SENYAWA POLISIKLIS ?
Senyawa polisiklis adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih
sistem cincin.
jenis senyawa polisiklis: alami, sintetik, aromatis, nonaromatis,
homosiklis, heterosiklis, cincin terpadu, atau cincin terpisah
Naftalena (kapur barus atau kamper) merupakan senyawa polisiklis
yang tersusun dari dua cincin.
Naftalena sering digunakan sebagai pewangi, antiseptik dan pengusir
ngengat. Derivat naftalena digunakan sebagai bahan aditif pada bahan
bakar motor dan pelumas, seringkali pula digunakan sebagai zat antara
dalam pembuatan zat warna, plastik, dan pelarut.
Sebagian besar naftalena diproduksi dari tar batu bara, tetapi naftalena
juga dapat diperoleh dari minyak bumi. Naftalena dalam jumlah kelumit
ditemukan pula pada sejenis rayap, tampaknya digunakan sebagai
penolak semut, jamur beracun, dan cacing. Naftalena tergolong
senyawa polisiklis yang aromatis karena menunjukkan ciri-ciri aromatis.
O
CH2-CH=C
CH2-C15H31
CH3
HO
estron
vitamin K1
OH
CH3
O
lawsona
H3C
OH
OH HO
OH
[7]sirkulena
CH3
CH3
HOMOSIKLIS
JENIS ATOM
PENYUSUN
HETEROSIKLIS
ORTHO
TERPADU
CARA
PENGGABUNGAN
CINCIN
BERJEMBATAN
SPIRO
naftalena
aromatis
OH
OH
PhCH2CONH
S
N
CONH2
OH
OH
OH
CH3
CH3
COOH
penisilin G
tetrasiklin
kepala jembatan
jembatan
2 anggota
bisiklo[3.2.1]oktana
jembatan 3 anggota
CH
CH 2
H 2C
CH
bisiklo[1.1.0]butana
bisiklo[2.2.2]oktana
bisiklo[2.1.1]heksana
bisiklo[3.2.2]nonana
H3C
bisiklo[2.2.1]hept-2-ena
1
2
4
3
OH
4
3
5-metilbisiklo[2.2.2]oktan-2-ol
4
5
5
1
11
3
trisiklo[2.2.1.0
]heptana
2.6
trisiklo[4.2.2.1
2.8
]undekana
10
naftalena
antrasena
6
5
9
7
10
9
1
10
fenantrena
5
3
pirena
NO 2
Cl
nitro naftalena
CH 3
asam m-kloronaftalensulfonat
(m = meta )
CH 3
CH 2CH(CH 3)2
CH 3
CH=CH 2
CH 3
3-isobutil-1-metilnaftalena
9,10-dimetilantrasena
2-metil-9-vinilfenantrena
STRUKTUR NAFTALENA
10 atom C menggunakan orbital hibrida sp2.
Orbital sp2 membentuk struktur segitiga
datar dengan besar sudut sama, yaitu
120o, jadi stuktur naftalena berupa cincin
datar.
jumlah elektron pada naftalena adalah 10.
Hal tersebut memenuhi aturan Huckel
H
untuk
nH= 2
o
120
H
o
120
H
120o
H
H
1,42 A
1,36 A
1,40 A
1,39 A
FENANTRENA
Dari lima struktur resonansi fenantrena, terdapat empat di
antaranya yang mempunyai ikatan rangkap pada posisi
ikatan karbon 9 dan karbon 10. Dengan demikian, posisi
ikatan karbon 9 dan karbon 10 mempunyai karakter ikatan
rangkap lebih besar. Hal ini sejalan dengan fakta
percobaan yang menunjukkan reaksi-reaksi khas ikatan
rangkap pada fenantrena selalu terjadi pada posisi karbon
9- karbon 10. Misalnya, reaksi adisi ikatan rangkap yang
khas pada alkena terjadi pada fenantrena di posisi 9-10
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
Pada naftalena,
substitusi elektrofilik
dapat berlangsung
pada posisi (1)
atau (2), walaupun
demikian, sebagian
besar reaksi
berlangsung pada
posisi
Br2, FeBr3
1-bromonaftalena
NO 2
HNO 3, H2SO4
1-nitronaftalena
SO3H
H2SO4 berasap
80oC
asam 1-naftalenasulfonat
O CCH3
CH3CCl, AlCl3
1-asetilnaftalena
E+
E
+
lambat
cepat
elektrof il
H+
zat antara
Bila dibandingkan dengan benzena, maka zat antara pada substitusi elektrofilik naftalena
lebih disukai atau berenergi lebih rendah, karena masih mempunyai struktur cincin benzena
yang utuh, jadi substitusi elektrofilik pada naftalena lebih mudah dari benzena .
H
E+
H
E+
E
+
SUBSTITUSI ATAU ?
Struktur-struktur resonansi zat antara untuk substitusi :
E
+
+
keduany a masih mempertahankan struktur benzena,
sehingga merupakan peny umbang utama kestabilan zat antara
+
+
H
+
H
E
Jumlah struktur
resonansi zat
antara substitusi
dan sama.
Struktur resonansi
zat antara yang
menghasilkan
substitusi pada
posisi
mempunyai dua
struktur benzenoid
, dan jika substitusi
berlangsung pada
posisi , hanya
terdapat satu
struktur resonansi
benzenoid.
Struktur zat antara
substitusi lebih
stabil dari
substitusi .
substitusi
naftalena pada
posisi lebih
disukai dari
substitusi pada
posisi .
SULFONASI NAFTALENA
+ SO3
9%
asam 2-naf talenasulf onat
SO3H
SO3H
160 oC
15 %
asam 1-naf talenasulf onat
85 %
asam 2-naf talenasulf onat
SULFONASI NAFTALENA
asam 1-naftalensulfonat
lebih stabil dari asam 2naftalensulfonat., karena
pada asam 1naftalensulfonat gugus
sulfonat yang berukuran
besar berada pada posisi
lebih sesak.
asam 1-naftalensulfonat
naftalenasulfonat
asam 2-
Gugus pendeaktivasi
Gugus pengaktivasi
Jenis
O-
gugus
NH2,
NHCOR,
Ph,
F, Cl,
CO2R,
NO2,
NH3,
NHR,
OCOR,
Br, I
CO2H,
SO3H,
NR3+
NR2,
CHO,
OH,
COR, CN
OR
Jenis
pengarah
substitusi
o, p
o,p
o,p
o,p
o,p
OH
OH
posisi ortho,
lebih sesak
OH
NO 2
HNO 3, H2SO 4
posisi para,
tidak sesak
NO 2
banyak
OH
OH
+
+
H
+
H
NO 2
NO 2
OH
OH
NO 2
+
NO 2
H
+
H
NO 2
NO 2
Posisi 2
Br
OH
OH
Br 2, FeBr 3
OH
OH
Br
paling banyak
Br
sedikit
NO 2
H
NO 2
+
NO 2
OH
NO 2
OH
NO 2
OH
OH
OH
sedikit
sangat sedikit
NO 2
NO2 H NO2
NO2 H NO2
NO2 H NO2
NO2 H NO2
+
H
NO2 H NO2
NO 2
H
O
+
+
tolak menolak
muatan positif
NO2 H NO2
NO2 H NO2
NO 2
NO 2
NO 2
+
+
N
NO 2
NO 2
O
NO 2
NO 2
Posisi 2
NO 2
Br
SO3H
SO3H
SO3H
Br2, FeBr3
Br
asam 5-bromonaf talensulf onat
banyak
sedikit
NO 2
NO 2
NO 2
3
5
10
+ E+
10
4
5
7
6
E+
REAKSI ADISI
Na, etanol
Na, etanol
Pt
225oC, 35 atm
Br 2
Br
Br
O
O
maleat anhidrida
O
O
O
REAKSI OKSIDASI
O
V2O5
udara
kalor
COH
COH
O
asam o-ftalat
O
-H2O
O
O
anhidrida asam ftalat
NO 2
CrO 3
CH 3CH 2OH
NO 2
HOC
HOC
1-nitronaf talena
O
asam 3-nitro-1,2-f talat
NH 2
CrO 3
CH 3CH 2OH
COH
COH
1-naf tilamina
asam o-ftalat
O
OH
naf tol
CrO 3
CH 3CH 2OH
COH
COH
O
asam o-ftalat
OH
CrO 3
H2SO4
O
OH
[O]
kondisi lunak
1,4-naftakuinon
CrO 3
H2SO 4
OH
O
[O]
kondisi lunak
O
9,10-antrakuinon
OH
OH
CrO 3
H2SO 4
kondisi lunak
O
O
9,10-fenantrakuinon
HO
[O]
O