Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA

P.T. WIJAYA ENGINDO NUSA ( WEN )


OLEH

NAMA : DIMAS ALVINDRA ADIPATI NOEGRAHA


NIM

: 0952 05 0003

NAMA : RADITYA DORI REVANOSKY


NIM

: 0952 05 0005
Menyetujui,

FAKULTAS TEKNIK UKI

PT. W E N

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

PROJECT MANAGER

KOORDINATOR,

( Ir. Robinson Purba, MT )

( Hari Jatmiko )
Mengetahui,
FAKULTAS TEKNIK UKI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

( Ir. Bambang Widodo, MT )


Ketua

Kata Pengantar
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya,
maka Penulisan Laporan Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia sudah bisa diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan pada
Kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen
Indonesia.
Penulisan Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai penuntun dan pegangan, baik
untuk mahasiswa, dosen maupun pengelola Jurusan. Laporan ini memuat ketentuan-ketentuan
umum tentang tata cara penyusunan dan penulisan laporan kerja praktek yang harus ditaati
oleh semua mahasiswa dilingkungan Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Indonesia.
Kami berharap agar Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan, dan mahasiswa mengetahui,
memahami, dan mentaati semua peraturan dan ketentuan yang tercantum dalam buku
panduan. Bilamana ada ketentuan maupun format laporan yang kiranya kurang layak mohon
disampaikan kepada mahasiswa kerja praktek, sehingga dapat ditindaklanjuti untuk
penyempurnaan Laporan ini.
Semoga dengan diselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini, pelaksanaan kegiatan
program dapat dilaksanakan lebih lancar dan mantap untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
pendidikan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia.

Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN

I-1

Latar Belakang
Perusahaan atau instansi baik swasta maupun pemerintah merupakan dunia kerja nyata

yang akan dihadapi oleh mahasiswa kelak setelah mereka menyelesaikan studinya dari suatu
jenjang pendidikan tinggi. Bertitik tolak dari kondisi tersebut maka suatu lembaga
penyelengara pendidikan tinggi perlu memberikan suatu kesempatan kepada para
mahasiswanya untuk mengenal lebih dekat dengan dunia kerja nyata tersebut dengan terjun
langsung ke lapangan melalui kerja praktek.
Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI, mata kuliah Kerja Praktek
ditawarkan pada semester tujuh. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti Kerja Praktek harus
memiliki kesiapan materi atau pengetahuan yang cukup tentang topik yang akan diambil. Oleh
karena itu, setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah kerja praktek minimal jumlah SKS
mata kuliah yang telah ditempuh oleh setiap mahasiswa adalah 100 SKS ( 2 SKS untuk
matakuliah Kerja Praktek). Setelah selesai melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharuskan
menyusun laporan yang didiskusikan dengan pembimbing lapangan dan pembimbing di
Jurusan.
Laporan Kerja Praktek sebagai karya akademik mahasiswa disusun dalam format yang
berlaku pada Jurusan, yang menunjukkan proses berpikir, penalaran, kegiatan kerja praktek,
dan hasil kerja praktek. Meskipun dosen pembimbing mempunyai kebebasan akademik, demi
kelancaran, efisiensi, dan produktivitas proses belajar mengajar, perlu disusun suatu pedoman

umum dalam penulisan laporan. Laporan ini dapat dipakai sebagai pedoman oleh mahasiswa
selanjutnya di Jurusan Teknik Elektro dalam penulisan Laporan Kerja Praktek.

I-2

Tujuan

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :


1. Untuk menyelesaikan perkuliahan semester ini, dimana Praktek Kerja Lapangan
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa sebelum mengambil Tugas Akhir.
2. Untuk menerapkan dan membandingkan teori-teori yang didapatkan di bangku kuliah
pada praktek dilapangan yang sebenarnya. Sehingga diharapkan adanya input balik
kepada

lembaga

pendidikan

(Perguruan

Tinggi)

sebagai

barometer

untuk

pengembangan selanjutnya.
3. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa melalui penerapan latihan
kerja dan pengamatan teknik-teknik yang diterapkan dilapangan dalam bidang
keahliannya.
4. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat dan dunia kerja.
5. Menghasilkan lulusan yang terampil dan relefan dengan pembangunan untuk
memecahkan permasalahan yang kompleks dalam dunia kerja secara sistematis.

I-3

Ruang Lingkup Pembahasan


Mengingat

waktu

yang

tersedia

dalam

Praktek

Kerja

Lapangan

(PKL)

Penulis/pelaksana praktek kerja lapangan membatasi permasalahan maupun penyusunannya


lebih difokuskan pada

MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA GEDUNG

BERTINGKAT dengan tujuan agar tidak terlalu luas permasalahannya dan agar
memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan harapan.

I-4

Sistematika Penulisan
Ruang lingkup pembahasan terdiri dari bab-bab yang disusun dari empat bab seperti

yang terurai sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini meliputi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan kerja
praktek, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II. URAIAN UMUM PT. WIJAYA ENGINDO NUSA.


Menguraikan secara singkat mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan,
lingkup perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

BAB III. MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA GEDUNG BERTINGKAT


Menjelaskan tentang secara umum tahap tahap melakukan instalasi listrik seperti
yang di dapat pada materi perkuliahan serta mengetahui
kelistrikan yang digunakan.

BAB IV. PENUTUP


Kesimpulan

secara nyata peralatan

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
II-1. Sejarah Perusahaan
PT. Wijaya Engindo Nusa ( WEN ), datang dengan tujuan utama untuk memenuhi
pesatnya pembangunan infrastruktur untuk memenuhi tantangan konstruksi teknologi di
negara ini.
Didirikan pada tahun 1986, berawal dari sebuah perusahaan perbaikan kecil yang telah
memperluas

cakupan

bisnis

kedalam

sebuah

pelayanan

singkat.

WEN

memulai

keterlibatannya di dalam konstruksi bangunan dan pabrik yang di ikuti oleh pengerjaan dalam
minyak dan gas. Selama pengembangannya WEN memulai proyek berukuran kecil yang
mempunyai kejelasan menerjemahkan kekuatan didalam melakukan ketepatan akurasi di
proyek yang lebih besar. Kesuksesan didalam menyelesaikan pekerjaan kelistrikan dan
instrumental untuk Bontang LNG F terbukti tidak diragukan dalam kapasitas
kemampuannya.
Setelah empat tahun beroperasi dalam berbagai proyek konstruksi, WEN saat ini saat
ini mengkhususkan diri dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal untuk bangunan dan
pekerjaan elektrikal dan isntrumentasi untuk pembangkit/pabrik.Kewajibannya mencakup
selama rekayasa dan konstruksi dan instalasi.
Menyadari tren baru serta menyadari peran penting yang dimainkan oleh computer
dalam jangkauan yang sangat luas dari tuntutan manajemen saat ini.

Terbukti dari terampilnya manejer,insinyur dan pengawas bersama-sama dengan


pengalaman yang sudah terbukti,WEN kini sepenuhnya siap dan benar-benar waspada untuk
menghadapi era globalisasi.
Visi dari WEN sendiri adalah menjadi kelas atas dalam pikiran pelanggan kami dalam
menciptakan lingkungan kerja yang diselesaikan dengan baik dan efektif terutama dalam
konstruksi yang kreatif responsif terhadap tren global.
WEN sendiri berkat kualitas serta konsistensinya dalam pekerjaan di bidangnya telah
membuktikan bahwa Kualitas Sistem Managemennya telah mendapatkan Sertifikat Standar
Internasional

ISO 9001-2000 dan HSES Performance Recognition dalam keselataman

kerja.

II-2

Bidang Usaha
Seperti dijelaskan di atas WEN berkerja dalam konstruksi gedung maupun pabrik yang

mencakup seperti instalasi kelistrikan,instrumentasi dan mekanikal baik dalam Low Voltage
atau High Voltage. Dibawah ini akan dijelaskan cakupan usaha yang menjadi lingkup kerja
oleh PT. WEN.

Pekerjaan Listrik dan Instrumentasi

Dengan hampir dua puluh tahun pengalaman dan basis pelanggan yang luas
serta jaringan di seluruh dunia WEN mampu membawa solusi terbaik dan teknologi
dalam setiap proyek. Pengetahuan WEN tentang kondisi lokal, peraturan dan
persyaratan ditambah dengan hasil intern sistem berkembang dalam solusi kreatif.
Kemampuan kita mencakup semua kontrol dan instrumentasi kalibrasi,
instalansi kompas, pemeriksaan loop serta instalansi yang dapat diprogram kompleks
logika dan digital kontrol aplikasi.

Hal ini mencakup :


a. Instalasi H/V (High Voltage) / Tegangan Tinggi :
- Pekerjaan Gardu
- Instalasi Kabel Rak
- Listrik dan Instalasi Kabel Kontrol
- Pemutusan Tegangan Tinggi ( Pengaman )
b. Instalasi L/V (Low Voltage) / Tegangan Menengah Rendah
- Pencahayaan (Lampu) , Fire Alarm, Telekomunikasi dan Penangkal Petir
- Sistem Pentanahan (Grounding)
- Pengaman Katodik
- Instalasi DCS
- Pemutusan Tegangan ( Pengaman )
c. Intalasi Instrumen
- Bidang instrument kalibrasi dan instalasi
- Instalasi Kabel Tray
- Bidang Kabel dan Pemasangan Kabel Utama
- Air Supply, Piping dan Sistem Pipa
- Pengecetan dan Panel Instalasi
- Kalibrasi dan Pemeriksaan Loop
Pekerjaan Mekanikal dan Instalasi Elektrikal Gedung

Layanan WEN di daerah ini adalah instalasi tegangan tinggi , instalasi tegangan
menengah rendah, termasuk instalasi sistem proteksi petir, deteksi kebakaran dan
sistem pengaman, untuk membantu klien menjaga orang, aset fisik dan untuk menjaga
kontinuitas operasi.
WEN juga menginstalasi system telepon dan suara, otomatisasi gedung,serta
sistem CCTV.

Pengerjaan di bidang ini meliputi :


a. Pengerjaan Elektrikal/Listrik
- Instalasi Tegangan Tinggi
- Instalasi Tegangan Menengah Rendah
- Proteksi Petir
b. Pekerjaan Elektronik
- Sistem Telepon
- Sistem Suara
- Sistem Fire Alarm
- CCTV
- Sistem Komunikasi Data
c. Pekerjaan Mekanikal
- Air Conditioning
- Pemadam Api;dll
Pekerjaan Ventilasi Udara dan Pendingin Ruangan
WEN juga mengerjakan pekerjaan konstruksi untuk Ruang Kontrol, Ducting
Installation, Infrastruktur bagunan, sistem pendingin ruangan/ventilasi ruangan.
PT WEN sendiri telah mengikuti dan menyelesaikan proyek BUMN mau pun pihak Swasta,
seperti Instalasi Tegangan Tinggi gedung Mabes Polri, Jakarta; Gedung IKPT-Jakarta; dan di
bidang Minyak dan Gas pada Proyek Petrokimia di Tuban.
WEN telah memiliki kerjasama dengan beberapa pihak atau yang biasa di sebut Clients seperti
Adhi Karya; Astra Isuzu; Pertamina dan masih banyak yang lainnya.

BAB III
INSTALASI ELEKTRIKAL PADA GEDUNG BERTINGKAT

Listrik adalah komponen yang utama untuk bergeraknya sistem yang ada di kehidupan
masyarakat seperti contohnya untuk menjalankan Pabrik, Perkantoran, dan Peralatan Listrik
pada Perumahan serta untuk penerangan.
Dalam pemasangannya Listrik tidak dapat disalurkan dengan sembarangan,karena
disamping berguna listrik juga dapat berbahaya bagi manusia yang dapat menyebabkan terjadi
kebakaran hingga berakibat fatal seperti kematian. Karena itu diperlukannya instalasi listrik
pada sistem bangunan yang aman hingga tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan maupun
merugikan.
Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti
aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan
tahun1977, kemudian direvisi tahun1987 dan terakhir tahun 2000.
Sistem instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi),
peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.

III-1

Pengertian Umum Distribusi dan Instalasi

Secara umum Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana
penyampaian

tenaga

listrik

dari sumber ke pusat beban. Sedangkan Instalasi Listrik

adalah cara pemasangan penyaluran listrik, dari cara pemasangan Lampu, pemasangan Stop
Kontak, Rak Kabel , Kotak Kontak dan peralatan listrik lainnya yang berdasar standar yang
didalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Karena sumber tenaga listrik untuk beban memilki kondisi dan persyaratanpersyaratan

tertentu,

maka

sarana

penyampaiannya pun

dikehandaki

memenuhi

persyaratan tertentu pula. Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan tersebut antara lain :
1. Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya
nominal tertentu.
2. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
3. Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan itu
sendiri, bagi manusia pengguna, dan bagi lingkungannya.
Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyampaian
tenaga listrik dituntut beberapa kriteria :
1. Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis, dan efesien.
2. Diperlukan tersedianya

daya

(tenaga)

listrik dengan kapasitas yang

cukup

(memenuhi), tegangan (dan frekwensi) yang stabil pada harga nominal tertentu,
sesuai dengan desain peralatan. Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan
kualitas yang baik.
3. Diperlukan sarana sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan pengamanan
(Cepat kerja, peka, efektif, andal, dan ekonomis)

III-1.1

Jaringan Listrik

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11
kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik
tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada
saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus
yang mengalir ( I2R ). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus
yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator
penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi
primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya
dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt.
Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.
Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga
listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin,
dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini
(HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan
dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai
tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.
Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan
kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai
tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian
saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda beda.

Gambar 1. Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik


Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasanpembatasan seperti pada Gambar diatas:
Daerah I (Pembangkit) : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II (Transmisi) : Bagian penyaluran (Transmission) , (HV,UHV,EHV)
Daerah III (Distribusi) : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV).
Daerah IV (Pemakai) : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan
rendah.
Berdasarkan tegangan nya Sistem Jaringan Listrik di Indonesia dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) : 30 kV,70 kV,150 kV.
2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) : 500 kV.
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)

: 20kV, 150 kV

III-2 PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK

1.

Handal
Dalam hal ini pemakaian material yang akan kita pasang harus memenuhi standar, dan

pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan instalasi listrik, sehingga instalasi
yang kita pasang dapat bertahan lama.
Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :

Unjuk kerja sistem


Pengoperasian sistem
Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila operasi
sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi dengan cepat bila
terjadi ganngguan.

2.

Ekonomis
Instalasi dibuat dengan sehemat mungkin, sehingga harga instalasi baik dilihat dari

segi biaya maupun pemeliharaan dapat ditekan sekecil mungkin tetapi tidak menyimpang dari
standar instalasi listrik.
Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional
jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :

Pemeliharaan dan perluasan sistem

Pemakaian/penggantian peralatan

Pengoperasian sistem

Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila efesien dan efektip
terhadap penggunaan daya listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya delay
time pada pengoperasian proses produksi.

Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban induktif, agar penggunaan daya
listrik efektip maka sistem instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya
listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank.

3. Aman
Instalasi dibuat dan dipasang sedemikan rupa guna mencegah timbulnya kecelakaan
yang akan membahayakan jiwa manusia dan peralatan itu sendiri.
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan peraturan yang
ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International Electrotechnical Commission)
dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi
listrik itu sendiri.
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda maupun pada
sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai dan
mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan/ pembumian
agar manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak terduga,
karena adanya kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.

4.

Rapi
Dalam pemasangan instalasi, material-material yang kita pasang harus rapi dan di

pasang pada tempatnya agar terlihat lebih indah.


Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian,
yang meliputi :

Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan


Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan dan
kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem instalasi.

Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan


Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan yang disesuaikan
dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
pemandangan yang indah dan nyaman.

Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi


Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang memberikan
kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi pelaksana operasi pada ruang dimana
suatu kendali sistem kontrol dipasang.

Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta disiplin kerja
akan selalu terjaga.
5.

Cadangan
Pada suatu instalasi, kita harus menyediakan cadangan instalasi (spare) agar apabila

instalasi pokok itu rusak, atau kita ingin menambah instalasi baru maka kita tidak mengalami
kesulitan.
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik, karena berkaitan
dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi
ketersediaan terhadap :

Alat

Tempat/Ruang

Daya

Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :


Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi kerusakan pada
peralatan yang dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia dilapangan umum maupun yang
dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk

menempatkan peralatan tambahan, karena adanya pengembangan ataupun perluasan sistem.


Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang dapat langsung digunakan tanpa harus
mengganti ataupun menambah kabel pada sistem instalasi.
6.

Pengaruh Lingkungan
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi

pada lingkungan sekitar, dimana sistem instalasi yang dipasang meliputi :

Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan

Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan

Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan apakah
peralatan itu mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Bila ada
kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan, maka harus dirancang agar pengaruh
negatif yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau diperkecil.
Contoh :
Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus dipertimbangkan
konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak keindahan taman.
Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus
dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik yang ada
disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi, maka harus dipilih
peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh terhadap kondisi lingkungan tersebut.

III-3

Suplai Energi Listrik Pada Gedung Telesindo Shop


Gedung Telesindo Shop memiliki 2 sumber yaitu dari PLN dan diesel genset. Sumber

PLN digunakan sebagai sumber utama, sedangkan diesel genset berfungsi untuk memback up
PLN bila sewaktu-waktu PLN padam.
Supply listrik PLN yang menyuplai kebutuhan Gedung Telesindo Shop menggunakan
tegangan 20 kV dan daya yang disuplai oleh PLN adalah 700 kW dengan dibantu genset yang
berkapasitas 1000 kW.
Sistem Distribusi PLN

Sistem Distribusi PLN menggunakan tegangan 20kV yang disuplai melalui gardu
distribusi (Gambar 2),yang letak nya bertepatan di sebelah gedung PT. Telesindo Shop lalu
dikoneksikan melalui kabel menuju Main Distribution Panel (MDP).

Gambar 2. Gardu Distribusi PLN

Daya untuk gedung bersumber dari Gardu Distribusi PLN (gambar 2) yang mempunyai
tegangan sebesar 20 KV, yang di distribusikan melalui jaringan kabel bawah tanah. Lalu di
teruskan menggunakan ladder menuju Main Distribution Panel (MDP) (Gambar 3).
Kemudian dari MDP dihubungkan ke Trafo Penurun Tegangan (gambar 4). Trafo ini

berfungsi menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi 220/380 volt. Setelah dari Trafo Penurun
Tegangan, outputnya kemudian dihubungkan ke Sub Distribution Panel (SDP) untuk
kemudian disuplai ke panel-panel yang ada di masing-masing lantai di gedung tersebut.

Sistem Distribusi Genset


Gedung Telesindo Shop seperti gedung kantor lain nya juga dilengkapi atau dibantu
dengan pedistribusian yang menggunakan Genset. Genset yang di gunakan ada lah Generator
Diesel berkecepatan 1500 rpm yang memasok daya sebesar 1000kW.

( Gambar tidak tersedia di karenakan Genset dari perusahaan blum tersedia pada waktu itu)

III-4

One Line Diagram


Diagram satu garis (one line diagram) sering juga disebut dengan single line diagram.

Saluran transmisi khususnya transmisi listrik arus bolak-balik AC, pada umumnya adalah
saluran transmisi tiga fase. Saluran transmisi tersebut menyalurkan tenaga listrik dari pusatpusat listrik ke pusat-pusat beban yang akan membentuk suatu jaringan interkoneksi.
Diagram satu garis sangat diperlukan untuk pengerjaan Instalasi Listrik karena
memudahkan pengerjaan pemasangan kabel secara langsung dari panel pusat ke panel panel
sub atau panel distribusi. Dari Diagram Satu Garis ini kita juga di mudahkan untuk
pengelompokan beban beban yang terpasang, mulai dari pengelompokan jenis beban bahkan
bisa di kelompokan secara perlantai dalam suatu bangunan.

Catatan : Diagram Satu Garis PT. Telesindo Shop dari Gardu Distribusi Panel Utama
Trafo hingga kepada beban-beban nya di lampirkan secara terpisah

Berikut akan dijelaskan proses penyaluran daya hingga ke beban berdasarkan gambar Diagram
Satu Garis yang telah dilampirkan :

Daya diberikan berdasarkan tegangan PLN yang telah dilanggankan sebesar 865 kVA
menuju PUTM ( Panel Utama Tegangan Menengah ).

Lalu dari PUTM, tegangan diturunkan menjadi 220/380 volt menggunakan Trafo
Penurun Tegangan.

Setelah tegangan diturunkan,proses penyaluran daya dilanjutkan pada PUTR (Panel


Utama Tegangan Rendah), lalu kemudian dibagi menjadi 7 pembagian beban menuju
panel-panel yang telah di tentukan. Yaitu :
1. MDP ELEVATOR
2. MDP VRV ( Panel untuk Air Conditioner )
3. Sub Distribution Panel lantai 16 (SDP 16)
4. Sub Distribution Panel lantai 15 (SDP 15)
5. MDP Office
6. Sub Distribution Panel Pompa (SDP Pompa)
7. MDP Hydrant

Seperti digambarkan dari tiap Panel beban terbagi lagi menjadi Sub Sub panel yang
lebih kompleks, yang ditunjukan berdasarkan bagian dari panel sebelumnya.
Sebagai contoh MDP Office : MDP Office difungsikan untuk menyalurkan daya
pada sub sub panel yang terdiri dari lantai Basement 1 (BS.1) hingga lantai 12 yaitu
Sub Distribution Panel 12 (SDP 12). Yang mana fungsi dari lantai lantai tersebut
digunakan sehari-hari nya untuk kegiatan perkantoran.

Contoh lainnya MDP Hydrant : Sub Panel tersebut dikhususkan hanya untuk menlurkan tegangan untuk hydrant dalam hal ini untuk pompa Jockey dan Elektrik dimana
juga terdapat sub panel dari MDP Hydrant

Fungsi digunakannya banyak Sub Sub Panel dalam suatu gedung tidak lain adalah
untuk pengaman pada tiap tiap panel yang bersangkutan, dimana disetiap panel terdapat
pemutus arus jika terjadi gangguan pada Panel yang terkoneksi sehingga tidak mengganggu
interkoneksi pada jaringan lain nya, disamping itu memudahkan juga bagi teknisi dalam
perawatan (Maintence) dan memudahkan penghitungan daya tiap tiap sub panel yang
digunakan.

III-8 Peralatan Instalasi Listrik


Dalam pengerjaannya proses Instalasi Listrik tidak lepas dari adanya bantuan alat
alat yang dapat membantu dalam proses penghitungan dan pengerjaan instalasi listrik berupa
alat ukur maupun material material pendukung,seperti contoh nya pipa.

Alat ukur dapat di lihat sebagai berikut :


A. AVO Meter (Multimeter)
Alat ini berfungsi untuk mengukur arus (I), tegangan (V) dan tahanan (R).

Gambar. 01
AVO METER
Cara mempergunakan alat ukur Avometer adalah sebagai berikut :

Skala yang digunakan harus sesuai dengan yang diukur, arus (I), tegangan (V), tahanan
(R).

Jika penunjukan jarum belum dapat dibaca secara tepat, maka turunkan skala ukur
hingga penunjukan jarum dapat dibaca secara tepat.

B. MEGGER TESTER
Alat ini diperlukan pada peralatan listrik untuk mengetahui besar tahanan antara kabel-kabel
yang tidak saling berhubungan, dengan kata lain alat ini diperlukan untuk mengatur isolasi
diantara hantaran yang digunakan pada peralatan listrik.

Gambar. 02
Megger Tester

C. TANG AMPERE
Alat ini berfungsi untuk mengukur besaran arus yang mengalir melalui suatu penghantar.
Untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir, kita harus menggunakan perbandingan skala
yang sesuai dengan arus pada alat yang akan diukur.

Gambar. 03
Tang Ampere
Cara mempergunakan alat ukur Tang Ampere sebagai berikut:

Gunakan skala yang terbesar, baik arusnya ( I ), tegangannya ( V ), maupun


tahanannya ( R )pada saat ingin melakukan pengukuran.

Jepit kabel phasa yang akan diukur (pemakaian) sampai jarum menunjukkan suatu
nilai.

PERALATAN INSTALASI LISTRIK

Peralatan yang digunakan dalam instalasi listrik banyak sekali ragam dan jenisnya, jenis
peralatan instalasi listrik yang digunakan terbagi menjadi beberapa macam tergantung pada
sifat ruangan dan keadaan lingkungan, dimana instalasi listrik akan di pasang.

1. PIPA INSTALASI

Pada instalasi listrik jenis pipa terbagi menjadi beberapa 3 macam berdasarkan jenis bahan
yang digunakan, yaitu :
a) Pipa PVC, adalah pipa yang terbuat dari bahan plastic.
b) Pipa EMT (Electrical Metallic Tubing), adalah pipa yang terbuat dari besi dan
biasanya pipa jenis ini di gunakan di perumahan perumahan PT. BADAK NGL.
c) Pipa rigit, adalah pipa yang biasanya di gunakan di luar ruangan. Untuk instalasi di
dalam gedung, harus menggunakan pipa standar PUIL/NEC.

Pipa yang di gunakan untuk instalasi listrik, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. tidak menjalarkan api.
b. tahan terhadap gangguan mekanis.

Fungsi dari pipa instalasi adalah sebagai berikut:


a. melindungi penghantar dari pengaruh gangguan mekanik
b. melindungi penghantar dari pengaruh kimia
c. melindungi penghantar dari gigitan tikus.
d. melindungi peralatan dan instalasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran akibat
hubung singkat (short).
e. mempermudah pembongkaran dan pemasangan penghantar pada waktu perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai