Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama pasien

: An. G

Umur

: 11 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Karang Gawang, Semarang, Jawa Tengah

Nama ayah

: Tn. A

Umur

: 41 tahun

Pekerjaan

: Supir

Pendidikan

: SMA

Nama ibu

: Ny. S

Umur

: 39 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMP

No CM

: 324751

Ruang

: ICU

Masuk RS

: 17 Mei 2015

II.

DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015
pukul 13.00 WIB di ruang ICU RSUD Kota Semarang dan didukung
dengan catatan medis.
Keluhan Utama

: Kejang

Keluhan Tambahan

: Demam dan diare

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan kejang.
Sebelum Masuk Rumah Sakit :
2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien tiba-tiba mengalami
demam, demam dirasakan naik turun dengan waktu yang tidak menentu,
demam turun menjadi normal ketika diberi obat penurun panas
parasetamol oleh ibu, namun kembali meningkat setelah beberapa jam, dan
setelah 2 hari minum obat penurun panas, akhirnya keadaan pasien
membaik.
3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien kembali mengalami,
demam, demam dirasakan terus-menerus, demam sempat turun ketika
diberi obat penurun panas parasetamol oleh ibunya, namun menurut
pengakuan ibu pasien, demam tidak dapat turun sampai ke suhu tubuh
yang normal dan beberapa jam kemudian, demam kembali menjadi tinggi.
Keluhan demam disertai juga dengan batuk (+) dan pilek (+) yang terus
bertambah parah disertai dengan sesak, ibu pasien juga mengeluh pasien
buang air besar 5 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair dengan
warna kuning, ampas (+), lendir (-), darah (-), namun tidak ada masalah
pada pasien saat buang air kecil. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
juga sempat muntah dua kali dengan isi susu

yang baru saja pasien

minum. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mendapatkan ASI hanya


sampai umur 1 bulan dan dilanjutkan dengan susu formula.

2 hari sebelum masuk rumah sakit, karena demam yang belum


turun dan diare yang belum juga membaik, ibu pasien membawa anaknya
ke puskesmas, pasien mendapatkan obat dari puskesmas, namun keluhan
tidak juga membaik.
Kurang lebih 30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengalami kejang, kejang berlangsung 5 menit, saat kejang pasien tidak
sadarkan diri, tangan dan kaki pasien menjadi kaku, dan mata pasien
membelalak keatas, setelah kejang pasien kembali sadar. Sebelum kejang
pasien mengalami demam tinggi, karena ibu pasien takut anaknya kembali
kejang, akhirnya ibu pasien membawa anaknya ke IGD RSUD Kota
Semarang.
Setelah Masuk Rumah Sakit :
Saat berada di IGD RSUD Kota Semarang, pasien kembali
mengalami kejang seperti sebelumnya, dan pasien segera diberikan obat
diazepam secara rektal oleh perawat dan kejang akhirnya berhenti, Untuk
mengantisipasi berulangnya kejang pada pasien, pasien akhirnya dirawat
di ruang ICU RSUD Kota Semarang untuk diobservasi. HR: 150x / menit,
RR: 40x/menit, N: i/t C, T: 38,6oC
Hari pertama perawatan (18 Mei 2015), pasien sudah tidak
kejang, demam (+), diare (+) 2x konsistensi cair, warna kuning, batuk (+)
disertai bunyi grok-grok, pilek (+), sesak (+).
Hari kedua perawatan (19 Mei 2015), pasien kembali kejang (+),
sebanyak 3 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri kemudian
diikuti kaki kiri, kelopak mata berkedip-kedip, kejang berlangsung 2
menit, selama kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien tidak
menangis. Demam (-), BAB cair 1x, batuk (+), pilek (+), sesak(+). Pasien
dikonsulkan ke dr. Sp.S.
Hari ketiga perawatan (20 Mei 2015), pasien kejang (+) sebanyak
1 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri kemudian diikuti
kaki kiri, kelopak mata kiri berkedip, mulut merot ke kiri, kejang

berlangsung 2 menit, selama kejang pasien tidak sadar, setelah kejang


pasien tidak menangis. Demam (-), BAB (+) 1 kali, ampas (+), batuk (+),
pilek (+), sesak (+). Dilakukan foto CT Scan kepala dengan kontras
dengan hasil awal meningitis.
Hari keempat perawatan (21 Mei 2015), kejang (-), ibu pasien
mengatakan tangan kiri pasien seperti selalu menggenggam, demam (-),
diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+). Karena hasil trombosit tanggal
17/5: 225.000 20/5: 87.000, dilakukan pemeriksaan foto RLD
didapatkan hasil peningkatan vaskuler paru dan efusi pleura dextra
minimal. Pasien dikonsulkan ke dr. Sp.KFR, dan kemudian pasien
mendapatkan fisioterapi pertama.
Hari kelima perawatan (22 Mei 2015), kejang (-), demam (-),
diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+) berkurang, pasien mendapatkan
transfuse prc 10cc/Kgbb (selama 4 jam). jika pasien tidak mengalami
kejang ulang, rencana pindah pasien ke ruangan biasa.
Hari keenam perawatan (23 Mei 2015), pasien sudah tidak kejang
(-), demam (-), diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (-), pasien pindah ke
ruangan nakula 4.
Hari ketujuh perawatan (24 Mei 2015), kejang (-), demam (-),
diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (-). Rencana pulang setelah fisioterapi
kedua apabila tidak ada keluhan.
Hari kedelapan perawatan (25 Mei 2015), kejang (-), demam (-),
diare (-), batuk (+), Pilek (+), sesak (-), pasien menjalani fisioterapi kedua
dan setelah itu pasien diijinkan untuk pulang.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.

Pasien pernah dirawat di RSUD Kota Semarang saat berumur


5 bulan karena disentri.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Pemeliharaan Prenatal :


Ibu

biasa

memeriksakan

kandungannya

secara

teratur

ke

puskesmas 2x setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan. Selama hamil


ibu mengaku mendapat imunisasi TT 2x di bidan. Tidak pernah menderita
penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat hamil disangkal,
riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep
dokter ataupun minum jamu disangkal. Obatobat yang diminum selama
kehamilan adalah vitamin dan tablet tambah darah.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik
Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Pasien seorang anak laki laki dari ibu berusia 38 tahun G2P1A0
hamil 38 minggu, lahir secara normal pervaginam. Pasien lahir menangis,
kulit kemerahan, berat badan lahir 2800 gram, panjang badan lahir 45 cm,
lingkar kepala dan lingkar dada ibu mengaku lupa
Kesan

: Neonatus aterm, vigorous baby, sesuai masa kehamilan

Riwayat Pemeliharaan Postnatal :


Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu dengan anak dalam
keadaan sehat.
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 2800 gram. Panjang badan lahir 45 cm. Berat
badan saat ini 10 kg, panjang badan saat ini 73 cm.

Perkembangan :
Senyum

: 2 bulan

Miring

: 4 bulan

Tengkurap

: 4 bulan

Gigi keluar

: 6-8 bulan

Duduk

: 8 bulan

Merangkak

: 8 bulan

Berdiri

: 10 bulan

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur.


Riwayat Makan dan Minum Anak :
Pasien mendapatkan ASI hanya sampai umur 1 bulan, dilanjutkan
dengan susu formula
Mulai usia 6 bulan, anak mulai diberi tim saring dan buah-buah yang
lunak seperti pisang dan jeruk.
Kesan: Kualitas makanan kurang baik.
Riwayat Imunisasi :
BCG

: 1x (usia 2 bulan), scar (+) di lengan kanan atas

Hep B

: 3x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4 bulan)

Polio

: 3x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4 bulan)

DPT

: 3x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4 bulan)

Campak

: 1x (Usia 9 bulan)

Riwayat imunisasi tambahan: tidak pernah dilakukan


Kesan

: Imunisasi sesuai dengan jadwal KMS.

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu tidak mengikuti program KB.

Riwayat Sosial Ekonomi :


.

Ayah pasien bekerja sebagai supir. Ibu pasien tidak bekerja.


Menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan: sosial ekonomi kurang
Data Keluarga
Ayah
1
41 tahun
Islam
SLTA

Ibu
1
39 tahun
Islam
SMP

Anak 1

Perkawinan
Umur
Agama
Pendidikan
terakhir
Keadaan

Sehat

Sehat

Sehat

9
Islam
SD

Data Perumahan :
Kepemilikan rumah

:rumah kontrakan

Keadaan rumah

:dinding rumah tembok, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 dapur. Limbah dibuang ke selokan


sekitar. Sumber air minum adalah air kemasan isi ulang, sumber air
untuk mencuci dari air tanah. Pencahayaan dan ventilasi rumah
cukup.
1. Pemeriksaan Fisik 21/5/2015
Anak laki-laki usia 11 bulan, berat badan = 10 kg, panjang badan = 73

cm.
Kesan umum : somnolen, tampak sakit berat, tampak sesak, nafas
cepat, status gizi baik, retraksi epigastrium (+) minimal.
Tanda Vital
-

HR

: 150 x/ menit, regular, isi dan tekanan nadi cukup

RR

: 52 x/ menit

Suhu

: 37,1 C

SpO2

: 98-100%

Status Internus
Kepala

:makrocephale,

rambut

hitam

terdistribusi

merata,tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak


ada kelainan, ubun-ubun besar sudah menutup
Mata

: pupil bulat, isokor, diameter 3mm/ 3mm, mata


cekung (-) sunset phenomenon (-) , konjungtiva
anemis (+/+)

Hidung

: bentuk hidung normal, simetris, nafas cuping


hidung (+),

Telinga

: bentuk telinga normal, discharge (-/-), serumen


(-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-), sariawan (-),


trismus (-)

Leher

: Simetris, tidak ada pembesaran KGB

Tenggorokan

: T1-T1 mukosa hiperemis (-), mukosa faring


hiperemis (-)

Thorax

Jantung:

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS


V, 1 cm medial dari linea midklavikula

sinistra
Perkusi
Auskultasi

: batas jantung sulit dinilai


: BJ I - II (N), regular,

murmur (-), gallop (-)


Paru-paru:

Inspeksi : Gerakan hemithorax dalam


keadaan statis dan dinamis

simetris,

retraksi epigastrium (+) minimal.

Palpasi : Gerakan nafas simetris pada saat


statis dan dinamis

Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi


basah +/+, Whezzing -/-

Abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : bising usus ( + ) normal

Perkusi : timpani (+) pada empat kuadran


abdomen

Palpasi : supel, turgor kembali cepat, nyeri


tekan sulit dinilai

Alat Kelamin

Ekstremitas

: Laki laki, dalam batas normal

Kekuatan: Kanan > Kiri


Lateralisasi: Lateralisasi ke kiri
Tonus : Normotonus
Superior
-/-/-

Akral Dingin
Akral Sianotik
Kulit

: Turgor kulit kembali cepat

2. Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal:

Inferior
-/-/-

Kaku kuduk (-)

Brudzinski 1 (-)

Brudzinski 2 (+)

Brudzinski 3 (-)

Brudzinski 4 (-)

Laseque (-)

Kernig (-)

Reflex patologis :
-

Babinski (+)

Chadok (-)

Openheim (-)

Shefer (-)

Gordon (-)

Klonus paha (-)

Klonus kaki (-)

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan
DARAH RUTIN
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
KIMIA KLINIK
GDS
Natrium
Kalium
Kalsium

17/5/2015

20/5/2015

22/5/2015

23/5/2015

25/5/2015

12,2
36,1
5,7
225

8,2
24,10
8,6
87

7,1
21,7
10
127

11,9
34,00
11,3
218

12,1
36,5
10,1
319

122
133
4,70
1,00

65
132
3,8
1,08

Kesan : Trombositopenia, Leukositosis, Anemia, Hiponatremi, Hipokalsemia


CT Scan tangggal 20 Mei 2015

CT Scan Kepala (X-Pre-Post kontras)


Cortical sulci, gyrus, dan cisterna normal
Pada pemberian kontras terlihat sebagian gyrus enhancement

141
4,50
1,12

Tak tampak lesi hipodens/hiperdens di parenkim otak


System ventrikel tidak melebar
Tidak tampak midline shifting.
Cerebellum dan batang otak baik
Kesan :
-

Awal Meningitis

Tak tampak infark/perdarahan/SOL di parenkim otak

Foto Rontgen Thorax (21 Mei 2015)

Foto Rontgen Thorax


Cor

: Letak, bentuk dan ukuran normal

Pulmo

: Corakan bronkovaskuler meningkat.


Tampak bercak di paru

Diafragma dan sinus costophrenicus kanan baik.


RLD: tampak sedikit kesuraman homogen di lateral hemithorax kanan
(PEI sulit dinilai)
Kesan

: Cor = normal
Pulmo = peningkatan vaskuler paru,
Efusi pleura dextra minimal

Pemeriksaan Khusus :
Pemeriksaan Antropometri:

Anak laki- laki usia 11 bulan BB: 10 kg PB: 73 cm


WAZ

: (10-9,9)/1 = 0,1

(Gizi normal)

HAZ

: (73-74,9)/2,7 = -0,70

(Normal)

WHZ

: (10-9,3)/0,8 = 0,875

(Normal)

Kesan gizi

: Status gizi baik, perawakan normal.

B. RESUME
Telah diperiksa anak laki-laki usia 11 bulan yang datang dengan
keluhan kejang.
2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien tiba-tiba mengalami
demam, demam dirasakan naik turun dengan waktu yang tidak menentu,
demam turun menjadi normal ketika diberi obat penurun panas
parasetamol oleh ibu, namun kembali meningkat setelah beberapa jam, dan
setelah 2 hari minum obat penurun panas, akhirnya keadaan pasien
membaik. 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien kembali mengalami,
demam, demam dirasakan terus-menerus, demam sempat turun ketika
diberi obat penurun panas parasetamol oleh ibunya, namun menurut
pengakuan ibu pasien, demam tidak dapat turun sampai ke suhu tubuh
yang normal dan beberapa jam kemudian, demam kembali menjadi tinggi.
Keluhan demam disertai juga dengan batuk (+) dan pilek (+) yang terus
bertambah parah disertai dengan sesak, ibu pasien juga mengeluh pasien
buang air besar 5 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair dengan
warna kuning, ampas (+), lendir (-), darah (-), namun tidak ada masalah
pada pasien saat buang air kecil. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
juga sempat muntah dua kali dengan isi susu

yang baru saja pasien

minum. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mendapatkan ASI hanya


sampai umur 1 bulan dan dilanjutkan dengan susu formula. 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, karena demam yang belum turun dan diare yang belum
juga membaik, ibu pasien membawa anaknya ke puskesmas, pasien
mendapatkan obat dari puskesmas, namun keluhan tidak juga membaik.
Kurang lebih 30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami
kejang, kejang berlangsung 5 menit, saat kejang pasien tidak sadarkan
diri, tangan dan kaki pasien menjadi kaku, dan mata pasien membelalak
keatas, setelah kejang pasien kembali sadar. Sebelum kejang pasien
mengalami demam tinggi, karena ibu pasien takut anaknya kembali
kejang, akhirnya ibu pasien membawa anaknya ke IGD RSUD Kota
Semarang. Ketika sampai di IGD pasien kembali kejang dan pasien segera
ditangani oleh perawat IGD RSUD Kota Semarang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum anak somnolen,
tampak sakit berat, tampak sesak, HR: 150x/menit, RR: 52x/menit, N:i/t c,
T: 37,2oC, ubun-ubun besar sudah menutup, tidak ditemukan, mata cekung
(-), konjungtiva anemis (+/+), trismus (-), tampak retraksi di epigastrium
minimal, rhonki (+/+), pemeriksaan lain dalam batas normal.
Dari hasil lab tanggal 17 Mei 2015 didapatkan Hb:12,2, Ht: 36,1,
penurunan trombosit dari 225.000 (17 Mei 2015) menjadi 87.000 (20 mei
2015). Penurunan hemoglobin dari 8,2 (20 Mei 2015) menjadi 7,1 (22 Mei
2015). Na: 133 (Hiponatremia), K:4,70, Ca:1,00 (Hipokalsemia)
Hari pertama perawatan, pasien sudah tidak kejang, demam (+),
diare (+) 2x konsistensi cair, warna kuning, batuk (+) disertai bunyi grokgrok, pilek (+), sesak (+). Hari kedua perawatan, pasien kembali kejang
(+), sebanyak 3 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri
kemudian diikuti kaki kiri, kelopak mata berkedip-kedip, kejang
berlangsung 2 menit, selama kejang pasien tidak sadar, setelah kejang
pasien tidak menangis. Demam (-), BAB cair 1x, batuk (+), pilek (+),
sesak(+). Pasien dikonsulkan ke dr. Sp.S. Hari ketiga perawatan, pasien
kejang (+) sebanyak 1 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri
kemudian diikuti kaki kiri, kelopak mata kiri berkedip, mulut merot ke
kiri, kejang berlangsung 2 menit, selama kejang pasien tidak sadar,

setelah kejang pasien tidak menangis. Demam (-), BAB (+) 1 kali, ampas
(+), batuk (+), pilek (+), sesak (+). Dilakukan foto CT Scan kepala dengan
kontras dengan hasil awal meningitis. Hari keempat perawatan, kejang (-),
ibu pasien mengatakan tangan kiri pasien seperti selalu menggenggam,
demam (-), diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+). Karena hasil trombosit
tanggal 17/5: 225.000 20/5: 87.000, dilakukan pemeriksaan foto RLD
didapatkan hasil peningkatan vaskuler paru dan efusi pleura dextra
minimal. Pasien dikonsulkan ke dr. Sp.KFR, dan kemudian pasien
mendapatkan fisioterapi pertama. Hari kelima perawatan, kejang (-),
demam (-), diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+) berkurang, pasien
mendapatkan transfuse prc 10cc/Kgbb (selama 4 jam). jika pasien tidak
mengalami kejang ulang, rencana pindah pasien ke ruangan biasa. Hari
keenam perawatan, pasien sudah tidak kejang (-), demam (-), diare (-),
batuk (+), pilek (+), sesak (-), pasien pindah ke ruangan nakula 4. Hari
kedelapan perawatan, kejang (-), demam (-), diare (-), batuk (+), Pilek (+),
sesak (-), pasien menjalani fisioterapi kedua dan setelah itu pasien
diijinkan untuk pulang.

C. DIAGNOSIS BANDING
Kejang:
Cerebral
-

Intrakranial
o Meningoensefalitis
o Meningitis
o Ensefalitis

Ekstrakranial
o Kejang demam kompleks
o Kejang demam simpleks

Non Cerebral

Tetani

Tetanus

Sesak:
- Intrapulmoner

Tuberkulosis paru

Bronkopneumonia

Asma

Bronkiolitis

- Ekstrapulmoner

Penyakit jantung bawaan

Hiperpireksia

Anemia

Diare:
-

Patofisiologis
o Omotik
o Sekretorik

Enteral
o Bakteri: E-coli, salmonella
o Virus: rotavirus, adenovirus
o Parasit: Entamoeba, cacing
o Jamur: Candida

Parenteral

Imbalance Elektrolit:
-

Diare

Sepsis

Obs. Febris
-

Tuberculosis

Bronkopneumia

GEDS

Sepsis

Obs. Anemia
-

Sepsis

Infeksi kronik

Defisiensi besi

Tumor

Obs Leukositosis:
-

Sepsis

Infeksi (bronkopneumonia)

Obs. Trombositopeni
-

Sepsis

D. DIAGNOSIS SEMENTARA
- GEDS
- Meningitis bacterial dd viral
- Susp. Sepsis
- Bronkopneumonia
- Anemia
- Imbalance Elektrolit
- Gizi baik
E.

TERAPI ( MEDIKAMENTOSA)
Terapi awal yang didapatkan:

O2 3-5 L/m
Infus D5% 10 tpm
Pamol Supp 125 mg
Inj. Diazepam 3 mg (IV)
Inj.Fenitoin/fenobarbital 150mg (IV)
Bila masi kejang infus D5%, drip midazolam 0,1/kgbb/jam
Inj.Dexamethasone 2 x 1/3 amp
Inj.Cefotaxime 3x300
Terapi lanjutan:
- O2 nasal kanul 3-5 liter per menit
- Infus RL 30cc/jam
- Inj Meropenem 2 x 250 mg
- Inj. Amikasin 1x 150 mg
- Inj. Ca Gluconas 2 x 5 cc
- Inj.Metronidazole 3 x 100 mg
- Inj Dexamethasone 2 x 1/3 amp
- Inj Ranitidine 3x10 mg
-

Transfusi PRC : 10cc/Kgbb (4 jam)

PO:
-

Diaz 3x 1mg

Paracetamol syr 3 x 3/4 cth

Zinc 1 x 20 mg

L- Bio 2 x cth

Ferlin drop 1x1cc

Nebulisasi :
Ventolin resp, Pulmicort resp, NaCl 0,9% 2cc setiap 8 jam

Program :
1. Evaluasi keadaan umum, tanda vital, tanda distress pernapasan,
sianosis dan dehitrasi.
2. Lanjutkan terapi.
Usul:
1. Cek feses rutin
2. LP
3. Pemeriksaan GDT dan hitung jenis
F.

KOMPLIKASI
- Gejala sisa neurologis
- Hidrosefalus
- Hemiparesis
- Cerebral palsy
- Gangguan penghliatan
- Gangguan pendengaran
- Gangguan bicara
- Retardasi mental
- Gangguan perilaku

G.

PROGNOSA
Quo ad vitam

: dubia

Quo ad functionam : dubia


Quo ad sanationam : dubia ad bonam
H.

NASEHAT
-

Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang


sedang dialami oleh pasien dan kemungkinan berulangnya gejala
serta prognosis penyakit.

Awasi keadaan umum anak, apabila ada kejang ulang, demam,


tanda sesak nafas.

Anda mungkin juga menyukai