Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah Etika Profesi dan Bisnis

Oleh:
Nama

: Ramadhan

NIM

: 1004105010052

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul
Etika Profesi dan Bisnis dalam Konteks Keinsinyuran.

1.2 Latar Belakang


Dunia kerja merupakan dunia persaingan dengan berbagai jenis
persaingan. Persaingan tersebut dituntut untuk dapat bertahan terhadap
pekerjaan/profesi yang dijalankan. Tidak semua pelaku profesi bersaing secara
sehat, tidak sedikit mereka bersaing hanya dengan tujuan agar menang dan
berhasil dengan menghalalkan segala cara. Untuk itu, adanya sebuah pelajaran
yang harus dipelajari oleh seorang Insinyur dalam bersaing dan tidak sematamata menghalalkan semua cara untuk mendapatkan keberhasilan. Sehingga
seorang insinyur juga mempunyai etika dalam bersaing di dunia kerja/bisnis.
Insinyur merupakan orang yang berprofesi sebagai keinsinyuran, yaitu rekaya
teknik dengan menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi, ketrampilan dan
profesionalisme daam merancang dan membangun suatu sistem, proses, atau
perangkat dengan tujuan untuk peningkatan nilai tambah dan daya guna
barang atau jasa.
Etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik. Seorang
insinyur juga harus mempunyai etika dalam profesi dan bisnis. Etika Profesi
adalah sikap atau perilaku yang baik dalam melaksanakan profesinya.
Sedangkan etika bisnis yaitu perilaku baik dalam pelaksanaan dalam bisnis
yang mencakup persaingan dan cara-cara dalam menjalankan bisnis dengan
cara yang benar. Etika profesi dan bisnis sangat diperlukan oleh seorang
insinyur, walaupun seorang insinyur tersebut mempunyai sebuah keahlian
yang sangat baik, namun tanpa kedua komponen ini, seorang insinyur belum
berhak dikatakan profesionalisme.
Dalam dunia kerja, jika hanya mempunyai etika dalam profesi saja
tidak akan berhasil. Karena, pekerjaan tentu erat kaitannya dengan bisnis,

semua pekerjaan yang dilakukan oleh seorang insinyur tentu tujuannya adalah
untuk persaingan atau bersaing di ranah bisnis. Bagiamana jika seorang
insinyur tidak mempunyai etika bisnis?
Jika seorang insinyur tidak mempunyai etika dalam berbisnis, dapat
kita lihat saat ini begitu banyak kasus para pelaku profesi yang menjalakan
bisnisnya tanpa etika dalam berbisnis, sehingga mereka melakukan
plagiarisme secara keseluruhan maupun sebagian. Akibatnya yaitu dapat
mematikan bisnis dari inventor yang invensinya diambil oleh pebisnis tersebut
tanpa adanya perijinan dan pembagian royalti. Sikap tersebut dalam Islam juga
dilarang dan sama hukumnya dengan mencuri.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan paper rangkuman ini yaitu:
1. Mengingat kembali tentang pelajaran yang diberikan oleh Dosen selama
satu semester.
2. Menjadi acuan poin-poin penting yang harus diingat.
3. Menjadi acuan poin-poin penting yang harus diterapkan di kehidupan
sehari-hari.

BAB II
RINGKASAN

2.1 Pengertian
Etika merupakan kebiasaan, adat istiadat yang baik. Etika dapat juga
diartikan dengan watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika sangat erat
hubungannya dengan moral. Moral yaitu suatu standar tentang tata cara atau
adat istiadat salah atau benar perbuatan atau sikap seseorang, moral ini tidak
lepas dari akhlak dan budi perkerti. Sedangkan pengertian akhlak yaitu sifat
yang tertanam di dalam diri sesorang yang dapat mengeluarkan suatu
perbuatan, baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jika suatu
perbuatan tersebut baik, maka disebut dengan akhlak mulia, sedangkan
akhlak yang tidak baik disebut akhlak buruk/tercela.
Seorang insinyur, harus mempunyai etika profesi dan bisnis agar dapat
menjadi seorang insinyur yang bermanfaat dan profesional. Insinyur
merupakan seorang yang mempunyai keahlian di bidang keteknikan dan telah
mendapat sertifikasi keinsinyuran. Insinyur dalam menjalankan profesi
keahliannya diwajibkan memenuhi etika-etika yang ada, yaitu etika profesi
dan bisnis. Etika profesi yaitu kebiasaan yang mengarah pada perilaku pantas
dalam mengerjakan atau melaksanakan bidang profesi yang ditekuni. Etika
setiap profesi berbeda-beda, misalnya etika profesi keinsinyuran berbeda
dengan etika profesi kedokteran, begitu juga dengan etika jurnalis dan atau
profesi lainnya. Sedangkan etika bisnis yaitu kebiasaan/konsep yang diatur
dalam menjalankan bisnis yang terkait dengan profesi masing-masing.

2.2 Manfaat Etika Profesi dan Bisnis


Pada setiap profesi, terdapat etika-etika profesi yang harus dipatuhi
oleh sesorang yang terlibat dalam profesi tersbut. Begitu juga dengan etika
bisnis. Manfaatnya yaitu agar sesama penggiat profesi yang sama tidak saling
menjatuhkan dan saling bersaing dengan cara yang sehat. Semua aturan tekait
profesinya telah diatur, sehingga ketika menjalankan suatu pekerjaan dibatasi

oleh suatu aturan yang kongkrit sesuai dengan kesepakatan organisasi profesi
terkait. Dengan demikian, hak-hak setiap pekerja di masing-masing profesi
terlindungi.
Etika profesi mengatur tentang cara-cara bagaimana seorang pakar
menjalankan profesi yang ditekuninya. Sedangkan etika bisnis mengatur
bagaimana seorang pakar bersaing dalam dunia bisnis dalam mengeksplorasi
kepakaraannya sehingga tidak memunculkan konflik atau persaingan tidak
sehat.

2.3 Keinsinyuran
Keinsinyuran merupakan rekayasa teknik dengan menggunakan ilmu
pengetahuan, teknologi, keterampilan dan profesionalitas untuk merancang
dan membangun sistem, struktur, proses, material, mesin dan perangkat demi
tujuan peningkatan nilai tambah dan daya guna barang atau jasa. Sedangkan
Insinyur adalah orang yang menjalankan profesi di bidang keinsinyuran.
Keinsinyuran memiliki RUU

yang mengatur tentang keinsinyuran guna

memperoleh hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang


insinyur.

2.4 Teknik Komunikasi


Komunikasi diperlukan dimana saja, termasuk seorang insinyur.
Komunikasi yang baik akan menciptakan nilai lebih dalam mempromosikan
atau memperkenalkan sesuatu. Seorang insinyur walaupun mempunyai
keahlian yang bagus di bidang kepakarannya, namun jika komunikasi yang
dimilikinya tidak bagus, maka akan jatuh nilai kepakarannya. Karena, orang
lain tidak dapat mengetahui apa yang akan disampaikan oleh seorang insinyur
tersebut melalui produk atau jasa yang menjadi kepakarannya.
Untuk itu, seorang insinyur harus mempunyai komunikasi yang baik
sehingga dapat memperkenalkan atau menjelaskan produk maupun jasa yang
ditawarkannya. Sehingga target pengguna yang ingin dicapai terlampaui.
Teknik komunikasi tersebut dibutuhkan mulai dari cara menghadapi

wawancara ketika berhadapan dengan pewawancara saat melamar pekerjaan


hingga saat bekerja.
Dalam menghadapi wawancara, ada beberapa teknik yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Antusiasme
2. Ketegasan
3. Gesture
4. Stategi Budaya
Selain itu, ada beberapa hal yang harus dihindari ketika menghadapi
wawancara agar komunikasi tetap lancar, yaitu hal-hal berikut:
1. Senyum palsu
2. Menopang dagu, menaruh tangan di dada
3. Berjabat tangan terlalu erat
4. Menyentuh wajah
5. Menggerak-gerakkan kaku tanpa henti
6. Terlalu sering kontak mata
7. Posisi duduk yang tak sopan
8. Tegang
9. Terlalu sering mengangguk
10. Duduk membungkuk
11. Mencondongkan badan berlebihan
12. Terburu-buru dalam menjawab

2.5 Paten dan Hak Cipta


Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan perlindungan
terhadap hasil karya manusia berupa aktivitas di bidang ilmu pendidikan,
industri, kesusasteraan dan seni. Semua hasil dari aktivitas tersebut dapat
dipatenkan jika ide tersebut merupakan invensi atau inovasi. Paten
merupakan hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk


melaksanakannya.
Invensi merupakan ide yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, daoat berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Sedangkan orang yang menemukan invensi disebut inventor.
Dalam proses paten, terdapat dua jenis paten, yaitu Hak Prioritas
dimana pengakuan tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal
prioritas di negara tujuan yang menjadi anggota dalam Paris Convention for
Protection of Industrial Property atau Agreement Establishing the World
Trade Organization dan Hak Ekslusif yaitu pemegang paten melaksanakan
sendiri secara komersial atau memberikan hak kepada orang lain dengan
pembagian royalti.
Suatu ciptaan mendapatkan Hak Cipta secara otomatis sejak ciptaan
itu diwujudkan dalam bentuk nyata. Pemegang hak cipta adalah sebagai
pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta atau
hak lain yang menerima lebih lanjut dari pihak tersebut di atas.
Merek juga dapat didaftarkan agar memperoleh perlindungan terhadap
nama merek yang digunakan. Merek adalah suatu tanda berupa gambar,
nama, kata, huruf-huru, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
beberapa unsur.
Paten, hak cipta dan merek yang telah didaftarkan mendapatkan
perlindungan tentang legalitas. Sehingga ketika ditiru oleh pihak lain,
inventor dapat mengajukan perlawanan secara hukum terhadap invensi yang
diciptakannya. Selain invensi, suatu inovasi juga dapat didaftarkan.

2.6 Sertifikasi
Suatu profesi perlu dilakukan standarisasi dari sebuah profesi agar
pelaku profesi tersebut dapat mempertanggungjawabkan

kemampuannya

dalam menjalankan pekerjaan. Standarisasi dan sertifikasi dapat dilakukan


oelh badan-badan resmi yang ditunjuk pemerintahan atau oleh industri secara
langsung yang sering disebut vendor certification. Di Indonesia, sertifikasi

dilakukan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) di bawah


pemerintahan

berdasarkan

UU

Nomor

13

tahun

2003

tentang

ketenagakerjaan.

2.7 Organisasi Kepakaran


Seorang pakar perlu berbagung dengan organisasi yang berhubungan
dengan kepakarannya. Organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang
mengatur dan melakukan standarisasi kualitas, menetapkan prinsip-prinsip
profesionalisme dan menciptakan kepercayaam atas hasil kerja profesi di
masyarakat. Adapun fungsi pokok dari organisasi profesi yaitu:

Mengatur keanggotaan organisasi

Membant anggota untuk dapat terus memperbarui pengetahuannya


sesuai dengan perkembangan teknologi

Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi


anggotanya

Membuat kebijakan etika profsei yang harus diikuti oleh semua


anggota

Memberikan sanksi bagi anggota yang melanggar etika profesi

BAB III
CONTOH

Berikut contoh-contoh yang diberikan pada perkuliahan:


1. Kode etik pada kodekteran, pada kasus seorang istri koma selama tiga
bulan di Rumah Sakit, dan suami tidak sanggup lagi menanggung
biaya beban Rumah Sakit. Akhirnya suami mengajukan permohonan
suntik mati kepada istrinya melalui lemabag hukum, namun di
pengadilan permohonan tersebut ditolak oleh Hakim. Sehingga,
dokter tidak akan mengambil tindakan tersebut walaupun suami telah
memintanya, sampai adanya izin secara hukum. Hal ini dikarenakan
kode etik kodekteran yang menetapkan demikian.
2. Pada kasus Microsoft yang meniru Browser Netscape. Terkait paten
dan hak cipta, Netscape menuntut Microsoft terkait produk Internet
Explorernya yang meniru Netscape. Sehingga Microsoft harus
membayar sanksi kepada Netscape.
3. KFC, merupakan contoh usaha yang menerapkan sistem franchise.
Dimana franchisee harus memperoleh izin dari franchisor untuk dapat
membuka sebuah outlet KFC.
4. Desain produk Apple pada iPhonenya ditiru oleh Samsung, sehingga
Apple melakukan tuntutan karena desain produk tersebut telah
didaftarkan patennya dan menyebabkan Samsung harus membayar
sanksi kepada Apple.
5. PT Bank Negara Indonesi membuat kode etik yang dinamakan Code
of Conduct (CoC) untuk menjalankan Good Corporate (GCG). Pada
kode etik BNI tersebut telah diatur sistem nilai, etika bisnis, etika
kerja, komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan
perusahaan baik Insan BNI dalam menjalankan bisnis dan aktivitas
lainnya serta berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.

BAB IV
KESIMPULAN

Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari Mata Kuliah Etika Profesi
dan Bisnis:
1. Etika diperlukan dalam semua profesi.
2. Tanpa kode etik, seorang pakar tidak akan dapat disebut profesional.
3. Kode etik mengatur tentang tata cara/kebiasaan yang lazim dilakukan
dalam melaksanakan tugas profesinya yang memberikan batasanbatasan ke arah yang baik.
4. Seorang pakar, perlu bergabung dengan organisasi profesi. Tujuannya
agar terdapat adanya standarisasi dan sertifikasi profesi agar tugas
seorang pakar dapat berjalans secara baik dan benar.
5. Seorang insinyur juga harus memiliki etika bisnis dan etika profesi
agar dapat bersaing secara benar dalam dunia bisnis yang sesuai
dengan profesi yang ditekuninya.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Mohammad A. Shomali. Revalitivisme Etika: Analisis Prinsip-Prinsip


Moralitas. Sadra Press.

2.

Anton Ramdan. Etika Bisnis dalam Islam. Bee Media.

3.

Abdul Aziz Bin Fathi as-Sayyid Nada. Ensiklopedia Etika Islam: Begini
Semestinya Muslim Berperilaku. Maghfirah Pustaka.

4.

John C Maxwell. Etika. BPK Gunung Mulia.

5.

Hartman, Des Jardins. Etika Bisnis. Erlangga.

6.

Manuel G. Veelasquelsz. Etika Bisnis. Andi Publisher.

7.

Sukrisno Agoes, I Cenik Ardana. Etika Bisnis dan Profesi. Salemba Empat.

8.

Teguh Wahyono. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di


Bidang Teknologi Informasi Edisi 2. Andi Publisher.

9.

Emil Bachtiar. Kasus-kasus Etika Bisnis dan Profesi. Salemba Empat.

10. Ismantoro Dwi Yuwono. Memahami Berbagai Etika Profesi & Pekerjaan.
Pustaka Yustisia.
11. Asad Sungguh. 25 Etika Profesi. Sinar Grafika.
12. Teguh Wahyono. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di
Bidang Teknologi Informasi Edisi 1. Andi Publisher.
13. Ruri Erlangga. Sponge Book Cita-cita: Aku Ingin Menjadi Insinyur. Elex
Media Komputindo.
14. Sukrisno Agoes, I Cenik Ardana. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia. Salemba Empat.
15. Contessa Dewi, Meity H. Idris. Mengenal Profesi. Luxima.
16. Leslie Pockell, Adrienne Avila. Prinsip-prinsip Bisnis Terhebat Sepanjang
Masa. Ufuk Press.
17. Yuli Yasin. 10 Prinsip Bisnis Rasullullah: Prinsip Rasullullah dalam
Menggapai Kesuksesan Berbisnis. Kataelha.
18. Lukman Fauroni. Etika Bisnis dalam Al-Quran. Lkis.
19. Sukendra Martha. Bukan Insinyur Bukan Ilmuwan. Nawas.

20. Andhika Prayoga. Solusi Hukum Ketika Bisnis Terancam Pailit (Bangkrut).
Pustaka Yustisia.

Anda mungkin juga menyukai