Makanan Nusantara adalah segala jenis makanan olahan asli Indonesia, khas daerah
setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup kandungan gizi,
serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut.
Dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacammacam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang
lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan
bervariasi seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan,
menggoreng dan menumis.
Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan
menyatu di dalam sistim social budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan
tersebut disukai karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga
dengan kebiasaan makanan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota
etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.
Kue Nusantra
Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya
bercitarasa manis tetapi ada juga yang bercitarasa gurih dan asin. Kata Kue berasal dari
kata serapan dari bahasa Hokkien. Hal ini menujukan pengaruh seni memasak Tionghoa
di Nusantara. Beberapa kue menunjukan asal usulnya dari cina seperti kue bakpia.
Kebanyakan kue basah adalah kue khas Nusantara, semntara untuk beberapa kue lain seperti
lapis legit, risoles, pastel dan penkuk menunjukan pengaruh dari Eropa., yaitu Belanada dan
Protugis. Pada awalnya istilah kue memang di gunakan untuk menyebutkan namakue
tradisional dan kue keturunan Tionghoa, akan tetapi dalam Bahasa Indonesia istilah ini telah
meluas
menjadi
istilah
yang
memayungi
makanan
ringan,
termasuk
untuk
menyebut kue kering (cookie), kue pastri ( pestry), dan kue tart atau kue bolu ( cake).
Kue
Tradisional dapat
digoreng. Kue di
Indonesia
dimasak
biasanya
di
dengan
cara
kategorikan
dikukus,
dipanggang
berdasarkan
keadaan
atau
airnya
yaitu kue basah dan kue kering. Kue basah pada umumnya bertekstur empuk dan tidak
dapat bertahan lama. Hal ini karena kompoisi dari kue basah adalah tepung beras, gula
,santan, sehinga mudah untuk basi. Kue basah biasanya di olah dengan cara dikukus, direbus
atau di goreng. Kue basah di Nusantara sangatlah mudah untuk di temui di pasar-pasar
tradisional. Sedangkan kue kering biasanya bertekstur sedikit keras, dan lebih tahan lama di
bandingkan dengan kue basah. Cara memaaknya pun berbeda, kebanyakan kue basah di
olah dengan cara di Oven atau di panggang. Di bandingkan dengan kue basah kue kering
biaanya lebih mahal.
Ada Kue yang terdapat hampir di setiap daerah Nusantara, seperti kue mangkok
namun memiliki nama yang berbeda walaupun mempunyai bentuk, rupa, rasa yang sama.
Dodol juga termasuk kue yang terdapat di seluruh daerah di Indonesia, namun namanya
berbedabeda. Kalau di Jawa namanya dodol maka di Sumatera Barat/Minang namanya adalah
kalamai, di Sulawesi Utara dinamakan koyabu sedangkan di Jawa Tengah namanya iweliwel. Disamping perbedaan nama, kue Indonesia dapat juga berbeda dari segi fungsi atau
kegunaannya. Misalnya kue cucur di daerah tertentu mempunyai arti yang penting karena
digunakan sebagai suatu hidangan pada upacara selamatan atau syukuran.
Aceh
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
: Coto Makasar, Dangke, Mie Titi, Sop Kikil, Sop Ubi, Palu Butung,
bolu peca, kue putu, sarabba
Sulawesi Tenggara : Soami, Kambalu, Luluta, Gule-gule, Susuru
Maluku
: Papeda, Ikan Bakar dengan colo-colo, Nasi Lapola, Pisang Rampai,
Puding sagu
Papua
: Ikan Bakar Manokwari, Ikan Bungkus, Aunu, Ikan Kuah Kuning,
Eurimo
Nusa Tenggara Timur : Cetamak Jagung dan Jagung bose