Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA MENURUT WHO

Anemia ialah keadaan yang menunjukkan kadar hemoglobin seseorang lebih rendah dari kadar
hemoglobin normal.
UMUR
6 bulan - < 5 tahun
5 tahun 14 tahun
Dewasa laki laki
Dewasa perempuan ( tidak hamil )
Dewasa perempuan ( hamil )

Sumber :

KADAR Hb (g/dl)
< 11
< 12
<13
<12
<11

Pendekatan praktis pucat masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak,
departemen ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia

Penilaian status gizi


BB/U = Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu masalah gizi
TB/U = Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu masalah gizi kronis
BB/TB = Menggambarkan ada atau tidak adanya suatu masalah gizi akut
BB/TB
Lebih > 110%
Normal 90% 110%
Kurang 70% - 90%
Buruk < 80%

BB/U
Obesitas >120%
Overweight 100% - 120%
Baik 80% - 100%
Kurang 60% - 80%
Buruk <60%

TB/U
Lebih > 110%
Normal 90% 110%
Kurang 80% - 90%
Buruk < 80%

Sumber : www.scribd.com/doc/31766155/ANTROPOMETRI

UJI TUBEX
Pemeriksaan ini mudah dilakukan dan hanya membutuhkan waktu singkat untuk
dilakukan (kurang lebih 5 menit). Untuk meningkatkan spesivisitas, pemeriksaan ini

menggunakan antigen O9 yang hanya ditemukan pada Salmonellae serogroup D dan


tidak pada mikroorganisme lain. Antigen yang menyerupai ditemukan pula pada
Trichinella spiralis tetapi antibodi terhadap kedua jenis antigen ini tidak bereaksi silang
satu dengan yang lain. Hasil positif uji Tubex ini menunjukkan terdapat infeksi
Salmonellae serogroup D walau tidak secara spesifik menunjuk pada S. typhi. Infeksi
oleh S. paratyphi akan memberikan hasil negatif. 1.9
Secara imunologi, antigen O9 bersifat imunodominan. Antigen ini dapat merangsang
respons imun secara independen terhadap timus, pada bayi, dan merangsang mitosis sel B
tanpa bantuan dari sel T. Karena sifat-sifat ini, respon terhadap antigen O9 berlangsung
cepat sehingga deteksi terhadap anti-O9 dapat dilakukan lebih dini, yaitu pada hari ke 4-5
untuk infeksi primer dan hari ke 2-3 untuk infeksi sekunder. Uji Tubex hanya dapat
mendeteksi IgM dan tidak dapat mendeteksi IgG sehingga tidak dapat dipergunakan
sebagai modalitas untuk mendeteksi infeksi lampau. 1.9
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan 3 macam komponen, meliputi:1.9
1. Tabung berbentuk V, yang juga berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas.
2. Reagen A, yang mengandung partikel magnetik yang diselubungi dengan antigen S.
typhi O9
3. Reagen B, yang mengandung partikel lateks berwarna biru yang diselubungi dengan
antibodi monoklonal spesifik untuk antigen 09.
Komponen-komponen ini stabil disimpan selama 1 tahun dalam suhu 40C dan selama
beberapa minggu dalam suhu kamar.
Di dalam tabung, satu tetes serum dicampur selama kurang lebih 1 menit dengan satu
tetes reagen A. Dua tetes reagen B kemudian dicampurkan dan didiamkan selama 1-2
menit. Tabung kemudian diletakkan pada rak tabung yang mengandung magnet dan
didiamkan. Interpretasi hasil dilakukan berdasarkan warna larutan campuran yang dapat
bervariasi dari kemerahan hingga kebiruan. Berdasarkan warna inilah ditentukan skor,
yang interpretasinya dapat dilihat pada label 1.
Konsep pemeriksaan ini dapat diterangkan sebagai berikut. Jika serum tidak mengandung
antibodi terhadap O9, reagen B akan bereaksi dengan reagen A. Ketika diletakkan pada
daerah yang mengandung medan magnet (magnet rak), komponen mag-net yang
dikandung reagen A akan tertarik pada magnet rak, dengan membawa serta pewarna yang

dikandung oleh reagen B. Sebagai akibatnya, terlihat warna merah pada tabung yang
sesungguhnya merupakan gambaran serum yang lisis. Sebaliknya, bila serum
mengandung antibodi terhadap O9, antibodi pasien akan berikatan dengan reagen A
menyebabkan reagen B tidak tertarik pada magnet rak dan memberikan warna biru pada
larutan.
Tabel 1. Interpretasi hasil uji Tubex9
Skor

Interpretasi

<2

Negatif

3-4

Borderline

5-6

Positif

Sumber : http://interestlibrary.blogspot.com/2011/01/thyfoid-fever.html

Anda mungkin juga menyukai