Dislokasi Bahu
Dislokasi Bahu
PENDAHULUAN
2.
Mendapatkan
keterampilan
dalam
melakukan
anamnesis,
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Tn. ZA
Umur
: 37 Tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
: Sangatta
MRS
: 7 Juni 2011
Anamnesis
Keluhan Utama: Sulit menggerakkan bahu sebelah kiri
Riwayat Singkat :
Bahu kiri sulit digerakkan sejak 5 bulan yang lalu (1 Januari
2012). Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya kelainan bentuk
pada bahu sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan setelah pasien menarik
buah kelapa. Sesaat setelah kejadian, pasien mengeluhkan adanya
nyeri. Sehari setelah kejadian pasien langsung membawa diri ke
tukang urut dan telah diurut sebanyak 4 kali. Namun, tidak ada
perubahan. Setelah pasien merasakan adanya keterbatasan gerak
pada bahu sebelah kiri, pasien membawa diri ke RS Sangatta. Di RS
3
: Sakit sedang
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi
: 90 x / menit
RR
: 22 x / menit
Suhu
Kondisi Umum
Kepala/Leher
Thorax
Pulmo
Jantung
Abdomen
(+) normal
Ektremitas
: akral hangat,
edema
-
, lihat status
lokalis
Status Lokalis
edema (-)
Feel
Move
supinasi
(+)
normal,
pronasi
(+)
normal.
PemeriksaanPenunjang
LaboratoriumDarah
Leukosit
: 8.700 K/L
LED
: 34
BT
: 2
CT
: 8
GDS
: 60 mg/dl
HbS Ag
: negatif
Ab HIV
: negatif
Ureum
: 20,0 mg/dl
Creatinin
: 0,9 mg/dl
Radiologi
Pre Reposisi
Post Reposisi
DiagnosaKerja
Neglected Dislokasi Shoulder Anterior Sinistra
Penatalaksanaan
Rencana reposisi terbuka
6
Prognosis
Dubia ad malam
Laporan Operasi
Tanggal 14 Juni 2012
Follow up
Tanggal
07-062012
Follow up
Tindakan
S = Nyeri pada bahu dan lengan Pro ORIF elektif
kiri (-),
atas terbatas
reposisi
Diet TKTP
Anterior Sinistra
08-062012
Diet TKTP
atas terbatas
Mobilisasi jalan
TAO
RR = 20x/i T= 36,4oC
Look: Deformitas (-)
Feel: Nyeri (-), AVN distal (+)
Move: ROM terbatas
A = Neglected Dislokasi Shoulder
09-062012
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
kiri (-), mobilisasi lengan kiri
atas terbatas
O = CM, TD = 110/80 mmHg N =
88x/i
RR = 20x/i T= 36,4oC
Look: Deformitas (-)
Feel: Nyeri (-), AVN distal (+)
Move: ROM terbatas
A = Neglected Dislokasi Shoulder
15-062012
Anterior Sinistra
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Pertahankan
arm
sling
Mobilisasi jalan
Pro ORIF elektif
hari ke-1
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Pertahankan
arm
88x/i
sling
RR = 20x/i T= 36,4oC
Mobilisasi jalan
hari ke-2
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Pertahankan
arm
sling
Mobilisasi jalan
Pro ORIF elektif
hari ke-3
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
ini
88x/i
RR = 20x/i T= 36,4oC
Look: terpasang arm sling
Feel: Capillary Refill Time < 2,
AVN distal (+)
11
hari ke-4
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Diet TKTP
Mobilisasi jalan
Foto
thorax
AP
(tampak
shoulder)
ke-1
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Diet TKTP
Mobilisasi jalan
RR = 20x/i T= 36,4oC
Look: terpasang perban pada
bahu dan dada depan
Feel: Capillary Refill Time < 2,
AVN distal (+)
Move: ROM terbatas
A = Neglected Close Fraktur
Shoulder Sinistra post ORIF hari
12
21-062012
ke-2
S = Nyeri pada bahu dan lengan
atas terbatas
Diet TKTP
Mobilisasi jalan
RR = 20x/i T= 36,4oC
Look: terpasang perban pada
bahu dan dada depan
Feel: Capillary Refill Time < 2,
AVN distal (+)
Move: ROM terbatas
A = Neglected Close Fraktur
Shoulder Sinistra post ORIF hari
ke-3
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1) Shoulder Joint
14
Gerakan-gerakan
yang
terjadi
di
gelang
bahu
misalnya
sendi
kostovertebral
atas,
sendi
dan
sendi
glenohumeral
atau
sendi
bahu.
sendi,
disebut
cavitas
glenoidalis.
Sendi
ini
cavitas
glenoidalis
yang
pendek
kira-kira
hanya
karakteristik
daripada
sendi
bahu,
yaitu:
(Sufitmi, 2004)
relatif
lemah,
dan subscapularis.
Gerakannya paling luas.
15
bagian
dalam
dengan
karakteristik
mempunyai
adalah
gerakan
kelateral
skapula
menjauhi
medial,
dapat
dilakukan
dengan
menarik
bahu
ke
600.
Otot
yang
terlibat
yaitu
deltoid
anterior,
bahu
ini
dibatasi
oleh
tegangan
dari
ligamen
dan
aksial
pada
sendi
sternoklavikular
dan
900
shoulder
mengunci
sebagai
hasil
greater
luas
gerakan
sternoklavikularis
dan
600
Aksial
rotasi
akromioklavikularis,
pada
sendi
setiap
sendi
bawah
digerakkan
menuju
garis
tengah
tubuh
disebut
20
dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang
beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam,
volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara
menyebabkan dislokasi.
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai
yang licin
Patologis : terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang
merupakan kompenen vital penghubung tulang.(Sufitmi, 2004)
ada
indentasi
pada
bagian
posterolateral
kaput
dan
subklavikuler.
Dislokasi
bahu
anterior
posterior
lebih
jarang
ditemukan
dan
biasanya
22
3.6 Diagnosis
Diagnosis kasus dislokasi bahu anterior ditegakkan melalui
anamnesis (autoanamnesis atau alloanamnesis), pemeriksaan fisik
dan
pemeriksaan
informasi
riwayat
penunjang.
trauma
Anamnesis
dan
dapat
mekanisme
memberikan
terjadinya
trauma
mempertimbangkan
penanganan
yang
akan
diambil.
merasakan
sendinya
keluar
dan
tidak
mampu
menggunakan
Pemeriksaan
ini
tanda
dilakukan
cemas
dengan
cara
(apprehension
sign).
mengangkat
lengan
(Apley,
2010).
Selain
itu
juga
dianjurkan
melakukan
3.8 Penanganan
Penanganan Umum
Penanganan umum untuk semua pasien trauma tetap berpegang
pada prinsip ATLS (Advanced Trauma Life Support) yakni selalu
menangani hal-hal yang mengancam nyawa terlebih dahulu meliputi
airway, breathing dan circulation. Pada dislokasi akut jarang diperlukan
tindakan terbuka, meskipun demikian tindakan yang dilakukan dengan
paksa harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang lebih berat ataupun komplikasi fraktur. Yang
perlu diingat adalah dapat terjadi interposisi jaringan lunak yang
menghalangi usaha reposisi kita yang sering kali memaksa kita untuk
melakukan tindakan terbuka ( Crenshaw, 1992)
Dislokasi akut semestinya dilakukan reposisi sesegera mungkin
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, meskipun perlu disadari
reposisi yang segera ini belum menjamin bahwa komplikasi lanjut
(seperti fraktur-dislokasi, cedera saraf, cedera pembuluh darah, dll)
tidak akan terjadi. Tindakan reposisi sering kali memerlukan bantuan
anestesi agar tidak terasanya nyeri, meskipun demikian kadang dapat
dilakukan tanpa pembiusan yaitu pada periode shock jaringan.
Closed reduction
25
27
Untuk
kedua
metode
ini,
pasien
diminta
mengabduksikan
Bila hasil reposisi tidak stabil. Biasanya bila ada fragment tulang
(fraktur dilokasi)
yang
tidak
adekuat
sehingga
terjadi
dislokasi.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnya
caput humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Dislokasi
sendi bahu anterior biasanya terjadi setelah cedera akut karena lengan
dipaksa berabduksi, berotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu.
Anamnesa
Kasus
1. Pasien mengeluhkan nyeri
Teori
Gejala klinis pada dislokasi
dirasakan setelah
riwayat trauma.
sendi bahu.
3. Terdapat keterbatasan
memegangnya untuk
terlalu nyeri .
Pemeriksaan Fisik
Kasus
Pada pemeriksaan fisik
Teori
Pada pemeriksaan fisik:
didapatkan:
Inspeksi:
Look :
Deformitas
Terdapat perubahan
posisi anggota gerak,
(-),
Eksorotasi
Feel :
kesakitan akibat
(+),
menahan nyeri
capilary
refil
<
Move :
Sendi bahu : ekstensi (+)
terbatas, fleksi (+) terbatas,
internal rotasi (+) terbatas,
eksternal
terbatas.
rotasi
(+)
bahu
(+) normal.
Palpasi:
Krepitasi (-)
Pergerakan:
Ada
keterbatasan/ketidakmam
puan dalam melakukan
suatu gerakan.
Pemeriksaan Penunjang
Kasus
Teori
Rontgen Shoulder Sinistra Pada pemeriksaan penunjang
AP
(terdapat
dislokasi didapatkan:
anterior)
Pemeriksaan
Radiologis
Laboratorium Darah
(membantu
Leukosit
: 11.800 K/L
Hemoglobin :
11,1
dislokasi)
diambil
g/dl
Hematokrit: 35,9 %
proyeksi
dalam
yang
pada
yakni
hal
umumnya
dua
sisi
AP
dan
32
: 2
CT
: 8
GDS
: 101 mg/dl
HBs Ag
: negatif
Ab HIV
Lateral.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
darah
lengkap
negatif
Penatalakasanaan
Kasus
IVFD RL 20 tpm
Teori
Penanganan pasien dengan
trauma
1.
MRS
2.
Pasang
yakni ABC
spalk
dan Penatalaksanaan
perban elastis
3.
kasus
Direncanakan
reposisi lengan dengan
tetap
terapi
reposisi
tertutup
manuver
dilanjutkan
Dilakukan
konservatif
Kocher
immobilisasi
reposisi
secara
reduksi
collar
tertutup
(manuver
Kocher)
kurang 3 minggu.
cuff
selama
lebih
dengan
33
BAB V
KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien pria Tn. RS dengan usia 25 tahun dengan
keluhan utama nyeri pada lengan kiri atas. Dari hasil pemeriksaan fisik
pada regio shoulder sinistra didapatkan edema, dan adanya nyeri
tekan, dan pergerakan ekstensi, fleksi, internal rotasi, serta eksternal
rotasi terbatas. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi yang
didapatkan adanya dislokasi anterior regio shoulder sinistra. Dari hasil
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penujang ditegakkan
diagnosa sebagai dislokasi shouder anterior sinistra dan dilakukan
tindakan close reduction.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Cedera
pada
Extremitas
Superior.
Anatomi
Fakultas
36