Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEPANITERAAN BAGIAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


AKRILIK RAHANG BAWAH

Disusun oleh :

Asih Puspa Hati


04/181085/KG/07863

Dosen Pembimbing :

drg. Endang Wahyuningtyas, MS, Sp.Prost (K)

BAGIAN ILMU PROSTODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN

Gigi geligi merupakan bagian tubuh yang penting untuk berfungsi baik
untuk pengunyahan maupun untuk bicara. Kerusakan pada gigi geligi dapat
mengakibatkan fungsi dari gigi geligi terganggu. Kerusakan gigi geligi bisa
bervariasi dari yang paling sederhana sampai kerusakan yang luas, yaitu meliputi
seluruh elemen gigi sampai kehilangan sebagian rahang.
Kehilangan elemen gigi baik sebagian atau seluruhnya sebaiknya segera
dibuatkan gigi tiruan pengganti, sebab akan menimbulkan berbagai gangguan
pada individu tersebut. Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam
waktu yang lama dan tidak dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :
1. Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi :
a. Penurunan efisiensi kunyah
Kehilangan cukup banyak gigi, apalagi gigi posterior akan menurunkan
efisiensi daya kunyah. Pada sekelompok orang yang dietnya lunak, hal ini
tidak terlalu berpengaruh, karena saat ini banyak makanan yang dapat
dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja.
b. Gangguan fungsi bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan
bicara, karena gigi depan khususnya termasuk bagian organ fonetik.
c. Penampilan (estetis) menjadi berkurang
Kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang,
apalagi dari segi pandang manusia modern.
2. Pada gigi asli yang masih tinggal dapat terjadi :
a. Drifting dan tilting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak
bergigi. Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan
pergeseran, migrasi dan berputarnya gigi.
b. Erupsi gigi antagonis yang berlebihan (ekstrudent).
3. Gangguan pada sendi temporomandibula.r
4. Terbentuknya gingiva poket pada gigi yang miring, berlanjut menjadi
periodontal poket.
5. Resesi gingiva karena kurang stimulasi.
6. Beban berlebihan pada jaringan pendukung.
Gigi yang masih tinggal akan menerima tekanan mastikasi lebih besar
sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading) yang mengakibatkan
kerusakan membran periodontal dan lama kelamaan gigi menjadi goyah dan
akhirnya dicabut.
7. Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan
terjadinya impaksi makanan.
8. Kebersihan mulut terganggu.
Hilangnya kontak antara gigi mengakibatkan ruang interproksimal mudah
disisipi makanan sehingga mudah terjadi plak.
9. Trauma periodontal akibat gigi miring.
10. Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut.
Apabila terdapat gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati
jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama akan mengakibatkan
kesukaran adaptasi terhadap gigi tiruan.
11. Apabila gigi yang hilang cukup banyak dapat menyebabkan perubahan sendi
rahang
12. Pada gigi anterior menyebabkan berkurangnya estetika dan kurang
sempurnanya pengucapan huruf
13. Pada gigi posterior dapat mengakibatkan terganggunya alat pencernaan karena
kerjanya lebih berat

Untuk itu perlu dilakukan pembuatan gigi tiruan sebagian yang antara lain
bertujuan :
1. Mengembalikan fungsi pengunyahan atau mastikasi
2. Mengembalikan fungsi keindahan atau estetik
3. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik
4. Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal
5. Memperbaiki oklusi
6. Meningkatkan distribusi beban kunyah
7. Mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat.

Pembuatan gigi tiruan sebagian harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :


1. Harus tahan lama
2. Dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada dan jaringan di
sekitarnya
3. Tidak merugikan pasien
4. Mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis

Pada akhirnya pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat tergantung


pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan adalah salah satu
alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli
yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan
dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai
pilar. Indikasi gigi tiruan sebagian lepasan adalah :
1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi
2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi
pegangan
3. Keadaan processus alveolaris masih baik
4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik
5. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
Gigi tiruan sebagian lepasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
macam berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Berdasarkan saat pemasangannya :
a. Protesa immediate, dipasang segera setelah pencabutan
b. Protesa konvensional, dibuat setelah gigi lama dicabut
2. Berdasarkan ada tidaknya wing :
a. Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal atau labial, biasanya
untuk anterior
b. Close face denture, pemakaian wing pada bagian bukal, biasanya untuk
gigi posterior
3. Berdasarkan bahan yang digunakan
a. Gigi tiruan kerangka logam (Frame prothesa/metal prothesa)
b. Gigi tiruan akrilik
c. Kombinasi kerangka logam dan akrilik
4. Victor L.S.(1975) mengklasifikasikan berdasarkan jaringan pendukungnya:
a. Gigi tiruan dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat
dukungan dari jaringan mukosa
b. Gigi tiruan dukungan gigi, yaitu gigi tiruan ynag hanya mendapat
dukungan dari gigi asli
c. Gigi tiruan dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang memdapat
dukungan dari mukosa dan gigi asli
5. Kennedy (1923) mengklasifikasikan berdasarkan letak sadel dan free end :
a. Klas I, yaitu adanya Bilateral Free End (ujung bebas pada dua sisi),
mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada
kedua sisi rahang
b. Klas II, yaitu adanya Unilateral Free End (ujung bebas pada satu sisi),
mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu
sisi rahang saja
c. Klas III, yaitu bila tidak ada Free End, mempunyai gigi tertinggal di
muka dan di belakang dan hanya pada satu sisi rahang (bounded sadel)
d. Klas IV, yaitu adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median
line
Bila daerah tak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai
modifikasi, kecuali kelas IV tidak ada modifikasi.
6. Miller mengklasifikasikan berdasarkan letak klamer :
a. Klas I, yaitu ada dua klamer yang lurus berhadapan dan tegak lurus
median line
b. Klas II, yaitu ada dua klamer yang letaknya membentuk diagonal
c. Klas III, yaitu ada tiga klamer yang membentuk segitiga di tengah
prothesa bila dihubungkan dengan garis.
d. Klas IV, yaitu ada empat klamer yang membentuk segi empat di tengah
prothesa bila dihubungkan dengan garis
Keuntungan dari pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan adalah :
1. Gigi yang diganti tidak terbatas, bila dibandingkan dengan GTC
2. Mudah dibersihkan
3. Mudah direstorasi
Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah suatu gigi tiruan sebagian
lepasan yang terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan. Bagian-bagian dari gigi
tiruan sebagian lepasan akrilik adalah :
1. Gigi pengganti / Artificial Teeth
Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang
2. Basis atau plat akrilik
Merupakan basis atau landasan gigi tiruan sebagian lepasan terbuat dari resin
akrilik untuk tempat perlekatan elemen gigi dan bagian yang berkontak
dengan mukosa mulut. Fungsinya untuk mendukung gigi tiruan sebagian dan
meneruskan tekanan oklusal ke jaringan dibawahnya.
3. Cangkolan atau klamer
Merupakan bagian dari GTS yang terletak pada gigi abutment, terbuat dari
kawat tahan karat. Pada GTS, klamer yang digunakan biasanya berbentuk C
( C klamer), adapun fungsinya adalah untuk mencegah pergerakan gigi tiruan
ke arah oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebih pada jaringan
dibawahnya.

Dalam menentukan desain dari gigi tiruan sebagian lepasan, perlu


diperhatikan beberapa faktor, yaitu :
1. Retensi
Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang
cenderung memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi
adalah : lengan retentive, klamer, oklusal rest, kontur dan landasan gigi,
oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.
2. Stabilisasi
Adalah perlawanan atau ketahanan terhadap perpindahan gigi tiruan dalam
arah horisontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali
bagian terminal/ujung lengan retentive. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan
berfungsi. Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi,
sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam
posisi bagaimanapun juga
b. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi
dan inklinasi/ posisi tiap gigi
c. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien
d. Perlekatan gigi di atas ridge
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien :
Nama : Tri Nuryaningsih
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : GK V/62 RT 02/01 Terban
No. kartu : T – 077928

B. Anamnesa
1.Pemeriksaan Subyektif :
Motivasi : Pasien datang ke klinik atas keinginan sendiri untuk
membuatkan gigi tiruan.
CC : Merasa kurang nyaman pada saat mengunyah karena harus
menempatkan makanan lebih kedepan agar dapat dikunyah
PI : Sekarang tidak ada keluhan rasa sakit dan ingin dibuatkan
gigi tiruan
PDH : Pernah beberapa kali mencabutkan giginya tanpa komplikasi,
belum pernah dibuatkan gigi tiruan
PMH : - Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
- Tidak dicurigai memilki alergi terhadap obat-obatan
FH : - Ayah : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik
- Ibu : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik
2. Pemeriksaan Obyektif :
a. Umum
• Jasmani : sehat, tak ada kelainan
• Rohani : komunikatif dan kooperatif

b. Lokal
- Ekstra oral : Muka : simetris, tak ada kelainan
Profil : cembung normal
Bibir : sedang, tak ada kelainan
- Intra Oral : Palatum : U, normal, tak ada kelainan
Mukosa : normal, tak ada kelainan
Gingiva : normal, tak ada kelainan
Lidah : normal, tak ada kelainan

c. Pemeriksaan Elemen

V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V

Keterangan :
X : gigi telah dicabut
- : karies
● : tumpatan
O : tidak ada benih gigi
C. Klasifikasi
Klasifikasi : RB : Klas VI Applegate-Kennedy modifikasi 1P atau
Klas III Kennedy modifikasi 1P
BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

A. Mouth Preparation
Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi
tiruan sebagian, meliputi :
1. Perawatan periodontal dengan scaling untuk membersihkan karang gigi.
2. Perawatan konservasi terhadap gigi yang karies.

B. Perawatan
Kunjungan I
a. Membuat cetakan untuk studi model (RA dan RB)
Alat : sendok cetak perforated stock tray no. 3
Bahan cetak : alginat
Cara mencetak : mukostatik
Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu
mengisi hasil cetakan studi model dengan stone gips, kemudian dibuat
model form (boxing).
b. Membuat desain GTSL Akrilik
 Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi
Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus ini termasuk Klas VI
Applegate-Kennedy modifikasi 1P, gigi yang diganti adalah 6 6 .
Indikasi protesa adalah protesa lepasan, desain bilateral dengan
dukungan gigi dan mukosa.
 Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Karena keadaan gigi tetangga masih kuat maka dukungan yang dipilih
adalah dukungan kombinasi dari gigi, yaitu gigi 7 7 dan dukungan
mukosa.
 Menentukan macam penahan
Direct retainer berupa C Klamer pada gigi 7 7
Indirect retainer berupa plat akrilik setinggi singulum pada
 Menentukan macam konektor
Konektor berupa plat akrilik.

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK PADA RAHANG


BAWAH

Keterangan :
1. Plat akrilik
2. Anasir gigi
3. C Klamer
4. Plat akrilik setinggi singulum
5. Buccal flange

Kunjungan II
a. Membuat work model
Alat : sendok cetak perforated stock tray no 3
Bahan cetak : alginat
Cara mencetak : mukostatik
b. Membuat gigitan sentrik
Fungsinya adalah untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi
geligi RA dan RB sesuai sentrik oklusi. Dua lapis malam merah dibuat
tapal kuda, ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam
dilunakkan dan pasien disuruh menggigit malam tersebut.
Pekerjaan laboratorium yaitu pemasangan gigi tiruan. Gigi tiruan yang
dipilih harus disusun pada model kerja yang dipasang pada artikulator. Posisi
gigi-gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang
memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan
derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai kontur alami processus
alveolaris dan tepi gingiva. Kemudian dilakukan proses flasking, wax
elimination, packing, processing, deflasking, finishing dan polishing.

Kunjungan III
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien,
yang perlu diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, oklusi, dan
kenyamanan pasien.
1. Pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat
pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara
pengasahan gigi tiruan.
2. Retensi
Kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi
tiruan adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut
pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan
terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan
tersebut sudah mempunyai retensi.
3. Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang
menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat
dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi
gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan
secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada
saat tes ini.
4. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan
anteroposterior. Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang
diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta
melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan
dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna
yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang
tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi
yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi
ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien setelah gigi tiruan


dipakai adalah :
1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut
2. Pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama
beberapa waktu agar pasien terbiasa
3. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus dijaga.
4. Pada malam hari atau pada saat protesa tidak digunakan, protesa dilepas
atau direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak
berubah ukurannya.
5. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket
6. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan, pasien harap segera kontrol
7. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi yang pertama kali.

Kunjungan IV
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi
1. Pemeriksaan subyektif
Mengenai keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi
tiruan dan mengenai adanya gangguan dalam fungsi bicara atau tidak.
2. Pemeriksaan obyektif
Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut, melihat keadaan GTS lepasan
baik pada base platenya maupun pada mukosa di bawahnya, posisi
cengkeramannya, keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya,
oklusi, stabilisasi, dan retensi gigi tiruan
BAB V
DISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi 6 6 .Pembuatan GTS ini bertujuan
untuk mengembalikan fungsi pengunyahah dan fungsi estetik.
Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus tersebut termasuk dalam
klasifikasi Klas VI Applegate-Kennedy modifikasi 1P atau Klas III Kennedy
modifikasi 1P dan merupakan indikasi pembuatan protesa gigi tiruan lepasan
dukungan kombinasi gigi dan mukosa desain bilateral dengan perluasan basis ke
distal.
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat desain gigi tiruan
sebagian lepasan adalah :
1. Base plate
Bagian yang melekat pada mukosa mulut yang fungsinya memindahkan
tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.
2. Gigi Abutmen
Gigi yang dipilih sebagai gigi abutmen adalah gigi 7 7
3. Gigi pengganti
Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi
sesuai dengan gigi aslinya.
4. Retainer
Pada kasus ini dipakai indirect retainer berupa plat akrilik setinggi cingulum
pada gigi anterior dan direct retainer berupa klamer C pada 7 7 .
Pemilihan klamer C karena klamer tersebut cukup kuat retensinya. Bahan
yang dipakai adalah kawat stainlessteeel dengan diameter 0.8 mm. Kawat ini
tidak mudah berkarat dan berbentuk bulat sehingga makanan tidak mudah
terselip diantara gigi serta untuk menghindari terjadinya abrasi pada gigi
abutment.
BAB VI
PROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan adalah baik, karena :


1. Kesehatan umum pasien baik.
2. Jaringan pendukung baik.
3. Motivasi pasien yang tinggi untuk memakai gigi tiruan
4. Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian gigi tiruan
tersebut.

BAB VII
KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan


giginya adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi,
fungsi bicara dan fungsi estetik sehingga dapat mempertahankan jaringan mulut.
Keberhasilan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat ditentukan oleh
kerjasama yang baik antara pasien dan operator.
DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essential of Removable Partial Denture Prosthesis, 2th ed.,


W.B. Sounders Co., Philadelphia, London.

David, M., Watt, 1992, Penentuan Desain Geligi Tiruan Sebagian Lepasan,
Hipocrates, Jakarta.

Gunadi, H.A., 1982, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan , jilid 1,
Hipocrates, Jakarta.

Haryanto, 1992, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, 2th ed.,
Hipocrates, Jakarta.

Itjiningsih, 1980, Dental Teknologi, cetakan ke-1, Fakultas Kedoteran Gigi


Universitas Trisakti, Jakarta

Soelarko, R.M., dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran,
Bandung

Swenson, M.G., and Terkla, I.G., Partial Denture, The CV. Mosby Co., St. Louis

Anda mungkin juga menyukai