LP Luka Bakar
LP Luka Bakar
Page 1
Page 2
tinggi
untuk
mengalmai
sepsis.
Hilangnya
kulit
menyebabkan
Page 3
tidak
derajat
pertama
tampak
terdapat
gelembung
yang
gelembung
ditutupi
oleh
merah
atau
pucat,
kelenjar
keringat,
kelenjar
Page 4
sebasea
sebagian
masih
utuh.
seluruh
kelenjar
keringat,
kelenjar
Kepala, leher
Lengan, tangan
Lengan tangan ( Kanan)
Lengan tangan ( Kiri)
Paha, betis,/ kaki
Paha kanan
Paha kiri
Betis kanan
Betis kiri
Dada, perut, punggung, bokong
Luka Bakar
:9 %
: 2 x 9 % yaitu:
:9 %
:9 %
: 4 x 9 % yaitu:
:9 %
:9 %
:9 %
:9 %
: 4 x 9 % yaitu:
Page 5
Dada
:9 %
Perut
:9 %
Punggung
:9 %
Bokong
:9 %
Genitalia
:1 %
Anak usia 5 tahun
:
Kepala
: 14 %
Tungkai, kaki
: 16 %
Bagian lain sama dengan dewasa
Bayi usia 1 tahun
:
Kepala, leher
: 18 %
Tungkai, kaki
: 14 %
Bagian lain sama dengan orang dewasa.
Cara perhitungan lain : telapak tangan penderita = 1 %
F. Kriteria Berat Ringannya
(American Burn Association)
1. Luka Bakar Ringan.
a. Luka bakar derajat II <15 %
b. Luka bakar derajat II < 10 % pada anak anak
c. Luka bakar derajat III < 2 %
2. Luka bakar sedang
a. Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
b. Luka bakar II 10 20 5 pada anak anak
c. Luka bakar derajat III < 10 %
3. Luka bakar berat
a. Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa
b. Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak anak.
c. Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
d. Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga,
mata,
kaki
dan
genitalia/perineum.
e. Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
G. Fase Luka Bakar
Fase fase luka bakar (Guyton & Hall, 1997) yaitu :
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal
yang berdampak sistemik.
2. Fase sub akut.
Luka Bakar
Page 6
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
a. Proses inflamasi dan infeksi.
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ -organ fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
H. Anatomi Fisiologi Combustio/ Luka Bakar
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai fungsi
sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri, kulit juga
mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu, perasaan nyeri,
sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum korneum mempunyai kemampuan
menyerap air sehingga dengan demikian mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
berlebihan dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan.
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil
metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang melalui kulit,
selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang
diperlukan untuk mensintesis vitamin D.
Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
1. Lapisan epidermis, terdiri atas:
a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya
sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa tidak larut yang
membentuk barier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir
patogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh.
b. Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, selsel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang
paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya poligonal (banyak sudut dan mempunyai tanduk).
2. Lapisan dermis terbagi menjadi dua yaitu:
a. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris)
Luka Bakar
Page 7
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen.
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah
jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur
internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Kelenjar Pada Kulit
Kelenjar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar permukaan
tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar
keringat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar
ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. Kelenjar apokrin berukuran lebih besar
dan kelenjar ini terdapat aksila, anus, skrotum dan labia mayora.
I. Manifestasi Klinis Combustio/ Luka Bakar
Kedalaman Dan
Bagian Kulit
Penyebab Luka
Yang
Gejala
Penampilan Luka
Bakar
Terkena
Derajat
Satu Epidermis
(Superfisial):
(supersensivitas),
tersengat
nyeri
jika minimal
matahari,
mereda
didinginkan
menjadi
atau
tanpa
edema
intensitas rendah
Derajat
(Partial-
bagian dermis
Thickness):
tersiram
mendidih,
air
merah,
epidermis
terbakar
Thickness):
keseluruhan
dan dalam
urin)
luka
bakar
dan bahan
kulit
atau
pula gosong,
kulit
retak
terkena
cairan kadang-
kemungkinan
mendidih
dalam kadang
darah
Luka Bakar
Page 8
subkutan
kemungkinan
terdapat edema
Luka Bakar
Page 9
Page 10
Page 11
dari
luka
bakar (Combustio) digunakan morfin dalam dosis kecil secara intravena (dosis
dewasa awal : 0,1-0,2 mg/kg dan maintenance 5-20 mg/70 kg setiap 4 jam,
sedangkan dosis anak-anak 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jam). Tetapi ada juga yang
menyatakan pemberian methadone (5-10 mg dosis dewasa) setiap 8 jam
merupakan terapi penghilang nyeri kronik yang bagus untuk semua pasien luka
bakar dewasa. Jika pasien masih merasakan nyeri walau dengan pemberian morfin
atau methadone, dapat juga diberikan benzodiazepine sebagai tambahan.
N. Penatalaksanaan Pertolongan Pertama Pada Pasien Dengan Luka Bakar
1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya
denganmenyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan
pasokanoksigen pada api yang menyala
2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket,karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem
3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air
ataumenyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas
menit.Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terussetelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses
ini
dapatdihentikan
dengan
mendinginkan
daerah
yang
terbakar
dan
Luka Bakar
Page 12
BAB II
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt,
tnggal MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu
informasi selain dari klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya
luka bakar akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun
memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen
K.C). data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap
luka bakar agama dan pendidikan menentukan intervensi ynag tepat dalam
pendekatan
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah
nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam
melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality
(p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami
luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul
penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada
penurunan ekspansi paru
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya
kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatanketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase :
fase emergency (48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam
pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang)
4. Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien
sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien
mempunyai riwaya penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau
penyalagunaan obat dan alcohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga,
Luka Bakar
Page 13
Page 14
rasa
control
yang
dapat
menurunkan
ketergantungan
farmakologi.
7) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Dapat menghilangkan nyeri
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma
Kriteria Hasil :
a. Menunjukkan regenerasi jaringan
b. Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi :
1) Kaji atau catat ukuran warna kedalaman luka, perhatikan jaringan metabolik
dan kondisi sekitar luka
Rasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit
dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area grafik.
2) Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi
Luka Bakar
Page 15
Page 16
Page 17
Rasional : Meningkatkan sirkulasi sistematik atau aliran baik vena dan dapat
menurunkan odema atau pengaruh gangguan lain yang mempengaruhi
konstriksi jaringan oedema.
2) Pertahankan penggantian cairan
Rasional : Memaksimalkan volume sirkulasi dan perfusi jaringan
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi : kecacatan .
Kriteria Hasil :
a. Menyatakan kesadaran, perasaan dan menerimanya dengan cara sehat
b. Mengatakan ansietas atau ketakutan menurun sampai tingkat yang dapat
ditangani.
c. Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah, penggunaan sumber yang
efektif.
Intervensi :
1) Berikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang prosedur perawatan
Rasional : Pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan dan
ansietas, memperjelas kesahalan konsep dan meningkatkan kerjasama.
2) Libatkan pasien atau orang terdekat dalam proses pengambilan keputusan
kapanpun mungkin
Rasional : Meningkatkan rasa kontrol dan kerjasama menurunkan perasaan tak
berdaya atau putus asa
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Luka Bakar
Page 18
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta: EGC
Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. 2005. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor.
Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Crowin,E.J.2003. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Sjamsudiningrat, R & Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC
Luka Bakar
Page 19