Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

Judul Artikel

Penerapan Metode Standard Costing dalam Pengendalian Biaya Produksi (Studi


Kasus UKM Tahu Eco Semarang)
Penulis : Lucy Astarina Ariyani Putri
Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus
Pada CV Sejahtera Bandung)
Penulis : Riki Martusa dan Lim Ade Nasa
Tujuan Penulisan Artikel
Penulis memaparkan pendapat mengenai artikel ini dengan tujuan sebagai
berikut :
- Memberikan wawasan mengenai metode standard costing sebagai alat
-

pengendalian biaya produksi pada perusahaan manufaktur.


Memberikan wawasan mengenai pentingnya analisis varians sebagai
tolak ukur kinerja yang efektif dan efisien.

1.1

Isu / Pertanyaan Riset


- Bagaimana metode standard costing diterapkan dan dapat menjadi
-

alat pengendalian biaya produksi pada perusahaan manufaktur.


Sejauh mana analisis varians dapat berperan sebagai tolak ukur kinerja
yang efektif dan efisien.

1.2

Alasan Pembahasan Artikel


Artikel

ini

menarik

karena

memberikan

pengetahuan

bagaimana

menerapkan metode standard costing pada perusahaan manufaktur serta


memberikan informasi serta cara menghitung yang lengkap dalam
perusahaan yang dibahas. Artikel ini juga membahas analisis varians yang
ditemukan serta langkah pengendalian biaya yang sebaiknya dilakukan
untuk mengatasi varians tersebut.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1

Ringkasan Analitis
Perkembangan suatu perusahaan tercapai antara lain dengan terciptanya

suatu sistem informasi yang baik, semakin meningkat dan luasnya tingkat
persaingan menyebabkan semakin diperlukan informasi yang lengkap untuk
membantu manajemen dalam mengelola perusahaan dengan lebih efektif. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka seorang manajer perusahaan harus mampu
membuat perencanaan dan pengendalian biaya terutama biaya produksi, karena
biaya

produksi

merupakan

faktor

utama

dalam

pelaksanaan

produksi

perusahaan.
Hansen dan Mowen (2009) dalam Kwary menyatakan bahwa dalam
pengendalian biaya, manajemen perlu menetapkan biaya standar. Sistem biaya
standar

memberikan

pedoman

kepada

manajemen

berapa

biaya

yang

seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan


mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan lain (Martusa dan Jennie, 2010).
Garrison, Noreen, dan Brewer (2006) yang diterjemahkan oleh Hinduan
dan Tanujaya menyatakan bahwa standar dapat dikategorikan menjadi dua ideal
maupun praktis, penjelasannya sebagai berikut:
a. Standar ideal (ideal standard) adalah standar yang dapat dicapai hanya
dalam kondisi terbaik. Standar ini tidak memperkenankan adanya
kerusakan mesin atau gangguan pekerjaan lainnya, dan dibutuhkan
tingkat usaha tertentu yang hanya dapat dicapai oleh pekerja yang
terlatih dan efisien yang bekerja dengan maksimal selama 100%
waktunya.
b. Standar praktis (practical standard) didefiniskan sebagai standar yang
ketat tetapi bisa dicapai. Standar ini memperkenankan penghentian
mesin secara normal dan periode istirahat karyawan, dan dapat dicapai
melalui usaha yang wajar dan efisiensi yang tinggi dari rata-rata
karyawan.

Varians

(variance)

dari

standar

ini

mencerminkan

penyimpangan yang melenceng dari kondisi operasi normal dan pertanda


perlunya perhatian manajemen.
Hansen dan Mowen (2009) yang diterjemahkan oleh Kwary menyatakan
bahwa standar umumnya diklasifikasikan sebagai sesuatu yang ideal dan
sesuatu yang saat ini dapat tercapai. Standar ideal membutuhkan efisiensi

3
maksimum dan hanya dapat tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara
sempurna.

Tidak

ada

mesin

yang

rusak,

menganggur,

atau

kurangnya

ketrampilan (bahkan jika hanya sementara) yang menguntungkan. Standar yang


saat ini dapat tercapai (currently attainable standar) bisa dicapai dengan
beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal,
gangguan, ketrampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lain-lain.

Kerangka Pemikiran
Pengendalian biaya produksi meliputi pengendalian biaya bahan baku,
biaya upah atau tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pengendalian ini
dilakukan untuk menekan biaya produksi agar lebih efisien. Pengendalian biaya
produksi diperlukan sebagai tolak ukur prestasi yang akan digunakan untuk
mengukur produktivitas dan efisiensi dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,

4
serta untuk membandingkan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
didapatkan.
Data biaya produksi untuk dua periode yang didapatkan dari data intern
CV yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan balon berbentuk
kartun, hewan, dan lain-lain.

Tabel 1 Biaya Produksi


Biaya Produksi Langsung:
Biaya Bahan Baku
Biaya Sablon
Upah Langsung
Biaya Produksi Tidak Langsung:
Variabel
Upah
Listrik
Telepon
Uang Makan & Transport
Biaya Bahan Pembantu
Biaya Matres/Klise/Gambar
Biaya Kesejahteraan Karyawan
Biaya Pengobatan
Biaya Sablon
Biaya Suku Cadang
Biaya Perlengkapan Pabrik
Biaya Produksi Tdk Langsung Lainnya
Tetap
Gaji
THR & Tunjangan
Premi Incentive
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Mesin
Biaya Penyusutan Peralatan Pabrik
Biaya Penyusutan Kendaraan
Biaya Penyusutan Instalasi Air
Biaya Asuransi Bangunan, Mesin, &
TOTAL
Persediaan
Sumber: data internal perusahaan
Biaya Standar Bahan Baku Langsung
Rumus:

Oktober

November

42,048,324 43,793,329
2,727,504
3,340,695
25,575,285 26,636,659

11,378,370 11,850,572
4,089,901
4,259,632
97,217
101,252
11,700
12,200
6,073,908
6,325,975
979,935
1,020,602
3,764,520
3,920,748
1,125,292
1,271,992
3,258,318
3,393,538
2,246,194
2,339,411
257,639
268,331
6,946,020
75,000
727,200
845,056
1,398,161
728,683
1,058,333
126,250
154,269

6,946,020
75,000
727,200
845,056
1,398,161
728,683
1,058,333
126,250
154,269

115,693,079 120,593,908

5
Biaya Standar Bahan Baku Langsung = Standar Kuantitas x Standar Harga

a. Bahan Baku
Catatan tambahan data dalam pengolahan data untuk biaya bahan baku
utama:

Untuk periode Oktober perusahaan telah memproduksi sebesar


26.352 unit produk sedangkan periode bulan November sebesar
26.896 unit.

Dalam bulan Oktober perusahaan telah memakai plastik sebesar


12.659 m2 dan untuk bulan November sebesar 13.176 m2 dengan
harga Rp.3,375/m2, rata-rata pemakaian plastik tiap bulannya
sebesar 12.718 m2.

Rata-rata perusahaan mampu memproduksi 24 karung tiap


periodenya dengan setiap karungnya mampu menampung 1100
unit produk, sehingga total rata-rata produk sebesar 26.400 unit.
Melalui perhitungan yang sistematis didapatkan angka atas harga

bahan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 2 Biaya Standar Bahan Baku
Keterangan
Standar Harga Bahan

Oktober
Rp.

Baku
1,620/unit
Sumber: data
internal perusahaan
diolah

November
Rp.
1,654/unit

b. Bahan Sablon
Catatan tambahan data dalam pengolahan data untuk biaya bahan baku
sablon:

Kebutuhan untuk sablon perusahaan menghabiskan cat sebesar


1.191 item untuk bulan Oktober dan 1.316 item untuk bulan
November dengan harga Rp.2,500/item.
Melalui perhitungan yang sistematis didapatkan angka atas harga

bahan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3 Biaya Standar Bahan Sablon
Keterangan
Biaya Standar Bahan

Oktober
Rp.

Sablon
113/unit
Sumber: data
internal perusahaan
diolah

November
Rp.
123/unit

6
Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung (TKL)
Rumus:
Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung = Standar Kuantitas x Standar Tarif
Catatan tambahan data dalam pengolahan data:

Jam kerja normal perusahaan adalah 8 jam dimulai dari pukul 09.00
pagi hingga pukul 05.00 sore dengan 6 hari kerja setiap minggunya.
Untuk bulan Oktober jam kerja karyawan selama 253 jam dan untuk
bulan November 272 jam dengan rata-rata jam kerja tiap bulanya
selama 263 jam. Tarif Tenaga Kerja adalah Rp.100,000/jam.
Melalui perhitungan yang sistematis didapatkan angka atas harga
bahan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 4 Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung
Keterangan

Oktober

November

Standar jam TKL

0.0096

0.0101 jam/unit

Tarif standar jam

jam/unit
Rp.101,088/ja

Rp.97,929/jam

TKL TKL per unit


Biaya

m
Rp.97
1/unit

Rp.990/unit

Sumber: data internal perusahaan diolah


Biaya Standar Overhead Pabrik (Biaya Tidak Langsung)
Untuk perhitungan standar biaya overhead pabrik menggunakan satuan
tarif dan jam kerja. Tarif ini mewakili bagian tarif biaya dari tarif oherhead
sedangkan jam berkaitan dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk
membebankan overhead ke unit-unit produk. Formula perhitungannya dapat
dilihat sebagai berikut:
Biaya standar =_______________x jam/unit

Melalui perhitungan yang sistematis didapatkan angka atas harga bahan


baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
a. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Tabel 5 Biaya Standar Overhead Pabrik Variabel
Keterangan
Upah

Oktober

November

Rp.432/unit

Rp.440/unit

7
Listrik

Rp. 155/unit

Rp. 158/unit

Telepon

Rp.

Rp.3 .760/unit

Uang Makan & Transport

3.689/unit
Rp.0.444/uni Rp.0.45 3/unit

Biaya Matres/Klise/Gambar

t
Rp.37/unit

Rp.3 8/unit

Biaya Bahan Pembantu

Rp.230/unit

Rp.235/unit

Biaya Kesejahteraan Karyawan

Rp. 143/unit

Rp. 146/unit

Biaya Pengobatan

Biaya Sablon

Rp.43/unit

Rp.47/unit

Biaya Suku Cadang

Rp. 124/unit

Rp. 126/unit

Biaya Perlengkapan Pabrik

Rp. 85/unit

Rp. 87/unit

Biaya Produksi Tdk Langsung

Rp.9.776/uni Rp.9.964/unit

Lainnya
t
Sumber: data internal perusahaan diolah
b. Biaya Overhead Pabrik Tetap
Untuk BOP tetap tidak akan dijabarkan, karena dalam penelitian
ini lebih fokus kepada BOP variabel dan juga nilai dari BOP tetap
akan selalu sama untuk setiap tahunnya.
Varians atau selisih menurut Horngren, dkk. (2005) adalah perbedaan
antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni
jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians
adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya
yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya. Horngren, Datar, dan Foster
(2006) yang diterjemahkan oleh Lestari menyatakan bahwa beberapa
penyebab operasional dari varians ini diantara rantai nilai perusahaan adalah:
a. Rancangan produk atau proses yang buruk.
b. Pengerjaan yang buruk pada lini produk karena pekerja yang kurang
terampil atau kerusakan mesin.
c. Penugasan tenaga kerja atau mesin ke pekerjaan tertentu yang kurang
sesuai.
d. Kemacetan atau kongesti produksi akibat penjadwalan pesanan yang
harus diselesaikan segera dalam jumlah banyak dari tenaga penjualan.
e. Pemasok tidak membuat bahan baku dengan kualitas yang sama
baiknya.
Horngren, Datar, dan Foster (2006) yang diterjemahkan oleh Lestari
menyatakan bahwa manajer sering kali menggunakan analisis varians

untuk

8
mengevaluasi kinerja bawahannya. Ada dua hal yang biasanya

dievaluasi:
a. Efektivitas: tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya, penjualan, kepuasan pelanggan, dan
kualitas telepon seluler baru dari Motorola.
b. Efisiensi: jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat
output tertentu semakin sedikit kuantitas input yang digunakan untuk
membuat sejumlah telepon seluler atau semakin banyak jumlah telepon
seluler dibuat dengan kuantitas input tertentu, semakin tinggi efisiensi.
Berikut analisis varians pada CV Sejahtera
1. Analisisis Varians Biaya Bahan Baku Langsung
Tabel 6 Varians Harga Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku
Langsung

Oktober
KA
HA
1
2
26,352 Rp.3,321/uni
unit Rp.2,710/itet
1,191
item
m

HS
V
3
4 = 1 x (2-3)
Rp.3,375/uni (Rp.1,423,008
)
Rp.2,500/itet Rp.250,004
m (Rp.
1,173,004)
November

Biaya Bahan Baku


Biaya Sablon
Total

KA
HA
1
2
26,896 Rp.3,324/uni
unit
1,316
Rp.2,3t
item
11/item

Biaya Bahan Baku


Biaya Sablon
Total
Sumber: data internal perusahaan diolah

HS
3
Rp.3,375/uni
Rp.2,500/itet
m

V
4 = 1 x (2-3)
(Rp.1,379,238
)(Rp.249,305)
(Rp.
1,628,543)

Tabel 7 Varians Kuantitas Bahan Baku Langsung


Biaya Bahan Baku
Langsung

Biaya Bahan Baku


Biaya Sablon
Total

Biaya Bahan Baku

Oktober
HS
1
Rp.3,375/m2
Rp.2,500/item

HS
1
Rp.3,375/m2

KA
2
26,352
unit
1,191
item

KS
3
26,400
unit
1,250
item

November
KA
KS
2
3
26,896
26,400
unit
unit

V
4 = 1 x (23)
(Rp.162,000
)(Rp.147,500
)(Rp.309,500
)
V
4 = 1 x (23)
Rp.1,674,00
0

Biaya Sablon
Rp.2,500/item
Total
Sumber: data interal perusahaan diolah

1,316
item

1,220
item

9
Rp.240,000
Rp.
1,914,000

Tabel 8 Varians Biaya Bahan Baku Langsung


Keterangan

Varians BBL
Oktober
November
(Rp. 1,673,004) (Rp.
1,628,543)
(Rp.309,500)
Rp. 1,914,000

Harga
Kuantitas
total

(Rp.1,928,504) Rp.282,457
Favorable
Unfavorabl
Sumber: data internal perusahaan diolah e
Penjelasan:
Bulan Oktober mengalami favorable (menguntungkan) dikarenakan
semua bahan baku yang digunakan sesuai dengan proses produksi sehingga
tidak ada bahan baku yang terbuang secara percuma. Sedangkan bulan
November

mengalami

unfavorable

(tidak

menguntungkan)

dikarenakan

banyak bahan baku yang memiliki kualitas yang rendah sehingga tidak cocok
untuk produksi.
Varians yang terjadi dalam biaya bahan baku langsung sebenarnya
dapat dijadikan perhatian kinerja bagi bagian pembelian, karena bagian
pembelian merupakan bagian yang paling bertanggung jawab dalam hal
pengadaan bahan baku produksi bagi perusahaan maka seharusnya bagian
pembelian

dapat

melakukan

kinerjanya

secara

baik

dan

maksimal.

Perusahaan memang melakukan pembelian hanya pada dua supplier yang


telah bekerja sama cukup lama dan terpercaya, tetapi meskipun begitu bagian
pembelian harus mampu meningkatkan lagi standar kualitas terhadap masuknya
bahan baku karena tidak semua bahan baku yang masuk dalam kondisi baik
semuanya, hal ini disebabkan karena pengiriman bahan baku telah melalui
perjalanan yang cukup jauh dari kota Solo dan Mojokerto sehingga ada
kemungkinan rusak dalam perjalanan yang disebabkan oleh goncangan
kendaraan.
2. Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 9 Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung
Keterangan
JKA
1

Biaya Tenaga Kerja Langsung


TA
TS
V
2
3
4 = 1 x (23)

10
Oktober
253 jam Rp.101,08 Rp.100,000/ja Rp.275,264
November
272 jam Rp.97,929
Rp.100,000
(Rp.563,312
8
m
Sumber: data internal perusahaan diolah
)

Tabel 10 Varians Efesiensi Tenaga Kerja Langsung


Keterangan

Biaya Tenaga Kerja Langsung


TS
JKA
JKS
V
1
2
3
4 = 1 x (2-3)
Oktober
Rp. 100,000/jam 253 jam 263 jam (Rp1 ,000,000)
November
Rp. 100,000/jam 272 jam 263 jam
Rp.900,000
Sumber: data internal perusahaan diolah

Tabel 11 Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung


Keterangan

Varians TKL
Oktober
November
Tarif
Rp.275,264
(Rp.563,312
)Rp.900,000
Efesiensi
(Rp.
1,000,000)
Total
(Rp.724,73
Rp.336,68
6)
8
Favorable
Sumber: data internal perusahaan diolahUnfavorabl
Penjelasan:
Bulan Oktober mengalami favorable (menguntungkan) dikarenakan
jam tenaga kerja aktual lebih rendah yang telah distandarkan oleh
perusahaan yang disebabkan karena adanya penurunan produksi sehingga
biaya untuk tenaga kerja

menurun.

Sedangkan

bulan

November

mengalami unfavorable (tidak menguntungkan) dikarenakan jam tenaga


kerja aktual yang lebih tinggi dibandingkan dengan jam tenaga kerja yang telah
distandarkan oleh perusahaan yang disebabkan oleh peningkatan produksi
sehingga membutuhkan jam tenaga kerja yang lebih.
Untuk masalah varians dalam biaya tenaga kerja langsung yang
berkaitan dengan hal jam tenaga kerja langsung adalah bagian kepegawaian,
mandor lapangan, dan pencatat jam kerja. Upah tenaga kerja langsung
produksi tergantung pada jam kerja mereka karena upah mereka dibayar perjam, sehingga disini peran pencatat jam kerja tenaga kerja langsung sangat
diutamakan karena ketika pencatat jam kerja tidak dapat mencatat jam kerja

11
dengan baik dan benar maka dapat berpengaruh pada biaya upah tenaga
kerja

langsung

yang

dikeluarkan

tidak

mencerminkan

keadaan

yang

sebenarnya. Varians terjadi karena terjadi hal yang seperti itu terjadi maka
pencatat jam kerja harus dapat dengan baik melakukan tugasnya.
Sebenarnya varians pada biaya tenaga kerja langsung tidak bersumber
pada kesalahan pada pencatatan jam kerja, tetapi bisa juga karena
pengaruh dari ketrampilan pekerja itu sendiri yang dimana mandor
lapangan dan bagian kepegawaian ikut bertanggung jawab atas kinerja para
tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Bagian kepegawaian berperan
besar dalam hal perekrutan tenaga kerja sehingga ketika terdapat tenaga kerja
yang kualitas kerjanya dibawah standar perusahaan, mungkin terdapat
kesalahan dalam proses perekrutan tenaga kerja tersebut maka dalam proses
perekrutan karyawan bagian kepegawaian harus mampu menilai dengan sangat
baik dan benar. Mandor lapangan disini berperan sebagai pengawas lapangan
kegiatan

produksi

perusahaan,

maka

ketika

mandor

lapangan

tidak

mengawasi dengan baik dapat menyebabkan para tenga kerja melakukan


aktivitasnya dibawah kualitas untuk itulah mandor lapangan ada agar para
pekerja dapat bekerja sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat
oleh manajer produksi.
c. Analisis Varians Biaya Overhead Pabrik Variabel
Tabel 12 Varians Pengeluaran Biaya Overhead Pabrik Variabel Oktober
Varians Pengeluaran
JKA
1
Upah
253 jam
Listrik
253 jam
Telepon
253 jam
Uang Makan & Transport 253 jam
Biaya
253 jam
Matres/Klise/Gambar
Biaya Bahan Pembantu
253 jam
Biaya
253 jam
Kesejahteraan
Karyawan
Biaya Sablon
253 jam
Biaya Suku Cadang
253 jam
Biaya Perlengkapan
253 jam
Pabrik
Biaya Produksi
253 jam
Total

Oktober
TA
TS
V
2
3
4 = 1x(2-3)
Rp.44,974/ja Rp.43,364/ja Rp.407,213
m
m
Rp.16,166/ja
Rp.15,559/ja
Rp.153,490
m
Rp.384/jam m
Rp.370/jam Rp.3,530
Rp.46.245/ja Rp.44.569/ja Rp.424
m
Rp.3 ,873/jam m
Rp. 3,714/jam Rp.40,276
Rp.24,008/ja Rp.23,087/ja Rp.232,783
m
m
Rp.14,880/ja Rp.14,354/ja Rp.132,864
m
Rp.4,448/ja m
Rp.4,3 16/jam Rp.33,255
m
Rp.12,879/ja
m
Rp.8,878/ja
m
Rp.1,018/ja
m

Sumber: data internal perusahaan diolah

Rp.12,447/ja Rp.109,189
m
Rp.8,532/ja Rp.87,517
m
Rp.981/jam Rp.9,366
Rp.1,209,90
7

12
Tabel 13 Varians Pengeluaran Biaya Overhead Pabrik Variabel November
Varians Pengeluaran

November

JKA
1
Upah
272 jam
Listrik
272 jam
Telepon
272 jam
Uang Makan & Transport 272 jam
Biaya
272 jam
Matres/Klise/Gambar
Biaya Bahan Pembantu
272 jam
Biaya
272 jam
Kesejahteraan
Karyawan
Biaya Sablon
272 jam
Biaya Suku Cadang
Biaya Perlengkapan
PabrikProduksi
Biaya
Tidak Langsung Lainnya

TA
2
Rp.43,568/ja
m
Rp.
15,660/jam
Rp.372/jam
Rp.44.853/ja
m
Rp. 3,752/jam
Rp.23,257/ja
m
Rp.
14,415/jam
Rp.4,676/jam

TS
3
Rp.44,
167/jam
Rp.
15,860/jam
Rp.377/jam
Rp.45.472/ja
m
Rp. 3,814/jam
Rp.23,589/ja
m
Rp.
14,656/jam
Rp.4,718/ja

V
4 = 1x(2-3)
(Rp. 162,933)
(Rp.54,309)
(Rp.1,409)
(Rp.168)
(Rp. 16,928)
(Rp.90,329)
(Rp.65,552)

(Rp.11,269)
m
272 jam Rp.12,476/ja Rp.12,648/ja (Rp.46,693)
m
272 jam m
Rp.8,601/jam Rp.8,733/jam
(Rp.35,987)

272 jam Rp.987/jam

Rp.1,000/jam

(Rp.3,720)
(Rp.489,297)

Total
Sumber: data internal perusahaan diolah

Tabel 14 Varians Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Variabel Oktober


Varians Efesiensi

Upah
Listrik
Telepon
Uang Makan & Transport
Biaya
Matres/Klise/Gambar
Biaya Bahan Pembantu
Biaya
Kesejahteraan
Karyawan
Biaya Sablon
Biaya Suku Cadang
Biaya Perlengkapan
Pabrik
Biaya Produksi

Oktober
TS
JKA
JKS
1
2
3
Rp.43,364/ja 253 jam 263 jam
m
Rp.15,559/ja 253 jam 263 jam
m
Rp.370/jam 253 jam 263 jam
Rp.45/jam
253 jam 263 jam
Rp.3,714/ja 253 jam 263 jam
m
Rp.23,087/ja 253 jam 263 jam
m
Rp.14,354/ja 253 jam 263 jam
m
Rp.4,3 16/jam 253 jam 263 jam

V
4 = 1x(2-3)
(Rp.433,643)
(Rp.155,589)
(Rp.3,703)
(Rp.446)
(Rp.37,141)
(Rp.230,875)
(Rp.143,544)

(Rp.43,163)
Rp.12,447/ja 253 jam 263 jam (Rp.124,471)
m
Rp.8,532/ja 253 jam 263 jam (Rp.85,323)
m
Rp.981/jam 253 jam 263 jam (Rp.9,813)

Total

(Rp.1,267,711)

Sumber: data internal perusahaan diolah


Tabel 15 Varians Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Variabel November
Varians Efesiensi
TS
1

November
JKA
JKS
2
3

V
4 = 1x(2-3)

13
Upah
Listrik
Telepon
Uang Makan & Transport
Biaya
Matres/Klise/Gambar
Biaya Bahan Pembantu
Biaya
Kesejahteraan
Karyawan
Biaya Sablon
Biaya Suku Cadang
Biaya Perlengkapan
Pabrik
Biaya Produksi Tidak
Langsung Lainnya

Rp.44,167/ja
m
Rp.15,860/ja
m
Rp.377/jam
Rp.45/jam
Rp.3,814/jam
Rp.23,589/ja
m
Rp.14,656/ja
m
Rp.4,718/jam

272
272
272
272
272
272

jam
jam
jam
jam
jam
jam

263
263
263
263
263
263

jam
jam
jam
jam
jam
jam

Rp.397,506
Rp.142,741
Rp.3,397
Rp.409
Rp.34,330
Rp.212,304

272 jam 263 jam Rp.131,900

272 jam 263 jam Rp.42,461


Rp.12,648/ja 272 jam 263 jam Rp.1 13,831
m
Rp.8,733/jam 272 jam 263 jam Rp.78,598
Rp.
1,000/jam

272 jam 263 jam Rp.9,002

Total

Rp.1,166,478

Sumber: data internal perusahaan diolah

Tabel 16 Varians Biaya Overhead Pabrik


Varians Biaya Overhead Pabrik
Variabel
Pengeluaran
Efisiensi
Total

Oktober
November
Rp. 1,209,907 (Rp.489,297
)Rp.
(Rp.
1,267,711)
1,166,478
(Rp.57,804)
Rp.677,180
Favorable
Unfavorable

Sumber: data internal perusahaan


diolah Penjelasan:
Varians biaya overhead pabrik semuanya terpengaruh oleh aktivitas
yang terjadi dalam perusahaan diluar kegiatan proses produksi langsung yang
dimana akan terpengaruh oleh jumlah produksi pada periode tersebut.
Pada bulan Oktober mengalami favorable (menguntungkan) dikarenakan nilai
varians pengeluaran yang unfavorable lebih kecil dibandingkan dengan
varians efisiensi yang favorable.
Tarif

aktual

yang

lebih

tinggi

dibandingkan

tarif

standar

yang

menyebabkan varians pengeluaran menghasilkan unfavorable, semua itu


disebabkan karena jumlah produksi yang dibawah standar sehingga akan
meningkatkan tarif aktual biaya overhead variabel terhadap produk perunitnya. Mengenai varians efisiensi begitu juga dengan jam kerja aktual
yang lebih rendah daripada jam kerja standar.

Sedangkan

bulan

menguntungkan)
dibandingkan

November

dikarenakan
dengan

mengalami

varians

varians

unfavorable

efisiensi

pengeluaran.yang

14
(tidak

lebih

tinggi

dimana

varians

pengeluaran memiliki nilai yang menguntungkan tetapi tidak mampu


menutupi varians efisiensi yang tidak menguntungkan, hal ini disebabkan
karena jam kerja aktual meningkat dan melebihi dari jam kerja standar
karena meningkatnya jumlah produksi.
Dalam hal biaya overhead pabrik semua bagian memiliki tanggung jawab
atas biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan sebagai biaya overhead
pabrik. Maka

dari

itu

ketika

produksi

meningkat

sehingga

jumlah

pemakaian sumber daya perusahaan yang digunakan secara bersama oleh


semua bagian akan meningkat juga. Sebagai contoh ketika jumlah produksi
meningkat maka sumber daya listrik dan telepon akan meningkat searah
dengan jumlah produksi karena pemakaian listrik bagi me sin produksi pada
bagian produksi akan meningkat juga yang menyebabkan biaya yang
digunakan

untuk

perlengkapan

mesin,

begitu

juga

dengan

lama

penggunaan komputer pada semua bagian karena meningkatnya jam kerja


para karyawan kantor yang hampir dipastikan selalu bekerja dengan
komputer.

2.2

Metode Penelitian
Penelitian

menggunakan

metode

komparatif

dengan

melakukan

pendekatan studi kasus. Hal ini dilakukan untuk membandingkan teori yang
ada dengan praktik yang ditemui di dalam perusahaan

dan menarik

kesimpulan.
Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan data kualitatif
dan data kuantitatif. Adapun jenis data yang penulis peroleh berupa : (1) Data
Primer, dan (2) Data Sekunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
penulis yaitu dengan cara: (1) Teknik observasi, dan (2) Teknik wawancara.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan pada perhitungan biaya produksi dengan
menggunakan metode Standard Costing. Data yang telah diperoleh akan
diolah dengan cara menentukan biaya standar produksi yang kemudian
membandingkan antara biaya standar produksi dengan biaya produksi aktual.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: (1)

15
Menentukan Standar Biaya Produksi, (2) Menganalisis Selisih Biaya Produksi
Langsung, (3) Menganalisis Selisih Biaya Overhead Pabrik.
2.3

Kekuatan dan Kelemahan

2.3.1

Kekuatan :
Penelitian ini membahas bagaimana menghitung dan menentukan
biaya standar untuk harga produksi di perusahaan manufaktur secara

riil karena menggunakan pendekatan studi kasus.


Penelitian ini menganalisa varians dengan cukup baik dan lengkap
termasuk kondisi bisnis yang sesungguhnya terjadi.

2.3.2

Kelemahan :
Hasil penelitian ini mungkin out of date karena sudah sejak tahun 2012
Penelitian sulit diterapkan pada perusahaan yang sederhana karena
tidak memilii data lengkap berhubung menentukan biaya standar harus
juga melibatkan ahli teknik

2.4

Kegunaan Artikel :
-

Membantu menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai


bagaimana perusahaan manufaktur menentukan biaya standar sebagai

alat pengendalian biaya


Membantu menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai

analisa varians serta mempelajari hubungannya dalam transfer pricing


Mengajak penulis dan pembaca untuk mau terus belajar dan
melanjutkan penelitian lebih dalam dan detail.

16
BAB III
KESIMPULAN
Dari artikel yang sudah dipelajari, penulis menyimpulkan bahwa :
1. Penerapan biaya standar produksi untuk UKM Tahu Eco yang terdiri
dari biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan
biaya overhead pabrik standar. Standar harga bahan baku langsung
tahu putih ditetapkan dengan dibuat rataan harga dari harga
pembelian bahan baku dari suplier, sedangkan untuk penetapan
standar kuantitas bahan baku langsung ditetapkan oleh UKM Tahu
Eco sendiri. Standar harga bahan baku langsung tahu goreng juga
ditetapkan dengan dibuat rataan harga dari harga pembelian bahan
baku dari suplier, sedangkan untuk penetapan standar kuantitas
bahan baku langsung ditetapkan oleh UKM Tahu Eco sendiri.
2. C.V Sejahtera merupakan perusahaan manufaktur yang berproduksi
secara garis besar berdasarkan pesanan sehingga apabila pesanan
meningkat akan cenderung mengakibatkan meningkatnya anggaran
biaya produksi dan biaya standar, begitu juga sebaliknya jika pesanan
menurun.
3. Peranan

biaya

manajemen

standar

dalam

ternyata

usaha

sangat

meningkatkan

membantu

sekali

efektivitas dan

bagi

efisiensi

pengendalian biaya produksi agar lebih efektif dan efisien, sebaiknya


biaya

standar

dalam

meningkatkan

efektivitas

dan

efisiensi

pengendalian biaya produksi tetap diteruskan.


4. Perusahaan yang tidak terlalu terperinci dalam perhitungan biaya
langsung meskipun produk mereka cukup beragam bentuk, akan
mengakibatkan biaya produksi perusahaan kurang akurat.

17
BAB IV
REKOMENDASI
Penulis merekomendasikan apabila perusahaan akan menerapkan
standard costing, maka akan lebih baik jika memiliki banyak informasi yang
memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan agar mendapatkan hasil
perhitungan yang tepat.
Selain itu, analisis varians juga harus disesuaikan dengan kondisi pada
saat terjadinya transaksi sehingga memberikan informasi yang sesuai kepada
manajemen. Pengendalian selanjutnya harus juga memperhatikan faktor-faktor
yang meteriil.

18

TUGAS SEMINAR MANAJEMEN BIAYA

STANDARD COSTING DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

Oleh
Dian Sadeli

MAGISTER

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai