Anda di halaman 1dari 14

1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI


I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan

: Cuka Apel
: Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah
apel dengan proses fermentasi.

III. Dasar Teori


Apel
Apel adalah jenis buah-buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah
apel. Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jika masak dan (siap dimakan),
namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek,
daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya. Orang mulai
pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak
daerah di dunia yang suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam
bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah keturunan dari Malus
sieversii asal Asia Tengah, dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel
hutan/apel liar). Jenis jenis apel antara lain:
1. Apel Granny Smith
Apel ini berasal dari daratan Australia yang beriklim subtropis. Namun, apel
ini juga dapat tumbuh baik di Batu, Malang, Jawa Timur. Buahnya berbentuk
bulat dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Kulit buah yang telah
matang berwarna hijau kekuningan dan dihiasi dengan bintik-bintik berwarna
putih. Pada bagian pangkalnya warna kulit ini bercampur dengan warna
cokelat kemerahan. Daging buahnya berwarna putih dengan tekstur halus dan
agak keras. Apel yang rasanya manis segar dengan aroma yang tajam ini
memiliki kandungan air yang banyak.
2. Apel Rome Beauty
Apel ini disebut juga apel hijau atau apel Australia. Ciri khasnya terletak pada
warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak.
Buahnya berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung relatif dalam.
Berat rata-rata tiap buah sekitar 175 g. Daging buah keras, bertekstur halus,
dan beraroma kuat dengan warna putih. Rasanya segar sedikit asam. Tanaman
yang umurnya sudah mencapai tujuh tahun produksinya dapat mencapai 30-40
kg per pohon per musim.
3. Apel Gala

Di Indonesia kultivar ini dijual dengan nama apel lengkeng Prancis. Apel ini
pertama kali ditemukan di New Zealand pada tahun 1934 oleh J.H. Kidd dari
Greytown. Gala hasil silangan antara kidd's orange red dengan golden
delicious. Seleksi berlangsung sampai tahun 1939. Pada tahun 1960 kultivar
itu mulai dikenal orang, meskipun nama gala baru dibuat pada tahun 1965.
Ukuran buah apel gala 61 x 58 mm. Bentuknya oblong conical. Kulitnya hijau
kemerahan dengan semburat kuning. Daging buahnya berwarna putih.
Buahnya keras, tetapi teksturnya lembut dan berair banyak. Dibandingkan red
delicious, gala terasa sedikit lebih asam. Turunan dari apel gala sudah banyak.
Contohnya imperial gala, regal prince gala, regal queen gala, galaxy gala,
scarlet gala, gala go red, dan royal gala.
4. Apel Manalagi
Apel ini disukai karena rasa daging buahnya manis walaupun belum matang
dan aromanya kuat. Teksturnya agak liat dan kurang kandungan airnya. Warna
daging buahnya putih kekuningan. Buahnya berbentuk agak bulat dengan
ujung dan pangkal berlekuk dangkal. Diameter buah antara 4-7 cm dan berat
75-160 g per buah. Kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat matang.
Produksi rata-rata per pohon 75 kg.
Buah apel dapat dimakan mentah secara langsung atau melalui berbagai
hidangan seperti salad buah dan custard. Jus apel juga minuman umum di seluruh
dunia. Beberapa kegunaan buah apel bagi kesehatan dan pengobatan:
1. Pencernaan: buah apel yang kaya serat membantu dalam pencernaan.
Konsumsi apel secara teratur memastikan gerakan usus halus dan membantu
dalam mencegah consitipation dan gangguan perut.
2. Anemia: buah apel berguna dalam treting anemia. Anemia adalah kekurangan
hemoglobin dalam darah yang dapat ditingkatkan dengan asupan zat besi
makanan yang kaya seperti apel.
3. Kelemahan: buah apel dikenal untuk menghilangkan kelemahan dan
menambah kekuatan dan vitalitas orang-orang lemah. Oleh karena itu, sering
diberikan kepada pasien untuk membantu mereka cepat sembuh dari penyakit
mereka. Jika ingin mendapatkan berat badan, apel harus menjadi bagian dari

diet sehari-hari. Hal ini juga membantu dalam mendetoksifikasi tubuh dan
meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
4. Perawatan gigi: makan apel membantu dalam membersihkan gigi dan gusi. Ini
mengurangi kejadian gigi berlubang pada gigi. Ketika makan apel, serat di
dalam apel membersihkan gigi, sedangkan sifat antivirus buah menjaga
bakteri dan virus pergi.
5. Penyakit jantung: buah apel menurunkan tingkat kolesterol dan karena itu
bermanfaat bagi jantung.
6. Rematik: pasien yang menderita rematik bisa mengkonsumsi apel yang sangat
berguna dalam proses penyembuhan.
7. Gangguan mata: buah apel diyakini membuat mata yang kuat dan
meningkatkan penglihatan yang bagus. Hal ini juga membantu dalam
mengobati rabun senja.
8. Perawatan kulit: menyisipkan apel dan madu atau apel dan susu bila
diterapkan pada peningkatan kulit bersinar dan sehat.
9. Membantu dalam mengobati asam urat, dan disentri. Penelitian terbaru juga
mengungkapkan bahwa apel memiliki bahan kimia seperti flavonoid dan
polifenol yang dapat membantu melawan kanker.
Cuka Apel
Cuka apel merupakan sejenis senyawa ataupun larutan yang dihasilkan dari
sari apel yang kemudian difermentasikan menggunakan sejenis ragi. Namun, agar
apel tersebut menghasilkan hasil sari ekstrak yang banyak dan juga bagus, ada
beberapa syarat yang harus dimiliki apel tersebut. Terutama kandungan zat-zat
yang terdapat di dalamnya. Ada beberapa syarat kandungan yang harus dimiliki
apel tersebut agar menghasilkan sari cuka apel yang berkualitas tinggi dan bagus.
Selain,tampilan luar dari pada apel yang harus segar, bersih, dan tampak mulus.
Ada beberapa syarat lain, yaitu :
1. Kandungan Pektin
Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan oleh
ikatan -1,4 glikosidik. Sebagian gugus karboksil pada polimer pektin
mengalami esterifikasi dengan metil (metilasi) menjadi gugus metoksil.
Senyawa ini disebut sebagai Asam pektinat atau Pektin. Asam pektinat ini

bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel seperti yang
terjadi pada pembuatan selai. Pada Asam pektat, gugus karboksil Asam
galakturonat dalam ikatan polimernya tidak teresterkan. Asam pektat dalam
jaringan tanaman terdapat sebagai Kalsium (Ca) atau Magnesium pektat.
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam pektat.
Dalam bentuk garam, Pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula dan
asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah Asam pektinat yang
sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin dengan
metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua.
Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula)
dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok.
2. Kandungan glukosa
Glukosa, suatu gula Monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk
alami (D-glukosa) disebut juga Dekstrosa, terutama pada industri pangan.

Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (-D-glukopiranosa)


Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah Heksosa, Monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung
gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang
disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam.
Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan
hidrogen kecuali atom ke limanya, yang terikat pada atom karbon ke enam di
luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026%
pada pH 7. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana
dalam biologi. Glukosa tidak seperti fruktosa, begitu banyak digunakan.

Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga


akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif.
3. Kandungan vitamin dan mineral
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang
enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Secara garis besar, vitamin dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air
dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut
dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E,
dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan
disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Berbeda
dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin yang larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh
bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin
larut air secara terus-menerus. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut
antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam
pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Empat hal ini merupakan kriteria yang wajib dipenuhi dalam sebuah cuka
apel, yaitu :
1.

Harus berwarna keruh kecoklatan. Hal ini menunjukkan cuka apel


benar-benar terbuat dari buah apel murni yang matang pohon. Kematangan
apel ini sangat berpengaruh terhadap manfaat dan kekhasiatan dari cuka apel
itu sendiri. Jadi jika Anda beroleh cuka apel yang bening, itu berarti

kandungan apelnya sedikit dan manfaatnya pun bisa dibilang hampir tidak
ada.
2.

Harus memiliki aroma khas apel dan berbau seperti tape.


Menunjukkan proses fermentasi berjalan secara alami, yaitu kurang lebih 35
hari. Jika Anda menemui cuka apel yang berbau pecing, agak busuk atau
aroma apelnya kurang terasa, itu berarti proses fermentasi yang terjadi kurang
sempurna.

3.

Harus memiliki endapan " mother " dibawah botol. Endapan atau
"mother" ini mutlak harus ada. Karena ini adalah biang cuka apel. Disinilah
banyak terkandung unsur sehat yang sangat bermanfaat untuk menggempur
berbagai penyakit. Jika endapan ini tidak ada, maka cuka apel ini pantas
dipertanyakan.

4.

Bersifat pekat dan tidak bisa diminum langsung. Jadi, cara


minumnya harus diencerkan dulu dengan air matang. Cuka apel yang siap saji
boleh dikonsumsi, tapi tentu berbeda manfaatnya dengan yang murni.
Beberapa kandungan nutrisi, vitamin dan mineral dalam cuka apel adalah

asam amino, kalium (potasium), magnesium, kalsium, vitamin dan beta karoten,
zat asam serta enzim dan pektin. Komponen cuka apel kaya serat dan
mengandung potasium yang berfungsi menjaga keseimbangan tingkat potasium
(sodium dalam tubuh). Cuka apel mengandung banyak nutrisi menyehatkan,
seperti beta karoten (sejenis antioksidan penengkal kanker), boron (bekerja seperti
estrogen

untuk

mencegah

hilangnya

mineral

dari

tulang,

membantu

pendayagunaan vitamin D), kalsium (menjaga tulang dan gigi tetap kuat dan
sehat, membantu mengatur kerja jantung), berbagai enzim (membantu pencernaan
makanan), zat besi (memainkan peran di dalam sistem kekebalan tubuh dan
penting untuk kemampuan mengingat), magabesa (penting untuk menjaga tingkat
kolesterol), karbohidrat dan asam amino (mencegah pikun). Cuka apel membantu
menjaga keseimbangan asam/alkali dalam tubuh. Asam hidroklorit pada cuka apel
dapat membantu pencernaan.
IV. Alat dan Bahan
Alat

1.
2.
3.
4.

Pisau
Kompor
Panci
Blender

5.
6.
7.
8.

Kain saring
Baskom
Timbangan
Botol

Bahan
1.
2.
3.
4.

Apel kg
Gula 125 gr
Air 1,5 liter
Ragi roti

V. Prosedur Percobaan
1.

Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis dan


dihaluskan. Apel yang telah dihaluskan tersebut direbus dengan air
sampai mendidih.

2.

Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula.

3.

Biarkan selama 30 menit agar aroma buah apel keluar.


Kemudian angkat dan saring airnya. Setelah dingin

4.

sari apel dimasukkan ke dalam botol.


Tutup botol kaca rapat-rapat agar tidak terjadi

kontaminasi dari luar.


5.
Biarkan sari apel dingin dalam botol kaca, lalu
tambahkan ragi, dan tutup kembali agar proses fermentasi terjadi dan
terbentuk alkohol.
6.

Tunggu 12 minggu hingga terbentuk alkohol,


kemudian buka tutup botol dan gantikan dengan kain kasa agar terjadi
fermentasi anaerob.

7.

Fermentasikan lagi selama kurang lebih 2 minggu.


Hal ini berguna untuk memhuat kualitas cuka berada pada pH asam 34.
Semakin lama fermentasi dilakukan, maka semakin baik kualitas cuka
yang diperoleh.

8.

Setelah cuka apel siap dikemas, lakukan pasteurisasi


untuk mematikan mikroba pembentuk asam. Cuka apel siap untuk
digunakan.

VI. Hasil Pengamatan

Buah apel hijau diiris tipis-tipis lalu dihaluskan dengan menggunakan blender,
kemudian ditambahkan air dan direbus sampai mendidih. Dari hasil pemanasan
diperoleh sari buah apel yang berwarna kuning kecoklatan dan beraroma asam,
kemudian gula dimasukkan dan diaduk-aduk selama 30 menit. Reaksinya adalah
seabagai berikut : Gula Etanol Cuka apel.
Setelah didinginkan, sari buah apel yang berwarna kuning kecoklatan dan
berasa asam disaring atau dipisahkan dari rebusan apelnya. Sari apel dimasukkan
dalam botol, diberi ragi 1 gram.
Sebelum fermentasi :
Kegiatan
Perebusan irisan apel yang halus
Penambahan gula pasir
Penambahan ragi roti

Kondisi
Hingga suhu mendidih
Kompor dimatikan
Suhu kamar

Hasil pegamatan
Aroma apel mulai tercium
Larutan berbau menyengat
Ragi mengendap didasar botol

VII. Reaksi
Persamaan reaksi kimianya:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan : 118 kJ/mol)
Dijabarkan menjadi : Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) +
Karbon dioksida + Energi (ATP)
Fermentasi pada cuka apel dilakukan dengan 2 tahap yaitu, fermentasi alkohol dan
fermentasi asam asetat (asetilasi). Pada fermentasi alkohol, beberapa mikroba

mengalami peristiwa pembebasan energi karena asam piruvat diubah menjadi


asam asetat dan CO2 selanjutnya asam asetat diubah menjadi alkohol. Reaksinya:
a. Gula (C6H12O6) asam piruvat (glikolisis)
b. Dekarboksilasi asam piruvat : Asam piruvat asetaldehid + CO2.
c. Asetaldehid oleh alkohol dehidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 2 C2H5OH + 2 NAD
Reaksi diatas menjadi :
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP
Pada fermentasi asam asetat, berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini
dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob. Jika diberikan oksigen yang cukup, bakteribakteri ini dapat memproduksi cuka dari sari buah apel. Reaksinya adalah sebagai
berikut :

aerob

C6H12O6 2 C2H5OH
Glukosa

Bakteri Asam Cuka

2 CH3COOH + H2O + 116 kal

Asam Cuka

Proses fermentasi menjadi cuka adalah suatu proses yang panjang yang diawali
oleh senyawa berbahan dasar jenis gula (karbihidrat) melalui proses yang disebut
dengan glikolisis yang kemudian diubah menjadi produk akhir adalah :
Piruvat Asetalaldehid Alkohol Cuka
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah mengenai cuka apel. Pemilihan buah apel
yang baik untuk diolah menjadi cuka apel adalah jenis apel yang berwarna hijau
dan rasanya lebih asam. Hal ini bertujuan agar rasa dan aroma khas dari buah apel
lebih dominan sehingga tidak meninggalkan cita rasa buah apel aslinya. Ragi yang
digunakan pada proses pembuatan cuka apel adalah ragi roti. Ragi roti yang
digunakan mengandung mikroorganisme agar proses fermentasi dapat terjadi.
Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces Sp.

10

Cuka apel ini dibuat dari sari buah apel yang ditambahkan dengan gula
dan ragi roti. Sari buah apel disini dibuat dari buah apel yang diiris tipis-tipis yang
kemudian dihaluskan dan ditambahkan dengan aquadest yang kemudian
dipanaskan diatas kompor. Proses pemanasan apel dilakukan hingga mendidih,
proses ini dilakukan untuk mengambil sari atau kandungan yang terdapat dalam
buah apel sampai aroma khas dari buah apel dapat dirasakan oleh indra
penciuman. Larutan ini harus sering diaduk agar lebih banyak sari apel yang
terlarut. Setelah mendidih, sari buah apel ini kemudian ditambahkan dengan gula
dan dipanaskan lagi sampai tercium aroma apelnya. Gula ini harus benar-benar
larut dalam larutan. Gula yang ditambahkan bertujuan agar proses fermentasi
dapat berjalan lebih efektif pada saat penambahan mikroba sehingga aroma apel
dapat keluar lebih banyak. Selain itu juga dibutuhkan dalam proses fermentasi,
dimana glukosa akan diubah menjadi etanol dan selanjutnya diproses untuk
membentuk asam asetat (cuka apel).
Setelah rebusan apel dipisahkan dari larutannya, larutan yang masih panas
didinginkan terlebih dahulu. Pada waktu didinginkan, larutan ini direndam di
dalam air dan sekali-sekali air yang digunakan untuk merendam larutan ini diganti
bila airnya sudah panas. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses
pendinginan. Pendinginan ini bertujuan agar proses fermentasi dapat berlangsung,
karena apabila masih panas maka bakteri pada ragi akan mati dan asam yang
diinginkan tidak terbentuk. Setelah dingin, larutan disaring agar sisa-sisa apel
yang tidak berubah menjadi larutan dapat diambil. Proses penyaringan
menggunakan kain saring dan didapat sari apel yang kita inginkan.
Sari apel dimasukkan ke dalam botol dan diberi ragi. Bakteri yang terdapat
diragi adalah Saccharomyces cereviseae. Botol harus ditutup rapat-rapat agar
proses fermentasi tidak terkontaminasi udara bebas atau zat lain pada lingkungan
sekitar, karena proses ini merupakan proses anaerob (tidak memerlukan oksigen)
yang menghasilkan gas CO2. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya
gelembung-gelembung gas kecil yang merupakan gas CO2 setelah penambahan
ragi roti pada larutan sari apel ini. Proses pembuatan cuka apel adalah fermentasi
anaerob, maka proses penutupan untuk pembuatan cuka apel ini ditutup rapat

11

sehingga dipakailah tutup yang rapat sebagai penutup botol tempat cuka apel
berada.
Ada beberapa kriteria yang wajib dipenuhi dalam cuka apel, yaitu harus
berwarna keruh kecoklatan, memiliki aroma khas apel dan berbau seperti tape,
harus memiliki endapan " mother " dibawah botol serta bersifat pekat dan tidak
bisa diminum langsung. Kriteria yang pertama adalah arus berwarna keruh
kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa cuka apel benar-benar terbuat dari buah
apel murni yang matang dipohon. Kematangan apel ini sangat berpengaruh
terhadap manfaat dan kekhasiatan dari cuka apel itu sendiri. Jadi jika cuka apel
yang dihasilkan bening, itu berarti kandungan apelnya sedikit dan manfaatnya pun
bisa dibilang hampir tidak ada. Kriteria yang kedua adalah harus memiliki aroma
khas apel dan berbau seperti tape. Menunjukkan proses fermentasi berjalan secara
alami, yaitu kurang lebih 35 hari. Jika cuka apel yang dihasilkan berbau pecing,
agak busuk atau aroma apelnya kurang terasa, itu berarti proses fermentasi yang
terjadi kurang sempurna. Kriteria yang ketiga adalah harus memiliki endapan
(mother) dibawah botol. Endapan (mother) ini mutlak harus ada. Karena ini
adalah biang cuka apel. Disinilah banyak terkandung unsur sehat yang sangat
bermanfaat untuk menggempur berbagai penyakit. Kriteria yang keempat yaitu
bersifat pekat dan tidak bisa diminum langsung, sehingga cara minumnya harus
diencerkan dulu dengan air matang. Cuka apel yang siap saji boleh dikonsumsi,
tapi tentu berbeda manfaatnya dengan yang murni.
Penyajian apel dalam bentuk cuka berkaitan dengan pengoptimalan zat
yang terkandung dalam buah apel. Melalui proses fermentasi, kandungan
nutrisinya bertambah kaya, terutama enzim dan asam amino. Dalam pembuatan
cuka apel ini, alat-alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu menggunakan
air, selanjutnya disterilkan menggunakan air panas atau dengan mengkukus alatalat yang akan digunakan. Hal ini dilakukan agar larutan tidak mengandung
mikroorganisme lain yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi dan bila
ada salah satu yang tidak steril, maka proses fermentasi ini tidak akan berhasil.

12

IX. Kesimpulan
1. Cuka apel adalah salah satu produk yang dihasilkan dari buah apel
melalui proses fermentasi menggunakan Saccharomyses cerevisiae.
2. Dalam proses pembuatan asam asetat dari apel ini melalui tahapan
glukosa menjadi alkohol kemudian dikonversi menjadi asam asetat.
3. Apel yang bagus untuk dibuat menjadi cuka apel adalah apel yang
mengandung banyak kandungan glukosa atau yang mengandung banyak
kandungan gula, misalnya apel Malang.
4. Proses fermentasi pada percobaan ini harus terhindar dari lingkungan
sekitar dan dengan suhu rendah/suhu kamar. Sehingga tidak akan
mengganggu ataupun juga bisa membunuh bakteri pada ragi yang dapat
menyebabkan proses fermentasi menjadi gagal.
5. Fermentasi yang dilakukan termasuk dalam fermentasi anaerob karena
setelah penambahan mikroba, cuka apel ditutup dengan rapat untuk
mengkondisikan agar tidak ada oksigen.
6. Penambahan gula pasir bertujuan untuk membantu agar proses
fermentasi dapat berlangsung lebih efektif pada saat penambahan

13

mikroba, dimana glukosa akan diubah menjadi etanol dan selanjutnya


diproses agar terbentuk asam asetat (cuka apel).
7. Fermentasi pada cuka apel dilakukan dengan 2 tahap yaitu, fermentasi
alkohol dan fermentasi asam asetat (asetilasi). Pada fermentasi alkohol,
beberapa mikroba mengalami peristiwa pembebasan energi karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat dan CO 2 selanjutnya asam asetat
diubah menjadi alkohol.

X. Daftar Pustaka
Dahlan, H.M.Hatta. 2011. Penuntun praktikum Teknologi Bioproses.
Laboratorium Teknologi Bioproses: Universitas Sriwijaya.
Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi. Erlangga: Jakarta.
Ratna Djuita. 1990. Penuntun praktikum Mikrobiologi. Laboratorium
Mikrobiologi : Fakultas Teknik Unsri.
Volk dan Wheeler, Mikrobiologi Dasar I .1993, Erlangga,Jakarta.

14

XI. Gambar Alat


Pisau

Kompor

Panci

Blender

Baskom

Timbangan

Botol

Anda mungkin juga menyukai