Anda di halaman 1dari 3

PEMBERONTAKAN GAM

A.Sejarah Pemberontakan
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah sebuah organisasi (yang
dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang
sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara kedua pihak yang
diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976
dan menyebabkan jatuhnya hamper sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga
dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF).
Adapun GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di
Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
B.Pihak Pihak yang Terlibat
Terdapat berbagai pihak pihak yang terlibat dalam perang ataupun
berbagai Negara Negara yang terlibat dalam proses perdamaian antara
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan GAM, yaitu :
1. Hasan di Tiro, pemimpin Gerakan Aceh Merdeka.
2. Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia sebagai fasilitator.
3. Aceh Monitoring Mission (AMM), tim yang dibuat untuk
perdamaian tersebut yang beranggotakan 5 negara anggota
ASEAN dan beberapa Negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
4. Sofyan Daud, juru bicara militer GAM.
5. Tentara Nasional Indonesia (TNI), memberantas gerakan separatis.
6. Kepolisian Republik Indonesia (Polri), melakukan perlindungan,
pengayoman, dan menjaga keamanan masyarakat.
C.Proses Penyelesaian Masalah
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM memulai tahap perlindungan di
Vantaa, Finlandia. Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari berperan
sebagai fasilitator. Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari,
tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan
GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan

damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. proses perdamaian


selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring
Mission (AMM) yang beranggotakan lima Negara ASEAN dan beberapa
Negara yang tergabung dalam Ui Eropa. Di antara poin pentingnya
adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi
pembentukan partai politik local di Aceh dan pemberian amnesty bagi
anggota GAM. Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai
diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. kemudian pada 27
Desember 2005, GAM melalui juru bicara militernya menyatakan bahwa
sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
Lalu dalam pihak Indonesia sendiri pemerintah mengeluarkan
kebijakan kebijakan antara RI dan GAM, yaitu diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pemerintah di Aceh.
2. Undang undang tentang penyelengaraan pemerintah di Aceh.
3. Undang undang baru tentang penyelengaraan pemerintah di Aceh
akan diundangkan dan akan mulai berlaku sesegera mungkin dan
selambat lambatnya tanggal 31 Maret 2006.
4. Undang undang baru tentang penyelengaraan pemerintah di Aceh
akan didasarkan pada prinsip prinsip tersebut.
D.Peranan TNI-POLRI dalam upaya mengatasi pemberontakan GAM
Peranan TNI dalam mengatasi pemberontakan tersebut adalah untuk
memberantas segala pemberontakan tersebut yang dapat mengancam hidup
bangsa dan Negara. TNI ikut berperang untuk melindungi masyarakat dan
juga menghalangi kelanjutan tindak pemberontakan tersebut.
Peranan POLRI juga sangat mendukung padamnya pemberontakan
tersebut, yaitu sebagai pasukan pembantu TNI dan juga melindungi
masyarakat sekitar di sekitar daerah pertempuran serta membantu dan
menolong korban akibat baku tembak tersebut.
E.Pendapat Saya Atas Pemberontakan GAM
Menurut saya pemberontakan tersebut terjadi karena ketidakpuasan
masyarakat sekitar yang mungkin hanya mementingkan keadaan daerah
sekitar ibu kota, dan juga karena terjadinya TSUNAMI yang banyak
menewaskan banyak rakyat Aceh. Saya pikir pemberontakan tersebut
seharusnya tidak harus melalui jalan kekerasan, tetapi dengan cara
menyampaikan pendapat kita melalui DPR atau lembaga lainnya.

Anda mungkin juga menyukai