BAB I
PENDAHULUAN
1.1
2.1.
Tujuan Percobaan
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
Menentukan bilangan Re
Dasar Teori
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau
panas adalah hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui
bahwa panas dapat berlangsung lewat 3 cara, dimana mekanisme
perpindahan panas itu sendiri berlainan adanya. Adapun perpindahan itu
dapat dilaksanakan dengan:
1.
2.
3.
2.1.2
peralatan
yang
mendukung.
Bagaimanapun
satu
A Cold fluit in
B
Hot fluit out
Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk
extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface
area yang moderat (range surface area: 1 6000 ft2). Hairpin heat exchanger
tersedia dalam :
-
Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell
(multitube),
Straight tubes,
dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas
permukaan panas yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS
perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati the
exchanger section.(Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran
dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana
aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.
T2
T1
t1
T1
t2
T2
t2
t1
T
T1
T1
T2
T2
t2
t1
(a)
(b)
T
T1
t2
T2
t1
(c)
L
(d)
Gambar 2.3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter
current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan
fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada
gambar 2.3 dan gambar 2.4.
(
LMTD=
) (
(
(
)
)
)
= U . A. (Ta Tb)
(LMTD)i
t inlet t outlet
ln
(LMTD)i
t inlet
t outlet
t3 t1 t2 t10
t3 t1
ln
t2 t10
(LMTD)o
t inlet t outlet
ln
(LMTD)o
t inlet
t outlet
t1 t7 t2 t0
t1 t7
ln
t2 t0
(LMTD)overall
t inlet t outlet
t inlet
t outlet
ln
(LMTD)overall
t3 t7 t2 t0
t3 t7
ln
t2 t0
b
dTh
Th, in
mh
dTc
Th, out
Ta
Tb
mc
Tc, in
dA
0
Tc, out
Atotal
Area
LMTD
T1 t2 T2 t1
T1 t2
ln
T2 t1
........................................................ (2.12)
Th, in
mh
dTh
Th, out
Ta
T
Tc, out
dTc
mc
Tc, in
dA
0
Area
Atotal
LMTD
T1 t1 T2 t2
T1 t1
ln
T2 t2
..................................................... (2.13)
10
BAB II
METODOLOGI
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Data Pengamatan
Tabel 3.1 Data Counter Current
Data
2 L/min
2.5 L/min
3 L/min
3.5 L/min
4 L/min
4.5 L/min
5 L/min
to (0C)
34.6
34.4
34.35
34.3
34.25
34.15
34.05
33.8
33.8
t1(0C)
78.25
77.3
76.45
76.15
75.45
75.15
74.75
74.3
74.75
t2( C)
61.7
63.95
64.85
65.9
66.4
66.75
66.95
67.1
67.85
t3( C)
81.2
79.5
78.15
77.5
76.75
76.05
75.7
75.05
75.3
t4( C)
79.4
78.45
77.5
76.9
76.45
75.95
75.4
75
75.35
t5(0C)
75.6
75.85
75.25
75.2
74.8
74.3
74
73.9
74.1
t6(0C)
61.7
63.95
64.85
65.9
66.4
66.75
66.95
67.1
67.85
t7(0C)
72.1
72.6
72.2
72.2
72.05
71.55
71.45
71.3
71.7
t8(0C)
63.9
65.8
65.8
66.3
66.55
66.45
66.35
66.4
67
t9(0C)
58.85
55.75
56.25
56.75
57.3
57.4
57.3
57.6
58.05
1 L/min
1.5 L/min
2 L/min
2.5 L/min
3 L/min
3.5 L/min
4 L/min
4.5 L/min
5L/min
56.75
64.1
66.4
67.6
68.25
68.15
68.2
68.55
69.9
59
65.45
67.3
68.4
68.6
68.65
68.7
68.7
69.75
t2( C)
60.25
67.7
69.7
70.75
71.35
71.15
71.1
71.3
72.55
71.55
76.45
77.1
76.95
76.55
76.05
75.4
75.25
75.65
t4( C)
66.6
72.55
73.75
74.25
74.1
73.6
74.5
73.35
74.3
t5(0C)
63.1
69.35
71.35
72.15
72.35
72.25
72
72.15
73.1
t6(0C)
60.25
67.7
69.7
70.75
71.35
71.15
71.1
71.3
72.55
t7(0C)
32.45
32.8
33.05
33.2
33.35
33.45
33.45
33.55
33.95
t8(0C)
46.45
50.9
52.85
54.3
54.55
54.6
55
55.25
56.05
t9(0C)
54.6
60.3
62.4
63.55
64
63.9
64.15
64.45
66.45
t3( C)
12
Mo (kg/s)
Vi (L/min)
1.5
(kg/m3)
983.18
979.02
t rerata air
65.90
2.5
3.5
4.5
977.9
977.32
976.98
977.09
977.12
977.014
976.32
72.08
73.40
73.85
73.95
73.60
73.25
73.28
74.10
0.016281667
0.0244
0.0325
0.0406
to (K)
329.75
337.1
339.4
340.6
341.25
341.15
341.2
341.55
342.9
t3 (K)
344.55
349.45
350.1
349.95
349.55
349.05
348.4
348.25
348.65
t6 (K)
333.25
340.7
342.7
343.75
344.35
344.15
344.1
344.3
345.55
t7(K)
305.45
305.8
306.05
306.2
306.35
306.45
306.45
306.55
306.95
Qh (kJ/s)
0.001672404
0.0019
0.0022
0.0023
0.0023 0.00253
Qc (kJ/s)
0.073308493
0.0944
0.1006
LMTD
14.75122128
16.05
15.725
Ud
0.003971066
0.0042
0.0049
0.0052
panas ( C)
Mi (kg/s)
0.0487 0.05683
0.0053 0.00594
Vi
ui
density
Re
(m3/min)
1
2x 10-5
0,000584
983,18
109,050905
1.5
3 x 10-5
0,000876
979,02
162,884238
3 x 10-5
0,001168
977,9
216,930531
2.5
4 x 10-5
0,001459
977,32
271,002335
5 x 10-5
0,001751
976,98
325,089667
3.5
6 x 10
-5
0,002043
977,09
379,313981
7 x 10
-5
0,002335
977,12
433,515003
8 x 10
-5
0,002627
977,014
487,651471
8 x 10-5
0,002919
976,32
541,450088
4
4.5
5
13
Mo (kg/s)
1
1.5
982,37
981,1
980,6
71,45
71,73
0,01619 0,024
Vi (L/min)
(kg/m3)
t rerata air panas
Mi (kg/s)
2.5
3.5
4.5
980
979,75
979,55
979,4
979,36
978.94
71,50
71,70
71,58
71,40
71,33
71,08
71.58
0,032
0,041
0,0487
0,0568
0,065
0,073114
0.081224
to (K)
307,6
307,4
307,4
307,3
307,25
307,15
307.1
306.8
306.8
t3 (K)
354,2
352,5
351,2
350,5
349,75
349,05
348,7
348.05
348.3
t6 (K)
334,7
337
337,9
338,9
339,4
339,75
340
340.1
340.85
t7 (K)
345,1
345,6
345,2
345,2
345,05
344,55
344,5
344.3
344.7
Qh (kJ/s)
0,00287 0,003
0,004
0,004
0,0046
0,0048
0,005
0.005284
0.005501
Qc (kJ/s)
0,11313 0,115
0,114
0,114
0,114
0,1128
0,113
0.11313
0.114337
LMTD
16,4947 15,57
15,02
14,73
14,276
14,19
14
13.53145
13.55203
Ud
0,00609 0,008
0,009
0,01
0,0112
0,0119
0,013
0.013677
0.014217
ui
density
Re
-5
0.0006
982.37
108.96
1.5
3 x 10-5
0.0009
981.12
163.23
3 x 10-5
0.0012
980.61
217.53
2.5
4 x 10-5
0.0015
980.02
271.75
5 x 10-5
0.0018
979.75
326.01
3.5
6 x 10-5
0.002
979.55
380.27
7 x 10
-5
0.0023
979.4
434.53
8 x 10
-5
0.0026
979.36
488.82
8 x 10
-5
0.0029
978.94
542.9
4.5
5
Vi (m3/min)
2 x 10
14
3.3
Pembahasan
vi vs Qc (co current)
0,12
Qc (KJ/s)
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
Vi (L/min)
Kurva 1. Hubungan antara laju alir air panas (vi) dan Perpindahan Panas pada air
dingin (Qc)
Pada kurva vi vs Qc semakin besar laju alir air panas (vi) pada
kondisi laju alir air dingin konstan maka semakin besar perpindahan panas
pada air dingin yang terjadi.
Vi vs Qh (co-current)
0,003
Qh (KJ/min)
0,0025
0,002
0,0015
0,001
0,0005
0
0
Vi (L/min)
Kurva 2. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Perpindahan Panas
pada Air Panas (Qh)
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI
TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
15
Pada kurva vi vs Qh semakin besar laju alir air panas (vi), maka
besarnya perpindahan panas seharusnya lebih besar pula, karena semakin
besar laju alir air panas maka semakin besar panas yang tersedia sehingga
panas yang berpindah pun akan semakin banyak. Pada kurva vi vs Qh
terlihat bahwa semakin besar laju alir air panas maka semakin besar Qh,
terkecuali pada data yang terakhir mengalami penurunan, hal ini
dikarenakan pada laju alir 5 L/min, beda temperatur hot stream inlet dan
exit sangat kecil dibandingkan yang lain. Hal ini dikarenakan mungkin
ada factor pengotor yang menyebabkan perpindahan panasnya mengalami
penurun
vi vs ud
0,007
0,006
Ud
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0
10
Vi (L/min)
Kurva 3. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Koefisien
Perpindahan Panas Keseluruhan (Ud) pada aliran co current
Pada kurva vi vs ud, semakin besar laju alir air panas (vi), maka
besar perpindahan panas seharusnya lebih besar pula, karena semakin
besar laju alir air panas maka semakin besar panas yang tersedia sehingga
panas yang berpindah pun akan semakin banyak. Semakin banyak panas
yang berpindah menunjukkan kemampuan perpindahan panas (koefisien
perpindahan panas overall) yang semakin besar. Terkecuali pada data yang
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI
TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
16
terakhir mengalami penurunan, hal ini dikarenakan pada laju alir 5 L/min,
beda temperatur hot stream inlet dan exit sangat kecil dibandingkan yang
lain. Hal
vi vs Re
600
500
Re
400
300
200
100
0
0
Vi (L/min)
Kurva 4. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Bilangan Reynold
(Re) pada aliran co current
Semakin besar laju alir air panas akan berpengaruh pada besarnya
bilangan Re. karena meningkatnya laju alir air panas akan meningkatkan
pola aliran menjadi lebih turbulen. Namun bukan berarti aliran dalam HE
ini turbulen, karena jika dilihat dari rentang nilai Re sekitar 150-550 ,
maka aliran dalam HE laminar. Jika nilai laju alir air panas semakin
diperbesar maka bisa jadi akan terjadi turbulensi.
17
LMTD
16
15,5
15
14,5
14
0
Vi (L/min)
Kurva 5. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) Temperatur Rata-Rata
Logaritmik (LMTD) pada aliran co current
Semakin besar laju alir air panas maka semakin kecil LMTD, hal
ini dikarenakan semakin besar laju alir air panas saat laju alir air dingin
konstan maka akan menyebabkan semakin kecil beda temperature yang
terjadi. Namun, terjadi penyimpangan pada data laju alir 1 L/min, karena
pada data tersebut merupakan awal digunakannya HE, sehingga butuh
penyesuaian dan menyebabkan beda temperaturnya sangat beda jauh
dengan data yang kedua.
vi vs temperatur rata-rata
76,00
74,00
72,00
70,00
68,00
66,00
64,00
0
Vi (L/min)
Kurva 6. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Temperatur RataRata pada aliran co current
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI
TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
18
vi vs Qc (counter current)
0,1155
Qc (KJ/s)
0,115
0,1145
0,114
0,1135
0,113
0,1125
0
Vi (L/min)
Kurva 7. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Perpindahan
Panas pada Air Dingin (Qc) pada aliran counter current
19
Vi vs Qh (counter current)
0,006
Qh (KJ/s)
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0
Vi (L/min)
Kurva 8. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Perpindahan
Panas pada Air Panas (Qh) pada aliran counter current
Pada kurva vi vs Qh semakin besar laju alir air panas (vi), maka
besarnya perpindahan panas seharusnya lebih besar pula, karena semakin
besar laju alir air panas maka semakin besar panas yang tersedia sehingga
panas yang berpindah pun akan semakin banyak.
UD
Vi vs Ud
0,016
0,014
0,012
0,01
0,008
0,006
0,004
0,002
0
0
Vi (L/min)
Kurva 9. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Koefisien
Perpindahan Panas keseluruhan (Ud) pada aliran counter current
20
Pada kurva vi vs ud, semakin besar laju alir air panas (vi), maka
besar perpindahan panas seharusnya lebih besar pula, karena semakin
besar laju alir air panas maka semakin besar panas yang tersedia sehingga
panas yang berpindah pun akan semakin banyak. Semakin banyak panas
yang berpindah menunjukkan kemampuan perpindahan panas (koefisien
perpindahan panas overall) yang semakin besar.
Vi Vs Re
600
500
Re
400
300
200
100
0
0
Vi (L/min)
Kurva 10. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Bilangan
Reynold (Re) pada aliran counter current
Semakin besar laju alir air panas akan berpengaruh pada besarnya
bilangan Re. karena meningkatnya laju alir air panas akan meningkatkan
pola aliran menjadi bergolak. Dilihat dari rentang nilai Re sekitar 150-550,
maka aliran dalam HE laminar. Jika nilai laju alir air panas semakin
diperbesar maka bisa jadi akan terjadi turbulensi.
21
LMTD
Vi (L/min)
Kurva 11. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Temperatur
Rata-Rata Logaritmik (LMTD) pada aliran counter current
Semakin besar laju alir air panas maka semakin kecil LMTD, hal ini
dikarenakan semakin besar laju alir air panas saat laju alir air dingin
konstan maka akan menyebabkan semakin kecil beda temperatur yang
terjadi
22
vi vs temp.rata-rata
Temperatur rata-rata (0C)
71,80
71,70
71,60
71,50
71,40
71,30
71,20
71,10
71,00
0
Vi (L/min)
Kurva 12. Hubungan antara Laju Alir Air Panas (vi) dan Temperatur Rata-Rata
pada aliran counter current
menghasilkan
temperature rata-rata air panas yang tidak stabil nilainya seiring peningkatan
laju alir air panas. Hal ini dikarenakan perpindahan panas yang kurang baik
pada HE.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
- Semakin besar laju alir air panas (vi) pada kondisi laju alir air dingin
konstan maka semakin besar perpindahan panas pada air dingin yang
terjadi.
- Semakin besar laju alir air panas (vi), maka perpindahan panas pada
air panas (Qh) menjadi lebih besar pula. karena semakin besar laju
alir air panas maka semakin besar panas yang tersedia sehingga
panas yang berpindah pun akan semakin banyak.
- semakin besar laju alir air panas (vi), maka koefisien perpindahan
panas semakin besar
- Semakin besar laju alir air panas (vi), maka nilai LMTD akan
semakin menurun.
- Semakin besar laju alir air panas (vi), maka bilangan Re semakin
besar.
- perbandingan antara co current dan counter current, lebih baik
counter current nilai koefisien perpindahan panas, nilai Qh dan Qc
lebih besar dibanding aliran co-current.
24