Polimer Teori Dasar
Polimer Teori Dasar
Bab 1
KIMIA POLIMER
Kanada
Polimer
Poli(etena)
Poli(feniletena)
Poli(kloroetena)
1976
300.9
75.9
1977
345.0
90.5
99.7
1978
477.5
98.7
1979
591.0
119.7
152.4
1976
1392
876
1044
1977
1467
900
1030
1978
1767
1032
1204
1979
2165
1227
1583
Jepang
Polimer
Poli(etena)
Poli(feniletena)
Poli(kloroetena)
Inggris
Polimer
Poli(etena)
Poli(feniletena)
Poli(kloroetena)
1976
473.1
238.6
415.9
1977
487.2
228.6
385.1
1978
427.3
184.2
409.1
1979
459.9
220.4
425.0
1976
1466.9
962.9
1977
1431.1
894.9
1978
1518.6
1003.8
1979
1587.6
1085.9
1976
4054.2
2139.1
1977
4591.7
2382.7
1978
5130
2595.9
1979
5807.4
2775.5
Jerman
Polimer
Poli(etena)
Poli(feniletena)
Amerika Serikat
Polimer
Poli(etena)
Poli(feniletena)
Sumber: Cowd, 1991
CH2CH2
Stirena
Metilmetakrilat
CH3
CH3
CH2 = C CO2CH3
CH2C-CO2CH2
[CH2CH = CHCH2]
CO2H (-H2O)
O
OCH2
CO
10
- A A A A A A A A A AB
B
5. Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu:
Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak.
Hal ini disebabkan karena polimer - polimer tersebut tidak
berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut dalam
beberapa pelarut.
Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh
jika dipanaskan. Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk
dan tidak dapat larut karena pengikatan silang, menyebabkan
kenaikan berat molekul yang besar. Contohnya dapat dilihat pada
Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2. Contoh polimer termoset
Singkatan
Kegunaan Khas
PF
Alat listrik dan elektronik, bagian
mobil, perekat plywood, utensil handle
Urea-formaldehida
UF
Sama seperti polimer PF, juga bahan
pelapis
Poliester tak jenuh
-Konstruksi,
bagian-bagian
mobil,
lambung kapal, asesoris kapal, saluran
anti korosi, pipa, tangki dan lain-lain,
peralatan bisnis.
Epoksi
-Bahan pelapis protektif, perekat,
aplikasi - aplikasi listrik dan elektronik,
bahan lantai industri, bahan pengaspal
jalan raya, bahan paduan (komposit)
Melamin-formaldehida MF
Sama seperti polimer UF, bingkai
dekoratif, tutup meja, perkakas makan.
Tipe
Fenol-formaldehida
6. Berdasarkan Aplikasinya
Dibagi 3 kelompok yaitu:
Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya
murah dan diproduksi secara besar - besaran.
Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer
utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan
Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah
(< 0,94 g/cm3), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3).
Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari strukturnya yakni:
polietilena massa jenis tinggi secara esensial merupakan polimer
linier dan polietilena massa jenis rendah bercabang. Plastik plastik komoditi mewakili sekitar 90% dari seluruh produksi
termoplastik dan sisanya terbagi diantara kopolimer stirena
butadiena, kopolimer akrilonitril butadiena stirena (ABS),
poliamida dan poliester.
Contoh plastik - plastik komoditi dan penggunaannya dapat
dilihat pada tabel 1-3.
Tabel 1.3. Contoh plastik-plastik komoditi dan penggunaannya
Tipe
Singkatan
Kegunaan Utama
Polietilena massa jenis LDPE
Lapisan pengemas, isolasi kawat dan
rendah
kabel, barang mainan, botol fleksibel,
perabotan, bahan pelapis.
Polietilena massa jenis HDPE
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran,
tinggi
film, isolasi, kawat dan kabel.
Polipropilena
PP
Bagian-bagian mobil dan perkakas, tali,
anyaman, karpet, film.
Poli (vinil klorida)
PVC
Bahan bangunan, pipa, tegar, bahan
untuk lantai, isolasi kawat dan kabel,
film dan lembaran.
Polistirena
PS
Bahan pengemas (busa dan film),
isolasi busa, perkakas, perabotan
rumah, barang mainan
Sumber: Stevens, 2001
12
~ [- M - ] n ~
13
Polimer dengan derajat polimerisasi besar (bobot molekul > 104) disebut
polimer tinggi, sedang polimer dengan bobot molekul rendah (< 104)
disebut oligomer.
Sebagian besar polimer tinggi yang termasuk dalam jenis plastik, karet
dan serat mempunyai bobot molekul antara 104 106.
1.4 Ruang Lingkup Kimia Polimer
Ruang lingkup kimia polimer ada 2 yaitu:
1. Resin, yaitu bahan baku yang diperoleh dari industri petrokimia.
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai resin antara lain:
Analisis
Berat Molekul
Sifat
Polimerisasi.
Kelarutan
2. Aditif, yaitu bahan tambahan dalam teknologi polimer.
Yang termasuk aditif antara lain:
- Pewarna; - Pelumas; - Fragnances; - Stabilizer; - Antioksidan; Plastisier; - Emulsifer; - Anti UV
3. Sains dan teknologi polimer. Dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sangat menentukan dalam menghasilkan produk - produk
polimer yang baik. Menghasilkan inovasi - inovasi untuk
memodifikasi berbagai bahan menjadi material - material baru, yang
memiliki keunggulan - keunggulan kualitas. Hal ini dilakukan dengan
mengandalkan kemajuan teknologi, guna menghasilkan mesin mesin yang dapat membuat produk polimer yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
4. Komoditi/Produk. Industri polimer, menghasilkan produk atau
komoditi dari hasil sekian banyak proses produksi polimer. Komoditi
yang dihasilkan, merupakan tuangan dari semua inovasi dan
14
Bahan baku
Analisis
Sifat
Kelarutan
Berat
Molekul
Polimerisasi
Teknologi Polimer
Pewarna
Pelumas
Fragnances
Stabilizer
Antioksidan
Plastisier
Emulsifier
Anti-UV
PRODUK / KOMODITI
15
16
R
H
Konformasi bertindihan
R
H
Konformasi bergiliran
17
H3C
H3C
C = CH
CH2
CH2
CH2
CH2
C=CH
C = CH
CH2
CH2
H3C
H 3C
CH2
H 3C
CH2
C=C H
C =C H
CH2
CH2
C=CH
CH2
CH2
Gambar 6.Karet alam, getah perca, isomer trans
18
R
R
R
R
H
H
C
C
C
C
H
H
H
Gambar 7.Isotaktik
H
R
H
R
H
C
C
C
C
H
H
H
Gambar 8.Sindiotaktik
R
R
H
R
H
H
H
C
C
C
R
C
R
H
H
H
H
H
H
Gambar 9.Ataktik
19
i =1
i =1
W = Wi = NiMi ............................................(1.1)
dimana: N = jumlah mol
M = berat molekul
Dengan demikian, bobot molekul rata - rata jumlah Mn , dapat dihitung
dengan menggunakan defenisi Mn = berat sampel per mol, sehingga
dirumuskan:
W
Mn =
Ni
i =1
MiNi
i =1
.............................(1.2)
Ni
i =1
20
Mw =
NiMi
WiMi
i =1
i =1
Wi
i =1
.......................(1.3)
NiMi
i =1
Contoh Soal:
1. Suatu sampel polimer yang terdiri dari 3 mol dengan berat molekul
20.000 dan 2 mol dengan berat molekul 70.000, hitunglah nilai dari:
a. Bobot molekul rata - rata jumlah dan
b. Bobot molekul rata - rata bobot
Mn =
3( 20.000 ) 2 + 2(70.000 ) 2
Mw =
= 55.000
3( 20.000 ) + 2(70.000 )
2. Suatu sampel polimer yang terdiri dari 3 gram dengan berat molekul
20.000 dan 2 gram dengan berat molekul 70.000, hitunglah nilai dari:
a. Bobot molekul rata - rata jumlah dan
b. Bobot molekul rata - rata bobot
Mn =
(3 + 2)
= 28.000
(3 / 20.000 + 2 / 70.000)
Mw =
22
23
Tabung pengukur
h
Larutan
Pelarut
Membran semipermiabel
Gambar 10. Prinsip kerja osmometer
RT
=
+
C C =0 Mn
A2C......................................................................................................(1.4)
dimana: = tekanan osmotik
= gh................................................................................(1.5)
dengan: R: tetapan gas ideal = 0,082 L atm mol-1K-1 = 8,314 Jmol-1K-1
T : suhu (K)
C : konsentrasi (mol/liter)
: massa jenis (g/ml)
g : percepatan gravitasi = 0,981 m/s2
h : perbedaan tinggi antara pelarut dan larutan (cm)
A2 : koefisien virial kedua (ukuran interaksi antara pelarut dan polimer)
Untuk mendapatkan nilai bobot molekul rata - rata jumlah ( Mn ),
dilakukan dengan menggunakan metode grafik, yakni memplotkan /C
(tekanan osmotik reduksi) vs konsentrasi. Hasilnya ditunjukkan pada
gambar-11, seperti dibawah ini:
24
/C
RT
Mn
Slope = A2
C
Gambar 11. Plot /C vs C
1.8.3. Ultrasentrifugasi
Metode penentuan bobot molekul dengan menggunakan ultrasentrifugasi,
dilakukan dengan metode:
a. Kesetimbangan sedimentasi
Kesetimbangan sedimentasi dilakukan dengan pemutaran terhadap
larutan polimer dengan kecepatan rendah dalam waktu tertentu sampai
tercapai kesetimbangan antara sedimentasi dan difusi. Bobot molekul rata
- rata bobot dirumuskan sebagai berikut:
2 RT ln C2
Mw =
C1
(1 v ) (r r12 )
2
2
2
....................................................(1.7)
dr m(1 )
=
....................................................(1.8)
r dt
f
1
dimana: f
= koefisien friksi
m = massa
dr/dt = kecepatan sedimentasi
Sedangkan besarnya koefisien difusi dirumuskan:
D=
kT
..................................................................................(1.9)
f
26
D
RT
=
...............................................................(1.10)
s
Mw(1 )
1.8.4. Hamburan Cahaya
Prinsip metode hamburan cahaya, bahwa suatu pelarut atau larutan ketika
melewati seberkas cahaya akan melepaskan energi akibat adsorbsi,
konversi kepanas dan hamburan. Untuk mengukur besarnya hamburan
cahaya, dilakukan dengan turbidimetri. Besarnya turbiditas dalam suatu
bahan polimer dihitung dengan menggunakan persamaan:
= Hc Mw ..........................................................................(1.11)
dengan
dn
32 3 2
dc .........................................................(1.12)
no
H=
3
4 No
= indeks refraksi pelarut
dimana: no
Hc
1
+ 2 A2C .......................................................(1.13)
M P( )
27
Hc
1
Mw
sin2/2 + kc
= Perkiraan
= Eksperimen
Gambar 12. Plot Zimm
28