Anda di halaman 1dari 3

Sementara, Bylund & Makoul (2002) mengembangkan 6 t

ingkat empati yang dikodekan dalam suatu sistem (The Empathy Communication Coding
System (ECCS) Levels).
Berikut adalah contoh aplikasi empati tersebut:
Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien
Mengacuhkan pendapat pasien
Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien seperti
Kalau stress ya, mengapa datang ke sini? Atau Ya, lebih baik operasi saja sekarang.
Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
A ha, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, Membalikkan badan, menyiapkan alat, dan
lain-lain
Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit
Pasien, Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja
Dokter, Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?
Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien
Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau menceritakan lebih jauh apa
yang membuat Anda stress ?
Level 4: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien
Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda untuk menyempatkan
berolah raga
Level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience) dengan
pasien.
Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa pasien pernah
mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat,
khawatir
Empati pada level 3 sampai 5 merupakan pengenalan dokter terhadap sudut pandang pasien
tentang penyakitnya, secara eksplisit.
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu%20Kedokteran%20Terintegrasi%20%20PBL/Materi%20Semester%201%20-%202007/MANUAL%20KOMUNIKASI.pdf

TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL


Tujuan komunikasi interpersonal sebagaimana dikemukakan DeVito
(1992: 13-14)
nampaknya bisa gayut dengan kehidupan para
pengawas/penilik, yaitu:
1. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa dan
orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal umumnya melalui
massmedia, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi
melalui komunikasi interpersonal. Nilai - nilai, sistem kepercayaan, dan sikap sikap
nampaknya lebih banyak dipengaruhi oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi
media bahkan sekolah. Oleh karena itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi

peluang kepada kita untuk belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu
menarik perhatian atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan
perasaan kita, pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi
interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita
membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini menghasilkan selfconcept yang makin berkembang dan mendorong perluasan pengetahuan dan
keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui
komunikasi interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta dan kasih sayang.
Di samping cara demikian mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi
interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang pada akhirnya
mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita diajari tidak boleh iri,
dengki, dendam, saling fitnah dan saling bunuh; kita semua akan mati dan dikuburkan
orang lain.
3. Untuk mempengaruhi sikap - sikap dan perilaku orang lain. Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita sering mengajak dan membujuk seseorang untuk menetapkan cara cara tertentu yang lebih menguntungkan, untuk mendengarkan musik atau isi suatu
rekaman, untuk mengambil kursus tertentu, untuk menggunakan obat atau ramuan
tertentu, untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan dan sebagainya. Upaya
mempengaruhi pihak lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan
yang memang tugasnya melakukan pembinaan.
4. Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak, pembicaraan, dan
musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan lelucon menceriterakan kisahkisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi penting manakala orang-orang sudah
demikian serius dan beranjak stres dalam melaksanakan pekerjaan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/195908141985031JOHAR_PERMANA/Tek_Kom_Inter_Pers_Modul.pdf

1. Pengertian Empati
Stein (2002) mengatakan bahwa empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Empati adalah
menyelaraskan diri peka terhadap apa, bagaimana dan latar belakang perasaan dan
pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya. Bersikap
empati artinya mampu membaca orang lain dari sudut pandang emosi.
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2131.pdf

SAJI, Langkah-langkah Komunikasi Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk
melakukan komunikasi, yaitu SAJI(Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,
Depkes RI, 1999).
S = Salam
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.
Salam :
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara
dengannya.
Ajak Bicara : Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar
pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter
menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter
dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan : Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri.
Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara
jelas dan detil.
Ingatkan : Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai
materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir
percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi
yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar,
maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak
serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
file:///C:/Users/KEDOKT~1/AppData/Local/Temp/KOMUNIKASI%20DOKTERPASIEN.pdf
kars.or.id

Anda mungkin juga menyukai