Anda di halaman 1dari 10

Tugas individu review jurnal

Nama : Defi Chusnul Chotimah


Kelas : Reg 65-D
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BARANG DAGANG PADA PT. SUNGAI BUDI
DI PALEMBANG
Siska (siska.1993@yahoo.com)
Lili Syafitri (lili.syafitri@rocketmail.com)
Jurusan Akuntansi S1
STIE MDP
Pendahuluan
Pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering
dihadapi oleh suatu perusahaan, dimana sejumlah barang diharapkan dapat diperoleh
pada tempat dan waktu yang tepat, dengan ongkos yang murah. Persediaan barang
diperlukan karena dalam pengadaan barang dibutuhkan sejumlah waktu untuk proses
pemesanan barang tersebut. Sehingga dengan adanya permintaan dalam suatu
perusahaan, maka permintaan suatu barang yang datang diharapkan dapat dipenuhi
dengan segera pada saat adanya permintaan barang yang dilakukan konsumen.
Persediaan berperan penting bagi perusahaan. Menurut Martani (2012, h.245)
Persediaaan merupakan salah satu aset yang penting bagi suatu entitas baik bagi
perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya. PSAK 14 (revisi 2008)
mendefinisikan persediaan sebagai asset yang (i) tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha biasa; (ii) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; (iii) dalam bentuk
bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Pada bulan-bulan tertentu, PT. Sungai Budi mengalami kehabisan beberapa
persediaan barang yang akan dijual. Jumlah persediaan barang yang ada terlalu sedikit
dibanding dengan jumlah permintaan konsumen. Perusahaan menentukan kuantitas
pemesanan persediaan barang dagang dan periode pemesanannya hanya berdasarkan
pengalaman dan intuisi. Jika perusahaan memenuhi jumlah permintaan konsumen

pada saat kehabisan persediaan, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang
lebih besar. Kekurangan jumlah persediaan barang juga dapat menyebabkan
konsumen beralih ke perusahaan lain dengan produk sejenis, sehingga dapat
mengurangi kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba. Pada tahun 2012,
diketahui bahwa terjadi kekurangan persediaan barang berupa minyak Rose Brand dan
tepung beras. Permintaan konsumen per tahun atas minyak Rose Brand sebesar
42.347 dus sedangkan persediaan yang ada hanya 42.100 dus, ini berarti terjadi
kekurangan stok sebesar 247 dus. Dalam 1 dus minyak Rose Brand terdapat 12
bungkus kemasan. Dan pada persediaan tepung beras per tahun sebesar 2.735 dus
sedangkan permintaan konsumen sebesar 2.830, terjadi kekurangan stok sebesar 95
dus. Dalam 1 dus tepung beras terdapat 20 bungkus kemasan, masing-masing berisi
500 gram per kemasan.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka penulis memilih judul:
Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Barang Dagang pada PT. Sungai Budi
di Palembang.

Pada PT. Sungai Budi di Palembang, dalam kegiatan operasional pembelian


yang dilakukan selama ini menggunakan anggaran tetapi anggaran tersebut hanya
dibuat berdasarkan perkiraan saja tanpa ada pertimbangan yang lain, sehingga tidak
ada dasar yang digunakan untuk menetapkan kuantitas pembelian atau pemesanan.
Perkiraan dilakukan berdasarkan berapa banyak barang dagangan yang dipesan oleh
pelanggan pada waktu lampau (waktu sebelumnya), sehingga timbullah suatu perkiraan
perusahaan dalam melakukan pemesanan berikutnya.
Pengendalian terhadap penerimaan persediaan barang dagang sudah baik,
karena barang yang diterima dari distributor diperiksa dan diteliti kembali. Memeriksa
apakah jumlah dan jenis barang telah sesuai dengan apa yang telah dipesan
sebelumnya dan apakah terdapat barang yang cacat. Jika barang yang diterima ada
yang cacat maka barang tersebut akan di kembalikan. Persediaan yang baru masuk
dihitung kembali, kemudiaan dicatat ke dalam jumlah barang masuk pada kartu
persediaan dan dimasukkan ke gudang sesuai dengan tempat dan letak posisi barang
tersebut.
Pengendalian pengeluaran barang dagang pada PT. Sungai Budi di Palembang
sudah memadai karena pengeluaran barang tersebut sesuai dengan Surat Jalan (SJ)
yang diberikan oleh bagian penjualan. Bagian gudang mengeluarkan barang dan
bagian pengiriman mengirimkan barang ke pelanggan.
Perhitungan kuantitas pemesanan optimal dengan menggunakan rumus EOQ
untuk tahun 2012, sebagai berikut:
a. Minyak Rose Brand 1 Liter D = 42.347 (Permintaan minyak Rose Brand per tahun)
S = 10.000.000 (Biaya pesanan per pesanan)
H = 5.000 x 12 (Biaya penyimpanan per unit)
(50% dari harga Minyak Rose Brand dan dalam 1 dus berisi 12 bungkus kemasan)

= 3.757 Dus

Sehingga frekuensi pembelian yang dilakukan sebanyak 11 kali

Tingkat pelayanan 95% menunjukkan bahwa besarnya kemungkinan permintaan


tidak akan melebihi persediaan selama waktu tenggang ialah 95%. Resiko terjadinya
kekurangan persediaan (Stock Out Risk) hanya 5%.
Perhitungan kuantitas pemesanan kembali dengan menggunakan rumus ROP
untuk tahun 2012, sebagai berikut:
a. Minyak Rose Brand 1 Liter
Lead Time (LT) : 5 hari

ROP = 305 Dus


Kesimpulan
Prosedur permintaan, pemesanan dan penerimaan serta prosedur pengeluaran
barang dagangan pada PT. Sungai Budi di Palembang sudah baik karena telah
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan. Namun, masih ada
system pengendalian persediaan barang dagang
pada PT. Sungai Budi di Palembang yang belum baik, yaitu dilihat dari:
a. Persediaan barang dagang pada PT. Sungai Budi di Palembang tahun 2012 pada
bulan tertentu mengalami kekurangan stok persediaan, yaitu pada stok persediaan
Minyak Rose Brand dan Tepung Beras.

b. Perusahaan belum menerapkan perhitungan EOQ, ROP dan Safety Stock dalam
pengendalian persediaan.

Saran
Bagi Perusahaan PT. Sungai Budi di Palembang
a. Perusahaan sebaiknya menerapkan perhitungan EOQ, ROP dan Safety Stock dalam
pengelolaan dan pengendalian persediaan untuk menghindari adanya kekurangan
stok (Stock Out) maupun kelebihan atau penumpukan stok barang dagang.
b. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan fisik persediaan barang digudang
secara berkala, setiap akhir bulan sehingga dapat mengetahui dengan segera jika
terjadi kekeliruan atau kesalahan pencatatan dan adanya kekurangan stok maupun
kelebihan ataupun penumpukan stok barang dagang.

Review jurnal
Jurnal ini sangat bagus karena membahas tentang manajemen persedian suatu
perusahaan yang mana manajemen ini sangat penting jika dilihat dari segi tujuan dan
manfaatnya.
Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
1.

Batch Stock, persediaan yang didakan karena membeli atau membuat bahanbahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang
dibutuhkan saat itu.

2.

Fluctuation Stock, persediaan

yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.


3.

Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau
permintaan yang meningkat.

Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :


1.

Persediaan Bahan Mentah (Raw Material), yaitu persediaan barang-barang


berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu
persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari
sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya

2.

Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components), yaitu


persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh
dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu
produk.

3.

Persediaan Bahan Pembantu Atau Penolong (Supplies), yaitu persediaan barangbarang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen barang jadi.

4.

Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process), yaitu persediaan barangbarang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi.

5.

Persediaan Barang Jadi (Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang yang


telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim
kepada pelanggan.

Manfaat dari manajemen persediaan.


A.

Memanfaatkan Diskon Kuantitas


Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang

besar.Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang disimpan sebagai


persediaan.
B.

Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock).


Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan

tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk


memperoleh keuntungan.Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus
mempunyai persediaan barang jadi.
C.

Manfaat Pemasaran.
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka

pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan yang


kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat.Di samping itu jika perusahaan
selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan maka kepuasan
pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.
D.

Peningkatan Tingkat Pelayanan


Pelanggan tidak hanya meminta kecepatan pengantaran tetapi juga ketepatan,

kepercayaan, dan macam-macam pengapalan. Pengintegrasian dengan penjualan


meningkatkan pengetahuan pelanggan akan preferensi pengepakan dan pengiriman,
dan memungkinkan otomatisasi untuk memenuhi instruksi; indetifikasi dari daerah
distribusi untuk dibagi antara beberapa pelanggan atau grup dan mudah untuk
menyortir dari staging area dan pergerakan stok. Hal ini menjamin bahwa produk yang
benar berada ditempat yang benar pada waktu yang tepat. Tingkat pelayanan tertinggi
dapat menyediakan pelanggan sehubungan dengan respons yang cepat terhadap
permintaan atau perubahan persyaratan dimana hal ini akan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
E.

Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik

Fleksibilitas dari distribusi dan penyimpanan barang-barang secara menyeluruh


memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengontrol persediaan sesuai
dengan bisnis mereka. Akses yang instan terhadap data-data yang kritis meliputi
ketersediaan peresediaan, jumlah yang ada, jumlah yang harus diorder lagi dan biaya
yang dapat diketahui pada saat itu juga terhadap persediaan untuk direspons secara
cepat dalam rangka pengambilan keputusan, sistem dengan kemampuan mengelolah
beberapa lokasi yang berbeda-beda memungkinkan manajemen dari gudang-gudang
yang berbeda-beda dan penelusuran persediaan melalui lot, secara seri atau
menggunakan level.
TUJUAN PERSEDIAAN
1.

Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)

2.

Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian

3.

Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

4.

Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan

5.

Menyesuaikan dengan jadwal produksi

6.

Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga

7.

Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman

8.

Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.

9.

Mendapatkan keuntungan dari quantity discount

10. Komitmen terhadap pelanggan.


Menurut saya pada jurnal ini sebelum menerapkan perhitungan EOQ, ROP dan Safety
Stock dalam pengendalian persediaan, juga harus mengerti tentang konsep just in time.
Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk
aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu
dibutuhkan oleh proses produksi , sehingga akan sangat menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Just In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan
waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi.
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:
- Over produksi
- Waktu menunggu

- Transportasi
- Pemrosesan
- Tingkat persediaan barang
- Gerak
- Cacat Produksi
B. Konsep Dasar Just In Time
Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time
(JIT):
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada
saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupaka suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut:

Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).

Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan


permintaan.

Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.

Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang
fleksibel.

Aktivitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan
moril tenaga kerja.

Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke


seluruh bagian perusahaan.

C. Elemen-elemen Just In Time

Pengurangan waktu set up

Aliran produksi lancar (layout)

Produksi tanpa kerusakan mesin

Produksi tanpa cacat

Peranan operator

Hubungan yang harmonis dengan pemasok

Penjadwalan produksi stabil dan terkendali

Sistem kanban

Keuntungan JIT antara lain


1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan pemotongan waktu dan biaya
ini akan membuat perusahaan lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus
untuk perbaikan pada bidang lainnya.
2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan
fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis
akan fokus pada turn over.

Anda mungkin juga menyukai