Service20130717122013 PDF
Service20130717122013 PDF
T-21-2005-B
Prakata
Pedoman Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan ini dipersiapkan oleh Sub Panitia Teknik
Bidang Prasarana Transportasi, melalui Gugus Kerja Bidang Konstruksi Jembatan dan
Bangunan Pelengkap Jalan pada Sub Panitia Teknik Bidang Prasarana Transportasi.
Pedoman ini diprakarsai oleh Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan
Tata Perdesaan, Departemen Pekerjaan Umum.
Pedoman ini mengacu kepada Pedoman Pemeriksaan Jembatan, Sistem Manajemen
Jembatan atau Bridge Management System (BMS), tahun 1993, yang di beberapa bagian
disempurnakan melalui diskusi-diskusi teknik.
Pedoman ini merupakan hasil kajian yang mencakup persiapan dan prosedur pelaksanaan
pemeriksaan inventarisasi jembatan yang dilakukan secara manual, dengan menggunakan
formulir standar untuk semua jembatan. Dalam pedoman ini juga dilampirkan contoh-contoh
formulir pemeriksaan.
Pedoman ini telah mengakomodasi masukan dari Perguruan Tinggi, Asosiasi Profesi,
Instansi Pusat/Daerah, anggota Gugus Kerja Bidang Konstruksi Jembatan dan Bangunan
Pelengkap Jalan, anggota Sub Panitia Teknik Bidang Prasarana Transportasi dan anggota
Panitia Teknik Bidang Konstruksi dan Bangunan Sipil.
Tata cara penulisan pedoman ini mengacu pada pedoman dari Badan Standardisasi
Nasional No. 8 tahun 2000.
Pd. T-21-2005-B
Pendahuluan
Pedoman Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan ini dimaksudkan agar para pemeriksa dapat
dengan mudah melakukan pemeriksaan di lapangan dengan konsisten dan sistematis.
Pedoman ini bertujuan untuk mendata secara umum administrasi, sifat fisik jembatan secara
keseluruhan.
Diharapkan dengan adanya pedoman pemeriksaan inventarisasi jembatan ini, yang
dilengkapi dengan gambar dan petunjuk pengisian formulir yang disempurnakan, akan dapat
mempermudah pelaksanaan pemeriksaan di lapangan. Pedoman ini merupakan bagian dari
pedoman lain tentang pemeriksaan jembatan, yang terdiri dari : pemeriksaan inventaris,
pemeriksaan rutin, pemeriksaan detail, dan pemeriksaan khusus jembatan.
Beberapa kekurangan dalam Pedoman Pemeriksaan Jembatan yang ada dalam Sistem
Manajemen Jembatan atau Bridge Management System (BMS), tahun 1993, antara lain :
sistem penomoran jembatan, jenis kode-kode inventarisasi jembatan dan lain-lain, telah
ditambahkan dalam pedoman ini.
Perbedaan antara Manual Sistem Manajemen Jembatan atau Bridge Management System
(BMS) dengan pedoman ini, antara lain :
1.
2.
tata cara penulisan pedoman ini mengikuti pedoman penulisan standar dari BSN Nomor
8 tahun 2000;
3.
khususnya
nomor
kode
Kabupaten/Kota/Propinsi
ii
Pd. T-21-2005-B
Ruang lingkup
Pedoman ini mencakup tata cara pelaksanaan pemeriksaan inventarisasi jembatan, yang
digunakan untuk memperoleh data administratif dan data teknis, pada jembatan-jembatan
yang belum pernah didata dalam pemutahiran data, dan merupakan bagian dari data kondisi
jembatan secara umum.
Pemeriksaan inventarisasi jembatan dimaksudkan untuk mencatat data administrasi, dimensi,
jenis material dan kondisi jembatan secara umum dan digunakan dalam sistem database atau
pangkalan data jembatan. Semua jembatan yang mempunyai panjang total lebih dari 2 (dua)
meter harus didata, antara lain jembatan dengan lintasan sungai, jalan raya, jalan rel,
penyeberangan ferry atau gorong-gorong.
Acuan normatif
3.1
bangunan atas
bagian dari struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas untuk
selanjutnya disalurkan ke bangunan bawah jembatan; bagian-bagian pada struktur bangunan
atas jembatan terdiri atas struktur utama, sistem lantai, sistem perletakan, sambungan siar
muai dan perlengkapan lainnya; struktur utama bangunan atas jembatan dapat berbentuk
pelat, gelagar, sistem rangka, gantung, jembatan kabel (cable stayed) atau pelengkung.
3.2
bangunan bawah
bagian dari struktur jembatan yang menerima dan memikul beban dari struktur bangunan atas
jembatan untuk disalurkan ke dalam tanah; struktur bangunan bawah ini dapat berupa kepala
jembatan, pilar dan pondasi.
3.3
bangunan pelengkap jembatan
suatu struktur pada atau di sekitar jembatan yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap
struktur jembatan atau pengguna jalan; yang termasuk bangunan pelengkap yaitu tembok
penahan tanah, bangunan pengaman, parapet, sandaran, patok pengarah dan rambu
lalu lintas.
1 dari 46
Pd. T-21-2005-B
3.4
gorong-gorong
suatu bangunan yang berfungsi sebagai saluran drainase, yang dapat terbuat dari beton
bertulang berbentuk persegi atau bundar, atau terbuat dari baja gelombang yang dibentuk
menjadi bentuk pelengkung atau bundar sesuai dengan kebutuhan; tebal pelat baja
gelombang disesuaikan dengan bentangannya, tetapi pada umumnya mempunyai ketebalan
antara 3 mm sampai dengan 7 mm.
3.5
jalan pendekat
struktur jalan yang menghubungkan antara suatu ruas jalan dengan struktur jembatan; bagian
jalan pendekat ini dapat terbuat dari tanah timbunan, dan memerlukan pemadatan yang
khusus, karena letak dan posisinya yang cukup sulit untuk dikerjakan, atau dapat juga
berbentuk struktur kaki seribu (pile slab), yang berbentuk pelat yang disangga oleh balok
kepala di atas tiang-tiang.
3.6
jembatan
struktur yang melewatkan kendaraan untuk melalui suatu hambatan yang dapat berupa
sungai, lembah, jalan atau hambatan-hambatan lainnya, dan merupakan bagian dari sistem
jaringan dalam suatu ruas jalan.
3.7
jembatan gantung
suatu struktur bangunan atas jembatan yang komponen utamanya merupakan kabel
penggantung, dalam suatu sistem kabel yang membentang dari satu pylon ke pylon yang lain;
kabel penggantung ini menahan beban dari bagian sistem bangunan atas yang dapat
berbentuk rangka baja atau gelagar.
3.8
jembatan komposit
struktur bangunan atas jembatan yang komponen utamanya merupakan gabungan dua
bahan yang berbeda karakteristiknya, sebagai contoh, gelagar baja dengan lantai beton
bertulang.
3.9
jembatan pelat
jembatan yang struktur bangunan atasnya merupakan pelat beton, tanpa gelagar dan
langsung menumpu pada kepala jembatan atau pilar; jembatan jenis pelat beton yang umum,
mempunyai tebal pelat sekitar 22 cm 25 cm dengan bentang sampai 8 meter; untuk
bentang yang lebih panjang, maka ada jenis jembatan pelat yang berupa pelat beton
prategang, yaitu jenis flat slab atau pelat berongga (voided slab).
3.10
jembatan sistem gelagar
struktur bangunan atas jembatan yang komponen utamanya berbentuk gelagar; jenis gelagar
ini dapat terbuat dari beton bertulang, beton prategang, baja atau kayu; bentangan jenis
jembatan gelagar beton bertulang ini dapat sampai 25 m, dan untuk jenis beton prategang
umumnya mulai bentang di atas 20 m sampai 40 m.
2 dari 46
Pd. T-21-2005-B
3.11
kepala jembatan (abutment)
struktur bangunan bawah jembatan yang terletak di ujung kedua sisi jembatan dan berfungsi
untuk menyalurkan beban ke pondasi, dan dapat berfungsi sebagai tembok penahan tanah.
3.12
lantai jembatan
bagian permukaan dari suatu bangunan atas jembatan untuk menerima secara langsung
beban kendaraan; lantai jembatan ini mempunyai suatu kekakuan tertentu dalam
menyalurkan beban hidup ke komponen utama bangunan atas jembatan.
3.13
pelengkung
struktur bangunan atas jembatan yang berbentuk pelengkung (boog), dan kekuatan struktur
bangunan atas ini mengandalkan pada bentuk lengkungannya; bahan yang digunakan
sebagai jembatan pelengkung pada umumnya berupa beton bertulang, pasangan batu bata,
atau pasangan batu.
3.14
perletakan
sistem hubungan antara struktur bangunan atas dan bangunan bawah jembatan; sistem
perletakan ini terdiri atas bantalan dan landasan, dimana bantalan tersebut dapat terbuat dari
karet atau logam, dengan sistem sendi atau rol.
3.15
pilar
struktur bangunan bawah jembatan yang terletak diantara 2 bentangan bangunan atas
jembatan.
3.16
pondasi
bagian dari struktur bangunan bawah jembatan yang berfungsi menerima dan meneruskan
beban ke dalam lapisan tanah.
3.17
rangka
struktur bangunan atas jembatan yang berbentuk rangka batang dan pada umumnya terbuat
dari baja; struktur bangunan atas sistem rangka pada saat ini cukup banyak jenisnya sesuai
dengan pabrik pembuat dan asal pemberi dana.
3.18
sambungan siar muai
bagian struktur bangunan atas jembatan yang berfungsi menyambungkan bangunan atas
dengan bangunan atas, dengan bagian ujung kepala jembatan atau pilar; sambungan siar
muai ini berfungsi sebagai bagian struktur yang dapat menahan pergerakan horisontal,
vertikal atau rotasi yang ditimbulkan oleh struktur bangunan atas akibat beban dinamis,
temperatur atau muai susut.
3 dari 46
Pd. T-21-2005-B
3.19
sandaran
pagar pembatas samping pada bangunan atas jembatan yang berfungsi sebagai pengaman
lateral bagi pengguna jalan, baik kendaraan dan/atau pejalan kaki.
3.20
tiang bor
jenis pondasi dalam yang berbentuk tiang yang pelaksanaannya dilakukan dengan membor
tanah dasar dan kemudian diisi dengan beton bertulang.
3.21
tiang pancang
jenis pondasi dalam berbentuk tiang yang terbuat dari bahan beton bertulang, beton
prategang, pipa baja atau kayu yang dapat menahan beban dan gaya-gaya yang terjadi pada
struktur bangunan atas dan bawah jembatan.
3.22
tinggi ruang bebas (clearance)
jarak vertikal yang diukur dari permukaan lantai jembatan ke bagian atas atau bawah struktur
bangunan atas jembatan/terowongan yang bebas untuk dilintasi kendaraan.
4. Persyaratan-persyaratan
4. 1 Personil pemeriksa
Pemeriksaan inventarisasi jembatan harus dilakukan oleh personil yang mempunyai
pengalaman kerja dan kualifikasi dalam bidang perencanaan/pengawasan/pelaksanaan
jembatan dan bersertifikat pelatihan tentang pemeriksaan jembatan. Pelaksanaan
pemeriksaan dapat dibantu oleh beberapa tenaga teknisi.
4. 2 Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan
inventarisasi jembatan, terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
surat tugas;
pengukur beda tinggi;
kompas / pengukur arah;
pita ukur @ 5 m dan @ 50 m atau alat pengukur panjang digital;
tongkat kayu / bambu, pengukur kedalaman dan ketinggian;
palu besi kg, untuk mendeteksi tingkat kerusakan;
tangga;
peta ruas jalan;
gambar terlaksana (as built drawing) jembatan;
kamera, untuk dokumentasi visual dan/atau video kamera;
teropong, untuk pengamatan obyek yang jauh;
alat pengukur retak (crackmeter);
helm, sarung tangan;
4 dari 46
Pd. T-21-2005-B
A ra h R u a s J a la n
M u la i
S e le s a i
Gambar 1
Urutan pemeriksaan
4. 4 Dokumentasi
Dalam pemeriksaan inventarisasi jembatan harus dibuat dokumentasi berupa foto dan video
visual (apabila ada), mengenai kondisi jembatan secara umum, kondisi lintasan yang
dilewatinya (jalan raya, jalan kereta api, sungai atau lain-lain), kondisi jalan pendekat
jembatan, serta bagian-bagian jembatan lain yang penting.
Pengambilan obyek atau foto pada setiap jembatan mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
Apabila digunakan video visual dalam dokumentasi, maka data atau obyek yang diambil
minimal sama dengan obyek pengambilan foto jembatan.
4. 5 Laporan
Semua formulir standar untuk pemeriksaan inventarisasi jembatan (formulir inventarisasi1,
formulir inventarisasi2 dan formulir inventarisasi-3) harus diisi berdasarkan data lapangan
yang sebenarnya disertai dengan dokumentasi visual berupa foto asli dan/atau video visual.
Semua formulir harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh pemeriksa jembatan. Semua
lembar foto harus diberi keterangan singkat mengenai lokasi obyek pengambilan.
Pelaksanaan
5.1
5.1.1
Diisi nomor jembatan yang merupakan identitas jembatan tersebut. Nomor jembatan ini terdiri
atas :
5 dari 46
Pd. T-21-2005-B
B
C
:
:
E
F
:
:
XXXX
XXX-X
XXXX
D
XX
X
E
5.1.2
Kode
1
2
3
4
5
0
Nasional
Propinsi
Kabupaten/Kota
Desa
Khusus (transmigrasi, perkebunan, ABRI, irigasi)
Non status
Nama jembatan
Diisi nama jembatan sesuai dengan nama yang telah diberikan untuk jembatan tersebut oleh
instansi yang berwenang, dan apabila jembatan tersebut masih belum mempunyai nama,
maka nama jembatan dapat diambil nama sungai yang dilewatinya dan/atau nama
desa/kecamatan dimana jembatan tersebut berada.
5.1.3
Kabupaten/Kota
Diisi dengan nama kabupaten atau kota dimana jembatan tersebut berada.
5.1.4
Lokasi jembatan
5.1.4.1 Km
Diisi dengan jarak dari kota asal dalam km dimana jembatan tersebut berada (km lebih kecil).
5.1.4.2 Dari
Diisi nama kota asal yang menjadi acuan jarak pada kolom km (pada umumnya ibukota
propinsi atau kabupaten).
5.1.5
Tanggal pemeriksaan
6 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Tindakan darurat
Apabila terdapat tindakan darurat yang harus dilakukan, maka pemeriksa jembatan harus
memilih salah satu tanda yaitu ya atau tidak dengan cara melingkarinya. Dan apabila ada
suatu tindakan darurat yang harus dilakukan, maka perlu ditulis alasan-alasan mengapa
tindakan tersebut harus dilakukan.
5.1.8
Ulasan
Ulasan ini merupakan penjelasan tambahan yang perlu ditambahkan selain tindakan darurat
di atas. Penjelasan ini dapat berupa kondisi dan situasi lapangan selain data yang dilaporkan
pada isian yang ada.
5.1.9
Bagian ini tidak perlu diisi oleh pemeriksa jembatan, tetapi oleh petugas yang bertanggung
jawab dalam memasukkan data ke dalam database jembatan. Kolom ini harus diisi dengan
tanggal dan nama yang memasukkan data jembatan tersebut ke dalam database.
5.2 Cara pengisian formulir pendataan jembatan (inventarisasi - 2)
5.2.1
Nomor jembatan
Nama jembatan
Kabupaten/Kota
Lokasi jembatan
5.2.4.1 Km
Sesuai dengan pasal 5.1.4.1.
5.2.4.2 Dari
Sesuai dengan pasal 5.1.4.2.
5.2.5
Tanggal pemeriksaan
Nama pemeriksa
Tipe lintasan
Diisi dengan jenis lintasan yang dilewati oleh jembatan, dengan memilih (dengan melingkari)
salah satu kode di bawah ini :
S
KA
JN
L
=
=
=
=
sungai
lintasan kereta api
lintasan jalan raya
lain-lain
7 dari 46
Pd. T-21-2005-B
5.2.8
Jumlah bentang
Diisi dengan panjang total jembatan, yaitu diukur dari bagian sambungan siar muai di atas
kepala jembatan pertama sampai pada sambungan siar muai di atas kepala jembatan yang
terakhir dengan ketelitian 0,1 m.
5.2.10 Tahun pembangunan
Diisi dengan tahun selesai pembangunan jembatan tersebut.
5.2.11 Sudut
Diisi dengan sudut () kemiringan jembatan / jembatan skew yang diukur antara garis tegak
lurus as jembatan dengan garis kemiringan jembatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2
T1
L Lebar
e b a r aantar
n ta r kereb
k e rb
T2
L e b a r T ro to a r = T 1 + T 2
Gambar 3
Pd. T-21-2005-B
T in g g i R u a n g B e b a s
Gambar 4
Gorong-gorong pelengkung
Gorong-gorong persegi
Gorong-gorong pipa
Kabel
Gantung
Pelat
Flat slab
Voided slab
Pelengkung
Balok pelengkung
Gelagar
M
O
U
R
N
S
K
W
F
H
X
Gelagar komposit
Gelagar boks
Gelagar tipe U
Rangka
Rangka semi permanen
Rangka sementara
Lintasan kereta api
Lintasan basah
Ferry
Pile slab (kaki seribu)
Lain-lain
9 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Tabel 3
A
B
U
Y
D
P
T
E
F
Aspal
Baja
Baja gelombang
Pipa baja isi beton
Beton tanpa tulangan
Beton prategang
Beton bertulang
Neoprene/karet
Teflon
Kode bahan
G
J
K
M
S
O
R
X
L
Bronjong
Aluminium
Kayu
Pasangan batu
Pasangan bata
Tanah biasa, timbunan
Kerikil/pasir
Bahan asli
Lain-lain
Australia
Belanda (baru)
KBI (Karunia Berca Indonesia)
Belanda (lama)
Spanyol
Cigading
Indonesia
Bukaka
Austria
Transbakri
U
W
H
J
P
Y
X
L
Calender Hamilton
Bailley/Acrow panel
Adhi Karya
Jepang
PPI (Pacific Prestressed Indonesia)
Wijaya Karya
Belum ada struktur
Lain-lain
5.2.17 Lantai
Pada kolom untuk pengisian struktur lantai terdiri atas 2 (dua) kode yang diambil dari kode
bahan sesuai dengan Tabel 3.
Contoh pengisian struktur lantai adalah sebagai berikut :
UT adalah struktur lantai dengan bahan struktur pada sebelah bawah menggunakan baja
gelombang dan pada bagian atas diberi beton bertulang.
TA adalah struktur lantai dengan bahan beton bertulang pada sebelah bawah dan dilapisi
dengan bahan aspal pada bagian atasnya.
5.2.18 Struktur sandaran
Pengisian struktur sandaran terdiri atas 2 (dua) kolom yang harus diisi dengan jenis bahan
untuk tiang sandaran dan sandarannya, sesuai dengan kondisi di lapangan, seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.
Contoh pengisian struktur sandaran adalah sebagai berikut :
TB adalah struktur sandaran yang menggunakan tiang sandaran dari beton bertulang dan
sandaran dari baja.
BB adalah struktur sandaran dengan tiang sandaran dan sandarannya dari bahan baja.
10 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Cakar ayam
Pondasi langsung
Tiang pancang
Tiang bor
Tiang ulir
Sumuran
Lain-lain
Pengisian kolom pondasi terdiri atas 2 (dua) kolom, yaitu tipe (Tabel 5) dan bahan (Tabel 3).
Contoh :
TB adalah pondasi tiang pancang dengan bahan baja;
TY adalah pondasi tiang pancang baja yang diisi dengan beton;
UB adalah pondasi tiang ulir baja;
LT adalah pondasi langsung dari beton bertulang;
ST adalah pondasi sumuran dari beton bertulang.
5.2.20 Tipe kepala jembatan atau pilar
Pengisian kolom-kolom untuk kepala jembatan dan pilar harus pada tempat yang sesuai dan
diisi dengan kode seperti ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6
Dinding penuh
Khusus
Tabel 7
C
Cap
Dinding penuh
Satu kolom
Dua kolom
Kode pilar
11 dari 46
Pd. T-21-2005-B
5.2.21 Kondisi
Pada kolom kondisi, diisi dengan kondisi jembatan secara umum, dimana nilai kondisi
jembatan sesuai dengan Tabel 8.
Tabel 8
0
5.3
12 dari 46
Pd. T-21-2005-B
13 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran A (normatif)
Kode inventarisasi jembatan
Tipe Lintasan
JN
Jalan
KA
B. Bahan
Kereta Api
Sungai
D. Tipe Pondasi
lain-lain
A
B
Gorong-gorong pelengkung
Gorong-gorong persegi
A
W
Aspal
Perkerasan macadam
A
B
Australia
Belanda (baru)
C
L
Cakar ayam
Langsung
A
B
Cap
Dinding penuh
Gorong-gorong pipa
Baja
Tiang pancang
Khusus
Kabel
Baja gelombang
. Belanda
Tiang bor
Gantung
Spanyol
Tiang ulir
Flat slab
Cigading
Sumuran
Pelat
Beton prategang
Indonesia
Lain-lain
Voided slab
Beton bertulang
Bukaka
Pelengkung
Neoprene / karet
Austria
Cap
(lama)
F. Tipe Pilar
Ferry
Teflon
Transbakri
Dinding penuh
Gelagar
Bronjong
Calender Hamilton
Satu kolom
Gelagar komposit
Aluminium
Bailley / Acrow
Dua kolom
Gelagar boks
Kayu
Adhi Karya
Gelagar tipe U
Pasangan batu
Jepang
Lain-lain
Balok pelengkung
Pasangan bata
PPI
Wijaya Karya
Rangka
Kerikil / pasir
Rangka sementara
Bahan asli
Lain-lain
Lain-lain
Lintasan basah
Lain-lain
G. NILAI KONDISI UNTUK INVENTARISASI
0 jembatan/elemen dalam kondisi baik dan tanpa kerusakan
1 jembatan/elemen mengalami kerusakan ringan, hanya memerlukan pemeliharaan rutin
2 jembatan/elemen mengalami kerusakan yang memerlukan pemantauan dan pemeliharaaan berkala
3 jembatan/elemen mengalami kerusakan yang secara struktur memerlukan tindakan secepatnya
4 jembatan/elemen dalam kondisi kritis
5 jembatan/elemen tidak berfungsi atau runtuh
14 dari 46
Catatan
Penilaian kondisi inventarisasi ini hanya digunakan
bila pemeriksaan detail jembatan belum dilakukan
pada saat yang bersamaan dengan pemeriksaan
inventarisasi jembatan.
Pd. T-21-2005-B
Nama Jembatan :
Lokasi
Jembatan
Kabupaten/Kota :
dari
km
(kota asal)
Tanggal
Pemeriksaan :
Nama Pemeriksa :
TINDAKAN DARURAT
Apakah disarankan tindakan
darurat?
Ya
Tidak
ULASAN
( penjelasan tambahan, bila perlu )
15 dari 46
Oleh :
Pd. T-21-2005-B
No. Jembatan
Nama Jembatan
Lokasi
Jembatan
Tanggal
Pemeriksaan
PENDATAAN JEMBATAN
km
dari
(kota asal)
Nama Pemeriksa
Bangunan Atas
BPanjang
Lebar
Lebar
e
Lantai
NBentang Kendaraan Trotoar
o
(m)
(m)
(m)
Tinggi
Ruang
Bebas
(m)
Bahan
Asal
Kondisi
Bangunan Bawah
Lantai
Sandaran
Bahan-1 Bahan-2
Kondisi
No.
Kepala Jbt
atau Pilar
Kepala Jembatan 1
1
3
PILAR
5
6
7
4
5
6
1
0
9
Kepala Jembatan 2
Catatan :
16 dari 46
Pondasi
Tipe
Bahan
Kondisi
Tipe
Bahan
Kondisi
Pd. T-21-2005-B
KETERANGAN TAMBAHAN
PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
No.Jembatan
1. Batasan Fungsional
Batasan muatan gandar (ton)
Batasan lain (uraikan)
Ya
Tidak
Ya
Ya
17 dari 46
Tidak
Tidak
Pd. T-21-2005-B
Lampiran C
(informatif)
Contoh :
Nomor jembatan untuk Jembatan Cigawiru di Kabupaten Sumedang.
3211.3.106-K.0034.00.0
Dengan keterangan :
3211 = nomor kode Kabupaten Sumedang
3 = nomor kode status ruas jalan propinsi kolektor
106-K = nomor kode ruas jalan
0034 = nomor urut jembatan
00 = nomor tambahan untuk jembatan
0 = nomor tambahan untuk jalan
Cara penjabaran nomor jembatan adalah sebagai berikut :
Jembatan Cigawiru terletak pada Kabupaten Sumedang, pada status ruas jalan propinsi kolektor, dengan
nomor ruas jalan 106-K (antara Cagak Sumedang) dengan nomor urut 34.
18 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran D (informatif)
No. Jembatan
Nama Jembatan
Cigawiru
Lokasi Jembatan
anggal Pemeriksaan
15 Juni 2003
dari Sumedang
km 5.6
(kota asal)
PENDATAAN JEMBATAN
Nama Pemeriksa
Asep
Bangunan Atas
Bentang
No.
Lebar
Lebar
Lantai
Bentang Kendaraan Trotoar
Panjang
(m)
(m)
10
(m)
Tinggi
Ruang
Bebas
(m)
0.75 5.10
Bangunan Bawah
Lantai
Sandaran
Tipe
Bahan
Asal
Kondisi
Bahan-1 Bahan-2
Tipe
Bahan
Kondisi
Tipe
Bahan
Kondisi
No.
Kepala Jbt
atau Pilar
Kepala Jembatan-1
Kondisi
PILAR
5
6
7
4
5
6
10
9
Kepala Jembatan-2
Catatan :
19 dari 46
Pondasi
Pd. T-21-2005-B
Lampiran E
(informatif)
Contoh elemen - elemen jembatan
bangunan atas
perletakan
kepala
jembatan
pilar
Gambar E.1
tipe gelagar
perletakan
pilar
Gambar E.2
kepala jembatan
20 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran F
(informatif)
Contoh Tipe Lintasan
Gambar F.1 :
Gambar F.2 :
Tipe lintasan jalan (JN)
21 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Gambar F.3 :
Tipe lintasan kereta api (KA)
22 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran G
(informatif)
Contoh Tipe Bangunan Atas
23 dari 46
Pd. T-21-2005-B
24 dari 46
Pd. T-21-2005-B
25 dari 46
Pd. T-21-2005-B
26 dari 46
Pd. T-21-2005-B
27 dari 46
Pd. T-21-2005-B
28 dari 46
Pd. T-21-2005-B
29 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Gambar G.15 :
Jenis - Jenis Balok Pelengkung
30 dari 46
Pd. T-21-2005-B
31 dari 46
Pd. T-21-2005-B
32 dari 46
Pd. T-21-2005-B
33 dari 46
Pd. T-21-2005-B
34 dari 46
Pd. T-21-2005-B
35 dari 46
Pd. T-21-2005-B
36 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Gambar G. 30 : CB
Jembatan Kabel dengan Struktur Baja
Gambar G.31 :
Struktur Jembatan Kabel
37 dari 46
Pd. T-21-2005-B
38 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran H
(informatif)
Contoh Tipe Bangunan Bawah
Gambar H.1 :
Tipe Pilar C - Cap
Gambar H.2 :
Tipe Pilar P Dinding Penuh
39 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Gambar H.3 :
Tipe Pilar S Satu Kolom
Gambar H.4 :
Tipe Pilar D Dua Kolom
40 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Gambar H.5 :
Tipe Pilar T Tiga Kolom atau Lebih
41 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran I
(informatif)
Contoh Tipe Pondasi
Gambar I.1 :
Pilar di atas Pondasi Langsung
Gambar I.2 :
Pilar di atas Pondasi Tiang Pancang Beton
42 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Bangunan atas
Kepala jembatan
Pondasi langsung
Gambar I.3 : Kepala Jembatan dengan Pondasi Langsung
Tiang pancang
Gambar I.4 :
Kepala Jembatan dengan Pondasi
Tiang Pancang
Sumuran
Gambar I.5 :
Kepala Jembatan dengan Pondasi Sumuran
43 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Tiang
pancang
Gambar I.6 :
Kepala Jembatan Tipe Cap dengan Pondasi Tiang Pancang
Gambar I.7 :
Pilar Jembatan Gelagar Baja Indonesia (GBI) dengan Pondasi Tiang Ulir
44 dari 46
Pd. T-21-2005-B
Lampiran J
(informatif)
Daftar nama dan lembaga
1)
Pemrakarsa
Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan,
Departemen Pekerjaan Umum.
2)
Penyusun
Ir. Haryanto C. Pranowo, M.Eng.
Sumarno, SST.
45 dari 46