Anda di halaman 1dari 18

TUGAS COMPOUNDING & DISPENSING

Hemoroid

Kelas : C
Disusun oleh :
Rahayu Amelia

(2014000119)

Randy Richardo

(2014000120)

Rani Purwati

(2014000121)

Teguh Priyatno

(2014000146)

Zurnia Nurlita P

(2014000163)

Rizki Yulianti R

(2014000181)

Program Studi Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Jakarta
2014

PENDAHULUAN
Hemorrhoid adalah pelebaran dan inflamasi dari pleksus arteri-vena di saluran anus yang
berfungsi sebagai katup untuk mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Selain itu pleksus
arteri-vena tersebut juga dapat mengalami perdarahan. Hemorrhoid merupakan penyakit di
daerah anus yang cukup banyak ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari. Di Amerika
Serikat lima ratus ribu orang didiagnosa menderita hemorrhoid setiap tahunnya. Bahkan
75% penduduk dunia pernah mengalami hemorrhoid.
Tingginya prevalensi hemorrhoid disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
kurangnya konsumsi makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan, kebiasaan duduk
terlalu lama, peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air besar yang
salah, hubungan seks peranal, kurangnya intake cairan, kurang olah raga dan kehamilan.
Prevalensi hemorrhoid di Indonesia juga tergolong cukup tinggi. Di RSCM Jakarta
pada dua tahun terakhir (2010), hemorrhoid mendominasi sebanyak 20% dari pasien
kolonoskopi. Kejadian hemorrhoid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Sekitar setengah dari orangorang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemorrhoid. Namun sekarang ini terjadi
perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini meliputi perubahan pola makan yang
cenderung lebih menyukai makanan siap saji yang tinggi lemak, garam dan rendah serat
serta kurangnya aktivitas fisik manusia, terlebih lagi pada usia produktif (21-30 tahun).
Usia produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan
sesuatu. Sehingga dalam rentang usia tersebut seseorang akan cenderung aktif bekerja dan
rentan terjadi perubahan pola hidup seperti yang telah diuraikan di atas. Hal tersebut
tentunya juga dapat memicu terjadinya hemorrhoid.

HEMOROID
I. Definisi
Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada
mukosa rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika
plexus vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari hemoroid
adalah dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior
(Dorland, 2002).
moroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa
pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.

II. Etiologi
Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang air besar
yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk,
terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra
abdomen, karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan
janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik
atau diare akutyang berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang
makan-makanan berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.
Faktor penyebab hemoroid dapat terjadi karena kebiasaan buang air besa tidak
tentu dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama duduk sepanjang
tahun, infeksi, kehamilan dapat merupakan faktor-faktor penyebab hemoroid.
Faktor predisposisi terjadinya hemoroid adalah herediter, anatomi, makanan,
pekerjaan, psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor
mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologi
dan radang.Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling
berkaitan

III.

Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare,
sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri,
dan tumor rektum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal sering
mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke
sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup, sehingga mudah terjadi
aliran balik.
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid eksterna
di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat
kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan suatu hematoma, walaupun
disebut sebagai hemoroid trombosis eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat
nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan anestesi lokal, atau dapat diobati
dengan kompres duduk panas dan analgesik. Hemoroid eksterna kronis atau skin tag
biasanya merupakan sekuele dari hematom akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih
lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas : derajat 1, bila terjadi
pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus, hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop. Derajat 2, pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang
atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan. Derajat 3, pembesaran hemoroid
yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari. Derajat 4,
prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami thrombosis
dan infark.

IV. Gejala hemoroid


Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid, yaitu:
a. Hemoroid internal
1. Prolaps dan keluarnya mukus.
2. Perdarahan.
3. Rasa tak nyaman.
4.Gatal.
b. Hemoroid eksternal
1. Rasa terbakar.
2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
3. Gatal.

V. Diagnosa hemoroid
Diagnosis hemoroid dapat dilakukan dengan melakukan:
a. Anamnesis.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis Hemoroid
Pada anamnesis biasanya didapati bahwa pasien menemukan adanya darah segar
pada saat buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan adanya gatalgatal pada daerah anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien akan merasakan
adanya masa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman. Pasien akan
mengeluhkan nyeri pada hemoroid derajat IV yang telah mengalami trombosis.
Perdarahan yang disertai dengan nyeri dapat mengindikasikan adanya trombosis
hemoroid eksternal, dengan ulserasi thrombus pada kulit. Hemoroid internal
biasanya timbul gejala hanya ketika mengalami prolapsus sehingga terjadi ulserasi,
perdarahan, atau trombosis. Hemoroid eksternal bisa jadi tanpa gejala atau dapat
ditandai dengan rasa tak nyaman, nyeri akut, atau perdarahan akibat ulserasi dan
trombosis.
b. Pemeriksaan Fisik Hemoroid
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena yang
mengindikasikan hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang mengalami
prolaps. Hemoroid internal derajat I dan II biasanya tidak dapat terlihat dari luar
dan cukup sulit membedakannya dengan lipatan mukosa melalui pemeriksaan
rektal kecuali hemoroid tersebut telah mengalami trombosis. Selain itu ukuran,
perdarahan, dan tingkat keparahan inflamasi juga harus dinilai.
c. Pemeriksaan Penunjang Hemoroid
Anal canal

dan

rektum diperiksa dengan

menggunakan

anoskopi dan

sigmoidoskopi. Anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa rektal dan mengevaluasi


tingkat pembesaran hemoroid. Side-viewing pada anoskopi merupakan instrumen
yang optimal dan tepat untuk mengevaluasi hemoroid.

Gejala hemoroid biasanya bersamaan dengan inflamasi pada anal canal dengan
derajat berbeda. Dengan menggunakan sigmoidoskopi, anus dan rektum dapat
dievaluasi untuk kondisi lain sebagai diagnosa banding untuk perdarahan rektal dan
rasa tak nyaman seperti pada fisura anal dan fistula, kolitis, polip rektal, dan
kanker. Pemeriksaan dengan menggunakan barium enema X-ray atau kolonoskopi
harus dilakukan pada pasien dengan umur di atas 50 tahun dan pada pasien dengan
perdarahan menetap setelah dilakukan pengobatan terhadap hemoroid.
VI. Tatalaksana terapi
Non-farmakologi:
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan
minum,

perbaikan

pola/cara

defekasi.

Perbaikan

defekasi

disebut Bowel

Management Program (BMP)yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin
feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting).
Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air
selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja
yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan
iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
Farmakologi :
Pengobatan farmakologis non spesifik meliputi laksatif, analgesik, antiinflamasi
dan obat-obatan topikal (mengandung anatesi local dan steroid).Sementara obatobatan spesifik untuk hemoroid (agen phlebotropik) yang ada saat ini adalah
flavonoid, mencakup micronised diosmin dan hesperidin dan hidrosomin. Obatobatan ini secara signifikan menurunkan gejala dan mencegah terjadinya
rekurensi.Bahkan sebuah studi menemukan, pemberian diosmin dan hesperidin
sama efektif dengan rubber band ligation, dengan efek samping yang lebih kecil.

Laksatif
Laksatif dalam bentuk serat dapat membantu menguragi gejala hemoroid, terutama
perdarahan. Sebuah tinjauan dilakukan P.Alonso dan kawan-kawan terhadap tujuan

hasil penelitan melibatkan 378 pasien, yang secara acak dibrri serat atu non
serat.Meta analisa

ini

menunjukan,

laktasif

dalam

pengobatan

hemoroid

simtomatik.

Diosmin-Hesperidin
Keduanya biasa difomulasi sebagai micronized purified flavonoid fraction (MPFF)
unik, yang mengandumg 90% diosmin dan 10% hesperidin. Hesperidin diektrak
dan genus citrus dengan spesies Rutaceae aurantieae, suatu tipe jeruk kecil yang
biasa ditemukan di daratan Spanyol, Afrika Utara dan China,sementara diosmin
yang merupakan senyawa flavonoid diperoleh melalui proses sintesa, mulai dari
bahan baku.
Melalui mikronisasi, kedua bahan aktif tersebut mengalami proses penggilingan
dengan teknologi tinggi. Sebuah jet of air at supersonic velocitiesmampu
mengurangi ukuran partikel standar dari 37m, hingga kurang dari 2m.Akibatnya,
penyerapan keduanya jadi lebih cepat dan lebih baik, sehingga bisa meningkatkan
bioavailabilitas. Implikasinya tentu mengarah pada efikasi klinis yang lebih
cepat dan superior.
Kedua senyawa tersebut memiliki mekanisme kerja yang unik. Layaknya
noradrenalin, obat ini mengakibatkan kontraksi vena,menurunkan ekstravasasi dari
kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin terhadap
prostaglandin (PGE2, PGF2). Detailnya, diosmin-hesperidin dengan tepat
bisa memerangi secara simultan semua aspek patologik dari penyakit pembuluh
darah, hympatic dan mikrrosirkulasi.
Laporan dari Divisi Gastroenterology Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI
/RSCM (2000) menunjukkan, pengobatan dengan diosmin dan hesperidin satu
tablet 2x sehari selama 8 minggu, secara signifikan menurumkanm derajat
hemoroid.Sementara penelitian plasebo terkontrol buta ganda yang dilakukan Ho
dan kawan-kawan melaporkan, pengobatan dengan satu tablet kombinasi diosmin
dan hesperidin 1x sehari selama 2 bulan, secara signifikan mengurangi gejala.

Kombinasi Bismuth
Kombinasi bismuth subgallate, bismuth recorsin, bismuth subiodide dan Zn oxide
bisa meredakan gejala pa hemoroid eksterna dan interna tanpa komplikasi & fisura
ani.

Kombinasi

obat

ini

juga

bisa

ditambahkan

dengan

suatu

kortikosteroid(hidrokortison), yang menguragi gatal,bengkak dan kemerahan pada


inflamasi.

Polidokanol
Polidokanol merupakan sclerosing agent yang efektif. Obat ini mengandung
95% hydroxypolyetboxydodecane dan 5% ethyl alcohohol. Polidokanol juga
dikenal sebagai obat yang memiliki risiko komplikasi yang rendah.

Asam Tranexamik
Asam tranexamik adalah salah satu agen hermostatik yang dapat menghentikan
perdarahan dan mencegah perdarahan ulang. Mekanisme kerja obat ini adalah
menghambat konversi plasminogen menjadi plasmin yang mencegah lisis klot
darah, meningkatkan sistim kolagen dan menstabilkan klot darah.
Sebuah penelitian placebo terkontrol buta ganda yang dilakukan di Divisi
Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM, melibatkan 54
pasien dengan perdarahan hemoroid melaporkan, asam tranexamik dapat
menghentikan perdarahan ulang secara signifikan disbanding placebo.

Obat Bebas
Banyak obat bebas yang bisa di gunakan untuk mengobati hemoroid. Ini biasanya
obat yang sama yang digunakan untuk mengatasi gejala anal, seperti gatal atau
tidak nyaman. Beberapa penelitian menunjukkan, obat-obatan ini tidak berdampak
pada hemoroid, hanya menurunkan gejala hemoroid.
Produk-produk yang digunakan untuk pengobatan hemeroid tersedia dalam bentuk
ointments, creams, gels, suppositories, foams dan pads.Saat digunakan pada anal
canal, produk-produk ini dimasukkan dengan jari atau suatu pipa. Sebelum
dimasukkan, pipa harus diberi pelumas.

Protektan
Proktetan mencegah iritasi daerah perianal dengan membentuk barier fisik pada
kulit, yang mencegah kontak kulit yang teriritasi dengan cairan atau kotoran yang
berpotensi memperburuk kondisi.Barier tersebut menurunkan iritasi, rasa gatal,
sakit dan rasa terbakar.
Protektan meliputi:

Aluminium
Cococa buter
Glycerin
Kaolin
Lanolin
Minyak mineral
White petrolatum
Starch
Zinc oxide atau calamine (yang mengandung zinc oxide) dalam konsentrasi
sampai 25%

Astrigents

Astrigents menyebabkan koagulasi protein dalam sel kulit perianal atau lapisan
kanal anal. Hal ini menyebabkan kulit kering, yang pada akhirnya membantu
mengurangi rasa terbakar, gatal dan sakit.
Astrigents meliputi:
Calamine 5-25%
Zinc oxide 5-25%
Witch hazel 10-50%

Antiseptik

Antiseptik menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Belum


jelas, apakah antiseptik lebih efektif dari sabun dan air.
Contoh antiseptik meliputi:
Boric acid
Hydrastis
Phenol
Benzalkonium chloride
Cetylpyridinium chloride
Benzenthorium choloride
Resorsinol

Keratolitis
Keratolitik adalah kimia yang menyababkan lapisan terluar kulit atau jaringan lain
mengelupas.Alasan digunakan obat ini, agar obat-obatan yang digunakan pada
anus dan daerah perianal dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam. Dua agen
keratolitik yang disetujui FDA adalah:

Alumunium chlorhydroxy allantoinate 0,2-2,0%

Resonsinol 1-3%

Analgesik
Produk-produk analgesik, seperti produk anatesi, menguragi rasa sakit, gatal dan
terbakar dengan menekan reseptor dari saraf rasa sakit.
Contoh analgesik:

Menthol 0,1 1,0% (lebih besar dari 1,0% tidak dianjurkan)

Camphor 0,1 3% (lebih besar dari 3% tidak dianjurkan)

Juniper tar 1 5%

Kortikosteroid
Kortikosteroid menentukan inflamasi dan mengurangi rasa gatal. Jika digunakan
berkepanjangan , bisa menyebabkan kerusakan permanen pada kulit
Minimal Invasif :
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan
tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi
hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan
farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.
Tindakan Operatif :
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat
hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
a.
Prosedur ligasi pita karet
b.
Hemoroidektomi kriosirurgi
c.
Laser Nd: YAG
d.
Hemoroidektomi
Tindakan non-operatif
a. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru
yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah. Membantu mencegah prolaps.
Nursing Assesment:

1.
2.
3.
4.

Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal


Menghindari mengejan selama defekasi
Diet tinggi serat
Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid

VII. ANALISIS RESEP

APOTEK BASMAR
Jl. Mampang Raya 106 (KFC Basmar)
Telp/Fax : (021) 797 1939

Dokter : Muhammad Ismail


Jakarta, 1/10/14

R/

Laxadine Syr 1
S. 3 dd 1 C

R/

Ulraproct N VI
S. 2 dd 1 supp

Pro

: Renata

Umur : Dewasa

A. Skrining resep
1. Aspek administratif
Kelengkapan dan keabsahan resep
Nama dokter

: dr. Muhammad Ismail

Nomor ijin praktek

: 1.1.01.3171.0891/43102/10.16.1

Alamat praktek

: Jl. Mampang Raya 106 (KFC Basmar)

Nomor telepon

: (021) 7797 1939

Tanggal penulisan

: 1 oktober 2014

Nama pasien

: Ms.Renata

Alamat pasien

:-

Umur pasien

: Dewasa

Berat badan pasien

:-

No
1.

2.

Parameter
Keabsahan Resep
a. Nama dokter
b. Nomor Ijin Prakter Dokter
c. Alamat dan Nomor Telpon Dokter
d. Tempat dan Tanggal Pembuatan
e. Tandatangan atau Paraf Dokter
Kelengkapan Resep
a. Inscriptio
Nama Dokter
Tempat, Tanggal Penulisan Resep
Tanda R/
b. Ordinatio
Nama Obat
Kadar Obat
Jumlah Obat
Bentuk Sediaan
c. Signature
Aturan pakai
Nama Pasien
Umur Pasien
d. Subscriptio
Tanda tangan Dokter

2. Aspek farmasetik
1. Laxadine Syr 60 ml
o

Bentuk sediaan

: syrup

Frekuensi

: 3 x sehari

Kekuatan

: 15 ml

Stabilitas

:-

Inkompatibilitas

Cara dan lama penggunaan :

Uraian

Keterangan

Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Resep sah

Ada
Ada
Ada

Resep lengkap

Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

2. Ultraproct N suppos
o Bentuk sediaan

: suppositoria

o Frekuensi

: 2 x sehari

o Kekuatan

o Stabilitas

:-

o Inkompatibilitas

:-

o Cara dan lama penggunaan :


3. Aspek klinis
Alergi

: (tidak tertulis)

Efek samping

: Laxadine syr : jangka lama dapat menurunkan berat badan,


kelemahan otot, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.
Ultrapect Supp : Rasa panas terbakar, reaksi alergi, iritasi
kulit

Interaksi obat

:-

Kesesuaian Dosis :

Laxadine Syr 60 ml (ISO vol 47 hal 466)


Dosis lazim 1x sehari 1 2 sdm
Dosis R/

: 1x

= 15 ml (1 sdm)

1 hari = 3 x 15 ml = 45 ml
Dosis yang diberikan :
1x

= 15 ml ~ MS

1 hari = 45 ml ~ TMS

Ultraproct supp (ISO vol 47 hal 455)


Dosis lazim 1x sehari, pada keluhan berat sehari 3x sehari selama 3 hari
Dosis R/

: 1x

= 1 suppos

1 hari = 2 suppos
Dosis yang diberikan :
1x

= MS

1 hari = MS
B. Perhitungan bahan dan harga
Perhitungan bahan
R/ I
Laxadine Syr 60 ml

: 1 botol

R/ II
1. Ultraproct N Supp

: 6 suppost

Perhitungan harga
R/ I
Laxadine Syr 60 ml
HNA

: Rp 32.585

HJA

: Rp 32.585 x 1,1 x 1,25


: Rp 44.804,375

R/ II
HNA

: 55.275 / 6 supp

HJA

: Rp 55.275 x 1,1 x 1,25


: Rp 76.003,125

Total biaya yang harus dibayar pasien

: harga R/I + harga R/II + fee


: Rp 44.804,375 + Rp 76.003,125 + 1000
: Rp 121.807,5 ~ Rp 121.900

C. Etiket

APOTEK BASMAR
Jl. Mampang Raya 106 (KFC Basmar)
Telp/Fax : (021) 797 1939
No. 1
Jkt, 1
APOTEK BASMAR
Okt14
Jl. Mampang Raya 106 (KFC Basmar)
Renata
Telp/Fax
: (021) 797 1939
No. 23 kali
Okt14

Jkt, 1
sehari 1 sendok takar

Renata
2 kali sehari 1 suppos

D. Cara Pemakaian Obat

Cuci tangan dengan sabun sebelum memegang supositoria


Jika supositorio dalam keadaan lembek, masukkan ke dalam air dingin
sebelum pembungkus dibuka
Buka pembungkus, jika penggunaan setengan belah memanjang
dengan pisau silet yang bersih dan sekali pakai.
Gunakan sarung tangan untuk memegang
Gunakan pelicin bila ada, atau basahi daerah rectal dengan air dingin
Berbaringlah miring dengan kaki atas mengarah ke perut
Tarik bokong untuk mengeluarkan daerah rectum
Masukkan supositoria dengan jari sampai supositoria masuk ke otot
sphincter rectum sekitar 1 inch.
Berbaringlah sekitar 15 menit untuk menghindari supositoria keluar

E. Cara Pengerjaan Obat


1. Setelah pasien memberikan resep, pasien diberi nomor antrian dan resep pasien
tersebut diberi nomor yang sama pula dengan nomor antrian
2. Lakukan analisis resep (periksa keabsahan dan kelengkapan resep yang diterima)
3. Hitung jumlah sediaan yang sesuai dengan permintaan resep
4. Periksa persediaan obat yang ada diapotek sesuai dengan permintaan resep
5. Hitung harga resep yang harus dibayar oleh pasien
6. Pembuatan
-

Resep
Ambil 1 botol laxadine syr 60 ml, beri etiket.
Ambil 1 strip (6 suppos) ultraproct N suppositoria, masukkan dalam plastik
klip, beri etiket

7. Lakukan pengecekan kembali oleh orang lain (kesesuaian obat dengan resep,
jumlah, dan jenis obat)
8. Penyerahan obat kepada pasien

Minta no resep/antrian, kemudian cocokan dengan nomor resep yang ditempel


pada resep, nama pasien dan nama dokter yang tercantum pada resep.

Beri informasi yang diperlukan


Resep

: Laxadine syr diminum 3 x sehari 1 sendok takar sesudah

makan.
Ultraproct N supppos diberikan 2 x sehari 1 suppos sesudah
makan
Efek samping yang mungkin timbul rasa terbakar dan iritasi kulit di daerah anus,
rasa mual dan muntah.

F. Analisis Drug Related Problem


1. Ketepatan Dosis
Dosis telalu besar
Laxadine Syr 60 ml (ISO vol 47 hal 466)
Dosis lazim Laxadine Syr 1x sehari 1-2 sdm (30 ml/hari)
Dosis yang diberikan :
Laxadine Syr 3x sehari 1 sdm (45 ml/hari)
2. Ketepatan Indikasi

Laxadine digunakan untuk mengatasi gangguan buang air besar

Ultraproct N digunakan mengatasi hemoroid

Diasumsikan pasien merupakan pasien yang menderita hemoroid maka obat-obat


dalam resep tepat indikasi dan tidak ada obat yang diberikan tanpa indikasi
3. Adverse Drug Reaction
Adverse drug reaction dimungkinkan terjadi pada terapi pengobatan Laxadine
dimana pada pasien tertentu atau pada dosis tertentu pemakaian dalam waktu lama
dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan otot, kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh.
4. Kepatuhan Pasien
Kepatuhan pasien dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya terkait kondisi
ekonomi pasien dimana jika diasumsikan pasien merupakan pasien dengan latar
belakang ekonomi rendah dan diberikan resep tersebut dengan harga tinggi maka
pasien dimungkinkan tidak dapat menebus obat yang mahal. Hal ini tergolong DRP
potensial resiko tinggi karena jika pasien tidak taat obat dengan penyakit hemoroid

maka resiko pendarahan terus menerus akan terjadi. Disarankan pasien untuk
mencari alternatif menebus obat generik dengan zat aktif yang sama untuk
mendapat outcome yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
G. Spesialite
1. Laxadine Syr
Nama generik : Laxadine
Nama dagang : Laxadine
Pabrik

: Galenium Pharmasia Lab

Golongan

: Obat bebas

Komposisi

: Fenolftaleina 55 mg, parafin cair 1200 mg, gliserin 378 mg, jeli 9,4
mg /5 ml

Indikasi

:mengatasi susah buang air besar ; persiapan menjelang tindakan


radiologis dan operasi

Dosis

: dewasa : 1-2 sdm sehari 1 x pada malam menjelang tidur

Kemasan

: botol 60 ml emulsi Rp 32.585

2. Ultraproct. N
Nama generik : Ultraproct N
Nama dagang : Ultraproct N
Pabrik
: Transfarma Medica Indah
Golongan
: Obat Keras
Komposisi
: Fluocortolone pivalate 1 mg, lidokain HCl 40 mg
Indikasi
: Hemoroid, proktitis, fisura anal superfisial, eksim anal, pengobatan
Dosis

pra-paska op.
: 1x1 /hari, pada keluhan berat sehari 3x 3 hari, kurangi dosis sehari

Kemasan

1x, lama terapi makz 4 minggu


: dus 6 supp Rp 55.275

DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, T.N dan Rahardja K,2003. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
efek-efek sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo.
2. MIMS Indonesia. Petunjuk konsultasi. Edisi 12 2012/2013. Jakarta : Bhuana
Ilmu Populer.

3. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia. Volume 48 2013/2014. Jakarta :


ISFI Penerbitan.
4. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. 2009. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai