IN METAL CASTING
PT. SUYUTI SIDO MAJU KLATEN
Angga Purnama, Siwi Lastari, SE, MM., Dra. Sri Darini, M.Si
Abstract
This study aims to (1) know the size of the optimal production volume, (2) know the
level of maximum benefit to be obtained.
This study uses linear programming analysis of simplex method with samples of
products and equipment manufactured by companies that are the products of
companies that rate high enough sales. Place this research is done in PT. Suyuti Sido
Maju Klaten District Advancement and time in October 2005 to March 2006. The
object that is broad optimum production and maximum profit. Collecting data in this
study using interviews, observation and documentation. Analysis of the data used is
the quantitative approach.
The results of this study indicate: (1). According to mathematical calculations by
using the Analysis of Linear Programming Simplex Method, a combination of
products produced by PT.Suyuti Sido Maju reaching optimum production namely:
End Bracked 300F (X1) = 700 units, Discharge Elbow (x2) = 1450 units, ejector
Casing (X3) = 6500, 225 Bearing Cover (x4) = 6875 units, Fan 23 (X5) = 675 units.
(2). Area of production that can provide profit / maximum profit for PT.Suyuti Sido
Maju in 2005 is Rp. 214,937,500.00, excess cost advantage / profit conventionally
and according to the Simplex Method is Rp. 17,737,500.00
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan yang didirikan, baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya adalah
untuk memperoleh laba atau keuntungan serta mempunyai keinginan untuk
menang dalam persaingan pasar. Dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut perusahaan selalu menghadapi masalah yang harus
dipecahkan seperti adanya pesaing dari perusahaan lain yang memproduksi
barang yang sejenis dengan perusahaan tersebut. Dengan adanya perusahaan
sejenis maka barang yang ditawarkan ke konsumen menjadi lebih banyak,
akibatnya konsumen memiliki banyak pilihan dan kesempatan untuk memilih
barang yang akan dibeli sesuai dengan seleranya. Untuk membeli suatu produk,
konsumen selalu membandingkan dengan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kualitas, harga dan lain sebagainya. Sehingga dalam memproduksi
barang yang diinginkan oleh konsumen perusahaan berusaha mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Agar keuntungan yang diperoleh maksimal, maka perusahaan harus
memproduksi secara efektif dan efisien serta senantiasa berinteraksi dengan
konsumen, pemilik input, dan perusahan lain sebagai pesaing. Maka dalam hal
ini perusahaan harus dapat menentukan luas produksi dengan tepat.
di Ceper yang merupakan sentra industri pengecoran logam. Akan tetapi dengan
semangat kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemilik usaha pengecoran
logam yang tidak pantang menyerah dengan keadaan yang sangat tertekan
usaha pengecoran logam yang ada di daerah ini mampu bertahan terhadap
kaadaan yang telah menghimpitnya. PT.Suyuti Sido Maju merupakan salah satu
perusahaan pengecoran logam yang mampu bertahan sampai saat ini.
PT.Suyuti Sido Maju adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengecoran logam (foundry) baik berupa pengecoran besi, baja maupun
aluminium dan permesinan (machinery). Perusahaan ini beralamat di Desa
Tegalsari Kelurahan Ngawonggo Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
PT.Suyuti Sido Maju memproduksi berrmacam-macam peralatan teknik dari cor
logam maupun rekayasa mesin.
Agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga dalam usahanya
memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, maka produksi diusahakan tetap
berlangsung, dengan jalan memproses sumber daya yang ada dengan
melibatkan modal dan tenaga kerja agar menghasilkan barang yang mempunyai
nilai guna yang lebih tinggi. Dalam usahanya perusahaan ini menghasilkan
bermacam-macam jenis produk baik yang bersifat tetap maupun tidak tetap.
Produk yang bersifat tetap antara lain adalah : End Bracket, Discharge Elbow,
Fan, Bearing Cover, dan Ejector Casing. sedangkan produk yang tidak tetap
adalah produk yang dihasilkan berdasarkan pesanan konsumen misalnya :
dibandingkan dengan dapur kupola yang lama. Ketersediaan bahan baku dan
bahan penolong lainnya juga merupakan faktor yang penting karena dengan
keterbatasan bahan baku dan bahan penolong lainnya akan dapat mengganggu
kelancaran produksinya, sebaliknya apabila ketersediaan bahan baku dan bahan
penolong lainnya tersedia cukup maka produksinya akan lancar. Dalam
mendapatkan sumber bahan baku dan bahan penolong lainnya PT.Suyuti Sido
Maju tidak terlalu mengalami kesulitan karena untuk memperlancar proses
produksinya perusahaan ini sudah mempunyai suplier untuk bahan baku dan
bahan penolong lainnya. selain itu di sekitar daerah tersebut banyak sekali
bermunculan usaha-usaha yang menyediakan bahan baku dan bahan penolong
lainnya.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam penentuan perluasan
produksi yang paling penting adalah permintaan pasar. Sejak tahun 2001
permintaan pasar untuk barang-barang hasil produksi perusahaan pengecoran
logam mulai bergairah lagi, ini terbukti dari banyaknya perusahaan-perusahaan
mulai memesan produk-produk yang dulu dihentikan produksinya. PT.Suyuti
Sido Maju merupakan salah satu perusahaan pengecoran logam yang dipercaya
untuk memproduksi produk End Bracket untuk komponen generator listrik,
Discharge Elbow, Fan, dan Bearing Cover untuk komponen pompa industri,
serta Ejector Casing untuk komponen pompa air listrik.
yaitu dengan
menambah jumlah produksi untuk jenis produk tetap, karena adanya permintaan
pasar yang besar, adanya alat teknologi baru yaitu dapur cupola listrik dan
kemudahan akan ketersediaan bahan baku dan bahan penolong lainnya. Dengan
adanya faktor pendukung tersebut maka diharapkan perluasan produksi tersebut
akan dapat menghasilkan produksi yang optimal sehingga perusahaan juga akan
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan mengambil judul : ANALISIS PENENTUAN LUAS
PRODUKSI YANG OPTIMAL PADA PERUSAHAAN PENGECORAN
LOGAM PT.SUYUTI SIDO MAJU CEPER KLATEN.
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari kuliah dan bukubuku literatur yang ada dalam praktek nyata dalam perusahaan dan
menambah pengetahuan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen Produksi
Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian manajemen,
pengertian produksi dan pengertian proses produksi.
Menurut pendapat Stoner, dalam bukunya mengartikan manajemen
sebagai berikut :
Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai organisasi yang telah
ditetapkan. (T. Hani Handoko, 2000:8)
Sebagian besar kegiatan itu mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran
yang telah direncanakan dan tidak bertentangan dengan sumber daya yang
digunakan, maka diperlukan kegiatan manajemen untuk mengatur berbagai
sumber daya yang tersedia.
Menurut Agus Ahyari, produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan
tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru.
Dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia sebagai sarana
produksi diharapkan menghasilkan nilai manfaat atau tambahan manfaat dari
barang atau jasa tersebut, yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Kegiatan produksi untuk menciptakan manfaat baru atau tambahan
manfaat perlu adanya proses produksi yang tepat dan terencana, agar barang
atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Proses produksi adalah merupakan suatu cara atau metode maupun teknik
bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru yang dilaksnakan
dalam perusahaan. (Agus Ahyari, 1994:65)
Dengan diterapkannya proses manajemen dalam bidang produksi, maka
berarti kegiatan-kegiatan produksi dan proses produksi dalam perusahaan akan
selalu dilakukan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian serta pengendalian dari faktor-faktor tersebut.
Manajemen produksi menurut Sukanto Reksohadiprodjo adalah :
kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa melalui
pengubahan masukan atau faktor-faktor produksi, dan kegiatan-kegiatan
memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan agar tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
merupakan ukuran
terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang diproduksi oleh suatu
perusahaan tertentu. Menurut Agus Ahyari dalam bukunya mengarakan bahwa :
jenis dan jumlah faktor-faktor produksi tersebut terbatas, agar keuntungan yang
diperoleh bisa maksimal.
Di samping itu penentuan luas produksi yang tepat akan berarti suatu
pengusahaan yang lebih efektif memanfaatkan faktor-faktor produksi yang
tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan. Ketidaktepatan penentuan luas
produksi akan berakibat ketidaktepatan alokasi faktor-faktor produksi, hal ini
akan membuat semakin besarnya kerugian finansial yang diderita oleh
perusahaan. Selain itu jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang
paling menguntungkan.
2.
3.
4.
Batasan permintaan
5.
c.
Batasan permintaan
Faktor permintaan pasar merupakan kendala bagi perusahaan dalam
menghasilkan produk. Meskipun perusahaan dalam jumlah yang besar,
apabila permintaan pasar lebih kecil, akibatnya perusahaan akan
kelebihan produksi, Sehingga terjadi penumpukan persediaaan di gudang
dan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk penyimpanan
dan pemeliharaan produk tersebut. Untuk mencegah hal ini perusahaan
harus memperhatikan prospek perkembangan ekonomi pada masa yang
akan datang, yang mempengaruhi permintaan terhadap jenis-jenis produk
yang dihasilkan.
e.
Diketahui bahwa :
TR = MR
TC = MC
Sehingga keuntungan maksimal dapat tercapai apabila :
MR = MC
n < 0
sehingga :
n = TR TC = 0
TR < TC
(Dumairi,1993: 228)
Pada grafik di bawah ini menunjukkan bahwa keuntungan
maksimal tercapai pada kurva MR berada di bawah kurva MC.
Keterangan :
q adalah luas produksi yang menghasilkan laba maksimal. q tercapai
pada saat kurva MC berpotongan dengan MR, empat persegi panjang
0klq merupakan biaya total (TC). Keuntungan per unit pada tingkat
out put ditentukan oleh titik ml dan keuntungan total ditentukan oleh
bidang empat persegi panjang klmn.
2.5.2.
liniear
dalam
analisis
BEP
adalah
yl
ql
Gambar 2.2. Hubungan antara TC, TR, BEP dan Luas
Produksi
dengan Metode Linier (dalam Rp dan Unit)
Keterangan :
Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit tepat pada
sumbu
horizontal
(sumbu
Q),
besarnya
biaya
dan
keterangan :
Dengan metode non linier memungkinkan perusahaan
mempunyai dua titik impas (BEP) yaitu pada titik a yang
menunjukkan BEP yang rendah, titik b menunjukkan
keuntungan meksimal, pada saat jarak TR dan TC terbesar,
sedangkan pada titik c menunjukkan BEP yang tinggi.
Daerah di sebelah kiri q1 dan sebelah kanan q3
merupakan daerah negative atau rugi, dengan asumsi harga
jual per unit dan biaya variabel per unit konstan hanya
berlaku untuk waktu tertentu.
Hasil
yang
diinginkan
akan
ditunjukkan
sebagai
Linier
Programing
dalam
pemecahan
masalah
menggunakan
Metode
Simplek
dapat
diproduksi
oleh
perusahaan,
dengan
6. Linierity of Objective
Bahwa fungsi tujuan dan kendala harus dapat dinyatakan sebagai
fungsi linier.
2.7. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah bahwa
perusahaan pengecoran logam PT.Suyuti Sido Maju berproduksi belum
optimal sehingga keuntungan yang diperoleh belum maksimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR
PRODUKSI
Faktor Internal :
Bahan Baku
Bahan Penolong
Tenaga Kerja
Kapasitas Mesin atau
Peralatan
Modal
Faktor Eksternal :
Permintaan
Pemasaran
Pesaing
Kondisi Ekonomi
PROSES PRODUKSI
ANALISIS :
Break Even Point
(BEP)
Linear Progaming
Metode Simpleks
LUAS PRODUKSI/
VOLUME PRODUKSI
LABA MAKSIMUM
Keterangan gambar :
Faktor produksi merupakan faktor yang mendukung dan berhubungan
langsung dengan proses produksi. Ada dua macam Faktor Produksi yaitu
Faktor Internal yaitu sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri,
antara lain : bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, kapasitas mesin, dan
modal. Sedangkan Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor
Obyek Penelitian
Obyek penelitian skripsi ini pada perusahaan pengecoran logam
PT.Suyuti Sido Maju yang beralamat di Desa Tegalsari Kelurahan
Ngawonggo Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
3.2.3.
Sumber Data
Untuk mendapatkan data, penulis mengambil langsung dari
perusahaan berupa data primer Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah
sendiri oleh penulis dan diperoleh langsung sebelum didokumentasikan
dari obyeknya, yang terdiri dari data produksi, data penjualan dan data
keuangan perusahaan.
kepentingan
dalam
penyusunan
skripsi
ini
penulis
tingkat
perkembangan
penjualan
tahunan.
(H.Indriyo
Gitosudarmo,2002: 126)
Perhitungan ini digunakan untuk meramalkan penjualan produk di
masa yang akan datang. Dalam penyusunannya menggunakan data
historis penjualan produksi tahun sebelumnya. Atas dasar analisis ini
perusahaan dapat memperkirakan penjualan pada masa yang akan
datang, sehingga perusahaan akan dapat menyusun perencanaan
besarnya kapasitas produksi.
Bentuk umum Trend pangkat Tunggal :
Y = a + bX
di mana :
a = Konstanta
b = Besarnya prubahan Y untuk satu perubahn X
X = Periode waktu
Y
n
b =
XY
X
di mana :
Y = Jumlah nilai keseluruhan data historis
n = Banyaknya waktu data
X = Periode waktu
3.3.2. Analisis Break Even Point ( BEP )
Analisis terhadap saling berhubungan antar unsur-unsur yang
membentuk laba disebut Analisis Break Even Point (BEP). Dasar yang
digunakan adalah perilaku biaya dalam kaitannya dengan hasil
penjualan. Break Even Point adalah suatu kondisi di mana pada periode
tersebut perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian atau dikatakan penghasilan yang diterima sama
dengan biaya yang dikeluarkan (Sutrisno,2003: 203). Analisis ini
menunjukkan berapa besar laba perusahaan yang akan diperoleh atau
rugi yang akan diderita pada berbagai tingkat volume yang berbeda-beda
di atas dan di bawah titik break even.
BT
P V
di mana :
P
BT = Biaya tetap
V
Dengan rumus :
BEP Rupiah =
BT
1V / P
di mana :
P
= Penjualan
BT = Biaya tetap
V
Secara umum fungsi kendala atau batasan dari metode Simpleks adalah
sebagai berikut :
a11X1 + a12X2 + ... + a1jX J = b1
a21X1 + a22X2 + + a2jX J = b2
... + + + = b1
ai1X1 + ai2X2 + .. + aijX J = bi
( fungsi tujuan )
n
aij . Xj
j=1
( fungsi batasan )
Xj > 0
Di mana :
Z = Nilai optimal.
I
CB
VERB
BASIS
S1
S2
Si
Cj
B1
b1
b2
bi
Z
C1
a1
a11
a21
ai1
Z1 C1
C2
a2
a12
a22
ai2
Z1 C1
Cj
aj
a1j
a2j
aij
Z1 C1
Keterangan tabel :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Nama Pemilik
Alamat Perusahaan
Ijin Usaha
: SIUP No.170/11.12/XI/1994
Ijin Industri
: TDP No.11.12.1.27.00076
Ijin Dagang
: 862/DAL.LD.II/VII/1984
N.P.W.P
: 01-545-670-0-525-0
1
2
3
5
4c
7
7
4b
4a
11
10
17
13
12
14
15
7
16
7
7
Keterangan Denah :
1. Ruang Mesin Induksi
2. Ruang Bahan Baku Dan Bahan Penolong
Dept.
Pemasaran
Dept.
Produksi
Foundry
Peleburan
Moulding
Pencetakan
Dept.
Keuangan
Finishing
Dept.
Pembantu
Pembelian
Dept.
Personalia
Maintenance
pemeliharaan
mencapai
target
produksi
yang
direncanakan
bagian
pemasaran.
5. Melaporkan hasil produksi.
6. Mendidik dan mengembangkan ketrampilan bawahannya.
7. Membuat agar penggunaan jam kerja produksi lebih efisien.
8. Mengontrol pelaksanaan produksi sesuai dengan Standard Operation
Procedure (SOP).
9. Membuat program perbaikan operasional produksi.
10. Memimpin rapat mingguan dengan tim produksi.
11. Melaksanakan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan bagian
tersebut.
penghargaan
dan
sanksi
terhadap
karyawan
bawahannya
data
yang
absah
kepada
pihak
yang
4.4. Personalia
4.4.1. Status Karyawan
Hari senin sampai kamis dan hari sabtu mulai bekerja pukul 07.30
15.30 WIB dengan waktu istirahat siang pukul 11.30 12.30 WIB.
2.
Hari jumat mulai bekerja pukul 07.30 15.30 WIB dengan waktu
istirahat siang pukul 11.00 13.00 WIB.
3.
4.5. Pemasaran
PRODUSEN
DISTRIBUTOR
PEDAGANG BESAR
PEDAGANGKECIL
KONSUMEN
4.6. Produksi
2.
Komponen Pompa Air Listrik : Casing Liner A/B, Casing Ejector, Suction
Flange, Presure Flange.
3.
4.
2.
3.
4.
PT.Pascal, Jakarta.
5.
a. Pola/Pattern
Kayu
Aluminium
Dempul
Baut
Amplas
b. Alat-alat Cetak
Adapun alat alat yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah
sebagai berikut :
Mesin Induksi
Mixer Pasir
Palu Penumbuk
Cetok Perata
Sendok Perata dan Pembuat Cekung
Ladle (penampung cairan besi cor)
Alat pengeruk
Kuas
c. Inti/Core
Resine
Cement Process
CO2 Process
d. Cetakan/Moulding
Pasir Silika
Pasir kuarsa
Semen
Bentonite
Gula Tetes
Grafit/Sea Coal
Air
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Syarat pasir cetak yang baik adalah bersih, halus dan bersuhu
rendah sehingga mampu menahan cairan logam yang panas.
Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan cetakan dengan
2.
3.
4.
5.
Membalik
rangka
cetak
kemudian
memberikan
sistem
saluran/getting system.
6.
7.
8.
9.
cetakan
yang
rusak
menggunakan
lanset.
Besi Scrap
Scrap Baja
Ferro Silikon
Ferro Mangan
Proses peleburan dilakukan dengan menggunakan mesin induksi,
Berat produk dan jenis bahan baku yang akan digunakan dalam
membuat produk.
2.
3.
4.
5.
Harga Jual
Rp.67.500,00
2. Discharge Elbow
Rp.32.000,00
3. Ejector Casing
Rp.10.600,00
Rp. 6.000,00
5. Fan 23
Rp.16.500,00
4.8.2.
Volume Produksi
2001
500
Tahun
2002
2003
500
600
2004
650
2. Discharge Elbow
1000
1000
1000
1200
3. Ejector Casing
5000
5000
6000
6000
4000
5500
6000
6000
5. Fan 23
400
400
650
600
4.8.3.
Kegiatan Penjualan
Tahun
Produk
1. End Bracket 300F
2001
500
2002
500
2003
600
2004
650
2. Discharge Elbow
1000
1000
1000
1200
3. Ejector Casing
5000
5000
6000
6000
4000
5500
6000
6000
5. Fan 23
400
400
650
600
4.8.4.
Rp.10.750.000,00
Rp. 5.720.000,00
Rp.
0
Biaya Asuransi
Service Penjualan
Rp.
0
Rp. 2.860.000,00
+
Rp. 19.330.000,00
Jumlah
Biaya Administrasi Dan Umum
Rp. 81.849.500,00
Rp. 1.875.500,00
Rp. 2.270.000,00
Rp. 30.652.022,00
+
Rp. 116.647.022,00
Jumlah
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
572.000,00
645.500,00
1.200.000,00
32.500.000,00
908.000,00
1.560.000,00
1.080.000,00
1.201.100,00
Jumlah
+
Rp. 39.666.600,00
+
Jumlah Total
Rp. 175.643.622,00
Tabel 4.5.
Komposisi Bahan Baku
Bahan Baku
1. BDU FC 250
200 Kg
2. Chip FC
800 Kg
4 Kg
4. Karbon (C )
15 kg
5. Mangaan ( Mn )
0.6 Kg
Tabel 4.6.
Komposisi Penggunaan Bahan Baku
Per unit Produk ( Dalam Kg )
Bahan Baku
1. BDU FC 250
2. Chip FC
12,3
7,62
1,48
0,74
3,45
3. Ferro Silicon
0,06
0,04
0,01
0,003
0,02
4. Karbon (C )
0,23
0,14
0,03
0,01
0,06
5. Mangaan ( Mn )
0,01
0,01
0,001
0,001
0,003
disesuaikan dengan
Harga ( Per Kg )
1. BDU FC 250
Rp. 2.700,00
2. Chip FC
Rp. 1.300,00
Rp. 9.000,00
4. Karbon (C )
Rp. 1.300,00
5. Mangaan ( Mn )
Rp. 6.000,00
6. Cat
Rp.19.500,00
Tabel 4.8.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
PT.Suyuti sido Maju
Tahun 2005
2. Discharge Elbow
Rp.3.375.000,00
3. Ejector Casing
Rp.9.300.000,00
Rp.5.400.000,00
5. Fan 23
Rp.2.117.000,00
Jenis Produk
maksimum,
menentukan
titik
laba
kontribusi
impas
(BEP),
digunakan
yaitu
untuk
dengan
Tabel 4.9.
Laba Kontribusi (Contribution Margin)
PT.Suyuti Sido Maju
Tahun 2005
Keterangan
End
Bracket
300F
Fan
23
67.500
32.500
10.600
6.000
16.500
BDU FC 250
8.470
5.252
1.018
495
2.365
Chip FC
15.990
9.906
1.924
962
4.485
540
360
90
27
180
Karbon (C)
299
182
39
13
78
Mangaan (Mn)
60
60
10
10
18
25.359
15.760
3.081
1.507
7.126
12.750
8.350
1.200
750
3250
5.900
3.700
750
500
2.100
44.009
27.810
5.031
2.757
12.476
23.491
4.690
5.569
3.243
4.024
Jumlah
Biaya Tenaga Kerja
Langsung Variabel
Biaya Overhead Pabrik
Variabel
Total Biaya
Contribution Margin
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA
Keterangan :
Z : Total Contribution Margin.
X1 : Jumlah Produk End Bracked 300F.
X2 : Jumlah Produk Discharge Elbow.
X3 : jumlah Produk Ejector Casing.
X4 : Jumlah Produk Bearing Cover 225.
X5 : Jumlah Produk Fan 23.
Tabel 5.1.
Data Peramalan Permintaan (Forecasting)
PT.Suyuti Sido Maju
Tahun 2005
Jenis Produk
Jumlah
700 unit
1.450 unit
6.500 unit
6.875 unit
675 unit
700
X2 1.450
X3 6.500
X4 6.875
X5
675
Perusahaan
mempunyai
10
mesin
cetak
yang
Waktu
15 menit
10 menit
8 menit
8 menit
12 menit
Dari tabel 5.2 maka batasan pencetakan dapat dirumuskan sebagai berikut
:
15 X1 + 10 X2 + 8 X3 + 8 X4 + 12 X5 1.440.000 menit
b. Batasan Peleburan
Peleburan merupakan proses waktu mencairkan kembali semua bahan
baku dan bahan penolong untuk kemudian dicetak ulang menjadi bentuk
yang diinginkan. Dalam perusahaan pengecoran logam, proses peleburan
memegang peranan utama yang penting, tahapan ini akan dilalui oleh
semua jenis produksi yang ada. Sehingga keterbatasannya membuat
perusahaan tidak dapat meningkatkan jumlah produksi meskipun sumber
daya lain masih tersedia.
PT.Suyuti Sido maju menggunakan 2 mesin induksi untuk peleburannya.
Mesin ini bekerja 45 jam atau 2.700 menit dengan kapasitas mesin 800
Kg dan menghasilkan produk sebanyak 60 unit, jadi kapasitas mesin
peleburan adalah 2 x 60 unit = 120 unit sehingga setiap satu unit produk
setengah jadi memerlukan waktu penyelesaian sebagai berikut :
2.700
x 1 unit = 22 menit
120
Satu minggu mesin bekerja 45 jam, jam kerjalembur biasanya dalam satu
minggu selama 24 jam. Jadi kapasitas maksimal mesin bekerja selama
satu tahun = ( 45 + 24 )x 2 x 4 x 12 x 60 menit = 397.440 menit.
Dari batasan tersebut maka dapat dirumuskan batasan peleburannya
sebagai berikut :
22X1 + 22X2 + 22X3 + 22X4 + 22X5 397.440 menit
c. Batasan Pelepasan
Tahap pelepasan adalah tahap dimana produk yang telah dilebur dan
dicetak diangkat dari ditempat pencetakan untuk diproses lebih lanjut.
Kapasitas produksi mesin 120 unit, setiap unit produksi memerlukan
d. Batasan Pembubutan
Pembubutan merupakan proses di mana produk setengah jadi yang sudah
dihasilkan akan diubah menjadi barang jadi yang siap dipakai sesuai
dengan yang diinginkan oleh pengguna. Kapasitas ini juga membatasi
jumlah produksi yang dapat dihasilkan perusahaan, meskipun sumber
daya lain yang dipunyai perusahaan masih tersedia.
Agar hasil cetakan menjadi produk jadi yang siap pakai maka perlu
dilakukan proses pembubutan terlebih dahulu. PT.Suyuti Sido Maju
mempunyai 10 mesin bubut tetapi yang dioperasikan hanya 5 buah mesin
bubut saja, sedangkan 5 mesin lainnya dalam keadaan rusak. Waktu yang
dibutuhkan untuk pembubutan tiap jenis produk berbeda-beda, waktu
yang dipergunakan untuk pembubutan dapat dilihat pada tabel 5.3. di
bawah ini :
Tabel 5.3.
Batasan Waktu Pembubutan
( Dalam Menit )
Jenis Produk
Waktu
14 menit
10 menit
8 menit
5 menit
12 menit
Mesin bekerja satu minggu 6 x 8 jam = 48 jam, mesin bekerja satu bulan
= 4 x 48 jam = 192 jam, jadi selama satu tahun mesin sehingga 192 x 12
x 60 menit = 138.240 menit. Jadi kapasitas mesin pembubutan dalam
waktu satu tahun adalah sebagai berikut :
14 X1 + 10 X2 + 8 X3 + 5 X4 + 12 X5 138.240 menit
e.
Batasan Finishing
Finishing merupakan proses akhir yang dilakukan oleh perusahaan agar
produk yang dihasilkan dapat segera dijual dan digunakan oleh pengguna
produk tersebut. kapasitas ini membatasi jumlah produksi yang dapat
dihasilkan perusahaan, meskipun sumber daya lain yang
dipunyai
Table 5.4.
Waktu Penyelesaian ( Finishing )
Tiap Jenis Produk
( Dalam menit/unit )
Jenis Produk
Waktu
10 menit
8 menit
8 menit
5 menit
5 menit
Dari data yang diperoleh dari PT.Suyuti Sido Maju maka persamaan total
penjualan dapat dihitung sebagai berikut :
44.009X1 + 27.810X2 + 5.027X3 + 2.757X4 + 12.476X5
Total harga pokok produk dapat disusun persamaan yaitu :
67.500X1 + 32.500X2 + 10.600X3 + 6000X4 + 16.500X5
Total biaya tetap adalah Rp. 175.643.622,00 ditambah total biaya variabel
masing-masing unit Rp 92.079 = Rp. 175.735.701
Persamaan Break Eventya dapat dihitung sebagai berikut :
TR = TC
3.1
1X1 : 700
1X2 : 1450
1X3 : 6500
1X4 : 6875
1X5 : 675
2.
3.
Batasan Peleburan
22X1 + 22X2 + 22X3 + 22X4 + 22X5 397.440 menit
4.
Batasan Pelepasan
2X1 + 2X2 + 2X3 + 2X4 + 2X5 72.000 menit
5.
Batasan Pembubutan
14 X1 + 10 X2 + 8 X3 + 5 X4 + 12 X5 138.240 menit
Batasan Finishing
6.
10 X1 + 8 X2 + 8 X3 + 5 X4 + 5 X5 180.000 menit
Batasan Break Event sebagai Batas Bawah
7.
Pengembangan luas produksi yang tepat diyakini merupakan tindakan yang dapat
meminimalkan sumber daya sisa perusahaan, sehingga penggunaan sumber daya
yang ada menjadi meningkat, misalnya penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan
mesin yang ada. Secara keseluruhan pada akhirnya luasan produksi ini dapat
meningkatkan efisiensi biaya produksi dan otomatis meningkatkan tingkat
keuntungan.
Sumber daya perusahaan merupakan batasan yang sifatnya melekat pada
perusahaan, oleh karena itu dapat ditingkatkan kapasitasnya bila perusahaan
mempunyai anggaran. Namun dalam rangka optimalisasi produksi, batasan di luar
perusahan juga harus dipertimbangkan, yaitu kapasitas permintaan pasar dalam
menyerap produk yang dijual. Dari ramalan permintaan pasar ditemukan,
kemampuan pasar dalam membeli (menyerap) produk perusahaan sebesar 700 unit
untuk produk End Bracked 300F (X1), 1450 unit untuk produk Discharge Elbow
(X2), 6500 unit untuk produk Ejector Casing (X3), 6875 unit untuk produk Bearing
Cover 225 (X4) dan 675 unit untuk produk Fan 23 (X5). Temuan daya beli pasar ini
menjadi batasan jumlah yang harus diproduksi, artinya perusahaan tidak boleh
memproduksi dengan jumlah melebihi batasan daya beli tersebut, karena sisanya
tidak akan terbeli oleh pasar.
Perusahaan harus mampu menentukan kombinasi dan jumlah jenis produk apa
saja yang harus dibuat agar sumber daya yang dimiliki dapat digunakan tanpa sisa
atau optimal. Keharusan memproduksi semua jenis produk untuk memenuhi pasar
dengan upaya mengoptimalkan sumber daya merupakan pertimbangan yang harus
diformulasikan oleh perusahaan dalam bentuk kebijakan, karena pemenuhan dan
optimasilasi terkadang tidak dapat berjalan bersamaan.
Analisis produk optimal, murni menentukan kombinasi produk berdasarkan
batasan-batasan yang dapat dikuantitatifkan yang telah diuraikan di atas. Analisis
ini tidak dapat mempertimbangkan batasan-batasan yang sifatnya kualitastif,
seperti strategi pemasaran, keputusan manajemen, dan lainnya.
Berdasarkan fungsi tujuan dan fungsi-fungsi batasan yang telah diuraikan di atas
maka dalam tabel 5.5 di bawah ini akan dapat dilihat hasil perhitungan dari analisis
optimalisasi dengan Metode Simplek sebagai berikut :
Tabel 5.5.
Hasil Perhitungan Optimalisasi Metode Simplek
Jenis Produk
Jumlah
700
Discharge Elbow
1450
Ejector Casing
6500
6875
Fan 23
675
produk
perusahaan
sesungguhnya,
sedangkan
Metode
Simpleks,
Tabel 5.6
Perbandingan Produksi Dan Perolehan Laba Secara
Konvensional Dan Menurut Metode Simpleks
Konvensional
Simpleks
Jenis Produk
Jumlah
Laba
Jumlah
Laba
650
Rp 43.875.000
700
Rp 47.250.000
Discharge Elbow
1.250
Rp 40.000.000
1450
Rp 46.400.000
Ejector Casing
6.000
Rp 63.600.000
6500
Rp 68.900.000
6.500
Rp 39.000.000
6875
Rp 41.250.000
650
Rp 10.725.000
675
Rp 11.137.500
Fan 23
Total
Rp 197.200.000
Rp 214.937.500
Berdasarkan tabel 5.6 di atas luas produksi optimal dengan menggunakan Metode
Simpleks akan diperoleh keuntungan/laba tahunan sebesar
Rp
penawaran produk-produk
tersebut agar produk tambahan dari hasil perluasan produksi yang diproduksi oleh
perusahaan dapat diserap oleh konsumen dan pasar baik yang sudah ada sekarang ini
(tetap) maupun baru. Pemberian potongan harga mungkin akan lebih efektif untuk
mendapatkan konsumen dan pasar baru juga akan menambah permintaan dari
konsumen dan pasar yang sudah ada (tetap).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
6.1. Kesimpulan
3 Ejector Casing
Sedangkan
penghitungan
keuntungan/laba
Rp
secara
6.2. Saran-Saran
meningkatkan
atau
setidaknya
mempertahankan
volume