

1
2
1
2
3
4
5
1
2
3

15
15
6
6
6
6
6
10
10
10

Tes ts of Be tw e en-Subje cts Effects


Dependent Variable: DATA
Sourc e
Model
PATI
LAMA
PATI * LAMA
ULANGAN
Error
Total

Ty pe III Sum
of Squares
22250.044 a
5.950
399.633
46.413
20.829
61.475
22311.519

df
12
1
4
4
2
18
30

Mean Square
1854.170
5.950
99.908
11.603
10.415
3.415

a. R Squared = .997 (Adjus ted R Squared = .995)

F
542.902
1.742
29.253
3.397
3.049

Sig.
.000
.203
.000
.031
.072

22,63

51

Post Hoc Tests


LAMA
Homogeneous Subsets
DATA
a,b

Dunc an
LA MA
5
1
4
2
3
Sig.

Subs et
2

1
22.9517
24.0183

6
6
6
6
6

26.3550
28.0833
.331

.123

33.3050
1.000

Means f or groups in homogeneous subsets are dis played.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 3.415.
a. Uses Harmonic Mean Sample Siz e = 6.000.
b. A lpha = .05.

Post Hoc Tests


Homogeneous Subsets
DATA
a

Dunc an

PERLAK
10
5
6
1
7
9
4
2
3
8
Sig.

N
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

1
22.6333
23.2700
23.3067
24.7300
25.7033
26.0100

Subs et for alpha = .05


2
3
23.2700
23.3067
24.7300
25.7033
26.0100
26.7000
30.4633
31.7767

.084

.080

.437

Means f or groups in homogeneous s ubsets are dis played.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

31.7767
34.8333
.080

52

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Bahan baku pati jagung (kanan) dan pati ubi kayu (kiri)

Gambar 2. Pati yang telah tergelatinisasi pada pati kontrol (kiri) dan pati
modifikasi (kanan)

Gambar 3. Gambar pati yang dimodifikasi secara enzimatis

53

Gambar 3. Analisis amilosa dengan


metode iodometri

Gambar 4. Analisis kadar air pada pati

Gambar 5. Warna kompleks biru (arsenomolibdat) pada Analisis kadar glukosa

Gambar 6. Waterbath

Gambar 7. Shaker Inkubator

Gambar 8. Autoclave

Gambar 9. Spektroskopi UV-Vis

Anda mungkin juga menyukai