Anda di halaman 1dari 8

NAMA

NIM
KELAS

: SELVIANI
: 201401034
: KEPERAWATAN A
APA ITU PENYAKIT AUTOIMUN?

Suatu kondisi di mana sistem imun (kekebalan) tubuh menyerang sel (bagian) tubuh
sendiri

Terdapat lebih dari 100 macam penyakit autoimun yang telah diketahui. Contoh yang
sering pada perempuan yaitupenyakit lupus. Contoh penyakit autoimun lain yaitu miasthenia
gravis (kelumpuhan otot), vaskulitis (peradangan pembuluh darah), dan sindrom
antifosfolipid (darah mudah menggumpal).

Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun.

Penyakit autoimun dapat mengenai berbagai organ, seperti otak, mata, jantung, hati, paru,
dan sel darah.

Ada penyakit autoimun yang bersifat sistemik yaitu menyerang berbagai organ,
contohnya lupus. Ada juga penyakit autoimun yang mengenai satu organ, seperti tiroiditis
Hashimoto (kelenjar gondok/tiroid), hepatitis autoimun (organ hati), miasthenia gravis
(hubungan antara saraf dan otot), uveitis (mengenai mata)

Penyakit autoimun muncul merupakan hasil kombinasi dari faktor genetik dan
lingkungan. Penyakit autoimun dapat muncul karena dipicu oleh infeksi virus/bakteri atau
karena zat kimia tertentu pada seseorang individu yang rentan terkena penyakit autoimun
(memiliki kelainan genetik).
BAGIAN TUBUH YANG DAPAT TERKENA PENYAKIT AUTOIMUN

MENGAPA HARUS WASPADA PENYAKIT AUTOIMUN?

Jumlah pasien autoimun semakin meningkat. Penyakit autoimun dapat menyebabkan


penyakit kronik, kecacatan, bahkan kematian. Biaya pengobatan untuk penyakit ini tidaklah
sedikit karena pengobatannya bisa berlangsung lama bahkan hingga seumur hidup dan
seringkali membutuhkan obat yang mahal.

BAGAIMANA GEJALA ORANG YANG TERKENA PENYAKIT AUTOIMUN?

Gejala yang muncul beragam tergantung jenis penyakit autoimun dan organ tubuh yang
terkena.

Bila mengenai sel darah merah, pasien dapat mengeluh lemas karena kurang darah.
Bila mengenai mata, pasien dapat mengeluh hilangnya penglihatan.
Bila mengenai saraf, pasien dapat datang dengan kelumpuhan.
Kondisi tertentu harus mengarahkan pada kecurigaan adanya penyakit autoimun.
Sebagai contoh yaitu lupus eritematosus sistemik (SLE). Kemungkinan adanya SLE
harus dipikirkan pada seorang perempuan yang menderita demam lama yang tidak
sembuh dengan pengobatan antibiotika, yang disertai gejala nyeri sendi dan sariawan
berulang.

BAGAIMANA MENDIAGNOSIS PENYAKIT AUTOIMUN?

Dokter mendiagnosis berdasarkan gejala yang timbul, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang diminta biasanya adalah antibodi yang berhubungan dengan
penyakit autoimun yang diduga diderita pasien berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Sebagai contoh: pemeriksaan anti-dsDNA yang positif berhubungan dengan penyakit lupus
eritematosus sistemik. Pemeriksaan antibodi antikardiolipin (ACA) berhubungan dengan
sindrom antifosfolipid (pengentalan darah).

BAGAIMANA MENGOBATI PENYAKIT AUTOIMUN?

Pengobatan tergantung dengan jenis penyakit autoimun yang diderita dan organ yang
terkena. Pada dasarnya, obat yang diberikan berfungsi menekan sistem imun tubuh agar
penyakit dapat terkontrol. Contoh obat yang sering diberikan yaitu steroid
(prednison/metilprednisolon)
Obat penunjang lain juga diberikan untuk mencegah timbulnya efek samping dari obat
utama. Sebagai contoh: suplementasi vitamin D dan kalsium untuk mencegah pengeroposan
tulang dan memperbaiki kondisi penyakit autoimunnya, pemberian obat maag untuk
mengurangi efek samping akibat pemberian steroid.
Obat lain yang sering diberikan pada pasien autoimun adalah obat pengencer darah
karena penyakit autoimun dapat disertai kondisi darah yang mudah menggumpal. Obat
tersebut membutuhkan pemantauan dari dokter untuk menghindari terjadinya efek samping
Obat untuk menekan daya tahan tubuh yang diberikan dapat menyebabkan efek samping
dalam jangka panjang, seperti moonface (wajah tampak gemuk), pengeroposan tulang, serta
infeksi sehingga harus dipantau oleh dokter pemberiannya dan disesuaikan dosisnya.

APA YANG HARUS DILAKUKAN BILA TELAH TERDIAGNOSIS MENDERITA


PENYAKIT AUTOIMUN?

Berobat teratur ke dokter untuk memonitor keberhasilan terapi, kemungkinan komplikasi,


dan kemungkinan terjadinya efek samping pengobatan. Tidak boleh menghentikan sendiri
pengobatan.
Pasien dianjurkan untuk tidak sembarangan mengonsumsi jamu atau suplemen karena
dapat memperburuk kondisi penyakitnya.
Bagi pasien yang telah terdiagnosis menderita autoimun, beberapa cara dapat mencegah
kekambuhan penyakitnya. Sebagai contoh, pasien dengan lupus dianjurkan untuk lebih
banyak mengonsumsi makanan denganpolyunsaturated fatty acid (asam lemak tidak jenuh
ganda), menghindari pajanan sinar matahari, dan menghindari penggunaan kontrasepsi
hormonal.
JAUHI MEROKOK. Merokok merupakan salah satu zat lingkungan yang paling poten
memengaruhi penyakit autoimun. Rokok dapat meningkatkan risiko autoimun hingga 21 kali
lipat (Harel M, 2006)
HINDARI STRES. Stres dapat merupakan pencetus penyakit autoimun. Penelitian
mendapatkan bahwa stres fisik dan psikologis dapat merupakan faktor pencetus dan
penyebab eksaserbasi penyakit autoimun.

SUMBER
http://klinikautoimun.com/artikel/apa-itu-penyakit-autoimun.html
Komentar :

NAMA
NIM
KELAS

: RIRIS DARYANTI
: 201401032
: KEPERAWATAN A
Alergi: Definisi dan Gejala

Alergi adalah respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Orang-orang yang memiliki
alergi memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu zat biasanya tidak
berbahaya di lingkungan. Ini substansi (serbuk sari, jamur, bulu binatang, dll) disebut alergen.
Alergi adalah masalah yang sangat umum, yang berdampak pada sedikitnya dua dari
setiap 10 orang Amerika. Apa Yang Terjadi Selama Reaksi alergi?
Pertama, seseorang terkena alergen dengan menghirup itu, menelan, atau mendapatkan itu pada
atau di bawah kulit mereka. Setelah seseorang terkena alergi, serangkaian kegiatan menciptakan
reaksi alergi:
1. Tubuh mulai menghasilkan antibodi jenis tertentu, yang disebut IgE, untuk mengikat
allergen.
2. Antibodi melampirkan ke bentuk sel darah yang disebut sel mast. sel Mast dapat
ditemukan di saluran udara, di usus, dan di tempat lain. Kehadiran sel mast dalam saluran
udara dan saluran pencernaan membuat daerah ini lebih rentan terhadap paparan alergen.
3. Mengikat alergen ke IgE, yang melekat pada sel mast. Hal ini menyebabkan sel mast
untuk melepaskan berbagai bahan kimia ke dalam darah. Histamin, senyawa kimia utama,
menyebabkan sebagian besar gejala reaksi alergi.
Apa Apakah Gejala dari reaksi alergi?
Gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang terhirup atau kulit meliputi:
Gatal, mata berair
Bersin
Gatal, hidung beringus
Ruam
Merasa lelah atau sakit
Hives (gatal-gatal dengan bercak merah dibangkitkan)
Eksposur lainnya dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda:
Makanan alergi. Reaksi alergi terhadap alergen makanan juga bisa menyebabkan kram
perut, muntah, atau diare.
Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain
menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan nyeri.
Kerasnya reaksi alergi, gejala dapat sangat bervariasi:
Gejala ringan mungkin tidak begitu kentara, hanya membuat Anda merasa sedikit,
Sedang gejala dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda, mendapat flu atau
bahkan dingin.
Parah reaksi alergi sangat tidak nyaman, bahkan melumpuhkan.
Kebanyakan gejala reaksi alergi pergi tak lama setelah berhenti eksposur.

Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Dalam anafilaksis, alergen menyebabkan
reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat mencakup:
Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka)
Mengi atau sesak napas
Suara serak atau sesak di tenggorokan
Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
Anafilaksis adalah mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis segera. Gejala dapat
berkembang pesat, sehingga menuju ruang darurat jika ada, kecurigaan dari anafilaksis.
Apakah Semua orang Memiliki Alergi?
Tidak, tidak semua orang memiliki alergi. Orang-orang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi alergi, meskipun tidak ke alergen tertentu. Bila salah satu orangtua alergi, anak mereka
memiliki kesempatan 50% memiliki alergi. risiko itu melompat hingga 75% jika kedua orang tua
memiliki alergi.
SUMBER
https://artikesehatan.wordpress.com/alergi/
Komentar :

NAMA
NIM
KELAS

: SELVIANI
: 201401034
: KEPERAWATAN A
JENIS-JENIS ANTIBODI

1. Immunoglobulin M (IgM)
Immunoglobulin M (IgM) adalah antibodi yang di hasilkan oleh tubuh secara alami
ketika suatu infeksi terjadi. IgM di hasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen. IgM
melakukan respon antibodi primer. IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam
keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan. Fungsi IgM adalah
nerangsang fogositosis mikrob oleh makrofaga.
2. Immunoglobulin G (IgG)
Immunoglobulin G (IgG) adalah jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan
pada pemaparan antigen berikutnya. IgG membentuk respon antibodi sekunder yang bekerja
lebih cepat dan berlimpah di bandingkan respon antibodi primer. IgG ditemukan di dalam
darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat masuk
melalui plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya dan berfungsi untuk melindungi
janin dan bayi baru lahir dari penyakit hingga sistem kekebalan tubuh bayi dapat
menghasilkan antibodi sendiri.
3. Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A (IgA) adalah antibodi yang memegang peranan penting pada
pertahanan tubuh terhadp masuknya mikroorganisme melalui lubang-lubang di permukaan
tubuh. IgA merupakan sistem pertahanan tubuh lapis pertama. Immunoglobulin A atau IgA
ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung,
mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya,
seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus. IgA memiliki 3 fungsi utama,
yaitu:
Mencegah mikroba masuk kedalam tubuh,

Mengikat mikroba yang hendak masuk kedalam tubuh,

Mengeluarkan mikroba dari dalam tubuh


4. Immunoglobulin E (IgE)
Immunglobulin E (IgE) merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah dan
dapat menyebabkan reaksi alergi segera terhadap serangan antigen. Tubuh seorang yang
sering mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE berfungsi sebagai proteksi
terhadap serangan parasit dan bersama-sama IgG mengikat serta mengusir antigen penyebab
alergi.
IgE
penting
dalam
melawan
infeksi
parasit
seperti river
blindness dan skistosomiasis, yang banyak ditemukan di negara berkembang.
5. Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D (IgD) merupakan antibodi yang terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit di dalam darah, getah bening dan permukaan limfosit. Fungsi IgD adalah
untuk mengaktifkan sel B. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel T dan membantu menangkap antigen.

SUMBER
http://www.kamusq.com/2013/09/antibodi-adalah-pengertian-dan-definisi.html
NAMA
: RIRIS DARYANTI
NIM
: 201401032
KELAS
: KEPERAWATAN A
JENIS JENIS ANTIBODI
Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons
terhadap keberadaan benda-benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Bendabenda asing itu disebut antigen.
Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi memiliki
struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci dengan
lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap antigen jenis tertentu. Setiap situs perlekatan
antigen tersebut dibentuk dari asosiasi antara rantai ringan dan rantai berat. Antibodi memiliki
konfirmasi-konfirmasi unik yang dihasilkan sekuens-sekuens yang ada diujung kepala situs
pengikatan antigen.
Sebuah antigen (yang bersifat kompleks) mampu bereaksi dengan lebih dari satu antibodi,
meskipun hal ini tak umum (jarang terjadi). Disamping hal tersebut, antigen yang bereaksi
dengan antibody yang menghasilkan proliferasi limfosit di awal reaksi harus berupa molekul
besar. Nantinya, cukup determinan antigenik saja yang berperan dalam meneruskan respons
imun.
Ada lima jenis antibody (imunoglobulin) yang dimiliki oleh manusia, yaitu IgG, IgM,
IgA, IgD dan IgE. Berikut penjelasannya:
a. Imunoglobulin Gamma (IgG)
Merupakan kelompok imunoglobulin pertama yang lebih sering ditemukan dan jumlah
yang paling melimpah dalam sistem sirkulasi. Imunoglobulin-G mampu melewati dinding
pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan, disamping itu IgG mampu untuk menembus
plasenta yang pada akhirnya akan memberikan kekebalan pasif dari ibu ke janin (bayi). IgG
memberikan perlindungan terhadap invasi bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam
darah dan limfa serta memicu kerja sistem komplemen.
b. Imunoglobulin-M (IgM)
Merupakan antibody pertama yang ditemukan ketika terjadi serangan infeksi (paparan
awal suatu antigen). Antibodi jenis ini memiliki pergiliran yang tinggi dan tidak bertahan
lama dalam kadar yang tinggi. IgM terdiri dari lima monomer situs pengikatan antigen yang
setiap monomer berbentuk Y dan tersusun dalam struktur pentamer. Tempat pengikatan
antigen yang banyak tersebut membuatnya menjadi sangat efektif dalam mengaglutinasi atau
menggumpalkan antigen dan dalam reaksi yang melibatkan komplemen. Namun, IgM terlalu
besar untuk dapat menembus plasenta dan tidak memberikan kekebalan maternal.
c. Imunoglobulin-A (IgA)
Merupakan antibody yang dihasilkan dalam bentuk dua monomer Y oleh sel-sel yang
terdapat melimpah dalam membrane mukosa. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah
pertautan virus dan bakteri kepermukaan epithelium. IgA ditemukan dalam sebagian besar
sekresi tubuh, misalnya ludah, keringat, air mata, bahkan air susu. Kehadirannya dalam
kolustrum membantu melindungi bayi dari infeksi saluran gastrointestinal.
d. Imunoglobulin-E (IgE)

Merupakan antibodi berukuran sedikit lebih besar daripada molekul IgG dan hanya
mewakili sebagian kecil dari total antibody dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan
reseptor pada sel mast dan basofil, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel tersebut
membebaskan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan alergi. Imunoglobulin
(IgE) adalah antibodi yang ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. IgE
menyebabkan tubuh bereaksi terhadap zat asing seperti serbuk sari, spora jamur, dan bulu
binatang. Kadar antibodi IgE seringkali tinggi pada penderita alergi.
e. Imunoglobulin-D (IgD)
Imunoglobulin D (IgD) adalah antibodi yang ditemukan dalam jumlah kecil di jaringan
yang melapisi perut atau dada. Sampai sekarang tidak jelas bagaimana antibodi ini bekerja.
SUMBER
http://omishobrina.blogspot.com/2013/04/antibodi.html

Anda mungkin juga menyukai