I.
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
: An. G
Umur
: 11 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
Nama ayah
: Tn. A
Umur
: 41 tahun
Pekerjaan
: Supir
Pendidikan
: SMA
Nama ibu
: Ny. S
Umur
: 39 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
No CM
: 324751
Ruang
: ICU
Masuk RS
: 17 Mei 2015
II.
DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015
pukul 13.00 WIB di ruang ICU RSUD Kota Semarang dan didukung
dengan catatan medis.
Keluhan Utama
: Kejang
Keluhan Tambahan
biasa
memeriksakan
kandungannya
secara
teratur
ke
Perkembangan :
Senyum
: 2 bulan
Miring
: 4 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Gigi keluar
: 6-8 bulan
Duduk
: 8 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Hep B
Polio
DPT
Campak
: 1x (Usia 9 bulan)
Ibu
1
39 tahun
Islam
SMP
Anak 1
Perkawinan
Umur
Agama
Pendidikan
terakhir
Keadaan
Sehat
Sehat
Sehat
9
Islam
SD
Data Perumahan :
Kepemilikan rumah
:rumah kontrakan
Keadaan rumah
cm.
Kesan umum : somnolen, tampak sakit berat, tampak sesak, nafas
cepat, status gizi baik, retraksi epigastrium (+) minimal.
Tanda Vital
-
HR
RR
: 52 x/ menit
Suhu
: 37,1 C
SpO2
: 98-100%
Status Internus
Kepala
:makrocephale,
rambut
hitam
terdistribusi
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Tenggorokan
Thorax
Jantung:
sinistra
Perkusi
Auskultasi
simetris,
Abdomen
Inspeksi : datar
Alat Kelamin
Ekstremitas
Akral Dingin
Akral Sianotik
Kulit
2. Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal:
Inferior
-/-/-
Brudzinski 1 (-)
Brudzinski 2 (+)
Brudzinski 3 (-)
Brudzinski 4 (-)
Laseque (-)
Kernig (-)
Reflex patologis :
-
Babinski (+)
Chadok (-)
Openheim (-)
Shefer (-)
Gordon (-)
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan
DARAH RUTIN
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
KIMIA KLINIK
GDS
Natrium
Kalium
Kalsium
17/5/2015
20/5/2015
22/5/2015
23/5/2015
25/5/2015
12,2
36,1
5,7
225
8,2
24,10
8,6
87
7,1
21,7
10
127
11,9
34,00
11,3
218
12,1
36,5
10,1
319
122
133
4,70
1,00
65
132
3,8
1,08
141
4,50
1,12
Awal Meningitis
Pulmo
: Cor = normal
Pulmo = peningkatan vaskuler paru,
Efusi pleura dextra minimal
Pemeriksaan Khusus :
Pemeriksaan Antropometri:
: (10-9,9)/1 = 0,1
(Gizi normal)
HAZ
: (73-74,9)/2,7 = -0,70
(Normal)
WHZ
: (10-9,3)/0,8 = 0,875
(Normal)
Kesan gizi
B. RESUME
Telah diperiksa anak laki-laki usia 11 bulan yang datang dengan
keluhan kejang.
2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien tiba-tiba mengalami
demam, demam dirasakan naik turun dengan waktu yang tidak menentu,
demam turun menjadi normal ketika diberi obat penurun panas
parasetamol oleh ibu, namun kembali meningkat setelah beberapa jam, dan
setelah 2 hari minum obat penurun panas, akhirnya keadaan pasien
membaik. 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien kembali mengalami,
demam, demam dirasakan terus-menerus, demam sempat turun ketika
diberi obat penurun panas parasetamol oleh ibunya, namun menurut
pengakuan ibu pasien, demam tidak dapat turun sampai ke suhu tubuh
yang normal dan beberapa jam kemudian, demam kembali menjadi tinggi.
Keluhan demam disertai juga dengan batuk (+) dan pilek (+) yang terus
bertambah parah disertai dengan sesak, ibu pasien juga mengeluh pasien
buang air besar 5 kali dalam sehari, dengan konsistensi cair dengan
warna kuning, ampas (+), lendir (-), darah (-), namun tidak ada masalah
pada pasien saat buang air kecil. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
juga sempat muntah dua kali dengan isi susu
masuk rumah sakit, karena demam yang belum turun dan diare yang belum
juga membaik, ibu pasien membawa anaknya ke puskesmas, pasien
mendapatkan obat dari puskesmas, namun keluhan tidak juga membaik.
Kurang lebih 30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami
kejang, kejang berlangsung 5 menit, saat kejang pasien tidak sadarkan
diri, tangan dan kaki pasien menjadi kaku, dan mata pasien membelalak
keatas, setelah kejang pasien kembali sadar. Sebelum kejang pasien
mengalami demam tinggi, karena ibu pasien takut anaknya kembali
kejang, akhirnya ibu pasien membawa anaknya ke IGD RSUD Kota
Semarang. Ketika sampai di IGD pasien kembali kejang dan pasien segera
ditangani oleh perawat IGD RSUD Kota Semarang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum anak somnolen,
tampak sakit berat, tampak sesak, HR: 150x/menit, RR: 52x/menit, N:i/t c,
T: 37,2oC, ubun-ubun besar sudah menutup, tidak ditemukan, mata cekung
(-), konjungtiva anemis (+/+), trismus (-), tampak retraksi di epigastrium
minimal, rhonki (+/+), pemeriksaan lain dalam batas normal.
Dari hasil lab tanggal 17 Mei 2015 didapatkan Hb:12,2, Ht: 36,1,
penurunan trombosit dari 225.000 (17 Mei 2015) menjadi 87.000 (20 mei
2015). Penurunan hemoglobin dari 8,2 (20 Mei 2015) menjadi 7,1 (22 Mei
2015). Na: 133 (Hiponatremia), K:4,70, Ca:1,00 (Hipokalsemia)
Hari pertama perawatan, pasien sudah tidak kejang, demam (+),
diare (+) 2x konsistensi cair, warna kuning, batuk (+) disertai bunyi grokgrok, pilek (+), sesak (+). Hari kedua perawatan, pasien kembali kejang
(+), sebanyak 3 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri
kemudian diikuti kaki kiri, kelopak mata berkedip-kedip, kejang
berlangsung 2 menit, selama kejang pasien tidak sadar, setelah kejang
pasien tidak menangis. Demam (-), BAB cair 1x, batuk (+), pilek (+),
sesak(+). Pasien dikonsulkan ke dr. Sp.S. Hari ketiga perawatan, pasien
kejang (+) sebanyak 1 kali dalam semalam, kejang dimulai dari tangan kiri
kemudian diikuti kaki kiri, kelopak mata kiri berkedip, mulut merot ke
kiri, kejang berlangsung 2 menit, selama kejang pasien tidak sadar,
setelah kejang pasien tidak menangis. Demam (-), BAB (+) 1 kali, ampas
(+), batuk (+), pilek (+), sesak (+). Dilakukan foto CT Scan kepala dengan
kontras dengan hasil awal meningitis. Hari keempat perawatan, kejang (-),
ibu pasien mengatakan tangan kiri pasien seperti selalu menggenggam,
demam (-), diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+). Karena hasil trombosit
tanggal 17/5: 225.000 20/5: 87.000, dilakukan pemeriksaan foto RLD
didapatkan hasil peningkatan vaskuler paru dan efusi pleura dextra
minimal. Pasien dikonsulkan ke dr. Sp.KFR, dan kemudian pasien
mendapatkan fisioterapi pertama. Hari kelima perawatan, kejang (-),
demam (-), diare (-), batuk (+), pilek (+), sesak (+) berkurang, pasien
mendapatkan transfuse prc 10cc/Kgbb (selama 4 jam). jika pasien tidak
mengalami kejang ulang, rencana pindah pasien ke ruangan biasa. Hari
keenam perawatan, pasien sudah tidak kejang (-), demam (-), diare (-),
batuk (+), pilek (+), sesak (-), pasien pindah ke ruangan nakula 4. Hari
kedelapan perawatan, kejang (-), demam (-), diare (-), batuk (+), Pilek (+),
sesak (-), pasien menjalani fisioterapi kedua dan setelah itu pasien
diijinkan untuk pulang.
C. DIAGNOSIS BANDING
Kejang:
Cerebral
-
Intrakranial
o Meningoensefalitis
o Meningitis
o Ensefalitis
Ekstrakranial
o Kejang demam kompleks
o Kejang demam simpleks
Non Cerebral
Tetani
Tetanus
Sesak:
- Intrapulmoner
Tuberkulosis paru
Bronkopneumonia
Asma
Bronkiolitis
- Ekstrapulmoner
Hiperpireksia
Anemia
Diare:
-
Patofisiologis
o Omotik
o Sekretorik
Enteral
o Bakteri: E-coli, salmonella
o Virus: rotavirus, adenovirus
o Parasit: Entamoeba, cacing
o Jamur: Candida
Parenteral
Imbalance Elektrolit:
-
Diare
Sepsis
Obs. Febris
-
Tuberculosis
Bronkopneumia
GEDS
Sepsis
Obs. Anemia
-
Sepsis
Infeksi kronik
Defisiensi besi
Tumor
Obs Leukositosis:
-
Sepsis
Infeksi (bronkopneumonia)
Obs. Trombositopeni
-
Sepsis
D. DIAGNOSIS SEMENTARA
- GEDS
- Meningitis bacterial dd viral
- Susp. Sepsis
- Bronkopneumonia
- Anemia
- Imbalance Elektrolit
- Gizi baik
E.
TERAPI ( MEDIKAMENTOSA)
Terapi awal yang didapatkan:
O2 3-5 L/m
Infus D5% 10 tpm
Pamol Supp 125 mg
Inj. Diazepam 3 mg (IV)
Inj.Fenitoin/fenobarbital 150mg (IV)
Bila masi kejang infus D5%, drip midazolam 0,1/kgbb/jam
Inj.Dexamethasone 2 x 1/3 amp
Inj.Cefotaxime 3x300
Terapi lanjutan:
- O2 nasal kanul 3-5 liter per menit
- Infus RL 30cc/jam
- Inj Meropenem 2 x 250 mg
- Inj. Amikasin 1x 150 mg
- Inj. Ca Gluconas 2 x 5 cc
- Inj.Metronidazole 3 x 100 mg
- Inj Dexamethasone 2 x 1/3 amp
- Inj Ranitidine 3x10 mg
-
PO:
-
Diaz 3x 1mg
Zinc 1 x 20 mg
L- Bio 2 x cth
Nebulisasi :
Ventolin resp, Pulmicort resp, NaCl 0,9% 2cc setiap 8 jam
Program :
1. Evaluasi keadaan umum, tanda vital, tanda distress pernapasan,
sianosis dan dehitrasi.
2. Lanjutkan terapi.
Usul:
1. Cek feses rutin
2. LP
3. Pemeriksaan GDT dan hitung jenis
F.
KOMPLIKASI
- Gejala sisa neurologis
- Hidrosefalus
- Hemiparesis
- Cerebral palsy
- Gangguan penghliatan
- Gangguan pendengaran
- Gangguan bicara
- Retardasi mental
- Gangguan perilaku
G.
PROGNOSA
Quo ad vitam
: dubia
NASEHAT
-